Saat itu matahari mulai terbit di tengah kekacauan yang terjadi di hutan daerah kekuasaan buto kampa itu. Mustika putih dan juga pemiliknya berhasil di temukan, Serikat topeng bayangan yang jadi biang masalahnya berhasil di tumpas berkat datangnya kanna dan hans. Gandi yang sekarat di pinggiran hutan dan risa yang terus berusaha menyembuhkannya itu didatangi seorang pria yang mengenakan jaket putih dan celana panjang yang juga berwarna putih. "bisa kau minggir sebentar..." risa langsung menuruti kata-kata pria itu dan berharap dia bisa membantunya. "sudah ku duga itu kau gandi...." pria itu mengeluarkan sebuah pil dan memasukannya ke mulut gandi, lalu dia meminumkan gandi beberapa teguk air. "cing.... seshhh..." tubuh gandi mengeluarkan cahaya putih dan luka-luka di tubuh gandi perlahan mulai menghilang. Risa kaget melihat efek dari obat yang di berikan pria asing itu, "oh iya... obat ini hanya berefek pada luka luar. sedangkan saat ini gandi tidak hanya mengalami luka fisik." pria itu menjelaskan kondisi gandi dengan serius kepada risa. aura kehidupan gandi terasa sangat tipis bagai sebuah api pada lilin yang berada di tengah badai, "apa yang terjadi padanya?" risa panik merasakan aura kehidupan gandi yang menipis.
Pria itu memejamkan matanya dan menghela nafas, "sebelumnya perkenalkan namaku yatna, aku teman lama gandi. setahuku gandi memiliki sebuah teknik terlarang yang di warisi oleh keluarga bulan merah. teknik itu di larang karena saat menggunakannya kau harus mengorbankan sedikit energi kehidupanmu... namun dalam kasus gandi beda lagi. dia yang dulu hampir dirasuki oleh iblis membuat tubuhnya membutuhkan lebih banyak energi kehidupan saat menggunakan teknik terlarang itu. di tambah lagi energi kehidupan hanya akan pulih setelah 5-7 tahun setelah penggunaannya dan kau pasti tau tentang seseorang yang energi kehidupannya habis maka orang itu pasti mati." risa tentu sangat paham karena semua yang di katakan pria itu berdasarkan fakta yang ada. hidupnya yang sudah sangat lama membuatnya tahu banyak hal soal energi kehidupan juga tentang energi spiritual. "apa ada cara untuk menyembuhkannya?" risa kembali bertanya pada pria itu dengan nada tinggi. "hanya ada 1 cara yang bisa di lakukan, seseorang harus membagi energi kehidupannya pada gandi. namun dirimu yang merupakan makhluk gaib tidak akan bisa melakukannya." sontak risa merasa kaget dia baru menyadari bahwa dirinya sebenarnya adalah sebuah pusaka.
Risa benar-benar terlihat kebingungan karena dirinya sangat tidak berguna di saat-saat seperti ini, risa langsung murung menyadari betapa tidak bergunanya dirinya karena sudah gagal sebagai sebuah pusaka pelindung. "hai orang-orang murung yang ada di sana... lebih baik sekarang kita bawa dulu tubuh gandi itu ke rumah sakit di dekat markas pusat...~" sesosok gadis tinggi dengan rambut panjang yang pirang muncul di hadapan risa. gadis itu tidak lain adalah kanna kakak kandung dari aldi, di belakang gadis itu ada aldi dan hans yang mengikutinya. "aku yakin pasti ada jalan keluar untuk masalah yang satu ini... benar kan hans?" ujar kanna sambil menoleh ke arah hans yang terlihat sedang berpikir setelah melihat kondisi gandi. "kanna ini tidak mudah seperti yang kau bayangkan... kondisi gandi memang sangat buruk..." hans yang memiliki banyak pengetahuan soal penyakit dan kutukan sangat tahu kondisi gandi saat itu sangatlah parah. "kalau di biarkan dia bisa mati kapan saja...." lanjut hans membuat kanna dan risa menjadi pucat, "hans kamu bercandakan soal dia bisa mati kapan saja....? bercanda kan?" kanna terlihat amat panik mendengar perkataan hans.
