Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
MENU
About Us  

Kita tumbuh dengan cerita tentang tokoh utama. Pahlawan super yang nyelametin dunia. Perempuan tangguh yang menembus badai. Tokoh utama yang selalu menang di akhir cerita, dapet cinta, dapet kerjaan, dapet rumah subsidi. Tapi... bagaimana kalau kita cuma figuran?
Atau lebih menyedihkannya lagi: cuma cameo. Muncul bentar, ngucap satu kalimat, terus ngilang dari layar kehidupan orang lain. Aku pernah ngerasa kayak gitu.
Datang ke tongkrongan, duduk, ikut ketawa… tapi nggak ada yang nyadar aku diem dari tadi.
Aku pernah ada di keluarga besar, ikut acara makan bareng… tapi yang ditanya kabarnya selalu kakakku. Aku cuma lewat. Kayak asap dapur. Ada, tapi nggak dianggap penting.

Dan lebih pahit lagi, aku pernah ada di hidup seseorang. Temenan, deket, tuker cerita, saling dukung. Tapi pas dia sukses, dia kayak lupa aku pernah bantuin dia ngelewatin malam-malam berat. Aku bukan pemeran utama di hidup dia. Cuma pendukung. Mungkin malah cuma background noise.

Tapi... suatu malam, pas lagi scroll Twitter sambil ngemil keripik, aku nemu satu tweet yang nyentil banget:

"Nggak semua orang ditakdirkan jadi tokoh utama di panggung besar. Tapi semua orang penting di cerita mereka sendiri."

Dan entah kenapa, aku diem. Lama. Keripik di tangan jadi melempem karena aku mikir keras. Mungkin aku memang bukan pemeran utama di hidup orang lain. Tapi aku tetap tokoh yang penting di cerita hidupku sendiri.
Dan itu... valid.

Lucunya, kita sering bandingin hidup kita sama film. Padahal di film aja, ada tokoh-tokoh kecil yang bikin cerita jadi utuh. Inget ibu penjaga warteg di film yang selalu nyediain makanan pas tokoh utama lagi kelaparan?
Atau tukang ojek yang cuma muncul 3 menit tapi nganterin karakter ke titik perubahan besar?

Mereka nggak glamor. Nggak punya background music megah.
Tapi mereka bagian dari perjalanan.
Dan kita... ya bisa jadi mereka.
Tokoh kecil, tapi berdampak besar.

Aku pernah bantuin temen kos bikin tugas tengah malam. Waktu itu dia panik, nggak bisa ngetik cepat, dan hampir nyerah. Aku nemenin dia, nyeduh kopi, dan bacain diktat sambil sok-sokan jadi dosen killer. Tugasnya jadi.
Dia lulus.
Dan sekarang dia kerja di luar negeri.

Aku? Masih di kosan yang sama, sekarang ngelihatin langit-langit kamar sambil mikir, "Eh, dia masih inget nggak ya aku?"

Mungkin nggak.
Tapi aku inget momen itu.
Dan mungkin, di hatinya, aku bukan tokoh utama. Tapi aku pernah jadi salah satu alasan dia bisa jalan terus.

Kita sering ngeremehin kehadiran kita.
Padahal, kadang satu kalimat dari kita bisa jadi titik balik buat orang lain.
Kadang satu pelukan, satu pesan “semangat ya”, satu gelak tawa di momen yang sepi—itu semua punya makna.

Aku pernah kirim chat ke temen yang udah lama banget nggak ngobrol.
Nggak ada alasan spesifik, cuma tiba-tiba kangen dan pengen bilang, “Apa kabar?”

Balasannya datang beberapa jam kemudian.

“Gue nangis baca pesan lo. Lagi di titik paling rendah, dan rasanya kayak semesta ngingetin gue lewat lo.”

Aku cuma duduk di kasur, megang HP, dan bengong.
Nggak nyangka hal kecil bisa begitu berarti.
Padahal, waktu nulis pesan itu, aku juga lagi nggak baik-baik aja.
Ternyata, dua orang yang sama-sama nyaris tenggelam bisa saling jadi pelampung.

Dari sana aku belajar, penting buat tetap jadi diri sendiri.
Meski bukan tokoh utama versi orang lain, kita bisa tetap jadi cahaya kecil.
Bukan sorotan lampu panggung, tapi lampu kamar yang nyala waktu semuanya gelap.

Dan jujur, nggak semua orang nyaman jadi pusat perhatian.
Ada yang lebih senang di balik layar.
Ada yang lebih senang jadi pendengar.
Ada yang lebih senang ngetik caption lucu di IG orang lain daripada posting sendiri.
Dan itu oke.

Hidup ini bukan kompetisi siapa yang paling dilihat.
Tapi siapa yang paling bisa jadi berguna, walau cuma sesekali.
Kayak bumbu dapur: kecil, sederhana, tapi kalau nggak ada, makanan hambar.

Aku mungkin bukan yang paling keren.
Bukan yang paling pinter.
Bukan yang punya banyak pencapaian buat dipamerin di story.
Tapi aku pernah ngerangkul temen yang nangis.
Pernah ngelucu pas suasana tegang.
Pernah ngasih nasi goreng terakhirku buat temen yang belum makan.

