Loading...
Logo TinLit
Read Story - Iblis Merah
MENU
About Us  

Setelah menjalin kontrak energi spiritual nia dan fira terhubung, hal itu membuat nia mendapatkan energi spiritual yang besar. "apa ini...?? aku merasakan sesuatu mengalir ke dalam tubuhku..." ujar nia yang kebingungan karena baru pertama kali merasakan energi spiritual di dalam tubuhnya. "itu namanya energi spiritual... selamat nia sekarang kamu memiliki energi spiritual seperti diriku..." gandi menjawab sambil tersenyum pada nia. "ngomong-ngomong apa kau bisa mengecilkan tubuhmu ini fira...?" tanya nia sambil melihat tubuh fira yang kelewatan besar itu. "aku kira ini sudah cukup kecil... kalo memang ini masih terlalu besar aku akan menyesuaikannya lagi..." secara perlahan tubuh fira mulai mengecil sampai akhirnya menjadi seukuran kucing normal pada umumnya. fira pun melompat ke arah nia dan duduk di pangkuannya, "apa segini cukup...?" tanya fira sambil menoleh ke arah nia. "ya... begini lebih baik..." nia langsung memeluk fira sambil mengusap kepalannya, "ti...tidak buruk juga berteman dengan manusia..." wajah fira terlihat menikmati elusan tangan nia. meskipun siluman, fira tetaplah seekor kucing yang menikmati elusan tangan manusia pada bulunya, 'jadi sifat dasar kucingnya itu ada toh...' pikir gandi melihat fira semakin manja pada nia yang mengelus-elus bulu di tubuhnya.

Setelah urusan dengan kucing hitam itu selesai gandi dan nia langsung bergegas menuju rumah april, "hei bocah apa kau yakin melakukan hal ini berdua saja denganku? masalahnya dawala itu musuh yang menyusahkan lho..." fira sedikit ragu dengan kemampuan gandi dan lagi dia harus melindungi nia. "kalau begitu kalian masuklah dulu aku akan memanggil bantuan..." ujar nia dengan penuh semangat. "kalau begitu mohon bantuannya ya..." gandi dan fira pun melompat masuk ke dalam rumah april yang di selimuti aura mengerikan itu. 'ku harap kalian semua selamat dan berhasil mengalahkan dawala...' nia berdoa dalam hatinya, "baiklah selanjutnya aku harus menghubungi seseorang..." nia pun mengeluarkan smartphonenya dan menghubungi seseorang. "tuuuttt.... tuutt.... clak...." seseorang yang nia hubungi itu mengangkat telepon dari nia, "ah... halo ini aku nia... kamu kemarin bilang kalau ada masalah aku bisa menghubungimu bukan...? sekarang aku dalam masalah jadi bisakah kau membantuku...? oh iya aku gak terima kata tidak lho...." ujar nia dengan senyuman manisnya lewat telepon itu.

Gandi dan fira memasuki pintu depan rumah april, sebuah cahaya menyilaukan datang dari pintu yang terbuka itu. "ini....!" gandi terkejut dengan pemandangan yang ada di hadapannya itu, "tidak salah lagi.... ini dimensi gaib buatan dawala...." fira berjalan maju sambil menjelaskan pada gandi. yang ada di balik pintu rumah april itu adalah padang gurun dengan sebuah piramid di tengahnya, gandi yang baru pertama kali melihat dimensi gaib dipenuhi rasa penasaran. "hei boleh tidak aku berkeliling...?" celetuk gandi dengan penuh semangat pada fira, "tidak bodoh... kita kesini untuk menyelamatkan temanmu ingat...?" mendengar perkataan fira semangat gandi langsung menurun. "kau ini.... bukannya kau sendiri yang ingin menyelamatkan gadis bernama april itu bukan...?" fira terlihat kesal dengan gandi yang mendadak jadi lesu itu. "iya iya.... aku tahu... apa itu....?" ujar gandi menunjuk ke arah puncak piramida yang semakin terlihat jelas. "itu...! tidak salah lagi itu temanmu april... dia sudah di bungkus menjadi mumi oleh dawala..." jawab fira sambil fokus melihat ke arah puncak piramida itu.

"Tunggu... kenapa harus dalam bentuk mumi seperti itu...?" tanya gandi karena heran dengan pola ritual dawala yang tidak lazim untuk ritual-ritual yang ada di indonesia. "dawala itu kucing putih yang di bawa dari mesir, pemiliknya dulu adalah seorang adipati di kerajaan kecil... dawala di jadikan peliharaan gaib oleh adipati itu... tapi dia mengkhiatinya dan membunuh sang adipati... begitulah singkatnya..." ujar fira menceritakan secara singkat soal dawala pada gandi. "wushhh brummm...." suara benturan keras terdengar dari arah piramid, saat gandi dan fira menoleh mereka melihat sesosok kucing raksasa berwarna hitam dengan pinggiran mata berwarna putih. ukuran kucing itu 3x lebih besar dari pada ukuran fira sebelumnya. "sepertinya dia sudah semakin kuat saja... krekk...krekek.... deg...deg..." ukuran tubuh fira perlahan membesar dan terus membesar hingga melebihi ukuran tubuhnya pada saat pertama kali bertemu dengan gandi. saat mencapai ukuran maksimal fira hampir menyamai besar tubuh dawala, "sial dia benar-benar bertambah kuat..." fira terlihat kesal ukuran tubuhnya kalah besar oleh dawala.

