Loading...
MENU
About Us  
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
1K+
5K+
8

Fantasy

Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu

By: lilytrisna

(0 Reviews)

Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan yang mematikan. Ia menarik diri dari dunia, mengabaikan segalanya, bahkan pemakaman Adit sendiri, terkunci dalam duka yang tak terucap.

Ketika Lily mencoba kembali pada personal statement yang belum selesai itu, ia menemukan keanehan yang membingungkan: tulisan tangan Adit muncul di halaman-halaman kosong, sebuah dialog yang tak mungkin, sebuah bisikan dari alam baka. Komunikasi misterius ini, yang hanya Lily yang bisa mendengarnya, menuntutnya untuk memecahkan teka-teki "kunci" dan "galaksi" yang hilang. Apakah ini hadiah terakhir dari Adit untuk membantunya melangkah, ataukah belenggu yang menahan Lily dari kenyataan?

Terjebak di antara deadline Harvard yang mencekik dan rahasia yang tak bisa dibagi, Lily harus menelusuri jejak-jejak yang ditinggalkan Adit di buku catatan yang berbisik, di senar gitar Mayadi yang berduka, di mata sahabatnya Maya yang terluka, hingga di sudut-sudut kota yang menyimpan kenangan terakhir mereka. Setiap petunjuk membawa Lily pada kebenaran yang lebih besar: Adit tidak hanya ingin ia menemukan personal statement yang sempurna, melainkan dirinya sendiri.

Namun, semakin Lily mendekat pada jawaban, semakin samar pula suara Adit di halaman. Waktu mereka terbatas. Lily dihadapkan pada pilihan menyakitkan: mempertahankan koneksi yang memudar, atau berani melangkah maju, menerima perpisahan, dan menemukan jati dirinya.

"Aku tidak tahu bagaimana harus melangkah tanpamu," Lily pernah menulis.
"Peta itu hanya panduan, Lil," Adit membalas, "Jiwa yang hilang tidak perlu peta yang sempurna. Dia hanya perlu langkah yang berani."

Tapi bagi Lily, kebenaran, mungkin, akan lebih menyakitkan dari kehilangan itu sendiri.

Review Cerita

No ratings & reviews

Tulis Ulasan

Plot
Character
Writing Style
Grammar

Cerita Untukmu

cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover