Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Butuh Jera
MENU
About Us  

Di sisi lain, Sita baru keluar dari mobilnya dan telah siap dengan stroller baby. Andien duduk manis di situ, memegang boneka minion kesukaanya dan tampak senang ketika sinar matahari menyirami wajahnya.

"Jangan kesenengan kena panas, nanti Andien jadi gelap loh." Sita tersenyum pada Andien, setelah itu mendorong stroller-nya. "Sekali-sekali main di tempat terbuka ya, Sayang." Sita mengedarkan pandangannya mencari sang atlet. Kalau bukan karena Almira yang memintanya datang, ia pasti akan sangat keberatan. Lagipula tujuannya datang adalah untuk bertemu dengan Nouvie juga. Ia rindu dengan teman lamanya itu. Sejak kejadian dua tahun lalu, ia dan Galih memutuskan untuk menghilangkan keberadaan mereka di lingkaran sosial lama. Ini tampak seperti memulai hal yang baru.

Sita sudah sampai di sebuah spot klub sepeda, dari kejauhan ia sudah bisa melihat Almira yang sedang sibuk bercengkrama dengan orang-orang. Sita lega akhirnya bisa menemukan gadis itu. Ia pun berjalan mendekat, tanpa harus menyapa, ternyata Almira lebih dulu menemukan sosoknya dengan senyum melebar dan melambaikan tangan . Memberikan isyarat pada Sita untuk segera mendekat.

"Andien!" Almira menyapa Andien terlebih dulu, mencubit pipinya pelan sambil tertawa. "Tante kira Andien nggak bakalan dateng. Mau nonton Tante balapan, yah?"

Sita hanya bisa tersenyum melihat tawa Andien yang tampak senang diajak mengoceh.

"Makasih udah datang, Kak," sapa Almira. "Kakak berdua aja sama Andien?"

Sita mengangguk. "Iya, papanya lagi keluar kota. Dan kakak harus menepati janji, ‘kan?"

"Sekali lagi makasih, Kak. Aku seneng banget." Almira menoleh ke kanan dan kiri, mencari Nouvie. "Sebentar lagi giliranku nge-track. Aku anterin kakak ke Nouvie, ya? Kalian harus membuat reuni kecil."

"Yah, aku juga udah nggak sabar pengen ketemu sama dia." Sita mengikuti ke mana Almira membawanya. Senyumnya melebar tatkala ia sudah melihat sosok Nouvie membelakanginya. Menoleh ke arahnya begitu Almira memberi tahu.

"Sita!" Mata Nouvie melebar dan wajah keterkejutanya itu tampak girang.

"Hei! Aku rindu banget sama kamu. Apa kabar?" Sita membentangkan tangannya. Menangkap Nouvie lalu memeluknya erat sekali. Begitu ia membuka mata, sosok lain muncul di balik punggung Nouvie. berdiri di situ terpaku dan—tampak tidak senang. Sita terdiam, tidak sanggup membuka mulutnya begitu melihat Anis menatapnya dengan wajah datar.

Nouvie melepaskan pelukan mereka dan mendapati mimik wajah Sita yang mendadak berubah—seperti melihat hantu. Dan seketika itu, ia tahu akan ada hal yang tidak menyenangkan setelah ini. Ia menoleh ke belakang dan menangkap wajah Anis dengan ekspresi yang sama.

"Okey, jangan panik dulu. Ini cuma kebetulan," terang Nouvie pada Sita. Ia kembali menoleh ke arah Anis yang hendak pergi. Nouvie pun dengan cepat beralih menyergap Anis. Menangkap tangannya kuat. "Tunggu, Nis. Jangan pergi."

"Kamu ngundang dia?" tuduh Anis.

"Ini kebetulan, Nis. Aku nggak ngundang siapa pun."

"Jelas-jelas kamu mendatanginya." Anis menelan salivanya, merasa terhimpit dengan situasi yang tidak ia sukai. "Sorry, aku nggak mau ada di sini."

Nouvie kembali menahan lengan Anis. "Anis, please!"

"Nggak apa-apa, biar aku aja yang pergi!" Sita muncul ditengah-tengah mereka dengan perasaan penuh gugup. Menunduk dan merasa rendah. "Almira yang mengundangku ke sini. Aku minta maaf."

"Mau sampai kapan kalian kaya gini?" Suara Nouvie membumbul kencang. Mendadak menjadi penengah antara kedua sahabatnya yang sama-sama enggan dengan alasan masing-masing.

Anis berusaha membuang muka dari Sita, tetapi yang ia dapati malah wajah si kecil Andien yang tertawa padanya. Seluruh aura tubuhnya mendadak berubah menjadi gelap. Melihat Sita muncul di hadapannya saja sudah membuatnya sakit, apalagi dengan kehadiran anak dari hasil hubungan mereka. Ia menarik napas dalam-dalam, hampir menangis, tapi ia berusaha sekuat tenaga menahan itu semua. Ia tak ingin tampak lemah di depan siapa pun.

"Apa kalian nggak berpikir? Tuhan mempertemukan kalian secara nggak sengaja begini, supaya kalian bisa saling memaafkan. Terutama kamu Anis." Nouvie mendapat hadiah sorotan tajam dari mata Anis. "Kita bicarakan ini baik-baik. everything's gonna be okey. Ayolah ... kalian harus move on."

"MAAF, AKU ENGGAK BISA!" tolak Anis tegas.

***

Anis dengan tegas mengatakkan tidak bisa. Namun kenyataannya, kini ia telah duduk satu bangku dengan Sita. Nouvie berhasil membujuknya dan membuat kedua wanita itu saling berpikir.

Duduk di sebuah bangku panjang di bawah pohon, Nouvie dengan garang mengusir penghuni sebelumnya hanya untuk membuat kedua sahabatnya itu punya tempat untuk saling berinteraksi. Nouvie berada di tengah-tengah mereka yang masih senang berdiam tanpa kata.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Sita dengan keenggananya berbicara, dan Anis dengan keras kepalanya tak mau memaafkan. "Huff ... kalian udah berada dalam jarak sedekat ini, tapi masih aja diem-dieman." Nouvie menggeleng, lantas berdiri tegak. "Atau aku tinggalin aja kalian berdua di sini, aku mau lihat Almira. Sebentar lagi dia finish. Kalau aku kembali nanti, kalian harus sudah akur, ya?"

Tidak ada komentar apa pun keluar dari mulut mereka. Hanya memaklumi dan mempersilakan Nouvie pergi dari keberadaanya. Sita menyibukkan tangannya menghibur Andien agar kecanggungan tidak terlalu kentara. Sesekali melirik Anis yang masih saja berpangku tangan membuang muka. Sita mengambil napas dalam, mencoba membuka topik.

"Aku senang kamu dalam keadaan sehat." Sita menyapa dengan wajah merendah. Anis masih diam. "Aku tahu aku nggak pantas menerima maafmu, kalau aku jadi kamu mungkin juga aku nggak sekuat itu."

"Seharusnya aku keluar dari Jakarta saja. Jadi kamu nggak perlu merasa bersalah terus dan kita memang bener-bener nggak pernah ketemu," Anis menimpali. Masih belum mau memandang wajah lawan bicaranya.

"Aku rindu sama kamu." Bulir air mata Sita menitik tiba-tiba. Dan suaranya yang terdengar parau itu berhasil membuat Anis terhenyak. Memandangi Sita dengan tatapan nanar. "Aku rindu dengan persahabatan kita. Nggak ada satu pun di antara kita yang menginginkan hal ini terjadi, Nis."

"Sulit buat aku menerima alasan kalian yang nggak masuk akal." Anis kembali mengingat peristiwa terakhir kali ia bertemu dengan Sita dan berujung malapetaka. Hatinya yang telah terluka itu seakan kembali meretih dan terbuka. "Udahlah, Sita, sebenernya aku nggak ingin membahas hal ini lagi."

