Setelah 2 hari menginap di markas pusat serikat ahli spiritual untuk pengecekan medis, siang itu gandi dan nia akhirnya diizinkan pulang. lalu sebagai kompensasi gandi di berikan liburan selama 2 bulan oleh zaenal dengan bayaran tetap penuh sebagai anggota ahli spiritual. "cie yang bakalan makan gaji buta selama dua bulan...." nia meledek gandi yang terus kepikiran apa yang akan dia lakukan selama liburan, "yah mau gimana lagi... pak tua itu maksa banget nyuruh aku buat libur..." ujar gandi mengelak dari ejekan nia. hari itu gandi di antar oleh supir dari serikat ahli spiritual menggunakan mobil serikat untuk pulang ke rumahnya.
Saat sampai di rumahnya gandi langsung di sambut dengan pelukan hangat oleh ayu, sedangkan nia yang ke dua orang tuanya jarang ada di rumah terpaksa menginap di tempat gandi sampai kakinya sembuh. orang tua nia juga sudah memberi izin padanya melalui sms, "kamu akan tidur sekamar bareng risa...." ujar ayu saat mengantarkan nia ke kamarnya. "risa itu siapa bi....?" nia yang belum pernah bertemu wujud fisik risa sedikit bingung, setahu nia yang tinggal di rumah itu hanya gandi dan ayu saja. "nanti juga kalau sudah ketemu bakal tahu risa itu siapa..."ujar ayu sambil terus mendorong kursi roda nia. saat ayu membuka pintu kamar tamu yang ada di rumahnya itu, nia melihat sesosok wanita cantik berambut putih panjang dengan mata berwarna merah delima yang sama seperti milik gandi saat malam hari.
Nia terus bertanya-tanya dalam hatinya siapa gerangan gadis cantik yang bernama risa ini, 'apa mungkin dia kekasihnya gandi...!? ah... tidak-tidak... karena matanya sama mungkin saja dia salah satu keluarganya...' nia terus meyakinkan dirinya dalam hati. "anu...." nia berusaha untuk menyapa risa yang sedang duduk di kasur sambil menatap ke arah jendela, sinar rembulan yang menyinari tubuhnya membuat risa terlihat semakin mempesona. perlahan risa menengok ke arah nia yang menggerakan kursi rodanya, "ah, kamu nia kan...?" tanya risa sambil tersenyum hangat pada nia. "eh apa kita pernah bertemu sebelumnya?" nia kaget saat risa menyebut namanya padahal dirinya belum memperkenalkan diri, "kita sudah bertemu kok... di markas pusat serikat ahli spiritual..." mendengar itu nia semakin kebingungan karena dirinya belum pernah melihat sosok risa di markas pusat ahli spiritual. "eh kapan...!? kok aku tidak ingat...?" nia penasaran karena dia sangat ingat wajah semua orang yang pernah ia temui di markas pusat tempat gandi di rawat itu. "saat kamu menjaga gandi terus menerus tanpa lelah dan juga saat kamu menggenggam tangannya saat tidur... kita hampir setiap hari bertemu kok... " mendengar perkataan risa membuat wajah nia memerah, "ba-bagaimana.... bagaimana kau bisa tahu hal itu....!?" nia amat kaget karena risa mengetahui semua itu. "mungkin ini akan menjelaskan semuanya..." perlahan tubuh risa menjadi transparan dan menghilang dari pandangan nia, "....!" nia kaget karena dia baru saja melihat seseorang menghilang seperti itu. "beginilah caraku bisa melihat semua itu..." tiba-tiba risa muncul tepat di depan wajah nia, "eh....!? kamu ini sebenarnya siapa?" nia amat terkejut akan kemunculan risa itu.
risa hanya tertawa melihat respon nia yang aneh itu, "aku ini benda pusaka yang memiliki 3 wujud... 2 di antaranya adalah wujud fisik manusia dan wujud gaib manusia..." nia tidak percaya mendengar penjelasan risa itu. bagaimana pun hal itu sangat sulit di percaya, seorang gadis cantik yang mempesona seperti risa adalah jelmaan sebuah pusaka yang harusnya berupa benda mati. “i-itu berarti kamu terus bersama gandi selama ini…?” nia kembali mengingat hal-hal yang sebelumnya ia lakukan dengan gandi saat di ruang perawatan darurat markas pusat serikat ahli spiritual. “iya…. Aku juga tahu kok apa yang kamu tunjukkan pada aria…” wajah nia kembali memerah dan terlihat gelisah, “tenang aku tidak akan memberitahu gandi kok…” lanjut risa sambil tersenyum manis pada nia. “janji…?” wajah nia yang malu-malu terlihat amat menggemaskan untuk risa, “iya janji…” risa mengacungkan jari kelingkingnya tanda bahwa dia berjanji pada nia dan nia pun melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking risa.
