Loading...
Logo TinLit
Read Story - Drapetomania
MENU
About Us  

Api menyengat matanya.

“Oh Theo yang malang,” Caesar menghirup rokoknya dalam-dalam, lalu puntungnya ia matikan, di lutut kanan gladiator kesayangannya. Theo menahan dirinya untuk tidak berteriak keras.

“Kenapa kau menahan rasa sakit, hah? Teriak saja. Berteriaklah sesukamu.” Pria-pria di belakang orang tua ini mulai menertawakannya, Gideon tidak menegur pula.

Sepertinya ungkapan kacau belum cukup. Aliran merah di sekujur tubuhnya tidak membuat Gideon hatinya luluh. Itu malah membuatnya semakin ingin meruntuhnkan Theo. Hatinya sudah terkubur lama hingga ia tidak merasakan empati.

Di ujung ruangan sana, Darius hanya bisa merapikan peralatan bedahnya.

“Darius–” ucapan Theo dipotong karena pukulan, kemudian tendangan  bertubi-tubi diterimanya. Theo merasa mual tak terhingga. Ia tidak mengerti apa lagi salahnya? Ia juga memenangkan pertandingan, mendatangkan harta hasil Caesar menang judinya, tambah lagi Darius meluluh lantakkan lawannya juga. Kenapa hanya ia yang disiksa?

“Kau lemah dibanding Darius. Kau petinju yang lemah.”

Untuk mengeluarkan amarahnya pun setengah-setengah. Matanya memerah, ditambah lebam di lipatan matanya tidak membuat ia terlihat garang seperti biasa. Caesar mendecih remeh melihat dirinya terlihat seperti sampah.

Theo mengalihkan pandangannya ke Darius. Pria itu hanya melipat tangannya tanpa ekspresi apa-apa. Benar-benar dingin. Kedua kalinya ia merasakan, perasaan yang sama semenjak skandalnya.

Apa yang di dalam pikirannya? Dengan muka seperti itu ia tidak bisa menebak rencana apa yang akan dijalaninya. Atau bahkan ia tidak punya rencana sekalipun, menganggap janji waktu itu hanya ucapan belaka, dan membairkannya hidup seperti ini selamanya? Alias tidak peduli?

Ia tidak bisa membiarkan ini.

“Aku kuat.”

Gideon menyuruh semuanya berhenti mengebuk dia. Gigi taringnya kelihatan jelas saking lebar senyuman liciknya. Telunjuknya menyuruh yang lain menyingkir, ia masih menunggu Theo.

“Aku tantang kau, Darius. Kubuktikan aku yang terkuat disini.”

Darius tersenyum miring.

.......

“Kau benar-benar agresif soal menang ya.”

Shut the hell up, go away.

 “Aku merasa terjebak olehmu Darius. Tapi aku tidak tahu kenapa.”

“Karena kau idiot,” ucap Darius dan menepak jidatnya jahil.

Yang mana sisi asli sebenarnya? Pria yang dinginnya merawat orang-orang atau pria buas yang haus menghantam segala yang menantangnya? Manusia macam apa dia? Psiko alami atau asli mengidap kepribadian ganda?

“Ditutup mulutnya,” Darius membuka baju kaosnya yang berlumuran darah, menampilkan tubuh sesungguhnya seorang dokter, serta nampak jelas luka-luka samar di sekujur tubuhnya. Ia mengambil handuk basah nan lusuh lalu mengelap mukanya, “Wah, seriusan, kau segitu termenung apa terpana melihatku tadi?”

Theo menutup mulutnya dengan tangan, “can’t tell, don’t know.” Theo rasanya ingin mengebuk pria di depannya ini. Bilangnya ia tidak suka berkelahi bla bla bla, dan lihat lah tadi. Tersenyum puas sehabis mengalahkan lawannya.

Darius terkekeh kecil sambil menggulung kain putih di tangannya, kemeja doker lusuhnya diganti kaos krem berlengan panjang dengan celana bernada sama. Sedangkan Theo masih memakai baju sebelumnya, warna hitam serta celana warna yang sama seperti Darius.