Gandi saat itu benar-benar tanpa persiapan matang melawan dawala saat itu, gandi hanya bisa menggunakan energi spiritual untuk melapisi tubuhnya untuk menjadi senjata. "hoh tipe tangan kosong ya...?" ujar fira saat melirik ke arah gandi yang sedang memfokuskan energi spiritualnya, tentunya fira belum mengetahui kekuatan gandi yang sebenarnya. "jangan terlalu berharap padaku ya fir.....!" dalam sekejap setelah mengatakan itu, gandi langsung menerjang ke arah dawala dan menendang tubuh dawala dari samping. "burshhh... buummm..." sebuah angin yang bercampur kepulan abu membentuk lingkaran dimana titik tendangan gandi adalah pusatnya. hal itu menunjukan tendangan gandi sangat kuat saat itu, dawala terjatuh dari puncak piramida setelah menerima serangan gandi tersebut. "cih... dirinya sendiri yang bilang jangan terlalu berharap padanya... tapi dia malah pamer begitu..." fira yang tak mau kalah menerjang ke arah dawala yang sedang kehilangan keseimbangan dan langsung menerkamnya. pergelutan antara dawala dan fira seperti layaknya pertarungan antara hewan buas yang sedang mengamuk.

Fira menyemburkan api biru kearah dawala yang sedang terdesak itu, "grush.... burrrrnnn... brukk..." dawala segera melakukan perlawanan dan mendorong fira setelah terkena semburan api birunya. tak mau mengalah fira langsung mencoba menyerangnya lagi, namun dawala mengibaskan ekornya ke tanah dan membuat tubuhnya melayang di udara. dawala melingkarkan tubuhnya dan mengeluarkan api hitam yang mengelilingi tubuhnya, perlahan lingkarang api hitam yang mengelilingi dawala itu terlihat berputar mengikuti tubuh dawala. fira tidak mau kalah dan melakukan hal yang sama seperti dawala dengan api biru miliknya, "mencoba meniru jurus roda api suciku ya kau kucing peniru...!" kedua roda api hitam dan biru itu pun beradu. keduanya menciptakan gesekan api yang luar biasa besar dan panas. "kalau aku tidak di lindungi oleh energi spiritual mungkin tubuhku sudah meleleh..." gumam gandi saat menoleh ke arah percikan kedua api yang berbenturan itu.

Gandi terus bergerak ke arah puncak piramida itu, "sampai juga... hemat tenaga itu sulit ya..." ujar gandi sambil merenggangkan tubuhnya di puncak piramida. fira dan dawala sama-sama terdorong ke belakang setelah mengadu kekuatan, tanpa jeda sedikit pun fira langsung melancarkan semburan api biru yang lebih kuat dari sebelumnya dan begitu juga dengan dawala yang menyemburkan api hitamnya. "hua.... serem-serem... mereka berdua beneran monster sejati, oke kembali ke tugas" gandi langsung menoleh ke arah april yang sedang berada di tengah lingkaran sihir yang asing buat gandi. lingkaran sihir itu terbuat dari bahasa mesir kuno, "hmmm... baiklah ritual ini terlihat sangat rumit ya... aku yakin perencanaannya juga sudah sangat lama..." oceh gandi sambil berjalan dengan santai ke dalam lingkaran sihir itu. "hua..... ini energi spiritual yang amat besar... dari mana semua sumber energi spiritual ini....?" pikir gandi setelah sampai di dekat april dan mumi itu. gandi yang sedang fokus melihat mumi yang ada di atas april tidak menyadari bahwa mata april perlahan terbuka saat itu.

April yang tatapan matanya kosong itu dengan cepat menusuk gandi dengan tangan kosong, "jeb....!" gandi langsung mengarahkan pandangannya ke arah april dan memegang tangan yang sudah menusuk bagian vitalnya itu. "ba- uhuks... bagaimana bisa...?" gandi heran dengan kekuatan tangan april yang melebihi batas manusia normal itu, "kau pikir aku hanya membiarkan wanita ini berdiri di lingkaran sihir ritual tanpa penjagaan hah...?" suara yang keluar dari mulut april terdengar serak dan keras. suara itu terdengar mengerikan bagi siapa pun yang mendengarnya, "jangan bilang...? dawala....!?" gandi benar-benar ceroboh karena mengurangi kewaspadaannya saat itu. "kalau begini tidak ada pilihan lain...." gandi mengendalikan darah yang keluar dari perutnya itu dan langsung membuat lingkaran sihir dari darah tersebut, setelah mengeluarkan sinar merah terang dan membentuk sebuah bola darah gandi dengan cepat memakan bola darah itu. "apa yang kau lakukan...!?" dawala terlihat kebingungan dengan tekniknya gandi itu, "deg... deg... ctar...." seketika itu juga gandi merasa ada tangan hangat yang memeluknya dari belakang. tangan asing itu terasa sangat familiar untuk gandi, "nia..." ucap gandi saat mengenali tangan bercahaya itu. jurus gandi seketika itu juga gagal dan aliran energi spiritual pada tubuhnya menjadi kacau. "jrat...bushh..!" dawala yang menggunakan tubuh april mencabut tangannya dan menendang gandi dengan sangat kuat, 'kenapa nia....? apa yang sebenarnya terjadi...?' pikir gandi yang masih kebingungan meski sedang terguling jatuh dari puncak piramida itu. saat sampai di dasar piramida gandi mengeluarkan banyak sekali darah dari perutnya.