Mulai malam itu nia akan terus menginap di rumah yang sama dengan tempat gandi tinggal, dia tidur sekamar dengan risa yang merupakan pusaka gandi. Tak terasa pagi hari pun tiba diiringi oleh kekacauan burung dan juga matahari pagi, risa membantu nia untuk bersiap berangkat sekolah. “makasih ya…” ujar nia karena dirinya sangat terbantu oleh risa, “iya sama-sama… lagi pula aku tidak mungkin membiarkan gandi membantumu untuk ganti baju bukan…” candaan risa itu membuat nia berpikiran yang tidak-tidak dan dalam sekejap wajahnya langsung memerah. ‘tidak-tidak apa sich yang aku pikirkan… masa aku mikir kalau gandi bantuin aku make baju…’ nia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengembalikan logikanya. “apa semuanya sudah siap…!?” ujar gandi sambil membuka pintu kamar itu, gandi melihat nia sedang dipakaikan baju oleh risa dengan pakaian dalam yang terekspose dengan jelas. “wushhh…brak… buukk….” Risa memasang wajah sinis, lalu menggunakan kekuatan pada gandi sampai majikannya terpental dan bersamaan dengan itu dia juga menutup pintu kamarnya dengan keras. “dasar… melihat tubuhku sich tidak masalah tapi kalau tubuh nia lain urusan…” risa menggerutu dengan sifat gandi yang agak semberono itu.
Setelah selesai bersiap risa dan nia menghampiri gandi yang menunggu di depan gerbang, “tadi itu sakit risa…” gandi sedikit protes dengan perbuatan risa saat gandi memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu. “salah sendiri main masuk tanpa permisi…!” risa terlihat masih kesal, “sudah-sudah sekarang aku dan gandi harus berangkat sekolah…. Hayu gandi kita berangkat nanti telat…” ajak nia mencoba meredam kemarahan risa. “risa kami berangkat dulu ya… jangan cemberut gitu donk…” risa akhirnya terpaksa tersenyum ke arah nia dan gandi, ‘dia gadis baik…. Jaga dengan benar ya….’ Bisik risa lewat telepati pada gandi. Menyadari suara risa itu gandi hanya mengacungkan jempolnya ke atas, ‘tenang saja…’ begitu lah isyarat yang gandi berikan pada risa.
Gandi berangkat menggunakan bus umum seperti biasa, namun kali ini dia membantu nia menaiki bus tersebut. orang-orang di sekitar mereka hanya tersenyum melihat gandi dan nia yang terlihat sangat mesra itu, “masa muda anak jaman sekarang memang hot ya…” bisik beberapa ibu-ibu yang ada di bus itu. Tangan nia merangkul tubuh gandi sambil di bantu berjalan untuk ke tempat duduk, saat turun dari bus banyak siswa terlihat berbisik ketika gandi yang membantu nia duduk di kursi rodanya. “heh,….!? Nia… kamu kenapa….?” Seluruh teman sekelas yang sudah datang langsung mengerumuni nia yang berada di kursi roda. “tidak apa-apa ko, hanya kecelakaan kecil…” nia menjawab mereka dengan senyuman lembut, “gandi antar aku ke kursiku…” lanjut nia karena merasa kurang nyaman berada di kursi roda saat ada di kelas.
