Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Alditya menyugar rambutnya ia tengah duduk santai, sambil meminum kopi serta sesekali menghisap rokoknya. Adiba, Adam dan Chayra sejak tadi hanya berdiri memperhatikan Alditya dari jarak yang cukup dekat tidak ada yang berani menghampiri Alditya. Cowok berambut sebahu itu. Tiba-tiba saja Alditya menyadari keberadaan mereka.

"Hei kalian bertiga mau apa?" ucap Alditya tegas sambil menaikkan sebelah alis.

Mereka bertiga terdiam, sebelum akhirnya saling dorong-mendorong menunjuk satu dengan yang lain untuk menghampiri Alditya.

Alditya yang mulai kesal dengan tingkah mereka pun berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Lo yang pake hoodie cokelat cepat ke sini!"

Chayra meneguk salivanya dengan getir. Kedua temannya memberikan kertas tugas artikel pada Chayra dengan seenaknya. Setelah itu, Adiba dan Adam mendorong tubuh Chayra agar cepat melangkahkan kakinya menuju Alditya. Chayra dibuat terkejut dengan perlakuan kedua temannya itu. Ia membelalakkan mata.

"Maaf kak, saya mau mengumpulkan tugas artikel." Alditya mengambil kertas artikel tersebut dari tangan Chayra dan memeriksa dengan teliti.

"Nama lo siapa?"

"Chayra kak." Alditya mengangguk-anggukkan kepala sambil terus memeriksa artikel. Sesekali ia memperhatikan Chayra dengan diam-diam. Sedangkan Chayra terdiam dengan perasaan tidak enak.

"Lo berdua kenapa berdiri di sana? Ga sopan banget ya sama kakak kelas?" kelakar Alditya pada Adiba dan Adam.

Adiba dan Adam yang merasa disebut gelagapan. Chayra hanya bisa memperhatikan raut wajah panik pada kedua temannya itu dan tertawa puas dalam hati. Adiba dan Adam pun berjalan pelan menghampiri Andrian.

"Maaf kak," ucap mereka bersamaan. Andrian hanya melirik sekilas pada Adiba dan Adam.

"Nama kalian siapa?"

"Saya Adiba kak."

"Saya Adam kak."

"Lo berdua Adiba dan Adam--" Alditya mematikan rokoknya dan membuang puntung rokok tersebut pada sebarang tempat. Asap yang tadinya mengepul kini mulai menghilang dari mulutnya.

"Tugas kalian selesai dan boleh pergi. Tapi, lo masih di sini," ucap Alditya menunjuk Chayra. Chayra yang mendengar perkataan Alditya mengumpat kesal.

"Oh, oke kak. Makasih ya!" tutur Adam semringah.

"Makasih kak. Ra, gua duluan ya!" ucap Adiba.

"Yah, tungguin gua dong Adiba," rengek Chayra. Alditya menatap Adiba dengan tajam.

"Eh ... Emm ... Maaf Ra gua ada kelas. Maaf ya gua duluan!" Adiba langsung pergi begitu saja setelah bersalaman dengan Alditya.

"Gua juga duluan ya Ra. Ada kelas juga." Adam berlari kecil menyusul Adiba.

Alditya pun duduk bersama dua orang temannya dan menyandarkan tubuhnya pada dinding tembok Fakultas Komunikasi. Sambil menandai beberapa penulisan yang dianggapnya salah.

Alditya menghentikan aktivitasnya mengehela napas kasar. Ia melihat Chayra yang masih asik berdiri menatap sekitar.

"Heh lo. Mau sampai kapan berdiri di sana?" tanya Alditya kepada Chayra. Kedua teman Alditya yang saat itu sedang sibuk memainkan ponsel. Seketika menatap Chayra.

Chayra menolehkan kepalanya saat Alditya mengatakan hal tersebut pada dirinya. Chayra melangkah ragu duduk dihadapan Alditya. Setelah itu, Alditya kembali fokus meniti setiap kata dan kalimat dari artikel yang Chayra buat.

Tangan Alditya memijat pelipis kepalanya, pusing. Banyak kesalahan dalam penulisan artikel yang Chayra buat. Ia pun meminum kopi yang masih tersisa sedikit pada gelas plastik.

"Nih, buat ulang sekarang juga!" Alditya memberikan kertas hasil koreksinya pada Chayra.

"Hah? Gimana kak?"

"Lo gak denger? Buat ulang sekarang juga!"

Chayra memberengut menatap dalam artikel yang sudah penuh dengan coretan dari Alditya. Rasanya ingin menangis detik itu juga. Artikel yang ia buat semalam penuh ditambah dengan pengerjaan usai kelas berlangsung sudah tidak berbentuk akibat coretan dari Alditya.

"Tapi kak, saya ada kuis. Sebentar lagi masuk?"

Alditya mendelik. "Gua ga peduli. Kerjain sekarang atau nama lo gua hapus dari daftar peserta."

Chayra memajukan bibirnya merasa kesal harus berurusan dengan manusia menyebalkan seperti Alditya.

"Ini kertas folionya. Gua ada jadi lo ga perlu beli dulu."

Chayra mengambil kertas folio tersebut. Ia menyalin kembali artikel yang sudah banyak perbaikan dari beberapa coretan Alditya. Namun, saat sedang asik menyalin artikel. Ia merasa ada yang aneh dengan gaya bahasa serta tulisan pada artikel tersebut. Chayra pun melirik nama yang tertera pada bagian bawah pojok kertas artikel yang bertuliskan Adiba Khansa.

Chayra merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa sejak tadi, ia tidak bisa mengenal tulisannya sendiri?

Alditya yang menyadari Chayra berhenti menulis pun berkata, "Heh lo, udah selesai?"

"Jangan-jangan galak woy, Dit. Kasian dia takut sama lo," tutur salah satu teman Alditya yang mengenakan jaket denim. Tetapi Alditya tidak mengubris perkataan Jaya, temannya.

"Heh ... Ditanya jawab!"

"Kak, ini artikel punya Adiba bukan punya saya kak!"

Alditya terperangah mendengar perkataan Chayra. "Maksud lo?"

"Iya, kertas artikel ini punya Adiba kak bukan punya saya!" ucap Chayra tegas.

Alditya langsung mengambil kertas artikel dari tangan Chayra. Ia kemudian, memeriksa kedua artikel lain. Tetapi, kedua artikel tersebut sudah cukup benar dalam hal penulisan serta menggunaan ejaannya.

Alditya meneguk salivanya. "Jangan bohong lo."

Chayra tersenyum sinis. "Engga kak! Orang benar kok artikel itu punya Adiba bukan punya saya."

"Kok bisa salah sih?" batin Alditya.

"Coba gua liat kartu mahasiswa lo. Mana tahu lo bohong!" dalih Alditya.

Chayra segera mengambil kartu mahasiswa dari dompet yang berada di dalam tasnya. Setelah itu, Chayra memberikan kartu tersebut pada manusia menyebalkan yang duduk tepat dihadapanya.

Bola mata Alditya menatap tajam dan menelisik. Membaca sebuah nama yang tertera pada kartu tersebut serta nama yang tertulis pada artikel. Tidak lupa juga mengamati wajah Chayra dengan wajah dikartu mahasiswanya.

Sadar dirinya diperhatikan oleh Alditya. Chayra mengambil paksa kartu mahasiswanya dari tangan Alditya.

"Saya benarkan kak?" Alditya mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mangkannya kak tanya dulu."

Tidak berselang lama wajah Alditya tersenyum manis pada Chayra. Namun, Chayra menatap malas.

"Maaf ya dek? Gua salah. Ya udah tolong panggilkan dan beritahu Adiba ya?" ucap Alditya.

Chayra memutar bola matanya, malas. Kertas folio yang baru sedikit Chayra tulis, ia berikan pada Alditya begitu saja. Chayra pun berdiri dari tempat duduknya dan memasukkan kartu mahasiswanya asal, ke dalam tas. Ia mengemblok tasnya dan pergi meninggalkan Alditya tanpa sepatah kata pun.

Alditya segera berdiri dan berlari mengejar Chayra. Meraih lengan Chayra yang membuat Chayra menghentikan langkah kakinya. Chayra menatap Alditya dengan tatapan kesal.

"Maaf ya?" ucap Alditya.

Perkataan Alditya pun sukses membuat orang-orang yang sedang duduk santai di loby Fakultas Komunikasi menatap ke arah Alditya dan Chayra. Mereka pun menjadi pusat perhatian dan Chayra tidak suka hal itu. Chayra menepis tangan Alditya dan berjalan dengan langkah cepat meninggalkan loby Fakultas Komunikasi. Pergi begitu saja tanpa mempedulikan permintaan maaf Alditya.

"Dek, Alditya memang ngeselin. Bunuh aja dia!" teriak Rio, teman Alditya. Alditya yang mendengar ucapan Rio langsung mendapat tatapan nanar oleh Alditya.

Chayra yang dari kejauhan mendengar ucapan teman Alditya hanya melihat sekilas. Sekarang yang ada dipikiran Chayra adalah bagaimana nasib kuisnya hari ini?

Pasalnya ia sudah dua kali tidak bisa mengikuti kuis matakuliah Geografi Regional Indonesia yang diadakan oleh Bu Amira. Dan sialnya lagi Bu Amira tidak pernah mengadakan kuis susulan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perihal Waktu
428      302     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
Da Capo al Fine
341      280     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Kala Saka Menyapa
12244      2893     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1506      655     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
Love after die
474      323     2     
Short Story
"Mati" Adalah satu kata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk yang bernyawa, tak terkecuali manusia. Semua yang bernyawa,pasti akan mati... Hanya waktu saja,yang membawa kita mendekat pada kematian.. Tapi berbeda dengan dua orang ini, mereka masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Dmitri, sang malaikat kematian. Tapi hanya 40 hari... Waktu yang selalu kita anggap ...
My Perfect Stranger
9174      3394     2     
Romance
Eleanor dan Cedric terpaksa menjalin hubungan kontrak selama dua bulan dikarenakan skandal aneh mengenai hubungan satu malam mereka di hari Valentine. Mereka mencurigai pelaku yang menyebarkan gosip itu adalah penguntit yang mengincar mereka semenjak masih remaja, meski mereka tidak memiliki hubungan apa pun sejak dulu. Sebelum insiden itu terjadi, Eleanor mengunjungi sebuah toko buku misteri...
Rindu
407      298     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
RUANGKASA
45      41     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Cerita Cinta anak magang
557      348     1     
Fan Fiction
Cinta dan persahabatan, terkadang membuat mereka lupa mana kawan dan mana lawan. Kebersamaan yang mereka lalui, harus berakhir saling membenci cuma karena persaingan. antara cinta, persahabatan dan Karir harus pupus cuma karena keegoisan sendiri. akankah, kebersamaan mereka akan kembali? atau hanya menyisakan dendam semata yang membuat mereka saling benci? "Gue enggak bisa terus-terusan mend...
Frasa Berasa
66765      7415     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...