Kansa kembali ke kamarnya, dan mendapati Ana sedang berkutat dengan layar laptopnya, jika kalian pikir ia sedang mengerjakan tugas, kalian salah besar, Ana sedang menonton drama korea. Hufh.
Ana menyadari kedatangan Kansa. "Lo kenapa senyum-senyum?"
"Siapa yg senyum-senyum?" Kansa balik bertanya.
"Lo Kansa, masa gue?" kata Ana. "Kenapa? Ada apa? Cerita cepet, kenapa?"
"Engga ada apa-apa sayang," jawab Kansa singkat.
"Boong lu, seminggu ini muka lo asem banget buat diliat," sanggah Ana.
"Kenapa Kan?" tanyanya lagi.
"Gue engga kenapa-kenapa, Ana."
Ting..
Tingg..
Tinggg..
Ting..
Ting..
Tinggg..
Handphone Kansa berbunyi menandakan ada notifikasi line yang masuk.
"Kansa bales dulu napa, tu notif line lo, berisik tau," ucap Ana merasa terganggu.
Tanpa berniat membalas ucapan Ana, Kansa langsung saja menggambil ponselnya yang berada di nakas meja.
16 pesan dari Kevin
Kevin? Ngapain dia? Itulah yang saat ini Kansa pikirkan.
Kevin : Kansaa
Kevin : Udah tidur belum
Kevin : Gue laper
Kevin : Kansa
Kevin : Laper
Kevin : 10 menit lagi gue mati kayanya
Kevin : Gue engga kuat lagi
Kevin : Gue kelaperan Kansaaa
Kevin : Woi
Kevin : K
Kevin : A
Kevin : N
Kevin : S
Kevin : A
Kevin : Kansa gue, berubah jadi ibu tiri, hiks
Kevin : Ibu tiri hanya cinta kepada anaknya saja
Terukir senyuman tipis ketika membaca pesan Kevin dari tanpa Ana sadari. Kansa memutuskan untuk membalasnya
Kansa : Yang bener itu, ibu tiri hanya cinta pada ayahku saja Vin
Kevin : Kansaaaaaaa
Kansa : ?
Kevin : Baru gue nyanyiin baru lo bales, kangen suara merdu dari gue ya?
Kansa : Dih
Kansa : Gue laper
Kansa : Terus?
Kevin : Mau makan
Kansa : Ya makan
Kevin : Gaada makanan
Kansa : Ya beli lah
Kevin : Mager
Kansa : Go-food
Kevin : Engga mau nunggu, nunggu itu hal yang membosankan
Kansa : Yaudah laper aja lo
Kevin : Dasar ibu tiri. Tidak punya hati!
Kansa : Bodo.
Kevin : Kansaaa ihh, gue laper
Kansa : Ya makan
Kevin : Temenin gue nyari makan
Kevin : Plis
Kansa : Katanya mager
Kevin : Kan sama lo, jadi engga mager
Kansa : Sae modus lu
Kevin : Serius, temenin gue nyari makan, ke depan
Kansa : Sama Ojan aja
Kevin : G
Kansa : Nanti gue bilang ke Ojan suruh nemenin lo ke mekdi, kalau lo mau
Kevin : G
Kevin : Maunya sama-lo titik
Kansa : Sama Ana
Kevin : G
Kansa : Ana pacar lo
Kevin : Terus?
Kansa : Kok terus sih? Lo punya Ana, kenapa minta gue yang nemenin lo makan?
Kevin : Apa hubungannya sama Ana pacar gue?
Kansa : Ada-lah
Kevin : G
Kevin : Gue maunya sama lo
Kevin : Ibaratnya, kalo gue suka anggur, terus kalo gue pengen apel, gue harus makan anggur gitu? Meskipun gue maunya sama apel? Dan meskipun apel itu ada?
Kansa : Ini ceritanya beda Vinnnn
Kevin : Bodo. Pokonya temenin gue makan. Lo mau gue mati kelaperan?!
Kansa : Gue lagi nugas Viiin
Kevin : Yaudah bawa tugas lo
Kevin : Pokonya gue ga mau tau, lo harus temenin gue makan titik!
Kansa tidak membalasnya ia dilema, disatu sisi dengan senang hati akan menemani Kevin, tapi disisi lain, Kansa merasa tidak bisa dan merasa bersalah pada Ana dan Fauzan.
Kansa terdiam sebentar, lalu tersadar beberapa kemudian dari lamunannya.
"Na," panggil Kansa pada Ana.
"Hmm," gumam Ana sebagai jawaban.