Suara sorakan manusia membuat Darius lebih mendekat karena Theo yang  berbicara pelan. “You say what?” 

Ini kesempatan dia.

Theo menepak kepala Darius yang lebih tinggi darinya, sedikit, dengan kepuasan hati.

“Apaan sih?!”

“Aku kesal. Bye.” Theo jalan ke depan melambaikan tangan tanpa melihatnya, meninggalkan Darius yang bengong dan berubah memasang wajah kesal kesumat. Kemudian dia mengejar Theo.

Dan menendang bokong orang itu ke depan, sangat tidak santai.

“Ha! Akankah Darius melawan Theo?” Seluruh lautan manusia bersorak setuju. Mendorong Theo untuk lawan Darius, yang dimana sang dokter lagi memasang senyum misterius.

Ah Theo mengerti.

“Drama lagi?” tanya Theo bersuara kecil, namun karena gerakan mulut Darius mengatakan iya. Theo mendesah pelan, dikiranya saat di siaran tv saja ia harus memasang wajah palsu, namun karena ide Darius, mau tidak mau ia ikut.

Ini terkesan melelahkan, which it is.

Gideon terlihat jelas sekali menunggu saat-saat momen ini.

Memberi mereka berdua waktu melukai satu sama lain.

Sang dokter terengah-engah. Percayalah, diantara lawan yang pernah ia tandingi, hanya pemilik nama belakang Masimov ini saja yang membuat dia kewalahan seperti ini. Barulah ia mengakui kemampuan Theo hebat bukan main.

“Heh, dokter,” Darius merespon dengan muka risih.

“Segini saja kekuatanmu?” Untung saja baik wibawa, sifat, dan pemikiran Darius lebih dewasa, jadi ia tidak terpancing begitu saja, dan ia hanya menyengir licik.

“Kau akan mati begitu aku mengerahkan seluruh kekuatanku.” Theo sekuat mungkin tidak menahan napasnya, hanya ia saja yang tahu napasnya tidak beraturan. Darius menerkam Theo duluan, memegang kedua pundak sang petinju kencang sekali. “Lagipula, kau memang harus menang di pertandingan ini.”

Theo mengambil sabit di sorong kanan, ia menyerang Darius tanpa keraguan. Mata Darius melebar namun untung bisa dihindari serangan itu, tanpa menunggu waktu Theo mengayunkan sabit itu ke Darius, membuat pipi tirusnya terluka, walaupun hanya goresan tipis.

Satu goresan, dibalas dua goresan. Satu lebam, hasilnya belasan lebam.

Tidak ada yang mau mengalah. Tidak ada yang mau berpura-pura kalah. Mereka terihat pure ingin mendapat kemenangan. Sangat menakjubkan betapa lihainya dua orang itu berperan.

“Cepat cari kelemahanku. Aku sudah mulai lelah.”

Theo melempar pisau ke arahnya. Untung saja hanya terkena bagian pelipis saja, iuka gores kecil. Kini Theo yang menerkam Darius. “Kalau begitu kau menyerah saja.”

“Kau bercanda? Orang-orang tidak akan menganggap pertandingan yan serius kalau begitu. Kau ingin memakai gelar terkuat itu kan disini? Cepat kalahkan aku.”

“Kau adalah orang pertama yang meminta kepadaku seperti itu.” Theo menanamkan sabit itu di pundak kanan Darius, ia mengerang kecil saja. Tapi genggamannya di lengan Theo tidak kendor juga. Namun tidak membuat urung niat Theo menghantamnya sekali lagi.

“Mau tahu? Kau itu orang yang sangat mudah di tipu. Dan kau mau-mau saja bertemen dengan psikopat manipulatif seperti diriku. Seharusnya kau mengucap syukur, karena aku bukan Douglas ataupun Gideon.”

“Apa kau bilang?”