Hans langsung memeriksa tas kecilnya, "aku baru ingat aku bawa benda ini..." hans memperlihatkan sebuah botol dengan pil berwarna hitam di dalamnya. "pil ini belum sempurna, tapi pil ini dapat menambah energi kehidupan seseorang dalam kurun waktu tertentu. pil ini bisa mencegah resiko kematian gandi untuk sementara waktu..." ujar hans menjelaskan kegunaan pil hitam itu. hans langsung membuat gandi menelan pil itu secara paksa, setelah itu dia membopong tubuh gandi yang sedang pingsan itu. mereka semua langsung bergegas keluar hutan yang sedang terbakar itu, "kita akan membawanya langsung ke markas pusat hari ini..." setelah 4 menit berlari menuju panti asuhan. Disana sudah ada puji dan putih yang menunggu di depan panti asuhan dan di samping mereka ada sebuah mobil van, "itu...!? kalian kesini pake itu...!?" aldi terlihat kaget melihat mobil itu. "iya aku yang bawa..." jawab kanna dengan sangat polos pada adiknya yang sedang memasang wajah pucat setelah mendengar jawaban kakaknya itu.
Kanna langsung menarik aldi dan hans masuk ke dalam mobil van itu, setelah itu dia mendorong puji dan putih masuk di bagian belakang. "semuanya sudah siap...!?" tanya kanna dengan penuh semangat dan keceriaan, "siap....~" aldi dan hans menjawab dengan nada lemas. "ok semuanya bersiap untuk pengalaman mengemudi yang luar biasa..." kanna langsung menancap gas dan memutar balik mobil van itu dengan teknik drift, setelah itu berbalik arah mobil itu melaju dengan sangat kencang. setelah memasuki kecepatan maksimal di jalanan kecil kompleks perumahan itu muncul percikan listrik dari tubuh kanna dan juga aura hitam milik hans. "maju....criett.....dooomm...!" mobil van itu terlihat menyala-nyala dengan listrik yang melapisi body dan ban mobil serta melaju bagaikan roket kecepatannya melebihi 500KM/Jam, hans terus berkonsentrasi menggunakan kekuatan kegelapannya untuk menyingkirkan pengguna jalan lain. "bagus-bagus... kalau begini kita bisa semakin cepat..." mendengar perkataan kanna itu membuat urat-urat yang ada di kepala hans menonjol, "kau...pikir... ini mudah hah..." gerutu hans sambil memancarkan hawa membunuhnya yang mengerikan.
Diwaktu yang berbeda tepatnya 15 menit setelah keberangkatan kanna menuju markas pusat, zaenal terlihat sedang meminum kopi sambil menatap laporan masalah yang di timbulkan kanna saat dia singgah di indonesia. "booomm....! prrrfffttt.... !" kopi yang baru saja iya minum langsung keluar dari mulutnya karena kaget mendengar suara ledakan dari arah jalan raya. "sialan... apa lagi sich...!?" zaenal langsung melihat kearah jalan raya dari jendela kantornya. dia melihat beberapa orang keluar dari van yang terlihat berasap di depan markas pusat itu, dia melihat risa,seorang anak kecil dan seorang wanita anggun keluar dari mobil itu. secara bersamaan mereka muntah di depan markas pusat serikat ahli spiritual itu, "...!" zaenal melihat hans menggendong tubuh gandi yang terlihat lemas itu ke dalam kantor.
Melihat itu zaenal langsung bergegas menuju lantai bawah gedung untuk mencari tahu apa yang terjadi, saat dia sudah sampai di depan ruang perawatan darurat zaenal melihat hans dan kanna duduk di depan ruangan itu. "hans apa yang terjadi....!?" zaenal bingung karena tidak tahu apa yang sedang terjadi, "lah bukankah aku sudah mengabarimu lewat sms...?" hans juga bingung saat zaenal ternyata belum tahu kondisinya. "ah... soal itu... pasti smsnya nyampe ke handphone yang ini kan...?" zaenal menunjukan sebuat telepon genggam yang remuk pada hans, "saat kanna bilang dia akan menyusul adiknya dan menyerahkan kasus dirinya yang tidak sengaja menguatkan taksi yang ia naiki, aku tak sengaja meremas handphoneku karena kesal..." zaenal tersenyum sembari mengakui kesalahannya itu. "ya sudah kalau begitu kejadiannya... aku tidak bisa menyalahkanmu juga pak tua... ngomong-ngomong aku butuh tempat istirahat..." hans sangat kelelahan akibat menggunakan kekuatan spiritualnya dengan konsentrasi tinggi terus menerus.
