Read More >>"> Story Of Chayra (Tujuh) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Kita adalah temu yang tak pernah terikat.

 

---

 

Chayra terdiam, begitu juga dengan Alditya.

Tetapi, beberapa saat kemudian Andrian berkata, "Sorry lo ga lulus. Buat artikel dan besok kumpulin ke gua. Gimana sih kaya gini aja ga bisa?"

Chayra menatap tajam pada manik mata Alditya. Bagai dihujam pisau belati, Alditya dengan seenaknya mengatakan, 'Kaya gini aja ga bisa sih?'

"Lho kak? Tapikan saya jawab semua soal?" tandas Chayra yang memang merasa benar.

"Iya lo jawab semua pertanyaan. Tapi, semua jawaban lo dari pemateri kemarin."

"Tapi yang lain juga kak?"

Alditya menatap mata Chayra. "Ya menurut gua salah seharusnya lo bisa kembangin jadi kata-kata lo. Besok kumpulin artikel lo ke gua!"

"Ta—"

Belum sempat Chayra menyangah perkataan Alditya, ia sudah berkata, "Ga ada penolakan dan jangan terlambat. Sudah sana kembali ke kelompok!"

Chayra menarik napasnya, mencoba meredam amarah. Aneh memang, tetapi mau bagaimana lagi? Memang benar seperti sebuah kalimat mengenai pasal ketua atau guru, yang pernah Chayra dengar. Pasal satu ayat satu Ketua selalu benar. Jika ketua salah maka, kembali ke pasal satu.

Tidak ada yang bisa dibela. Menyebalkan sekali memang cowok bernama Alditya ini. Apa mungkin dia sengaja memberikan hukuman kepada dirinya? Tanpa menunggu-nunggu waktu Chayra pun kembali ke tempat duduknya.

"Gimana ra, lo lulus?" tanya Ani teman baru Chayra. Chayra hanya bisa mengelengkan kepalanya. Ani mengerti perasaan Chayra maka, ia mengusap punggung Chayra mencoba menenangkan.

Setelah sesi pertanyaan mengenai Lingkar Pena selesai. Panitia melanjutkan kegiatan dengan materi kepenulisan.

Udara di aula mulai terasa dingin. Chayra yang duduk pada barisan belakang hampir dekat dengan pintu keluar aula mulai merasa dingin pada tubuhnya. Terlebih di luar ruangan sedang hujan dan Chayra yang saat itu hanya mengenakan kaus yang tidak terlalu tebal.

Beberapa kali Chayra mengusap tangan untuk menghangatkan diri. Namun, hal itu tidak banyak berpengaruh. Saat sedang asik menghangatkan diri. Tiba-tiba saja Alditya datang menghampiri Chayra memberikan sebuah minyak angin dan teh hangat untuknya.

"Nih buat lo gua ga mau ada anggota gua yang sakit."

Mata Chayra menyipit, ia curiga dengan perubahan sikap Alditya padanya. Cowok itu pun kikuk ketika ditatap Chayra dengan tatapan menyelidik.

"Kenapa? Ini cepatan lo pake minyak anginnya dan minum tehnya sebelum gua berubah pikiran!" dalih Alditya. Tetapi, Chayra masih terdiam dan menatap Alditya.

"Ya udah kalau ga mau."

Mendengar perkataan Alditya—Chayra dengan cepat segera mengambil minyak angin serta teh hangat dari tangan Alditya.

"Bagus anak pintar," tutur Alditya yang dengan seenak mengusap pucuk kepala Chayra.

Chayra yang merasa terusik langsung menghujami Alditya  tatapan tidak suka. Alditya yang mendapat tatapan tersebut langsung menarik tangannya.

"Yang merasa kedinginan atau ga enak badan bilang ke gua ya. Jangan diam-diam aja, gua ga mau ada anggota gua yang sakit. Lo semua manusia jadi, berhak merasa lelah dan ga enak badan. Jangan dengerin perkataan panitia, yang bilang kalian harus kuat ga boleh lemah dan sakit." ucap Alditya dengan mantap.

Beberapa pantia yang mendengar ucapan Alditya langsung menatap dengan tatapan tidak suka dan sinis terlebih panitia yang notabennya perempuan. Diiringin dengan tatapan sinis oleh panitia, Alditya malah tersenyum lebar seolah dirinya adalah artis yang sedang diperhatikan dan menjadi pusat perhatian oleh fans-nya.