Pandangan gandi mulai memudar saat itu, gandi benar-benar di ambang kematian begitu banyak darah yang keluar dari tubuhnya. gandi saat itu benar-benar putus asa karena tidak bisa mengeluarkan jurus yang menjadi kartu asnya itu, ditambah lagi dia tidak tahu apa penyebabnya. "oi... bocah bertahan lah...!" teriak fira sambil terus berusaha melawan serangan dawala yang semakin kuat, "ini aneh kekuatannya terus meningkat dan kekuatanku terus menurun..." fira merasa ada yang janggal dari pertarungannya kali ini. "...!" setelah memperhatikan sekitarnya fira baru menyadari satu hal fatal dari pertempurannya itu, "jadi begitu ya... pantas kekuatanku semakin melemah...." ujar fira tersenyum menyadari sesuatu yang aneh dari tempat dimensi tempatnya bertarung. "kalau begini terus bocah itu bisa mati... sialan kau dawala....!" fira terus bertarung sekuat tenaganya meski sudah terpojok saat itu.

Sementara itu gandi sudah kehilangan kesadarannya, kegelapan yang ada di penglihatan gandi perlahan berubah menjadi cahaya. "hihihi.... jadi sudah ada orang lain yang sangat menyayangi dirimu saat ini ya..." terdengar suara lembut memanggil dirinya dari arah cahaya itu, "gandi..." semakin lama suaranya semakin jelas. cahaya itu pun mengubah kegelapan di pandangan gandi, sosok seorang wanita muncul di sebuah pohon yang ada di tengah area penuh cahaya itu. saat gandi mendekat semakin lama wajah wanita itu semakin jelas, saat melihat dengan jelas wajah wanita itu tanpa sadar gandi meneteskan air matanya. "i-ibu...." tanpa dapat terkontrol air mata gandi menetes melihat sosok ibunya yang telah meninggal 10 tahun silam. "gandi... disini bukan tempat kamu..." ujar alisa dengan lembut pada gandi, "tapi bunda... aku...aku..." gandi kehabisan kata-kata sambil terus meneteskan air matanya dan berjalan ke arah alisa. "buk..." tubuh gandi yang lemas di peluk lembut oleh alisa, "kamu harus kuat nak.... banyak orang yang mengharapkan dirimu di luar sana..." ujar alisa sambil mengusap kepala anak semata wayangnya itu. "tapi bu... aku lemah, ceroboh, dan tidak bisa melindungi siapa pun... aku sudah gagal sebagai seorang ahli spiritual... aku bahkan membiarkan temanku mengorbankan energi kehidupannya untukku..." gandi cuhat dengan suara yang tersedu-sedu.

Alisa terus mengusap lembut kepala anaknya itu sambil memeluknya, setelah beberapa menit menangis akhirnya gandi mulai tenang. "nak... kalau kau merasa lemah... berlatihlah dan jangan lupakan ajaran keluarga bulan merah... kalau kau merasa ceroboh... berhati-hatilah dalam bertindak dan amati terus sekitarmu... kalau kau merasa tidak bisa melindungi siapa pun... setidaknya lindungi dirimu sendirimu sendiri karena pasti akan ada yang bersedih jika kau terus berada disini..." alisa terus menasihati anak semata wayangnya itu. "tapi aku terlalu lemah... bahkan aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa ada darah yang bisa aku kendalikan..." gandi kembali beralasan pada alisa. "kalau begitu gunakan kekuatan ibumu ini..." mendengar perkataan itu gandi langsung menoleh ke wajah ibundanya itu, "apa maksud dari perkataan ibu...?" gandi penasaran dengan maksud ibundanya barusan. "kau ini ya... apa kamu lupa kau itu memiliki dua kekuatan yang di wariskan oleh diriku dan juga ayahmu... mungkin kau belum mengetahuinya tapi saat pertama kali kamu lahir di dunia ini... mata kirimu itu tidaklah merah... tapi berwarna biru muda seperti kristal..." ujar alisa menjelaskan pada gandi yang terlihat kebingungan. "kalau kau belum mengingatnya biarkan ibu sendikit membantumu..." alisa tiba-tiba mendorong tubuh gandi dari pelukannya dan seluruh tempat terang itu kembali menjadi gelap dalam sekejap.

Sementara itu diluar rumah april seorang pria berjubah putih datang menghampiri nia, "lama sekali...!" ujar nia protes karena pria itu datang terlambat. "maaf lagian mendadak banget..." jawab pria itu dengan santai. "uwa.... ini sich parah..." ujar pria itu saat menoleh ke arah rumah april, "tunggu apa lagi... cepat bantu gandi..." ujar nia terlihat sedang terburu-buru. nia takut gandi melakukan hal nekat yang membahayakan dirinya lagi, "iya-iya aku pergi... tapi kalau ini sudah selesai hutangku padamu lunas ok..." ujar pria itu menegaskan pada nia. "iya gak masalah..." setelah mendapat jawaban dari nia pria berjubah putih itu langsung lompat dan masuk ke dalam rumah april.

Sementara itu di dalam dimensi gaib 5 menit sebelum pria berjubah putih masuk, terlihat fira yang sudah tak berdaya melawan dawala dan gandi yang tak sadarkan diri akibat luka fatal pada tubuhnya. "bocah bodoh... berhenti berbaring disana dan bantu aku melawan kucing menyebalkan ini....!" teriak fira sambil memejamkan matanya untuk mengeluarkan seluruh suaranya. "wargh.....! bruushhh...duuummm....!" dawala yang sedang menginjak fira seketika terpental, "maaf membuatmu menunggu.... saat ini anakku sedang tidak bisa bertarung..." perkataan gandi terdengar aneh bagi fira. mata gandi sepenuhnya berubah menjadi biru dengan lingkaran sihir yang berputar di bola matanya, "jadi bukan itu ya tubuh aslinya... apa ini... sedikit demi sedikit energi spiritualku terhisap ke tanah...? jadi begitu..." ujar gandi sambil mengepalkan tangannya. "bursh... duar...wargh....!" dawala kembali di hajar oleh gandi, "rantai putih pengikat jiwa, jawab panggilanku dan kekanglah makhluk jahat di hadapanku..." sebuah rantai putih besar muncul dan mengikat dawala dengan erat. "wahai pedang putih penjaga cahaya pinjamkanlah kekuatanmu padaku...." sebuah pedang panjang bercahaya putih muncul di tangan gandi.tanpa membuang waktu gandi langsung menebaskan pedangnya ke arah mumi yang ada di puncak piramida dimensi gaib itu. "slashh... cring.... prang....!" wajah gandi terlihat kaget pedang yang digunakannya hancur tanpa dapat membuat sebuah goresan sedikit pun pada mumi itu.

Dengan kekuatan penuhnya gandi memusatkan energi spiritualnya di bagian tangan kanannya dan memukul mumi itu sekali lagi. "baaammm.... wushhh...." suara pukulan itu terdengar keras sekali, ditambah dengan gelombang angin yang tercipta dari hantaman tangan gandi pada mumi itu. "kuat sekali ya...!" ujar gandi setelah menghantam mumi itu dengan kekuatan penuh, "sepertinya aku tidak bisa lebih dari ini...." ujar gandi bergumam sendiri. saat mendarat di dasar piramida itu tiba-tiba gerakan gandi terhenti, "gandi sepertinya ibu tidak bisa terlalu lama disini...." ujar alisa pada gandi di dalam pikirannya. "ibu, sebenarnya banyak hal yang masih ingin ku ceritakan padamu... tapi bisa bertemu denganmu sekali lagi saja sudah sebuah keajaiban bagiku..." ujar gandi sambil mengusap air matanya, "sebelum ibu pergi aku ingin memperlihatkan sesuatu..." gandi pun muncul dan membuat separuh matanya berubah menjadi merah delima. "apa yang mau kau tunjukan pada ibumu yang sudah tiada ini anakku..." ujar alisa berbicara menggunakan mulut gandi, saat itu ada dua orang yang menggerakan tubuh gandi. "yang ingin ku tunjukan itu simpel... aku ingin menunjukan kalau aku tidak sendirian lagi... risa....!" saat gandi meneriakan nama risa rantai putih pengikat kontrak mereka muncul dan memancarkan cahaya yang amat menyilaukan. "dasar lama banget... aku tuh gak bisa teleportasi ke sini tanpa panggilanmu tau..." ujar risa menggerutu pada gandi saat di panggil, "dia siapa anakku...?" risa langsung kaget mendengar suara yang berbeda keluar dari mulut gandi. "dia ini risa bu... pusaka sekaligus teman baikku yang menjalin kontrak gaib denganku..." ujar gandi memperkenalkan risa pada ibundanya, "ka-kamu didalam tubuhmu ada dua jiwa...?" risa terlihat panik setelah menyadari kondisi gandi. "kalau sudah begini aku sudah tidak perlu lagi mengkhawatirkan anak semata wayangku ini ya... namamu risa kan...? aku titip anakku yang ceroboh ini..." ujar alisa melalui mulut gandi membuat risa terus merasa risih mendengarnya.

Meski menggunakan mulut gandi, tapi suaranya tetaplah suara alisa yang asli dan hal itu membuat siapa pun yang mendengarnya akan heran. "duar...!" dawala kembali bangkit dari timbunan pasir, bukan hanya itu dia juga terlihat sangat kesal pada gandi. "apa yang sudah kau lakukan sampai makhluk mengerikan itu terlihat kesal padamu...!?" ujar risa kaget melihat ukuran dan bentuk mengerikan dari dawala. "soal itu kita bahas nanti, sekarang risa..." tubuh risa langsung bercahaya saat gandi menyentuh tangannya dan risa langsung berubah menjadi keris. "woah.... benar-benar sebuah pusaka..." alisa terkesan melihat perubahan risa tersebut. "oi jangan bersenang-senang sendiri lah..." ujar fira bangkit setelah di hajar habis-habisan oleh dawala, "aku juga akan bantu kalian semua.. khusus untuk hari ini..." tiba-tiba yatna muncul di samping gandi dan membuat alisa dan gandi kaget bukan main. "da-dari mana kau datang...?" ujar gandi menunjuk yatna sambil gemetar.

Yatna menghiraukan perkataan gandi itu dan langsung berlutut sambil mengusap tanah dimensi gaib itu. "oh jadi begitu ya... semakin banyak orang yang masuk kesini semakin kuat mumi dan monster mengerikan itu... kalau begitu..." ujar yatna sambil tersenyum licik, "cling...cing...nginng.... prang....!" dengan menggunakan kedua tangannya yatna mengaktifkan kekuatannya dan menghancurkan lingkaran sihir penghisap energi spiritual yang di pasang oleh dawala. melihat lingkaran sihirnya hancur dawala yang sempat terlihat ingin mengamuk pun terdiam dan terlihat ketakutan saat menatap yatna yang sedang tersenyum saat itu. "gandi apa kau tau apa tujuan sebenarnya makhluk mengerikan itu...?" tanya yatna dengan memasang ekspresi serius setelah menghancurkan lingkaran sihir dawala. "ya aku sudah tau tujuan dawala yang sebenarnya... " jawab gandi dengan senyuman kemenangan, "hah memang apa tujuan dawala menurutmu bocah...?" fira sedikit bingung dengan perkataan gandi barusan itu. "simpel saja... dirinya membutuhkan energi spiritual sebesar itu untuk menghidupkan kembali majikannya yang sudah menjadi mumi disana..." ujar gandi menjelaskan sambil menunjuk ke arah puncak piramida.

Mendengar itu fira menyadari satu hal, "kalau begitu ga-....!" sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya. mumi yang ada di puncak piramida itu mengeluarkan cahaya keunguan yang sangat menyilaukan mata, "lah... kenapa...? seharusnya jiwanya april belum sepenuhnya terserap..." gandi panik melihat cahaya yang merupakan tanda bahwa ritualnya berhasil. "ciiing..... booomm..." terjadi ledakan besar di puncak piramida itu. "april....!" dengan cepat gandi mencoba ke puncak piramida itu. namun yatna menahan lengan gandi, "tunggu... ada yang tidak beres... aku merasakan sesuatu yang mengerikan dari arah puncat piramida itu. yatna merasakan adanya energi spiritual yang membuatnya mengeluarkan keringat dingin saat merasakannya. "gawat sesuai dugaanku... hancurnya lingkaran sihir penyerap energi spiritual kita menyebabkan mumi itu terlahir meski premature ...." fira menjelaskan sambil terus melihat ke arah debu di puncak piramida yang perlahan menghilang.

Tiba-tiba dimensi gaib itu bergetar seperti sedang terjadi gempa yang amat dasyat, "apa yang terjadi....? uwa...." gandi dan alisa terlihat kebingungan. "ini bukan gempa biasa ini tekanan energi spiritual..." ujar yatna yang mencoba menjaga keseimbangan tubuhnya, saat gandi menoleh ke arah puncak piramida. disana terlihat mumi tersebut sedang berdiri dan terus menatap ke arah mereka dengan tatapan yang tajam. "dari yang aku dengar.... seorang yang memiliki energi spiritual sebesar ini hanyalah seorang mantan adipati kerajaan... di... tambah lagi para leluhur kita... memiliki energi spiritual yang benar-benar melimpah..." yatna mulai terlihat kesulitan berbicara saat itu. "tapi...." sambung yatna sambil kembali tersenyum, yatna mengarahkan kedua tangannya ke arah mumi itu. "wushh...." dalam sekejap tekanan energi spiritual mumi itu langsung berkurang secara drastis. "tidak bisa hilang seluruhnya ya... orang-orang jaman dulu memang nyusahin ya..." ujar yatna sambil mengelus dagu polosnya itu. "gandi aku sepertinya akan mengurus mumi ini, bisa kau urus kucing besar yang mulai terbangun itu...?" ujar yatna yang tidak lama di susul dengan raungan dawala saat keluar dari reruntuhan padang pasir, "serahkan padaku...." jawab gandi dengan penuh semangat.

Gandi pun langsung menerjang ke arah dawala, sedangkan yatna dan sang mumi bertarung dengan menggunakan keahlian bela diri masing-masing. energi spiritual mumi itu sebagian besar sudah hilang, sementara itu yatna sendiri tidak memiliki kapasitas spiritualnya. "wush... tap...tap...duakkk..."tendangan dan pukulan berhasil di tahan oleh yatna yang kesulitan mengimbangi kemampuan beladirinya "sialan... kuat banget sih seorang adipati tuh..." ujar yatna sebari terus melancarkan serangannya pada mumi itu, namun hampir semua serangannya berhasil ditahan. "wush..buk... tap...tap...dash...busrhh..." suara tarian dari teknik silat yatna terus terdengar tiap kali berhasil di tahan oleh mumi yang belum sempurna itu. "...!" mumi adipati itu menyadari sesuatu setiap kali menahan serangan yatna, "terlambat....! bush....!" pukulan yatna berhasil membuat pertahanan adipati itu goyah. tanpa membuang kesempatan yatna langsung melancarkan tendangan yang sangat kuat padanya, "burshhh..." mumi adipati itu terpental dan tersungkur.

Sementara itu gandi dan fira sedang sibuk melawan dawala yang sedari tadi mengamuk, "drushh...." gandi dan fira sama-sama terdorong mundur oleh api hitam dawala. "kuat banget sich ni kucing... padahal lidah kucing harusnya gak tahan panas..." ujar gandi sambil mengusap keringatnya. "kalian berdua mundur aku akan melancarkan serangan yang mematikan..." ujar fira pada gandi dan alisa yang berada dalam satu tubuh itu. "haaaa........!" seluruh tubuh fira langsung diselimuti oleh api biru yang sangat panas, gandi langsung mundur sejauh mungkin. api yang keluar dari tubuh fira bahkan membuat pasir di dimensi gaib itu berubah menjadi lahar panas, "wow.... seberapa panas sebenarnya api itu...?" alisa kagum melihat api biru milik fira melalui tubuh gandi. "rasakan lah api penyucian ini penjarah makam....!" api di tubuh fira langsung berubah menjadi seperti jet pendorong, "cuinnngg....burshhh...booom...!" fira menghantam dawala dengan sangat keras dan ledakan api itu membuat piramida yang ada di tengah dimensi gaib itu hancur lebur. "hap.... ketangkep..." ujar gandi yang berhasil menangkap april yang sudah tidak sadarkan diri.

Sementara itu di bagian yatna terlihat jelas perbedaan kekuatannya sekarang, yatna jauh lebih unggul dari adipati yang bertubuh mumi itu. "booomm..." tubuh mumi adipati itu terpental dan terguling karena tidak dapat menahan pukulan yatna yang semakin kuat. "jadi itu yang namanya pukulan tangan besi berganda milik yatna..."ujar gandi sambil melihat dari kejauhan. "apa itu pukulan tangan besi berganda anakku...?" alisa bingung karena tidak mengatahui apa-apa soal orang-orang kuat di dunia sekarang ini. "itu pukulan yang membuat penggunakan semakin kuat setiap kali serangannya mengenai target. dampaknya sangat dahsyat saat mencapai angka 50 ke atas, tapi pukulannya hanya bereaksi pada satu target... jika beda target dia harus mengulang perhitungannya...." gandi menjelaskan secara rinci soal jurus yatna itu. "51....!" pukulan yatna sudah mencapai angka diatas 50, "booomm....burshhh.... wushh...." gelombang angin yang sangat besar tercipta dari pukulan yatna itu. yatna menghampiri mumi yang sudah kesulitan untuk bergerak itu, "sepertinya kau sudah tidak bisa melawan ya... biarkan aku menghentikan penderitaanmu... penghapusan... wush...." yatna menyentuh dada mumi itu dan menggunakan kekuatannya untuk menghapus sisa dari energi spiritual yang ada pada mumi itu.

Gandi melihat hal itu sadar kalau mumi yang tadi di rasuki oleh sang adipati yang telah lama meninggal, dengan bantuan energi spiritual yang sangat besar rohnya dapat bertahan di raga mumi itu. melihat jasad mumi yang kembali tak bernyawa itu membuat amarah dawala kembali membara, "warghhh.....!" dawala berteriak sekuatnya meluapkan kemarahannya. saat itu gandi tetap tenang dan mengangkat kerisnya tinggi-tinggi sambil memfokuskan seluruh energi spiritualnya, "anakku kau siap....!?" tanya alisa melalui mulut gandi. "aku siap kapan saja bunda..." jawab gandi dengan penuh keyakinan, dawala mulai membalikkan tubuhnya dan bersiap menyerang gandi serta kawan-kawannya dengan api hitam yang amat dahsyat. setelah seluruh energi spiritual milik gandi terkumpul gandi bersiap mengayunkan kerisnya, "rasakan serangan gabungan ibu dan anak ini....!" suara gandi dan alisa bersamaan keluat dari mulut gandi.