Gandi langsung membawa nia ke tempat duduknya dan membantu nia untuk duduk secara perlahan, “cie… cie... suit.. suit… “ anak laki-laki yang ada di kelas itu pun langsung ribut melihat adegan tersebut. wajah nia langsung memerah mendengarnya, “maaf ya…” nia merasa tidak enak pada gandi karena di bicarakan seperti itu. “gak apa-apa kok…” ujar gandi dengan senyuman lembutnya, “deg…!” seluruh gadis di kelas itu termasuk nia mendadak diam membisu melihat senyuman gandi itu. Gandi yang selalu bersifat dingin dan pendiam itu memiliki senyuman yang menyilaukan mata bagi kaum wanita. Bunyi bel sekolah pun terdengar dan di saat-saat terakhir hadri sahabat dekat gandi di kelas pun datang dengan nafas yang terengah-engah. “safe….” Ujarnya ketika berhasil masuk ke kelas, “safe dari mana… kau itu hampir telat lihat tuh di belakangmu…” ujar gandi pada hadri. saat hadri menoleh pak garno sudah ada di belakangnya dan memukul kepalanya dengan buku pelajaran. “kali ini tidak masalah… sekarang cepat kembali ketempat duduk kalian…” pak garno memberi perintah pada hadri dan gandi.
Pelajaran hari itu berjalan seperti biasanya dan berlangsung dengan kondusif, tanpa terasa matahari semakin meninggi dan bel tanda istirahat pun berbunyi. “enak ya bisa ngedorong primadona di sekolah kita…” ujar hadri setelah pak garno keluar dari kelas. “sebentar… lu tau dari mana…? Bukannya lu tadi telat datang bukan…” gandi bingung kenapa teman sebangkunya itu bisa mengetahui hal itu tanpa melihatnya langsung. “informanku cukup terpercaya lho.”ujar hadri sambil memperlihatkan smartphonenya pada gandi, disitu terlihat foto gandi yang sedang membantu nia turun dari bus. “berikan padaku…!” gandi langsung berniat mengambil smartphone itu dari tangan hadri, namun hadri langsung menghindar dan melompati meja untuk melarikan diri. “anak setan kemari kau…!” ujar gandi setengah marah pada temannya yang kabur itu.
Sekolah hari itu terasa cukup menyenangkan bagi gandi, kehidupan yang normal layaknya siswa SMA biasa. Saat disekolah nia tidak mau merepotkan gandi dan meminta teman sekelasnya untuk mendorong kursi rodanya, hari yang damai itu berlangsung dengan cepat. Bel tanda KBM telah selesai pun berbunyi, seluruh siswa secara bersamaan keluar setelah guru pengajar keluar dari kelas. Gandi tentunya membawa nia dengan kursi rodanya untuk pulang menaiki bus, “eh apa kamu sudah dengar si april katanya hari ini juga tidak masuk sekolah tanpa alasan…” ujar salah satu siswa yang melewati gandi dan nia. “eh itu anu….” Kedua siswa itu menoleh kearah nia, “apa benar april tidak masuk sekolah hari ini…?” nia amat penasaran dengan omongan siswa itu. “iya dia sudah 3 hari tidak masuk sekolah… dan semuanya tanpa keterangan… katanya sich walinya juga tidak bisa di hubungi oleh pihak sekolah…” ujar siswa tersebut asal ngomong.
Nia langsung terdiam mendengar hal itu, sangat tidak wajar temannya yang sangat rajin itu membolos tanpa alasan yang kuat. “gandi…” nia menoleh dengan tatapan penuh harapan pada gandi, “iya… aku tahu… kita akan mengecek ke rumahnya sekarang…” mendengar itu nia sangat senang dan tersenyum lebar. Gandi dan nia pun akhirnya tidak jadi menaiki bus dan langsung berjalan menuju rumah nia yang memang tidak jauh dari sekolah. Setelah 15 menit berjalan kaki nia dan gandi sampai di depan rumah april, namun berbeda dari biasanya aura rumah tersebut sangatlah suram. “ting..tong…” gandi memenekan bel di depan pintu gerbang rumah april itu, “ting…tong…” gandi menekannya sekali lagi karena tidak ada respon dari penghuni rumah itu. “tidak ada yang merespon… kamu tunggu disini ya…” ujar gandi merasa ada yang tidak beres di rumah april itu, “ya… hati-hati ya…” ujar nia yang telihat paham akan situasinya.