"Mengerti kak!" ucap kelompok satu secara kompak.

***

 

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam. Mata Chayra mulai terasa lelah. Ia mengeluh kesal. Jumlah kosakata dalam tulisan artikelnya belum cukup banyak untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tetapi, ia harus tidur sekarang juga tidak mau jika harus terlambat masuk ke kelas besok pagi.

Chayra memasang earphone ke telinga kanannya mendengarkan musik dari ponselnya mungkin jadi pilihan tepat saat ini. Barang kali pikirannya yang rumit dan tidak bisa berpikir dengan jernih untuk menyelesaikan tugas artikel dapat menjadi lebih baik.

Saat sedang asik mendengarkan lagu Brisia Jodie yang ia dengar melalui spotify. Sebuah notifikasi terlihat dari layar ponsel Chayra. Pesan chat masuk dari grup Whatsapp Gemilang Satu. Nama dari kelompok traning Lingkar Pena.

Teruntuk Adiba, Bani, dan Chayra. Besok kumpul kan artikel kalian pada saya pukul satu siang di loby Fakultas Komunikasi. Dengan catatan tidak ada yang terlambat. Terima kasih.

Bukannya membalas pesan dari grup Whatsapp. Chayra memilih mengabaikan dan menutup aplikasi Whatsapp. Belum sampai lima menit, ponsel Chayra kembali menyala akibat adanya sebuah pesan masuk pada Whatsapp-nya.

Chayra Ainin. Jangan lupa tugas artikel dikumpulkan besok pada saya jam satu di loby Fakultas Komunikasi.

Mata Chayra terbelalak membaca sebuah pesan dari nomor tidak dikenal pada Whatsapp-nya yang ia yakini bahwa nomor tersebut adalah nomor Alditya. Chayra menarik napas panjang lagi-lagi ia memilih mengabaikannya.

Sampai sebuah nomor tidak dikenal meneleponnya. Ketika Chayra ingin menerima telepon tersebut, penelepon sudah terlebih dahulu mematikan sambungan telepon. Membuat Chayra mau tidak mau menyimpan nomor tersebut untuk mengetahui siapa seseorang yang telah meneleponnya.

Alditya fakkar. Nama yang tertera dari kontak Whatsapp yang baru saja Chayra simpan. Chayra pun segera membalas chat yang Alditya kirim padanya dengan singkat jelas dan padat.

Oke kak, siap.

Setelah itu, Chayra mematikan musik yang ia dengar dan melepaskan earphone yang ia kenakan serta daya ponselnya.

Chayra meletakkan ponselnya pada meja belajar Valya kemudian, merebahkan tubuhnya di atas kasur serta menarik selimut yang telah disediakan Valya untuk dirinya.

Chayra memutuskan untuk tidur dari pada mengerjakan artikel yang membuat dirinya merasa pusing. Masa bodo dengan artikel yang besok harus dikumpulkan. Daripada otaknya semakin pusing dan membuat dirinya jatuh sakit lebih baik ia menyudahi saja kegiatan membuat artikelnya. Mungkin besok setelah matakuliah Geografi Regional Indonesia selesai, ia bisa mengerjakan kembali artikel tersebut.

---

 

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen  ya:) untuk mendukung karya ku.

 

Terima kasih

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
WALK AMONG THE DARK
733      392     8     
Short Story
Lidya mungkin terlihat seperti gadis remaja biasa. Berangkat ke sekolah dan pulang ketika senja adalah kegiatannya sehari-hari. Namun ternyata, sebuah pekerjaan kelam menantinya ketika malam tiba. Ialah salah satu pelaku dari kasus menghilangnya para anak yatim di kota X. Sembari menahan rasa sakit dan perasaan berdosa, ia mulai tenggelam ke dalam kegelapan, menunggu sebuah cahaya datang untuk me...
My Teaser Devil Prince
5415      1315     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
The Past or The Future
392      310     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
LINN
11308      1685     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Premium
RESTART [21+]
4456      2137     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
PALETTE
483      251     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Bukan kepribadian ganda
8442      1605     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2437      1239     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Camelia
539      291     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Marry Me
414      287     1     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….