Dan itu cukup.

Terkadang kita harus berhenti berharap semua orang lihat kita.
Karena yang lebih penting adalah:
Apakah kita bisa lihat diri kita sendiri?

Lihat bahwa kita bertumbuh.
Bahwa kita pernah lelah, tapi masih jalan.
Bahwa kita pernah patah, tapi masih bisa ketawa.
Bahwa meski sering ngerasa kecil, kita tetap utuh.

Dan yang lebih penting lagi:
Kita bukan cuma penonton dari cerita orang lain.

Kita penulis dari kisah kita sendiri.

Setiap keputusan, setiap langkah, setiap tangisan dan tawa—itu milik kita.
Bahkan kalau nggak ada yang tepuk tangan buat kita, kita tetap pantas bangga.
Karena kita masih ada.
Masih berjuang.
Masih jadi versi terbaik dari diri sendiri—meskipun kadang masih suka salah jalan, dan belok ke arah mantan. (Ups.)

Kalau kamu pernah ngerasa kayak figuran di hidup orang lain...
Ingat ini:
Figuran juga penting.
Tanpa figuran, dunia cerita itu kosong.

Dan di dunia nyata?
Figuran hari ini bisa jadi pemeran utama besok.
Hidup itu berubah. Cerita terus berkembang.
Yang penting, kamu tetap ada.

Tetap hadir.
Tetap berjalan.
Tetap jadi kamu—yang mungkin nggak selalu bersinar, tapi selalu berarti.

Jadi, jangan kecilkan peranmu.
Jangan bandingkan hidupmu dengan highlight orang lain.
Jangan tunggu orang lain validasiin kamu.
Karena cerita ini... milikmu.

Kamu bukan cadangan.
Bukan ekstra.
Bukan hiasan.

Kamu adalah halaman penting di buku yang sedang kamu tulis.

Dan siapapun kamu hari ini—lelah, canggung, bingung, atau bahkan merasa nggak penting—percaya deh: kamu tetap ada di cerita ini.
Dan itu sudah cukup luar biasa.

Refleksi :
Semua orang punya panggungnya sendiri.
Kalau hari ini kamu belum di spotlight, nggak apa-apa.
Mungkin kamu lagi nyiapin peran paling besar nanti.
Dan selama kamu terus hadir di hidupmu sendiri, kamu nggak pernah cuma jadi figuran.

Kamu adalah bintang—versi tenang yang tetap bersinar meski nggak teriak-teriak.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
To the Bone S2
563      381     1     
Romance
Jangan lupa baca S1 nya yah.. Udah aku upload juga .... To the Bone (untuk yang penah menjadi segalanya) > Kita tidak salah, Chris. Kita hanya salah waktu. Salah takdir. Tapi cintamu, bukan sesuatu yang ingin aku lupakan. Aku hanya ingin menyimpannya. Di tempat yang tidak mengganggu langkahku ke depan. Christian menatap mata Nafa, yang dulu selalu membuatnya merasa pulang. > Kau ...
Layar Surya
1746      1011     17     
Romance
Lokasi tersembunyi: panggung auditorium SMA Surya Cendekia di saat musim liburan, atau saat jam bimbel palsu. Pemeran: sejumlah remaja yang berkutat dengan ekspektasi, terutama Soya yang gagal memenuhi janji kepada orang tuanya! Gara-gara ini, Soya dipaksa mengabdikan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, Teater Layar Surya justru menculiknya untuk menjadi peserta terakhir demi kuota ikut lomb...
1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia
26151      3482     3     
Romance
Fina adalah seorang wanita yang masih berstatus Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Ia adalah wanita yang selalu ceria. Beberapa tahun yang lalu ia mempunyai seorang kekasih yang bernama Raihan namun mereka harus berpisah bukan karena adanya orang ketiga namun karena maut yang memisahkan. Sementara itu sorang pria yang bernama Firman juga harus merasakan hal yang sama, ia kehilangan seoarang is...
Monday vs Sunday
216      173     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
Finding My Way
780      473     3     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Tanda Tangan Takdir
216      176     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
Bunga Hortensia
1652      101     0     
Mystery
Nathaniel adalah laki-laki penyendiri. Ia lebih suka aroma buku di perpustakaan ketimbang teman perempuan di sekolahnya. Tapi suatu waktu, ada gadis aneh masuk ke dalam lingkarannya yang tenang itu. Gadis yang sulit dikendalikan, memaksanya ini dan itu, maniak misteri dan teka-teki, yang menurut Nate itu tidak penting. Namun kemudian, ketika mereka sudah bisa menerima satu sama lain dan mulai m...
Sweet Punishment
213      141     10     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
VampArtis United
1236      750     3     
Fantasy
[Fantasi-Komedi-Absurd] Kalian harus baca ini, karena ini berbeda... Saat orang-orang bilang "kerja itu capek", mereka belum pernah jadi vampir yang alergi darah, hidup di kota besar, dan harus mengurus artis manusia yang tiap hari bikin stres karena ngambek soal lighting. Aku Jenni. Vampir. Bukan yang seram, bukan yang seksi, bukan yang bisa berubah jadi kelelawar. Aku alergi darah. B...
Tanpo Arang
54      45     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...