Gandi tanpa pikir panjang langsung melompat masuk melewati pintu gerbang dan dinding setinggi 3 meter yang mengelilingi rumah itu. “tap… …!” saat menyentuh tanah di rumah itu gandi langsung merasakan tekanan energi spiritual yang amat besar, “apa-apaan energi spiritual ini…!?” gandi menoleh ke arah rumah april yang di selimuti aura hitam. “Aura ini tidak terlihat saat berada di depan gerbang tadi, apa yang sebenarnya terjadi…?” gandi benar-benar bingung dengan kondisi rumah tersebut. setelah melapisi tubuhnya dengan energi spiritual, gandi perlahan berjalan masuk ke dalam rumah itu secara hati-hati. “clek…” pintu depan rumah terbuka dengan mudah, “tidak di kunci ya… percaya diri sekali makhluk gaib ini…” gandi sangat yakin ini semua adalah perbuatan makhluk gaib.
Saat gandi hendak melangkahkan kakinya masuk, tiba-tiba dia melihat ada seekor kucing hitam di samping kanannya. “kalau aku jadi kau aku tidak akan masuk kesitu…” kucing hitam itu bisa berbicara, “siapa kau…?” gandi sangat heran melihat kucing hitam yang bisa berbicara itu. Kucing hitam itu memancarkar aura kegelapan yang hampir sama seperti milik hans, “namaku adalah candramawa, aku adalah kucing hitam penjaga salah satu makam kerajaan majapahit… meski sekarang tidak ada lagi makam yang bisa ku jaga…” jawaban kucing itu malah menimbulkan pertanyaan lain di pikiran gandi.
“apa yang kau maksud dengan tidak ada lagi makan yang bisa kau jaga…?” gandi sangat penasaran dengan apa yang terjadi, karena dia sangat tahu kekuatan penjaga makam kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia ini memiliki kekuatan yang sangat besar. “ini semua karena kesalahanku juga… apa kau tahu soal dawala…?” tanya kucing itu dengan wajah serius, “tidak…” jawab gandi sambil menggelengkan kepalanya. “huuu… ya memang jarang ada yang tahu soal dia di jaman modern ini… dawala itu adalah kucing putih penjarah makam… kucing putih pada dasarnya memiliki energi spiritual yang rendah, berbeda dengan kucing hitam… namun dawala menemukan cara tersendiri agar bisa mendapat kekuatan spiritual yang besar sama seperti kaum kucing hitam sepertiku.” Kucing hitam itu menceritakan soal dawala, namun gandi sama sekali tidak tahu soal cerita yang di bahas olehnya.
“dia menjarah makam raja-raja yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi atau bisa kusebut raja-raja yang sakti mandraguna… yang perlu dia lakukan untuk mendapatkan kesaktian dari makam raja itu hanyalah memakan jasad raja tersebut…” gandi sontak kaget dan juga bingung bagaimana bisa makhluk gaib mengambil energi spiritual dari orang yang telah mati. “bagaimana mungkin memakan jasad orang yang sudah mati bisa menambah kekuatan spiritual?” ujar gandi membantah pernyataan dari candramawa, “kau pikir apa fungsinya kami para penjaga makam hah!? Raja-raja terdahulu yang memiliki kesaktian yang hebat itu ketika mati akan menyisakan sekitar 60% dari total kesaktian yang dia miliki saat dia masih hidup… itu sebabnya dawala bisa menambah kekuatannya dan bahkan warna bulunya juga sudah menjadi hitam saat ini… yang tersisanya hanya di bagian sekitar matanya… dan jika dia berhasil mendapatkan tumbal jiwa manusia yang berhati murni tidak akan ada yang bisa menghentikan dawala…” ujar kucing hitam itu kembali menjelaskan pada gandi tentang kekuatan dawala.
Gandi memang tidak tahu soal dawala, tapi jika perkataan dari kucing hitam ini benar. Maka dawala adalah makhluk gaib yang sangat berbahaya, “apa tidak ada cara untuk menghentikannya?” gandi sudah kehabisan akal dan bertanya pada candramawa. “untuk mencerna jiwa manusia berhati murni dawala butuh waktu paling tidak satu minggu untuk persiapan…. Dan sekarang sudah 2 hari sejak ritualnya persiapannya di mulai…. Yang berbicara padamu ini hanyalah salah satu dari buluku… jadi ku sarankan kau agar menemui diriku yang asli agar kita bisa menghentikan dawala sebelum semuanya terlambat…” ujar kucing hitam itu memberikan saran pada gandi. “baiklah aku akan bekerja sama…” gandi tidak memiliki pilihan lain, “kalau begitu ayo ikut denganku…” kucing itu melompat ke atas dinding yang mengitari rumah april dan gandi pun mengikutinya.
