Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali Arkan. Ya, dia hanya tau Arkan adalah bagian dari musik itu sendiri. Dia tahu Arkan bisa main gitar, drum, piano, flute, dan nyaris semua alat musik lain. Segitu aja udah cukup kan buat tau apa itu musik?

Arkan, seorang musicholic yang nggak pernah absen bawa earphone nya kemanapun ia pergi. Hidupnya oke oke aja sampai seorang Nazla berubah. Sobat karibnya itu tiba tiba membenci musik untuk satu hal yang masih bisa Arkan wajari. Menyumpah-serampahi musik dihadapannya. Tak ayal, yang setiap hari Arkan lakukan hanya elus elus dada atas kelakuan sobat satunya itu. Tak hanya itu, Arkan juga udah bosen denger ocehannya Nazla yang kadang nggak pentingnya minta ampun.

“Arkan, kok bumi sama langit itu aneh ya? Mereka seakan nyatu, padahal nggak. Kita sama sama tau kalo bumi sama langit itu beda jauh, tapi pembatasnya apa ya Ar?” –Nazla

“Dasar bego. Naz, denger ya, kalo lo kepo itu harus pinter, jadi semua ke-kepoan elo bakalan bisa terjawab. Kalo ke kepoan elo nggak kejawab, kan berarti lo bego naz.” –Arkan

“Ihhhh!! Arkaaann!!”

Lalu apa akhirnya Nazla bisa tau, apa yang membatasi langit dan bumi?