Tanpa menunggu lama gandi langsung mengayunkan kerisnya tepat ke arah dawala, gandi hanya mengayunkan kerisnya di udara tanpa membuat keris itu bersentuhan langsung dengan dawala. "slash.... jratttt...." tebasan udara itu membelah seluruh tubuh dawala hingga menjadi dua bagian, "mustahil... hanya dengan satu serangan....!?" fira terkagum karena kekuatan kombinasi gandi, alisa dan risa itu. "huh....!?" gandi terlihat sangat terkejut sambil ternganga dengan hasil dari serangannya itu, "oi oi oi.... harusnya kamu gak ikutan kaget..." ujar fira protes. "gak-gak... aku cuma takut dampak serangannya merembes keluar dimensi gaib ini..." ujar gandi sambil berpikir keras, "gandi..." lamunan gandi langsung buyar mendengar suara ibundanya di dalam kepalanya. gandi pun langsung memasuki alam bawah sadarnya saat itu juga, "gandi ini perpisahan kita... ibu harap kamu baik-baik sama teman-temanmu itu.... dan kamu tidak boleh bersedih lagi..." ujar alisa di alam bawah sadar gandi itu. "bohong kalo aku bilang aku sekarang tidak bersedih... bagaimana pun aku sangat menyayangi ibu dan ayah..." ujar gandi sambil mulai meneteskan air matanya. "ibu tidak bisa terus disini terus... tolong jaga bibi ayu mu itu... dia sangat menyayangi keluarganya..." ujar alisa sambil memeluk gandi, perlahan wujud alisa mulai terurai menjadi sepihan cahaya kecil. "jangan lupa untuk menjaga dirimu... karena banyak orang di luar sana yang menyayangimu... jika kamu kesulitan gunakan kekuatan yang ibu turunkan padamu dan..... jaga dirimu baik-baik nak...." tetesan air mata alisa terjatuh bersamaan dengan hilangannya seluruh keberadaan alisa saat itu.

Gandi menangis sejadi-jadinya di alam bawah sadarnya itu, "gandi..." saat gandi sedang di landa kesedihan yang amat mendalam itu sebuah suara terdengar di alam bawah sadarnya. "gandi... gandi..." gandi pun langsung tersadar saat itu, kedua matanya mengeluarkan air mata dengan mata yang masih berkaca-kaca. "ibu.... ibuuu.....!" dengan cepat risa langsung memeluk gandi saat itu, "kau boleh menangis sepuasnya...." ujar risa dengan tatapan yang amat lembut. "uwaaa......!" gandi menangis sejadi-jadinya di pelukan risa saat itu, dia meluapkan seluruh penyesalan dan kesedihannya yang selama ini terus di pendamnya. di tengah rumah april yang hancur lebur itu gandi terus menangis, nia yang hanya bisa melihat dari kejauhan pun ikut menangis tanpa sadar. "biarkan mereka untuk saat ini... " ujar fira pada nia yang hanya bisa melihat tangisan gandi itu.

Baru saja mereka merasa tenang dengan terbelahnya tubuh dawala menjadi dua, tiba-tiba fira merasakan energi spiritual yang sangat besar keluar dari tubuh dawala yang sudah terbelah itu. "mustahil ini...!?" fira merasakan firasat yang amat buruk tentang ini, "jangan harap aku akan mati sia-sia melawan kalian...!" ujar dawala meski tubuhnya sudah terbelah. keluar sebuah golok dengan warna hitam pekat dan diselimuti oleh energi kegelapan yang sangat besar, "itu pusaka yang di curi dari makam yang ku jaga....!" ujar fira terlihat sangat kesal karena dawala menggunakan pusaka itu. "efeknya sangat besar jika digunakan... itu adalah pusaka yang seharusnya tidak boleh jatuh ketangan yang salah...!" fira terlihat panik melihat golok itu. "hehehe... rasakan kekuatan kegelapan yang pernah melahap sebuah kerajaan dalam sekali serang...!" ujar dawala terlihat sangat percaya diri akan kekuatan pusaka itu. "oh jadi disini ya... wushh... " seseorang tiba-tiba muncul di samping fira dan menerjang ke arah dawala dengan sangat cepat. "tap.... blush.... pops.... beres...." orang itu mengambil pusaka golok hitam itu dan memasukkannya kedalam sebuah kantung emas.

Fira dan dawala sama-sama ternganga melihat kejadian itu, sebuah pusaka yang kekuatan besarnya sudah hampir dilepaskan digagalkan dengan mudah. "hah....!?" fira dan nia terlihat amat kaget, "si-siapa kau bajingan..." dawala terlihat sangat kesal karena serangannya gagal. ternyata orang yang mengambil pusaka itu adalah hans sang pemilik toko barang antik di pasar senen. "halah bacot lu... gara-gara lu oe harus dateng kesini buat nyari ini pusaka...!" hans terlihat sedikit kesal terhadap dawala, "makan neh... litheng...!" sebuah bola hitam besar muncul dari tangan kanan hans. "burshhh... duar.... tidak... mungkin....!" ledakan yang amat dahsyat itu melenyapkan tubuh dawala tanpa sisa. dimensi gaib itu juga ikut hancur bersamaan dengan lenyapnya tubuh dawala, "lumayan-lumayan koleksi baru..." ujar hans sambil mencium kantung emas berisi golok hitam itu. "oi manusia golok itu bukan untuk mainan tahu..." ujar fira terlihat tidak senang, "hah... eh kamu penjaga makam yang hancur itu ya...? sayang banget ya... aku turut berduka cita... jadi apa mau mu?" hans langsung merubah tatapan baiknya menjadi tatapan sinis yang dipenuhi aura hitam. "tidak... jika aku melawanmu sama saja bunuh diri... hanya saja aku ingin pusaka itu kau jaga baik-baik..." ujar fira menjelaskan pada hans yang mengira dirinya ingin pusaka itu kembali. "oh itu... tenang saja tidak ada satu orang pun didunia ini yang boleh menyentuh koleksiku kok..." ujar hans kembali merubah ekspresi wajahnya.