Zaenal langsung mengantar hans ke mess kosong yang berada di belakang gedung markas pusat itu, "apa ini cukup...?" ujar zaenal sambil membopong hans yang sangat lemas. "ya... tolong baringkan tubuhku di kasur itu..." secara perlahan zaenal membantu hans membaringkan tubuh di kasur yang ada di kamar itu. "makasih ya..." ujar hans dengan wajah seriusnya, "tidak masalah aku juga tidak ingin makhluk yang ada di tubuhmu itu lepas kendali gara-gara kau pingsan..." jawab zaenal sebelum meninggalkan kamar mess itu. zaenal yang mencemaskan gandi langsung bergegas kembali ke ruang perawatan, "ah... pak zaenal...! ini gawat... kondisi gandi..." perawat yang memeriksa gandi itu seolah enggan memberitahu kondisi gandi saat itu. "dia tidak akan bisa sadar sebelum ada orang yang mendonorkan energi kehidupannya...." zaenal amat terkejut dengan perkataan perawat tersebut, namun jika dia berkata seperti itu sudah pasti kondisi gandi memang begitu adanya. "do... donor energi kehidupan...!?" zaenal amat kaget mendengar hal itu, soalnya tidak satu pun orang yang cukup gila untuk mendonorkan energi kehidupannya.
Energi kehidupan adalah energi yang menopang alam bawah sadar manusia, saat energi kehidupan seseorang habis mereka pasti akan mati karena tidak bisa menopang kesadarannya. Berkurangnya energi kehidupan seseorang dapat menyebabkan beberapa hal seperti penyakit fisik(kelumpuhan, kehilangan salah satu panca indra dll), 3L (lemas, letih dan lesu), dan yang terakhir kematian. itu sebabnya tidak akan ada orang yang mau mendonorkan energi kehidupannya jika dia mengetahui apa pentingnya energi itu bagi dirinya. "untuk sementara rawat gandi di ruang perawat kita.... sampai kita bisa menemukan pendonornya..." mendengar instruksi zaenal sang perawat itu langsung memindahkan gandi ke ruang perawatan sementara yang ada di kantor pusat serikat ahli spiritual itu.
Setelah masalah gandi yang memusingkan selesai untuk sementara waktu, zaenal kembali teringat sesuatu saat melihat kanna yang duduk sembari memainkan smartphonenya. "woy kanna... aku dengar kamu bikin onar lagi ya...!?" zaenal bertanya dengan tatapan yang mengerikan dan hawa membunuh yang besar. "hiii...!" kanna merasakan kemarahan zaenal itu langsung berusaha untuk melarikan diri, namun zaenal tanpa basa basi langsung menyeret kanna ke dalam kantornya yang ada di lantai atas untuk mengintrogasinya terkait masalah baru yang dia timbulkan. "tidak aku tidak bersalah....!" kanna memberontak seperti seorang anak kecil saat di seret oleh zaenal.
Sementara itu yatna baru saja sadar dari pingsannya akibat pengalaman buruk saat kanna menyetir mobil van yang mereka naiki. yatna melihat aldi disampingnya masih pingsan dengan mulut yang berbusa, lalu di kursi tengah risa, puji dan putih yang tergeletak di kursi tengah mobil itu, yatna langsung pergi tanpa pamit pada mereka semua. "huh... jadi kau sekarang punya banyak teman ya gandi... baiklah.... sekarang aku tinggal melakukan apa yang harus aku lakukan..." ujar yatna sambil merenggangkan tangannya pergi meninggalkan tempat itu.
Ke-esokan harinya ayu datang untuk menjenguk keponakannya yang tidak sadarkan diri itu, "kenapa....? kenapa kau selalu membuat dirimu dalam bahaya...!? padahal bibi sudah mengikhlaskan riana... sekarang kamu juga mau meninggalkan bibi...!?" ayu terus mengenggam tangan gandi sambil meneteskan air mata. zaenal dan aria yang mengantarnya tidak bisa berbuat apa-apa melihat keadaan itu, "apa kalian tidak bisa mendonorkan energi kehidupanku...?" pertanyaan itu sontak membuat zaenal dan aria terkejut. "tunggu sebentar yu.... aku bisa di bunuh oleh suamimu kalau sampai melakukan hal nekat seperti itu..." zaenal benar-benar panik mendengan perkataan ayu yang di luar dugaan. "itu benar... lagi pula untuk mendonorkan energi kehidupan haruslah dari orang yang usianya sama..." aria menjelaskan satu-satunya syarat untuk mendonorkan energi kehidupan.