Saat melompat dan melihat nia yang sedang menunggunya gandi langsung teringat kalau dia bersama dengan nia saat itu. “tunggu sebentar candramawa….” Kucing hitam yang sedang berjalan santai itu berhenti dan menoleh ke arah gandi, “kau boleh bawa gadis itu juga kok…” mendengar kucing yang bisa berbicara itu nia langsung kaget. “ehhh…!? Ku…ku…kucingnya bisa ngomong….!?” Nia terlihat amat panik melihat kejadian aneh itu, “dia itu makhluk gaib jadi wajar bisa bicara… ayo kita tidak punya banyak waktu… untuk menyelamatkan april kita harus mengikutinya…” ujar gandi mencoba menjelaskan kondisinya sesingkat mungkin. “memang apa yang terjadi pada april?” nia terlihat panik karena perkataan gandi barusan. “situasinya cukup gawat hanya saja aku tidak bisa menjelaskan detailnya sekarang…” ujar gandi sambil terus mendorong kursi roda nia.
Setelah berlari kecil mengikuti kucing hitam itu selama 12 menit, kucing hitam itu terlihat memasuki sebuah taman kota yang berada di tengah kompleks perumahan itu. Saat memasuki rimbunan pepohonan di tengah taman itu, gandi dan nia melihat sesosok kucing hitam raksasa setinggi 15 kaki. “wahai manusia inilah sosokku yg sebenarnya…” gandi melihat sosok kucing hitam besar dengan api biru yang ada di setiap ujung kakinya. “gandi tolong jelaskan kenapa aku bisa melihat kucing hitam raksasa ini…” nia amat kebingungan sekaligus takut melihat kucing yang lebih besar dari seekor singa. “kau ini siluman kan?” gandi tiba-tiba bertanya pada kucing itu, “hahaha… kau menyadarinya ya…” candramawa tertawa ketika gandi menyadari bahwa kucing itu bukan makhluk gaib biasa.
Siluman adalah salah satu sosok kuat perwujudan dari makhluk gaib yang memiliki kesaktian di level yang tinggi, semua siluman mendapat rank A ke atas karena energi spiritual mereka sangat besar. Bahkan pasukan elite dari penguasa pantai selatan nyi roro kidul semuanya adalah siluman dan mereka dapat terlihat dengan mudah oleh manusia yang enegi spiritualnya kecil sekalipun. “jadi siluman itu makhluk gaib yang punya tubuh fisik menyerupai hewan ya…?” ujar nia setelah mendengar penjelasan dari gandi tentang siluman. “ya lebih tepatnya seperti itu… ngomong-ngomong kemana ekormu?” tanya gandi pada candramawa. “sungguh memalukan memang tapi ekorku putus saat bertarung dengan dawala beberapa minggu yang lalu… tapi aku berhasil membuatnya sekarat.” Ujar candramawa mencoba mengalihkan sudut pandang. “lalu kenapa sekarang kau tidak bisa melawan dawala?” sambung gandi kembali bertanya, “semua itu karena ada gadis bodoh yang merawat dawala dan ada anak bodoh yang memutuskan kutukan pelindungku pada gadis itu….” Mendengar itu gandi langsung teringat soal nugi dan april.
“maaf kalau kami berbuat seenaknya meski tidak tahu apa yang terjadi…” gandi mewakilkan aria dan nugi yang bertanggung jawab karena memutus kutukan itu. “yah tidak masalah asal kalian mau memperbaikinya.” Gandi mencium niat untuk memanfaatkan dirinya untuk ikut dalam masalah ini. “tapi sebelum itu aku ingin kau menjamin keselamatan gadis ini…” ujar gandi menunjuk ke arah nia, “itu sich mudah…” ujar candramawa menganggap itu adalah hal kecil. “eit tunggu sebentar… yang ku maksud bukan hanya memasangkan penghalang padanya lho…” gandi menghentikan candramawa saat hendak menggunakan energi spiritualnya.