"Kalau aja ada hakim yang bersedia menghukumku atas permintaanmu, aku bahkan rela, hanya untuk mendapatkan rasa iba darimu dan menerima permintaan maaf kami."

Kami? Kedengarannya sepasang suami istri tersebut telah membuat kesepakatan bersama untuk mendapatkan wewenang Anis kembali. "Apa Galih yang minta kamu untuk mewakilinya?"

Sita mengernyitkan dahi tak mengerti. "Maksudmu?"

"Empat hari yang lalu, Galih menemuiku. Mengajukan permintaan yang sama denganmu, tapi aku menolak terus pergi. Kupikir Galih bernyali kecil dan menyuruhmu untuk menyampaikan hal ini ke aku."

Galih bahkan tidak menceritakan apa pun padaku. Itu artinya Galih menyembunyikan soal pertemuannya dengan Anis. Tetapi kenapa dia tidak menceritakanya padaku?

Sita menyembunyikan mimik keterkejutannya, mencoba mengembalikan kepercayaan dirinya yang beberapa detik lalu sempat menciut.

"Aku mau kamu tahu. Meskipun kami berada dalam satu atap yang sama, aku dan Galih nggak pernah sedekat seperti yang kamu bayangin. Walaupun kami berjumpa setiap hari, Galih nggak pernah menyentuhku kecuali saat aku mencium tangannya di pagi hari sebelum dia berangkat kerja. Rumah tangga kami masih diselimuti rasa bersalah, Nis."

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • karina016

    seriusan sita sama galih? :(

    Comment on chapter Chapter 3
  • karina016

    bahasanya enak banget dibaca, aku suka, semangat kak

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Hatimu jinak-jinak merpati
591      398     0     
Short Story
Cerita ini mengisahkan tentang catatan seorang gadis yang terlalu berharap pada seorang pemuda yang selalu memberi kejutan padanya. Saat si gadis berharap lebih ternyata ...
Her Glamour Heels
550      384     3     
Short Story
Apa yang akan kalian fikirkan bila mendengar kata heels dan berlian?. Pasti di khayalan kalian akan tergambar sebuah sepatu hak tinggi mewah dengan harga selangit. Itu pasti,tetapi bagiku,yang terfikirkan adalah DIA. READ THIS NOWWW!!!!
Summer Whispering Steam
4956      1423     1     
Romance
Nagisano Shizuka, Okinawa, angin laut yang lembut dan langit biru yang luas, kedai kopi yang menjadi persinggahan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Dikenal sebagai “Mimpi Panjang di Musim Panas Semesta”, selamat datang di Nagisano Shizuka. Yuki, sang manajer, menjalankan kedai ini bersama rekan-rekannya—Estrella, Arlend, Hayato, dan lainnya. Hari-hari ...
Ikhlas Berbuah Cinta
1604      982     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Anak Magang
130      121     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Man in a Green Hoodie
5135      1280     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Air Mata Istri Kedua
161      143     0     
True Story
Menjadi istri kedua bukanlah impian atau keinginan semua wanita. Begitu juga dengan Yuli yang kini telah menikah dengan Sigit. Seorang duda yang dia kenal satu tahun lalu. Pernikahan bahagia dan harmonis kini justru menjadi bencana bagi Yuli saat dia mengetahui jika Sigit sebenarnya bukanlah seorang duda seperti yang dia katakan dulu. Pria yang diketahui bekerja sebagai seorang pelayan di seb...
Ketos in Love
1157      653     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
My Halloween Girl
1065      583     4     
Short Story
Tubuh Kevan bergetar hebat. Ia frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingat akan semalam. Mimpi gila itu membuatnya menggila. Mimpi itu yang mengantarkan Kevan pada penyesalan. Ia bertemu dengan Keisya dimimpi itu. “Kev, kau tahu? Cintaku sama besarnya denganmu. Dan aku tak akan membencimu,”. Itu adalah kata-kata terakhir Keisya dimimpinya. Keisya tak marah dengannya. Tak membencinya. Da...
Life
327      227     1     
Short Story
Kutemukan arti kehidupan melalui kalam-kalam cinta-Mu