“Lihat itu, mudahnya terpancing amarah.”

Senjata panjang yang memiliki rantai panjang itu diarahkan ke Theo, menyebabkan pria tersebut terkena luka tebas di rusuknya. Theo bertahan dengan lutut bertumpu, bercak-bercak darah menetes membanjiri arena.

“Jangan sampai lengah begini di arena selanjutnya. Harus jadi rahasia kita berdua saja, bagaimana?” Suara datar nan mencekamnya Darius tidak lagi membuat Theo takut, karena emosi negatif sudah mengelubungi pikirannya.

“Jika kau menang, rencanaku akan berjalan mulus. Kau adalah objek utama dalam rencanaku.”

Theo tidak senang mendengar ada kata objek dari bibir Darius. Terkesan ia diperalat lagi. Tanpa berpikir Theo meninju wajah Darius. “Aku tahu kau punya ide jenius untuk kabur dari neraka ini, tapi aku bukan objek, bukan hak milik siapapun.”

Sabit tadi dicabutnya dengan paksa. Selagi Darius lengah karena cabutan tadi, dengan secepat kilat Theo mengunci tubuh Darius dan melakukan smack down handalannya.

Mata hijau Theo menatap kebawah, langsung ke mata Darius dengan dingin. Sang dokter malah yang tertawa puas.

“Puas?”

“Kau punya harga diri yang tinggi, Theo.”

Theo membuang sabit itu sembarang arah dan mendecih kesal, “kau membuat cukup kekacauan akan tubuhku. Cepatlah bangun dan bereskan lukaku.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Distaste
5362      1291     5     
Romance
Menjadi bagian dari BEST di SMA Angkasa nyatanya tak seindah bayangan Stella. Apalagi semenjak hadirnya ketua baru, Ghazi. Cowok yang membuat Stella dikucilkan semua temannya dan selalu serba salah. Cowok humoris yang berubah menjadi badboy hanya kepada Stella. Keduanya menyimpan kebencian masing-masing di hati mereka. Dendam yang diam-diam menjelma menjadi sebuah rasa tatkala ego menutupi ked...
P.E.R.M.A.T.A
1919      952     2     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
Memorieji
7809      1653     3     
Romance
Bagi siapapun yang membaca ini. Ketahuilah bahwa ada rasa yang selama ini tak terungkap, banyak rindu yang tak berhasil pulang, beribu kalimat kebohongan terlontar hanya untuk menutupi kebenaran, hanya karena dia yang jadi tujuan utama sudah menutup mata, berlari kencang tanpa pernah menoleh ke belakang. Terkadang cinta memang tak berpihak dan untuk mengakhirinya, tulisan ini yang akan menjadi pe...
Sekilas Masa Untuk Rasa
3980      1293     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
Gagal Menikah
4956      1664     4     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
BATAM HAIL BASKETBALL
12162      2806     52     
Action
Sekuel dari novel ANTOLOGIA (terbitan Intishar ©November 2018) dan ANKLE BREAKER: ORIGIN. ---------------- Aku tidak mengira, kemegahan Batam yang selama ini terbangun, adalah hasil kerja dua tangan yang seharusnya saling melawan, namun saling berjabat tangan demi suatu tujuan. Ada konspirasi antara pemerintah kota dengan Demiro The Forbidden Most Wanted yang mengendalikan sentralisasi berja...
High Quality Jomblo
45530      6356     53     
Romance
"Karena jomblo adalah cara gue untuk mencintai Lo." --- Masih tentang Ayunda yang mengagumi Laut. Gadis SMK yang diam-diam jatuh cinta pada guru killernya sendiri. Diam, namun dituliskan dalam ceritanya? Apakah itu masih bisa disebut cinta dalam diam? Nyatanya Ayunda terang-terangan menyatakan pada dunia. Bahwa dia menyukai Laut. "Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungki...
Who You?
877      555     2     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
Dieb der Demokratie
16906      1974     16     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Arini
1084      629     2     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest