Loading...
Logo TinLit
Read Story - Drapetomania
MENU
About Us  

Darius selalu mencoba kabur yang tak terhitung jumlahnya.

Namun suatu kali, akhirnya Darius bisa juga.

Rambutnya yang memanjang, hampir menutupi matanya, muka pucatnya yang sudah lama tak tercukur, dengan senyum bersyukur, di tengah kerumunan manusia yang berhati kelabu.

Darius masih mengingat lika-liku jalanan, gang-gang kecil, penduduk yang bertempat tinggal di sini. `Oh, hell. Ia menghilang hampir empat tahun lamanya.

His little darling. masih ingat dia sebagai ayahnya. Tidak ada yang lebih berharga dari itu. Lalu keluarganya tetap membuka pintu rumah untuknya, karena mereka optimis suatu saat ia akan kembali, dan memang benar.

Ia tidak menjelaskan spesifik tentang itu, tidak semuanya. Dari menangis hingga mulai tersenyum, hati ke hati, ia bersyukur memiliki keluarga ini. Ketika Darius mengharapkan akhir yang bahagia, mungkin inilah saatnya.

                                                                                                           .......

“Kita mau pergi kemana, ayah?”

“Kita,” Darius mengangkat putri kecilnya, “akan pergi berlibur! Kau senang, putriku?” Tentu saja sang anak bahagia betul. Mereka bahkan memakai baju yang warnanya senada, Darius dan anaknya, Elena, merasa kesatuan keluarga saat itu.

Disana ada satu kolam renang besar, di atas kapal pesiar. Di tengah lelautan. Aneh dan boros, memang. Tapi yang penting anak kecil seperti Elena bisa bahagia.

Di malam harinya, kembang api menerangi langit malam. Darius, dan Elena di gendongan ayahnya, mata mereka terpancar oleh kembang api tersebut. Semua orang di kapal juga memiliki rasa yang sama. Untuk mereka berdua, ini adalah liburan terkeren, termegah, dan terindah yang pernah ada.

Hingga waktu pukul dua pagi.

Kapal persiar menepi di pelabuhan. Kapal itu tiba-tiba dengan anehnya meledak.

Kobaran api mengambil alih. Ia menang. Manusia terlihat seperti pengecut. Tangisan menjadi alunan matahari terbit. Teriakan memenuhi redup pagi mereka. Elena mengalami luka parah di tangannya. Darius berat untuk menerima, bahwa tangan putri kecilnya, yang hobi menggapai tangan Darius, harus diamputasi.

Everybody is devastated.

Diselimuti kain tipis, Darius menerima pesan, pesan yang isinya mengerikan.

“Kau harus kembali. Datang ke tempatku nanti malam, jika kau ingin putri kecilmu tetap hidup.”

Begitu saja. Gideon yang melakukan ini semua. Impiannya memiliki klinik sepertinya sulit diwujudkan.

Darius frustasi dan sesuai yang di bilang, Ia pergi. Elena, seluruh keluarganya hanya, yah, menyerah. Karena Darius tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi. Begitu kejamnya Gideon, ia bahkan mengabaikan Darius yang berkaca-kaca. ia merasa lemah tak berdaya di hadapan Gideon.

“Please just leave me alone. . .”

“Kau tidak butuh apapun selain Caesarmu, Darius,” Gideon gembira Darius kembali pulang.

Tapi tidak dengan kehangatan, kebaikan hatinya. Ia tinggalkan bersama Elena, karena memang hatinya berhak untuk Elena saja. Darius bukan dokter yang baik hati lagi seperti orang kenal.

Ketika seseorang terluka, ia biarkan, ia akhiri. Mereka tidak pernah kembali.

Satu gladiator yang kalah, ia memperlakukannya sebagai produk gagal. Itulah jati diri Darius yang disukai Gideon.

Sejujurnya, tidak ada juga yang suka Darius di sana, Hanya karena kemampuannya, kejeniusannya, dan kegilaannya, apa yang Caesar Gideon butuhkan. Ada tiga poin penting, yang pertama Gideon, kedua Douglas karena ia kaki tangan setianya, dan Darius sebagai black knight mereka.

Lama dari itu, Theo muncul.

Mereka bertemu di Roma, Theo datang dengan tidak sadarkan diri. Tanpa ada yang tahu, hampir seluruh dunia bawah Bologna di pegnag Gideon, saking tinggi kekuasaannya.

Theo berulang kali terluka. Ia terus memberontak. Tidak ada yang mendengar, tidak ada yang berniat menolong. Mereka seperti bilang urusi urusanmu sendiri, karena mereka mengalami hal yang sama.

Theo tidak bisa berjalan melewati tubuh tak berjiwa tanpa menutup mata. Douglas suka menjahili dia, “Buka matamu, pengecut!”

Dibanding Darius, tentu Theo masih junior. “Sudah jadi pemandangan sehari-hari,” ucap Darius.

“Dan kau bisa dengan tenangnya melihat ini? Kok bisa?”

“Buat dirimu tidak peduli?”

Darius memutar badannya, menatap Theo yang duduk di kasur dan tangannya dirantai. “Aku pelaku dari setengah jumlah itu, oke?” Theo menahan napas.

Theo meringis kesakitan, saat jarum menusuk kulitnya, “Why..?

Darius memindainya, terlalu murni untuk hidup di bawah kekuasaan Gideon. “Because that’s how it’s work.

“Kau siapanya Gideon?” Anak ini terlalu banyak bicara.

“Aku bertanya padamu, dok.”

“Kenapa emangnya?”

“Aku melihatmu keluar tanpa kawal.”

“Kenapa kau berpikir aku bisa pergi keluar?” Lorong-lorong ini seperti labirin. Tidak banyak yang tahu jalan keluar.

“Karena kau jalan ke gerbang keluar, obviously?” Oh, dia pintar? hafal arah jalan hanya dua minggu di sini. Atau hanyalah kebetulan?

“Bagaimana kau tahu itu gerbang keluar?”

Theo menatapnya tak biasa. “Well, cause that’s where y’all throw crapshit,” Theo mengendikkan bahu, “when you said crapshit, yeah you know.”

Darius selesai menutup lukanya, “aku heran, kenapa orang Rusia bisa terperangkap di sini. Terutama jenis pria macam kau.”

“Kau mengejekku?”

“Aku mengira kau mata-mata Rusia.” Giliran Darius yang mengendikkan bahunya, “Karena secara visual kau memenuhi syarat.”

“Setelah menjatuhkan, bikin aku terbang, hei kau ada rasa suka padaku?” Tidak segan-segan Darius memukul luka jahitan Theo dengan sekali tepok, ya pastinya ia teriak.

“Karena kau punya badan atletis, idiot.”

“Aku petinju.”

“Kau bercanda.”

Theo memutar manik matanya, “Kenapa, tidak ada yang percaya aku ini sang sialan petinju legendaris, sih?”

“Kau harus memperbaiki sikapmu, ha. Lihat itu,” Darius menunjuk raut muka Theo yang sedang mengerucutkan bibirnya. “Kau bertingkah seperti anak kecil.”

“Seseorang mengatakan jadilah dirimu sendiri.”

“Dosenku dulu pernah bilang terkadang jadi diri sendiri bikin malu.”

Tiba-tiba ada suara derap kaki yang semakin mendekat, Darius menoleh dan berkata, “Aku ada perjanjian, kau mau tahu?”

Theo awalnya tidak yakin, tapi akhirnya mengangguk. Darius seketika tersenyum miring. Dari balik kacamatanya, Theo merinding melihat ekspresi dia seperti itu. “Kalau kau ingin bebas hidup-hidup, jadilah musuhku.”

                                                                                                       .......

Perkumpulan orang kumuh itu sedang ramai berbicara. Ternyata mereka berada di arena buatan Gideon. Theo pun juga berada dalam kerumunan itu, tapi ia terlihat gelisah. Menoleh ke kanan dan ke kiri.

“Kemana lagi tu si tua.” Umur mereka tidak beda jauh tapi sekali lagi, Darius serasa ayah diktaktor dibanding teman sebaya.

“Mencari temanmu bung?” Sahut pria tua hanya memakai jubah lusuh, tanpa kaus di dalamnya. Lagipula di bawah sini nggak dingin juga. Theo mendecak remeh, “Sebentar lagi giliranku, aku ingin menantangnya.”

Malah pria tua itu yang tertawa meremehkan, “Kau keduluan, Theo.” Ia menunjuk dengan dagunya ke arah arena.

“Dia sudah ada di bawah, melawan target baru.”

Theo melihat Darius bingung. Karena terakhir ia ingat, orang itu pernah bilang hal yang paling malas ia lakukan di sini ya ikut tanding. Dan si tua ini menatap dingin lawannya sambil pemanasan. “Apa yang sedang ia pikirkan?”

Arena pertandingan ini tidak memiliki aturan berarti. Tentu itu kemauan Gideon. Beberapa senjata kecil bertebaran di pinggir arena, tapi hanya boleh menggunakan dua jenis senjata, tidak boleh lebih. Juga dilarang menyerang langsung ke bagian dada. Sederhana saja

Tapi tetap saja, banyak korban berjatuhan setiap harinya.

“Pertandingan di mulai!”

Lawan Darius meremehkannya. Ia tidak melakukan dengan serius. “Hey, pria manis. Ya, kau, wajah terlalu lembut untuk berada di sini.”

Ia sedang menunggu waktu yang tepat jadinya ia tetap diam. Namun diamnya dianggap lemah bagi sang lawan. “Ayolah serang aku, kalau perlu pakai saja semua senjata disini.”

Je n'ai pas besoin de ça[i].” Darius berlari lurus tanpa mengurangi kecepatannya, lawan sedikit kaget namun ia masih bisa beralih. “Ha! Kau bisa berlari juga. Tapi aku lebih cepat darimu.”

“Mereka bilang apa? Doctor from Asylum, huh?”

Theo menepuk jidatnya, “Orang ini tinggal cari nisan aja udah.”

Rahang Darius mengeras. Tatapan Darius semakin dingin dan menggelap. Sayang sekali lawan tidak menyadari itu. Inilah waktunya.

“Ya, kau ingin tahu apa maksudnya julukan itu?” Sang lawan dengan bodohnya tersenyum miring, pertanda tidak sabar menanti.

Ketika dia melakukannya, auranya berubah, semakin gelap hingga menekan udara, menelan wujudnya, dan terganti oleh iblis. Apa yang terjadi begitu cepat. Darius berlari dan menebas kaki sang lawan dengan mulus.

Pria itu tidak kuat menopang lututnya, meremas tumpukan pasir saja lemah. Ia tidak percaya ini. Hanya pisau kecil di tangan halusnya, tapi ia sudah bertekuk lutut. Dia berjuang untuk duduk, bingung dan panik bercampur jadi satu. Ia tidak ingin mati karena pria gemulai ini.

“Masih berpikiran aku lemah?” Mendengar suaranya saja ia gemetaran. Apa yang ia makan sebelum bertanding? Mengapa ia sebegini menyeramkan?

You didn’t see me coming, right? Aku ingin menjelaskan apa yang kulakukan pada kakimu, tapi kau bodoh, mana ngerti soal pisau bedah iya ‘kan?” Pria itu menggeram, tangannya meraih leher Darius yang sedang berjongkok di hadapannya, namun Darius hanya tertawa mengejek.

“Tidak berguna.” Darius tidak butuh kekuatan besar untuk memotong pergelangan tangannya. Lawannya pun terkejut setengah mati. Sekujur ototnya tegang dan berteriak merasakan sakit luar biasa. Teriakan memilukan pun terjadi

Noda darah di wajahnya Darius biarkan. Sekali lagi ia mengangkat pisau kecilnya, namun sebelum itu gong berbunyi.

Pertandingan selesai. Darius menang.

Theo menganga lebar. “Dia benar-benar gila.”

 

[i] Aku tidak butuh itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kama Labda
554      349     2     
Romance
Kirana tak pernah menyangka bahwa ia bisa berada di jaman dimana Majapahit masih menguasai Nusantara. Semua berawal saat gadis gothic di bsekolahnya yang mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Dan entah bagaimana, semua ramalan yang dikatakannya menjadi kenyataan! Kirana dipertemukan dengan seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah raja. Akankah Kirana kemba...
Masa Lalu di Balik Bola Kristal
737      471     0     
Short Story
Sekarang aku mengerti. Tidak ada lagi alasanku untuk menolak memenuhi permintaan Livi. Aku mengerti. Andai aku terbidik panah beracun itu, pasti saat ini akulah yang sedang berada dalam kondisi sekarat.
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
BATAM HAIL BASKETBALL
12163      2806     52     
Action
Sekuel dari novel ANTOLOGIA (terbitan Intishar ©November 2018) dan ANKLE BREAKER: ORIGIN. ---------------- Aku tidak mengira, kemegahan Batam yang selama ini terbangun, adalah hasil kerja dua tangan yang seharusnya saling melawan, namun saling berjabat tangan demi suatu tujuan. Ada konspirasi antara pemerintah kota dengan Demiro The Forbidden Most Wanted yang mengendalikan sentralisasi berja...
Forbidden Love
10060      2150     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
TeKaWe
1161      643     2     
Humor
bagaimana sih kehidupan seorang yang bekerja di Luar Negeri sebagai asisten rumah tangga? apa benar gaji di Luar Negeri itu besar?
Junet in Book
3343      1291     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Salju di Kampung Bulan
2135      983     2     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***
Secret’s
4298      1374     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
No Escape
442      308     4     
Short Story
They're trapped. They're scared. In the middle of nowhere, Cassie slowly learn how to survive, without water, without nothing. No, she's not the only one. A group of 20 people woke up in a remote island. They must work together to find not only an escape, but their lost memories as well. That, or they perish on a desolate island.