Tak lama setelah itu pihak serikat ahli spiritual pun datang ke tempat lokasi begitu juga dengan zaenal, "haduh ini sich bakal repot...." ujar zaenal saat melompat melihat dari ketinggian dampak dari tebasan gandi itu. panjang tebasan gandi dengan kekuatan penuhnya membuat sebuah garis sepanjang 4 Km dan merusak ratusan rumah di area perumahan itu, ditambah rumah april yang hancur berantakan. "buugh.... jadi kau menjalin kontrak dengan kucing siluman itu...?" tanya zaenal setelah turun kepada nia. "ya... namanya fira... dia berjanji untuk melindungiku..." jawab nia pada zaenal yang sedang menghisap rokoknya. "kau boleh menyimpannya... dengan syarat... kau harus mengikuti ujian untuk mendapatkan surat izin sebagai ahli spiritual..." ujar zaenal dengan santai pada nia. tentunya itu membuat nia kaget, dia harus mengikuti ujian ahli spiritual hanya karena memiliki fira di sampingnya. "apa kau mau...? kalau kau tidak mau mengikutinya kau akan terus kami awasi dan mata-matai karena kekuatan peliharaanmu itu berbahaya..." ujar zaenal menanyakan keputusan nia. "aku bersedia..." nia pikir ini kesempatan sekali seumur hidupnya agar bisa mengetahui seperti apa dunia yang selama ini gandi lihat. "kalau begitu tinggal yang satu lagi..." mendengar perkataan zaenal itu membuat nia bingung dengan maksud dari perkataannya.

April yang belum sadarkan diri saat ini sedang di rawat oleh ahli medis serikat ahli spiritual, hasil pemeriksaan awal menunjukan tidak ada yang janggal pada tubuh april atau pada energi kehidupannya. sudah 2 hari sejak kejadian insiden dawala di rumah april itu, "urghh...." april perlahan bangkit setelah 2 hari tidak sadarkan diri di rumah sakit umum di dekat markas pusat ahli spiritual. "ugh...." april memegangi matanya yang terasa berdenyut, perlahan april mencoba berjalan menuju untuk keluar dari kamar perawatan itu. "ini dimana....?" april masih kebingungan dengan kondisinya, april pun masuk kedalam toilet di kamar itu untuk mencuci mukanya. "...!" april sangat kaget melihat kedua bola matanya di cermin, "ini...? kok bisa begini...?" pupil pada mata april berubah menjadi seperti mata seekor kucing.

 

apa yang terjadi pada april ? apakah perubahan matanya itu bertanda baik? atau mungkin pertanda buruk?

 

-bersambung

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pasha
1281      575     3     
Romance
Akankah ada asa yang tersisa? Apakah semuanya akan membaik?
Me vs Skripsi
1781      732     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...
Sisi Lain Tentang Cinta
781      438     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Simplicity
10305      2427     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Do You Want To Kill Me?
5942      1689     2     
Romance
Semesta tidak henti-hentinya berubah, berkembang, dan tumbuh. Dia terus melebarkan tubuh. Tidak peduli dengan cercaan dan terus bersikukuh. Hingga akhirnya dia akan menjadi rapuh. Apakah semesta itu Abadi? Sebuah pertanyaan kecil yang sering terlintas di benak mahluk berumur pendek seperti kita. Pertanyaan yang bagaikan teka-teki tak terpecahkan terus menghantui setiap generasi. Kita...
Slap Me!
1564      713     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
simbiosis Mutualisme seri 2
8538      1959     2     
Humor
Hari-hari Deni kembali ceria setelah mengetahui bahwa Dokter Meyda belum menikah, tetapi berita pernikahan yang sempat membuat Deni patah hati itu adalah pernikahan adik Dokter Meyda. Hingga Deni berkenalan dengan Kak Fifi, teman Dokter Meyda yang membuat kegiatan Bagi-bagi ilmu gratis di setiap libur panjang bersama ketiga temannya yang masih kuliah. Akhirnya Deni menawarkan diri membantu dalam ...
Katanya Buku Baru, tapi kok???
494      340     0     
Short Story
Thieves Sister
16099      2898     7     
Action
Remaja kembar yang bisa mencuri benda-benda bersejarah milik dunia dan membalas dendamkan kematian kakaknya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Sebuah Penantian
2572      895     4     
Romance
Chaca ferdiansyah cewe yang tegar tapi jauh didalam lubuk hatinya tersimpan begitu banyak luka. Dia tidak pernah pacaran tapi dia memendam sebuah rasa,perasaanya hanya ia pendam tanpa seorangpun yang tau. Pikirnya buat apa orang lain tau sebuah kisah kepedihan.Dulu dia pernah mencintai seseorang sangat dalam tapi seseorang yang dicintainya itu menjadi milik orang lain. Muh.Alfandi seorang dokt...