Read More >>"> CREED AND PREJUDICE (5-Acher Pelakunya!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CREED AND PREJUDICE
MENU
About Us  

Hana dan Yoga berhasil mencegat Acher. Cowok bertubuh tinggi semampai itu berteriak meminta tolong. Tetapi para siswa hanya melihatnya dengan ekspresi heran. Hana dan Yoga langsung memegang kedua lengan Acher dengan kuat. Sedangkan aku berusaha mengatur nafas akibat berlari kencang mengejar mereka bertiga. Seragamku pun basah karena peluh keringat. Setelah itu aku berjalan mendekati mereka.

“Hana, kita harus melepaskan Acher. Kasihan dia. Tangannya pasti akan terasa sakit,” ujarku. Hana menggelengkan kepala.

“Tidak bisa! Kita sudah berhasil menangkap pencuri kelasmu. Kita tidak boleh menyia-nyiakan hal ini!” katanya tegas.

Yoga juga menambahi, “Kita harus segera membawanya ke ruang BK.”

“Tapi..,” aku merasa kasihan pada Acher yang sedari tadi tubuhnya bergejolak meminta untuk dilepaskan. Akan tetapi Hana dan Yoga tetap memegangnya dengan erat. Aku tahu jika Acher bersalah. Namun lebih baik jika kita menanyakan alasan Acher mencuri dengan baik-baik tanpa paksaan seperti ini. Aku terkejut saat Acher mulai menangis dengan keras. Aku maupun Hana dan Yoga kebingungan melihat tingkah lakunya.

“Amar, apa yang kalian lakukan disini? Kenapa Acher menangis?” bu Nurma berjalan mendatangi kami. Bagus! Aku baru sadar jika kita berada di depan ruang guru. Beberapa guru juga sesekali melihat ke arah luar. Aku menjadi malu karena kami telah membuat Acher menangis.

“Bu Nurma, selama ini orang yang mencuri barang-barang di kelas tujuh-A itu Acher,” ucap Hana yakin. Acher masih menangis sesenggukkan. Bu Nurma berusaha menghentikan tangisnya. Tidak lama kemudian tangis Acher mulai mereda.

“Saya tidak mencuri, bu,”

“Bohong!” seru Hana.

“Aku tidak mencuri,” ulang Acher lagi.

Bu Nurma memutuskan untuk membawa kami bertiga ke ruang BK. Entah kenapa aku merasa gelisah ketika bu Nurma menyuruh kami untuk menyelesaikan permasalahan di ruang BK. Aku hampir tidak yakin dengan dugaan Hana. Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Hana dan Yoga. Mereka tersenyum kemenangan seakan-akan dugaan mereka benar 100 persen. Aku tidak ingin melakukan kesalahan lagi yakni menuduh orang tanpa alasan yang kuat.

Setelah sampai disana, kami menyalami bu Rika dan duduk di kursi sofa. Bu Nurma menyuruh Acher untuk duduk bersama kami. Rasa ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Aku langsung menarik tangannya dan memberikan ruang untuk duduk disebelahku. Bu Nurma menanyakan permasalahan kami.

“Tadi saya melihat Acher hampir membawa album perangko Abid tanpa seijin pemiliknya, bu,” jelas Hana.

“Tidak salah lagi. Dia hendak mencuri album perangko itu, bu,” imbuh Yoga. Sementara aku hanya diam. Aku tidak ingin ikut terlibat terlalu jauh. Di dasar hati yang paling dalam, aku masih mempercayai Acher yang ramah dan baik hati.

“Saya menduga bahwa orang yang selama ini mencuri barang-barang di kelas Amar adalah Acher, bu,” Hana melanjutkan kata-katanya dengan nyaring. “Iya kan, Mar?” aku terkejut ketika Hana menyebut namaku untuk meminta dukungan. Aku tidak tahu harus menjawab apa selain ber –ooh dan –eeh.

“Apa kalian memiliki bukti yang jelas bahwa Acher mencurinya?” tanya bu Rika kalem. Hening. Tidak ada yang menjawab. Aku menjadi teringat kalimat yang tadi Acher ucapkan. ‘Aku jadi ingin memilikinya juga.’ Aku merasa curiga dengan apa yang dikatakan Acher sebelumnya. Namun aku ragu untuk membicarakan hal itu pada bu Rika. Maka aku hanya terdiam, mengunci mulutku rapat-rapat. Aku merasa takut jika dugaanku salah lagi dan bu Rika akan memberi peringatan padaku untuk kedua kalinya.

“Abid meninggalkan album perangkonya di atas meja dan Acher langsung mengambilnya begitu saja. Dia hendak keluar kelas dengan membawa album perangko si Abid. Aku dan Hana adalah saksi mata dari kejadian itu, bu,” kata Yoga pelan. Bu Rika melihat ke arah Acher yang sedari tadi terdiam sambil menundukkan kepala.

“Acher,” panggil bu Rika. Acher mengangkat wajahnya. Matanya kelihatan agak sembab dan sisa-sisa air matanya masih terlihat di sudut matanya. “Apa benar kalau kamu mencuri album perangko milik Abid?” Dengan cepat Acher menggeleng-gelengkan kepala.

“Acher, kamu jangan bohong. Kita lihat sendiri loh kalau kamu yang mengambil album perangko si Abid,” seruan Hana membuat Acher sedikit tergagap. Acher kembali menundukkan kepalanya. Bu Nurma memegang kedua tangan Acher dengan lembut. Beliau mencoba melihat kedua bola mata Acher dalam-dalam.

“Acher, apakah kamu yang mengambil buku Abid di atas meja?” ucap beliau dengan nada hati-hati. Acher tidak langsung menjawab. Dia masih menatap bu Nurma. Tak lama kemudian dia mengangguk.

“Tuh kan, bu!” seru Hana cepat. Bu Rika memberi isyarat pada Hana untuk diam. Hana langsung mengunci mulutnya. Setelah itu Hana malah berbisik dengan Yoga. Yang diajak bicara, hanya menganggukkan kepala.

“Saya hendak mengembalikan buku itu padanya, bu,” kami terkejut ketika Acher mulai berbicara. “Saya tidak berniat untuk mencurinya,” ucapnya dengan kepala tertunduk. Mendengar pernyataannya dan melihat wajahnya yang polos membuatku semakin yakin jika Acher tidak mencuri album perangko itu.

“Acher bohong, bu,” kata Hana lagi. Acher hanya terdiam tidak menjawab.

“Hana, kamu harus berlaku adil pada Acher. Tolong belajar untuk menghargai apa yang dikatakan oleh orang lain, terutama teman-temanmu. Kita tidak bisa langsung menuduhnya hanya karena dia hendak membawa pergi album itu,” perkataan bu Rika membuat Hana langsung bungkam. Bu Rika kembali melihat Acher yang masih menundukkan kepalanya. “Acher harus jujur, kenapa Acher membawa buku yang bukan milik Acher?” Acher mengangkat wajahnya kembali. Dia memandang bu Rika agak lama.

Dia mulai membuka mulutnya lagi, “Saya hendak mengejar Abid untuk mengembalikan album perangko itu padanya. Karena saya tahu jika kelas Abid rawan pencuri. Makanya saya ingin melindungi barang berharga milik Abid.”

Mendengar pernyataannya itu membuat hatiku merasa lega. Setidaknya aku dapat mempercayai Acher. Ya, Acher yang lugu, suka memeluk, ramah, dan jujur.

“Saya mempercayai Acher, bu,” ucapku dengan penuh keberanian. Hana dan Yoga sedikit terkejut mendengar perkataanku. “Aku rasa Acher benar-benar jujur, bu. Dia selalu bersikap ramah pada semua orang, terutama di kelasku. Jadi tidak mungkin kalau dia yang mencuri album Abid maupun barang-barang yang hilang lainnya.”

Bu Rika tersenyum mendengar penjelasanku, “Jadi kamu mempercayainya?”

“Sangat, bu. Saya sangat mempercayai Acher,” bu Nurma menepuk kedua pundakku.

“Ibu bangga kepadamu, Mar. Kamu memiliki keberanian untuk membela temanmu yang tidak bersalah. Bahkan kamu juga sangat mempercayainya,” aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Lalu aku melihat Hana dan Yoga yang sedari tadi masih terdiam. Aku rasa mereka merasa malu karena telah salah menuduh orang.

“Terima kasih, Mar,” Acher memelukku dengan erat. Aku langsung gelagapan, hampir tidak dapat bernafas. Hana menepuk pundak Acher. Acher melepaskan pelukannya dan berbalik.

“Maafkan aku ya, Cher. Aku telah salah menilai orang,” ucapnya dengan wajah sedih. Hana dan Acher bersalaman. Lalu Yoga juga ikut bersalaman.

“Maafkan aku juga ya, Cher. Seharusnya aku mendengar alasanmu membawa album perangko itu. Aku terlalu tergesa-gesa dalam menyimpulkannya,” Acher menganggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Terdengar bel berbunyi, pertanda jam istirahat telah usai. Namun terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar. Bu Rika menyuruhnya untuk masuk. Kehadiran orang itu sungguh mengejutkanku. Dia bersalaman dengan bu Rika dan bu Nurma. Lalu dia duduk di sofa yang kosong.

“Maaf, bu. Saya ingin melapor bahwa saya kehilangan album perangko di ruangan kelas tujuh-A.”

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aditya
1161      473     5     
Romance
Matahari yang tak ternilai. Begitulah Aditya Anarghya mengartikan namanya dan mengenalkannya pada Ayunda Wulandari, Rembulan yang Cantik. Saking tak ternilainya sampai Ayunda ingin sekali menghempaskan Aditya si kerdus itu. Tapi berbagai alasan menguatkan niat Aditya untuk berada di samping Ayunda. "Bulan memantulkan cahaya dari matahari, jadi kalau matahari ngga ada bulan ngga akan bersi...
Alfazair Dan Alkana
220      179     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Ghea
418      268     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
F I R D A U S
584      385     0     
Fantasy
Help Me to Run Away
2257      946     12     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
Our Son
474      248     2     
Short Story
Oliver atau sekarang sedang berusaha menjadi Olivia, harus dipertemukan dengan temanmasa kecilnya, Samantha. "Tolong aku, Oliver. Tolong aku temukan Vernon." "Kenapa?" "Karena dia anak kita." Anak dari donor spermanya kala itu. Pic Source: https://unsplash.com/@kj2018 Edited with Photoshop CS2
OF THE STRANGE
921      481     2     
Science Fiction
ALSO IN WATTPAD @ROSEGOLDFAE with better graphics & aesthetics! Comment if you want this story in Indonesian New York, 1956 A series of mysterious disappearance baffled the nation. From politicians to socialites, all disappeared and came back in three days with no recollection of what happened during their time away. Though, they all swore something attacked them. Something invisible...
Miss Gossip
3318      1350     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...
Aku Mau
9752      1838     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Mahar Seribu Nadhom
4342      1453     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...