Kita adalah temu yang tak pernah terikat.
---
Chayra terdiam, begitu juga dengan Alditya.
Tetapi, beberapa saat kemudian Andrian berkata, "Sorry lo ga lulus. Buat artikel dan besok kumpulin ke gua. Gimana sih kaya gini aja ga bisa?"
Chayra menatap tajam pada manik mata Alditya. Bagai dihujam pisau belati, Alditya dengan seenaknya mengatakan, 'Kaya gini aja ga bisa sih?'
"Lho kak? Tapikan saya jawab semua soal?" tandas Chayra yang memang merasa benar.
"Iya lo jawab semua pertanyaan. Tapi, semua jawaban lo dari pemateri kemarin."
"Tapi yang lain juga kak?"
Alditya menatap mata Chayra. "Ya menurut gua salah seharusnya lo bisa kembangin jadi kata-kata lo. Besok kumpulin artikel lo ke gua!"
"Ta—"
Belum sempat Chayra menyangah perkataan Alditya, ia sudah berkata, "Ga ada penolakan dan jangan terlambat. Sudah sana kembali ke kelompok!"
Chayra menarik napasnya, mencoba meredam amarah. Aneh memang, tetapi mau bagaimana lagi? Memang benar seperti sebuah kalimat mengenai pasal ketua atau guru, yang pernah Chayra dengar. Pasal satu ayat satu Ketua selalu benar. Jika ketua salah maka, kembali ke pasal satu.
Tidak ada yang bisa dibela. Menyebalkan sekali memang cowok bernama Alditya ini. Apa mungkin dia sengaja memberikan hukuman kepada dirinya? Tanpa menunggu-nunggu waktu Chayra pun kembali ke tempat duduknya.
"Gimana ra, lo lulus?" tanya Ani teman baru Chayra. Chayra hanya bisa mengelengkan kepalanya. Ani mengerti perasaan Chayra maka, ia mengusap punggung Chayra mencoba menenangkan.
Setelah sesi pertanyaan mengenai Lingkar Pena selesai. Panitia melanjutkan kegiatan dengan materi kepenulisan.
Udara di aula mulai terasa dingin. Chayra yang duduk pada barisan belakang hampir dekat dengan pintu keluar aula mulai merasa dingin pada tubuhnya. Terlebih di luar ruangan sedang hujan dan Chayra yang saat itu hanya mengenakan kaus yang tidak terlalu tebal.
Beberapa kali Chayra mengusap tangan untuk menghangatkan diri. Namun, hal itu tidak banyak berpengaruh. Saat sedang asik menghangatkan diri. Tiba-tiba saja Alditya datang menghampiri Chayra memberikan sebuah minyak angin dan teh hangat untuknya.
"Nih buat lo gua ga mau ada anggota gua yang sakit."
Mata Chayra menyipit, ia curiga dengan perubahan sikap Alditya padanya. Cowok itu pun kikuk ketika ditatap Chayra dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa? Ini cepatan lo pake minyak anginnya dan minum tehnya sebelum gua berubah pikiran!" dalih Alditya. Tetapi, Chayra masih terdiam dan menatap Alditya.
"Ya udah kalau ga mau."
Mendengar perkataan Alditya—Chayra dengan cepat segera mengambil minyak angin serta teh hangat dari tangan Alditya.
"Bagus anak pintar," tutur Alditya yang dengan seenak mengusap pucuk kepala Chayra.
Chayra yang merasa terusik langsung menghujami Alditya tatapan tidak suka. Alditya yang mendapat tatapan tersebut langsung menarik tangannya.
"Yang merasa kedinginan atau ga enak badan bilang ke gua ya. Jangan diam-diam aja, gua ga mau ada anggota gua yang sakit. Lo semua manusia jadi, berhak merasa lelah dan ga enak badan. Jangan dengerin perkataan panitia, yang bilang kalian harus kuat ga boleh lemah dan sakit." ucap Alditya dengan mantap.
Beberapa pantia yang mendengar ucapan Alditya langsung menatap dengan tatapan tidak suka dan sinis terlebih panitia yang notabennya perempuan. Diiringin dengan tatapan sinis oleh panitia, Alditya malah tersenyum lebar seolah dirinya adalah artis yang sedang diperhatikan dan menjadi pusat perhatian oleh fans-nya.
"Mengerti kak!" ucap kelompok satu secara kompak.
***
Jam sudah menunjukkan pukul dua malam. Mata Chayra mulai terasa lelah. Ia mengeluh kesal. Jumlah kosakata dalam tulisan artikelnya belum cukup banyak untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tetapi, ia harus tidur sekarang juga tidak mau jika harus terlambat masuk ke kelas besok pagi.
Chayra memasang earphone ke telinga kanannya mendengarkan musik dari ponselnya mungkin jadi pilihan tepat saat ini. Barang kali pikirannya yang rumit dan tidak bisa berpikir dengan jernih untuk menyelesaikan tugas artikel dapat menjadi lebih baik.
Saat sedang asik mendengarkan lagu Brisia Jodie yang ia dengar melalui spotify. Sebuah notifikasi terlihat dari layar ponsel Chayra. Pesan chat masuk dari grup Whatsapp Gemilang Satu. Nama dari kelompok traning Lingkar Pena.
Teruntuk Adiba, Bani, dan Chayra. Besok kumpul kan artikel kalian pada saya pukul satu siang di loby Fakultas Komunikasi. Dengan catatan tidak ada yang terlambat. Terima kasih.
Bukannya membalas pesan dari grup Whatsapp. Chayra memilih mengabaikan dan menutup aplikasi Whatsapp. Belum sampai lima menit, ponsel Chayra kembali menyala akibat adanya sebuah pesan masuk pada Whatsapp-nya.
Chayra Ainin. Jangan lupa tugas artikel dikumpulkan besok pada saya jam satu di loby Fakultas Komunikasi.
Mata Chayra terbelalak membaca sebuah pesan dari nomor tidak dikenal pada Whatsapp-nya yang ia yakini bahwa nomor tersebut adalah nomor Alditya. Chayra menarik napas panjang lagi-lagi ia memilih mengabaikannya.
Sampai sebuah nomor tidak dikenal meneleponnya. Ketika Chayra ingin menerima telepon tersebut, penelepon sudah terlebih dahulu mematikan sambungan telepon. Membuat Chayra mau tidak mau menyimpan nomor tersebut untuk mengetahui siapa seseorang yang telah meneleponnya.
Alditya fakkar. Nama yang tertera dari kontak Whatsapp yang baru saja Chayra simpan. Chayra pun segera membalas chat yang Alditya kirim padanya dengan singkat jelas dan padat.
Oke kak, siap.
Setelah itu, Chayra mematikan musik yang ia dengar dan melepaskan earphone yang ia kenakan serta daya ponselnya.
Chayra meletakkan ponselnya pada meja belajar Valya kemudian, merebahkan tubuhnya di atas kasur serta menarik selimut yang telah disediakan Valya untuk dirinya.
Chayra memutuskan untuk tidur dari pada mengerjakan artikel yang membuat dirinya merasa pusing. Masa bodo dengan artikel yang besok harus dikumpulkan. Daripada otaknya semakin pusing dan membuat dirinya jatuh sakit lebih baik ia menyudahi saja kegiatan membuat artikelnya. Mungkin besok setelah matakuliah Geografi Regional Indonesia selesai, ia bisa mengerjakan kembali artikel tersebut.
---
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya:) untuk mendukung karya ku.
Terima kasih