Candraawa bingung apa yang sebenarnya di inginkan oleh gandi dari dirinya, “sebenarnya apa maumu bocah…?” tanya candramawa pada gandi. “pertama namaku gandi bukan bocah… kedua aku ingin kamu menjalin kontrak dengan temanku ini dia bernama nia…” mendengar itu nia dan candramawa terlihat kaget. “apa maksudmu…?” candramawa terlihat sangat kebingungan dengan perkataan gandi, “kau tidak punya makam untuk di jaga lagi bukan…? Aku menawarkan pekerjaan padamu untuk menjaga gadis rapuh yang cantik ini… paham…?” ujar gandi dengan memasang wajah tengilnya. “bwahahahaha…. Kau sangat bisa memanfaatkan keadaan ya bocah… aku suka…” candramawa tertawa sangat keras karena pemikiran menarik dari gandi, “jadi….?” Tanya gandi mencoba menegaskan. “baiklah aku akan menjalin kontrak dengan gadis ini…” candramawa menyetujui hal itu, “tunggu gandi… aku tidak mengerti apa-apa soal hal beginian… apa lagi aku tidak punya energi spiritual seperti dirimu… apa bisa aku menjalin kontrak dengan makhluk gaib? Apa lagi siluman seperti ini…?” nia masih merasa ragu untuk melakukan kontrak gaib.
Gandi hanya tersenyum mendengar perkataan nia itu, “justru dengan kontrak ini kau akan bisa memiliki kekuatan spiritual untuk melindungi dirimu sendiri… tenang saja, soalnya kontrak yang seperti ini tidak akan memiliki resiko untukmu karena makhluk gaibnya sudah setuju untuk menjalin kontrak tanpa mengajukan syarat padamu…” ujar gandi menjelaskan pada nia. “kamu ini selalu seenaknya ya… muuu…” nia mengembungkan pipinya karena merasa sebal dengan gandi yang seenaknya saja pada dirinya. “kalau begitu sudah tidak ada yang keberatankan…? Crett….” Gandi menggores jarinya dan meneteskan darah di antara nia dan candramawa. “swing…cling…” dengan cepat tetesan darah itu melingkar secara merata dan membuat lingkaran sihir, “aku hanya bisa membantu membuat lingkaran kontrak gaibnya saja… bet…” gandi menghentikan tetesan darahnya. “ini sudah lebih dari cukup bocah… sisanya serahkan padaku…” ujar candramawa mendekatkan diri pada nia.
Candramawa terus mendekatkan kepalanya pada nia, nia menyentuh kepala candramawa saat kepalanya sudah cukup dekat dengan dirinya. “lembutnya…” ujar nia polos sambil mengusap kepala candramawa, “tanganmu juga lembut… aku cukup menyukainya…” jawab candramawa memejamkan matanya. “sekarang bisakah kau mengikuti kata-kataku…?” mendadak cahaya merah dari lingkaran sihir yang terbuat dari darah gandi terpancar, “iya… kita akan menjalin kontrak ini..” ujar nia yang juga sudah membulatkan tekatnya meski agak terpaksa. “unting…!” mereka berbicara secara bersamaan entah karena refleks atau mungkin karena mereka sudah terhubung, “wahai rantai yang mengikat segalanya di dunia ini… hubungkanlah kami… dalam ikatan yang kuat hingga badai dan topan tidak bisa memutuskannya…. Sebuah ikatan yang hanya bisa terputus oleh kematian…” terlihat sebuah rantai hitam dan merah yang terhubung ke leher nia dan candramawa. “sekarang kau boleh memberikanku nama baru…” ujar candramawa pada nia, “mulai sekarang namamu adalah fira…” rantai ikatan itu pun mengencang dan terurai menjadi pecahancahaya dan lenyap di udara. “tunggu sebentar, fira…?” gandi bingung karena namanya yang di berikan nia terlalu feminim menurutnya, “eh…? Kamu tidak tahu ya…? Dia ini perempuan tahu…” ujar nia memberitahu pada gandi yang terlihat makin kebingungan. saat gandi menoleh ke arah fira dirinya hanya mengangguk, “apa….!?” gandi benar-benar terkejut dengan ucapan nia barusan itu.
Kontrak baru terjalin, akankah ini pertanda baik atau buruk…? Yang jelas roda takdir telah berputar, akankah mereka bisa menyelamatkan april dari jeratan dawala?
Bersambung.