"Kevin nge-chat lo engga?" tanya Kansa.
"Engga tuh, terakhir gue chat-an sana dia tadi malem, whatsapp-nya juga terakhir dilihat kemarin, katanya dia sibuk latihan basket," jawab Ana.
'Iya karena dia nge-chat gue lewat line,' batin Kansa.
"Kenapa emang?" Ana balik bertanya.
"E-engga sih, gue mau ngambil buku... " ada jeda sebelum Kansa melanjutkan ucapannya, "buku matematika, nah iya buku matematika gue belum dibalikin."
"Oh, yaudah nanti kalo chat gue udah Kevin bales, gue bilang," ucap Ana.
"Engga usah," tanggap Kansa langsung. "Na, gue mau cari angin bentar."
"Iya. Jangan terlalu malem, nanti ibu asrama dateng lagi. Mau jalan sama Ojan lo ya?" tuding Ana.
"Engga, fitnah aja lo," sanggah Kansa.
"Engga usah malu-malu kali." Ana menatap langit-langit kamar. "Andai Kevin kaya Ojan. Perhatian...."
'Tukeran yu Na' hahahaha
'Udah tau itu Kevin bukan Ojan'
---+----
Kevin : Ibu tiri, dimana lo
Kevin : Gue nunggu lo di loby.
Kevin : Gue laper
Kevin : Gue engga akan beranjak dari sini, sebelum lo datang!
Ketika Kansa membaca pesan dari Kevin 3 menit yang lalu, Kansa merasa gemas sendiri melihat ketikan dari Kevin. Namun, Kansa gidak berniat membalas pesan dari Kevin, hanya membacanya saja.
Kevin : Chat gue udah cocok jadi koran ya?
Kevin : Literasi malem kali ah
Lagi-lagi Kansa hanya membacanya saja, disertai senyum kecil. Beberapa langkah lagi menuju lobby, ia sudah melihat Kevin yang sedang menyandarkan punggungnya pada dinding tembok marmer.
Tanpa Kansa panggil, Kevin melihat ke arah Kansa dan menghampiri Kansa dengan segera. "Lama banget si, udah tau gue laper"
Kansa mengelus-ngelus rambut Kevin. "Maaf ya prince,"
Deg..deg
'Jantung gue,' batin Kevin.
"Apasi lo, ayo gue laper" ucap Kevin seraya menarik pergelangan tangan Kansa.
--------
Di tempat makan
"Lo yakin engga mau pesen makan juga?" tanya Kevin yang kesekian kalinya.
"Engga Vin, yang laperkan lo, bukan gue," jawab Kansa bosan.
"Lo engga laper?"
"Engga."
"Serius?"
"Iya."
"Bener nih ya."
"Iya."
"Terus mau apa?"
"Gatau."
"Mau apa? Es krim?"
"Oke, eskrim"
Lalu Kevin beranjak menuju kasir, untuk memesan makanan, sedang kan Kansa berkutan dengan buku kimia nya, seperti kata Kevin tadi, Kansa membawa tugasnya.
Beberapa saat kemudian, Kevin datang bersama nampan yang berisi nasi, ayam, eskrim dan mimuman teh dan soda.
"Banyak banget Vin, siapa yang mau ngabisin?"
"Tetangga," jawab Kevin disertai candaan.
"Vin!"
"Ya gue lah."
"Nih eskrim nya."
"Makasih."
Kansa kembali pada fokus semulanya kimia, tanpa mempedulikan eskrim, Kevin dan lingkungan sekitar.
"Eskrim nya cair, Sa," ingat Kevin.
Tak ada respon.
Tiba-tiba Kevin memberi sebuah suapan pada Kansa dengan tangannya (tanpa sendok)
"Aaa cepet," kata Kevin.
Akhirnya Kansa membuka mulutnya, dengan mata yang masih fokus membaca soal-soal membosankan bagi Kevin, dan tangannya yang menggoreskan angka dan kata tak jelas pada kertas coretannya.
"Buka mulut," perintah Kevin.
Kansa mengikutinya, begitu hingga nasi yg ada dalam piring Kevin habis, untungnya Kevin memesan dua porsi.
Kevin menyodorkan minuman dengan posisi sedotan pada mulut Kansa, lagi-lagi Kansa meminumnya tanpa melihat kearah Kevin.
Kevin seperti seorang ayah yang menyuapi anaknya, yang sedang asik bermain dengan mainnya, tanpa peduli dan menyadari apa-apa.
Plis next cepet-cepet????????????????
Comment on chapter 06