Energi kehidupan berbeda dari energi spiritual, dimana setiap orang pasti memiliki energi kehidupan sedangkan tidak semuanya memiliki energi spiritual. terlebih lagi ada 2 syarat untuk bisa mendonorkan energi kehidupan, pertama pendonor harus memiliki umur yang sama dengan yang menerima donor dan kedua besar energi kehidupan pendonor dan penerima haruslah sama atau hampir sama. "lalu kalau bukan aku siapa lagi orang yang mau mendonorkan hal sepenting itu pada gandi....!?" mendengar perkataan ayu, zaenal dan aria hanya bisa menundukkan kepala. tiba-tiba pintu ruangan perawatan darurat itu terbuka saat suasana di dalamnya sedang mencekam. "biar aku yang mendonorkan energi kehidupanku pada gandi..." semua mata yang ada di dalam ruangan itu langsung tertuju pada sumber suara tersebut.
Seorang gadis yang memakai seragam SMA masuk ke dalam ruangan perawatan darurat itu, wajahnya amat cantik dengan mata coklatnya juga kulit putih yang berpadu dengan rambut hitam panjang khas indonesia. gadis SMA itu tidak lain adalah nia nurmala teman sekelas gandi, di belakang gadis itu terlihat sosok yatna pria yang menyembuhkan luka fisik gandi. "kamu... apa kamu yakin mau melakukannya...?" aria bertanya pada nia tentang perkataannya barusan. "ya aku yakin dengan keputusanku..." nia menjawab dengan tegas dan memasang wajah penuh keyakinan. "huh... tapi pertama-tama kamu harus melewati prosedur kami terlebih dahulu... pak zaenal tolong arahkan gadis ini agar memenuhi prosedur pendonoran serikat kita..." ujar aria pada zaenal agar nia di bimbing untuk memenuhi syarat sebagai pendonor. aria tentunya mengenal baik gadis itu sejak insiden di smp gandi dulu, namun aria tidak pernah bisa mengerti jalan pikiran gadis bernama nia ini.
Zaenal pun membawa nia ke ruangan pengetesan, disana nia di tes dengan berbagai macam alat mulai dari pengetesan fisik sampai alat untuk mengetes besar energi kehidupan yang nia miliki. "ini...!" ahli medis yang memeriksa nia terlihat kaget dengan hasil pengukuran besar energi kehidupan pada nia. berbeda dengan energi spiritual yang bisa di lihat oleh teknik tertentu, energi kehidupan hanya bisa di lihat dengan mantra dan alat khusus. "ada apa juno...?" zaenal melihat juno sang ahli medis yang mengetes energi kehidupan nia itu berlari panik kearahnya, "pak energi kehidupan gadis ini sangat besar... jumlahnya bahkan 2 kali lipat lebih besar dari energi kehidupan gandi." ujar juno melaporkan hasil tes itu. "lalu apa masalahnya...? apa energi kehidupan yang lebih besar tidak bisa di donorkan...?" zaenal bingung melihat reaksi juno yang berlebihan itu, "bukan begitu pak hanya saja... saya belum pernah melihat energi kehidupan sebesar ini.... kemungkinan jika di lakukan donor pun... efek paling parah hanya kelumpuhan sementara..." zaenal pun terkejut mendengan penjelasan juno itu.
Biasanya setiap pendonor energi kehidupan selalu memiliki potensi kematian, meski jarang di lakukan tapi dari setiap kasus yang tercatat dalam sejarah ahli spiritual selalu ada kemungkinan kematian saat melakukan donor energi kehidupan. "apa kau yakin dengan hasil analisa mu...?" zaenal mencoba menegaskan karena takut ada kesalahan dalam analisis hasil pengecekan. "tidak pak... saya sudah menganalisisnya beberapa kali dan hasilnya tetap sama..." juno pun memberikan data hasil pengecekan energi kehidupan milik nia itu. "kalau begitu apa lagi yang kau tunggu...!? kita harus segera melakukan donor pada gandi...!" zaenal pun memberi perintah pada juno, "siap pak!" juno langsung memberi hormat dan berbegas menuju ruang perawatan darurat untuk melakukan transfer energi kehidupan nia pada gandi.
Setelah menanda tangani surat perjanjian dari pihak medis serikat ahli spiritual, nia akhirnya masuk ke dalam ruang perawatan darurat yang sudah di persiapkan untuk melakukan donor. "kamu yakin dengan ini...? apa orang tuamu sudah tau...?" aria kembali bertanya pada nia tentang keputusannya itu, "ayah dan ibuku sudah memberi izin tenang saja... lihat neh..." nia menunjukan smartphonenya pada aria yang berisi pesan singkat nia dengan kedua orang tuanya. "eh...? ini...? kamu beneran...?" wajah aria berubah dari ekspresi serius menjadi ekspresi kaget, "iya beneran... jangan bilang siapa-siapa ya kak..." wajah nia memerah saat membenarkan isi pesan yang di baca oleh aria. "kalau begini sich aku gak bisa mencegah sama sekali... aku harap donor kali ini berjalan lancar..." aria pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Beberapa saat setelah aria keluar dari ruangan, tim medis pun datang memasuki ruangan tersebut untuk melakukan donor energi kehidupan yang jarang sekali dilakukan. risa yang senantiasa menunggu gandi dalam wujud gaib terus melihat proses pendonoran energi kehidupan yang dilakukan di ruangan itu. sementara aldi karena mendapat misi baru dari zaenal, dia tidak bisa datang saat proses pendonoran dilakukan. "semoga donor ini berhasil dan mereka berdua selamat..." risa terus berdoa dalam hatinya, "bagaimana persiapan alatnya....?" salah satu ahli medis itu bertanya ke temannya. "semua alat siap..." jawab ahli medis yang lainnya, "kalau begitu mari kita mulai transfer energi kehidupan sang gadis kepada sang pria.
Proses pendonoran berlangsung selama satu jam dengan terus di awasi secara ketat oleh beberapa ahli medis dari serikat ahli spiritual. "transfer sukses... pendonor tidak mengalami gangguan fatal..." ujar salah satu ahli medis itu, "selamat saudara-saudara pendonoran energi kehidupan yang jarang sekali dilakukan.... telah berhasil kita selesaikan tanpa kesalahan..." ujar ahli medis itu sambil membuka maskernya. "jadi bagaimana hasilnya...?" ujar zaenal saat menoleh ke arah juno yang masuk keruangannya, "eh... itu... pendonoran berhasil... dan sang pendonor berhasil selamat... seperti hasil sebelumnya dia hanya akan mengalami kelumpuhan sementara..." juno merasa gugup karena melihat zaenal memegangi kapak besarnya yang biasa di gunakan untuk bertarung. juno ikut ketakutan melihat zaenal yang terus mengawasi seorang gadis berambut pirang yang sedang mengerjakan laporan yang amat banyak, 'penyiksaan ya... ngeri euy...' ujar juno dalam hati sambil perlahan meninggalkan ruangan itu.
2 hari setelah pendonoran gandi perlahan mulai membuka matanya, "hmmm.... tuk...." tangan gandi menyentuh sesuatu saat dia bangun dari tidurnya. gandi melihat nia tertidur sambil bersandar pada kasur tempatnya tidur, "eh nia apa yang kau lakukan disini....? ini dimana...?" gandi melihat sekeliling tempat itu terlihat tidak asing baginya. "kau sudah sadar....!?" risa langsung memeluk gandi dengan wujud gaibnya, "ehh... risa apa yang terjadi...?" gandi bingung karena dirinya baru sadar. "kau ini ya.... kau itu hampir mati 2 hari yang lalu dan sekarang kau ada di ruangan perawatan darurat markas pusat ahli spiritual..." risa menjelaskan sedikit tentang kondisi gandi, "eh.... terus kenapa nia bisa ada disini...?" gandi heran bagaimana nia yang seorang warga sipil bisa berada di markas itu. "nia itu kesini untuk menolongmu tau... jadi biarkan dia tidur... dan jangan berisik..." gandi semakin bingung dengan perkataan risa, "menolong...!? menolong gimana maksudnya...?" gandi semakin penasaran.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, terlihat seorang pemuda masuk ke ruangan tempat gandi dirawat itu. "biar aku yang menjelaskan semuanya..." ujar yatna sambil berjalan ke arah gandi, "yatna...... kenapa kau ada disini...?" gandi heran karena yatna bukanlah anggota ahli spiritual. "aku disini karena kanna memaksaku untuk membantunya...oh iya jangan berpikiran jelek dulu ok... kau itu harusnya bersyukur... jika bukan karena diriku kau mungkin sudah mati karena pendarahan..." ujar yatna pada gandi yang terlihat tidak senang akan keberadaannya. "jadi kak kanna yang mengizinkanmu masuk ke sini... lalu bagaimana kau menjelaskan soal nia yang ada disini...?" seperti biasa gandi selalu ke inti permasalahannya. "dia itu berperan penting dalam keselamatan hidupmu tau...." ujar yatna dengan wajah yang terlihat sombong pada gandi, " apa yang kau maksud dengan berperan penting dalam keselamatan hidupku...? apa yang memangnya terjadi padaku...?" gandi terlihat sedikit tergesa-gesa menanyakan inti masalahnya. "apa kau tidak ingat? saat misi beberapa hari yang lalu kau menggunakan teknik apa...?" sontak gandi langsung mengingat kejadian di hutan saat dia melawan buto kampa.
Mendengar percakapan gandi dan yatna tidur nia pun terusik, "hmm...." nia perlahan bangun dan mengusap kedua matanya. "gandi...?" nia masih setengah sadar memanggil gandi yang berada di depannya, "gandi...! kamu sudah sadar...!" nia langsung memeluk gandi yang duduk di kasur itu. "syukurlah....! kupikir kau akan tidur selamanya...!" nia mengencangkan pelukannya pada gandi, "eh itu... aku gak akan tidur selamanya kok..." ujar gandi dengan lembut sambil mengusap kepala nia. "jangan bilang kau yang membawa nia kesini...!?" tatapan lembut gandi langsung berubah menjadi sinis pada yatna, "ya memang kenapa...? mau protes...?" ujar yatna sambil memasang tatapan bengis pada gandi. "kau...!" gandi berusaha untuk menghampiri yatna dengan niatan untuk memukul wajahnya, namun pelukan nia menghentikan gerakannya. "sudah cukup gandi... aku melakukan donor atas keinginanku sendiri... dia hanya membantuku untuk bisa datang ke tempat ini..." nia meninggikan suaranya untuk menghentikan niatan gandi itu. "tapi...!" gandi masih terlihat sedikit keras kepala, "buukkk...!" namun tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di pipi kiri gandi.
Yatna memukul gandi yang terlihat amat keras kepala itu, "kalau kau tidak ingin membahayakan orang-orang di sekitarmu.... setidaknya kau harus memikirkan keselamatanmu terlebih dahulu....! apa kau mengerti...!?" ujar yatna karena kesal sambil menarik baju yang dikenakan gandi. mendengar ucapan yatna gandi langsung terdiam, "semua gara-gara kesalahanku..." gandi langsung meratapi kesalahannya sendiri. "kalau kau sudah mengetahui letak kesalahanmu itu bagus... sekarang aku bisa pergi..." yatna pun bangkit dan berjalan ke arah pintu keluar ruangan itu, "sampai jumpa lagi teman lama..." ujar yatna sebelum keluar dari ruangan itu. "yah... sampai jumpa teman lama..." nada bicara gandi kembali melembut, "maaf ya gara-gara aku kakimu..." gandi melihat nia yang duduk di atas kursi roda dengan rasa penuh penyesalan. "hmmm... mmm... ini tidak masalah... katanya dalam 2 bulan kakiku akan normal kembali kok..." nia mencoba menghilangkan rasa bersalah yang gandi rasakan. "sekali lagi aku minta maaf..." gandi merundukan kepalanya pada nia, "cup...~" nia mencium kepala gandi. "tidak masalah... tapi kalau kau mau balas budi... kau boleh membantuku mendorong kursi ini selama 2 bulan...." ujar nia sambil menegakan kepala gandi dengan tangannya, mulai hari itu gandi terus bersama dengan nia untuk membantu mendorong kursi rodanya.
Sementara itu di malam hari di waktu yang berbeda april terlihat sedang bermain dengan kucing hitamnya itu, namun tiba-tiba tatapan mata april menjadi kosong saat sosok bayangan hitam muncul di belakangnya.. apa yang akan terjadi pada april ? dan siapa sebenarnya sosok bayangan hitam itu...
-bersambung