Loading...
Logo TinLit
Read Story - Untuk Reina
MENU
About Us  

Setiap orang mempunyai definisi bahagia sendiri-sendiri, termasuk Reina. Bahagia menurutnya adalah ketika bisa melihat ibunya dan Sheila kembali seperti dulu. Menghabiskan waktu bersama lagi. Seperti memasak di dapur, belanja atau mendengarkan curhatan masing-masing di atas tempat tidur sebelum terlelap.

Bahagia yang rasanya sulit untuk didapatkan, namun dia tetap menikmati apa yang Tuhan berikan padanya saat ini. Sekalipun hatinya masih berandai-andai tentang ibunya dan Sheila, tapi tak masalah jika bahagianya saat ini didapat dari keluarga Riga.

Reina berlarian kesana-kemari begitu sampai di villa milik keluarga Riga tempat mereka menginap. Layaknya seorang anak kecil yang berkunjung ke taman bermain, Reina dengan lincahnya menjelajahi villa. Mulai dari ruang tamu, dapur sampai ke halaman belakang.

Ada dua kolam renang di sana. Satu berukuran besar dengan ke dalaman empat meter. Satu lagi kolam air panas berbentuk lingkaran dengan tinggi air hanya sebatas lutut orang dewasa. Reina terlihat sangat senang apalagi villa itu berada di ketinggian. Reina mencelupkan kakinya ke dalam kolam air panas sambil menikmati pemandangan puncak yang begitu indah.

“Anget,” lirih Reina menikmati sensasi air yang menyentuh kaki jenjangnya. “Sheila pasti senang kalau ada di sini. Dia kan suka banget kolam air panas.”

“Sheila? Siapa?” tanya Riga yang sudah berdiri di sampingnya. Entah sejak kapan cowok itu berada di sana, Reina tak menyadarinya karena terlalu asyik.

“Kakak perempuan gue.”

“Lo punya kakak?”

“Iya, namanya Sheila Andara Regia. Orangnya cantik, baik hati dan penyayang. Dulu dia suka jagain gue kalau ada yang gangguin. Sheila jago karate, jadi kalau ada yang berani macem-macem bakal langsung dihajar.” tutur Reina riang menyembunyikan fakta yang sebenarnya terjadi.

“Oh, mau berenang?”

“Enggak ah, gue mau duduk aja di sini,”

Cuaca di puncak hari ini cerah membuat siapapun tergoda pada jernihnya air untuk segera dinikmati. Riga membuka kaos dan celananya di depan Reina tanpa merasa canggung, namun sebaliknya Reina justru merasa canggung.

Menutup matanya dengan kedua tangannya Reina berkata. “Riga! Pake bajunya, gak tahu malu deh.”

“Ya kali berenang pakai baju.”

“Itu nama porno aksi, tahu gak?!”

Byur

Riga langsung masuk ke dalam air mengabaikan Reina. Perlahan Reina membuka tangan yang menutupi wajahnya. Dia melihat Riga yang sudah berada di air. Cewek itu bernafas lega karena Riga menggunakan boxer hitamnya, meski sebenernya dia merasa gugup melihat tubuh bagian atas Riga yang tak tertutup sehelai benangpun.

“Gimana, kamu suka?” tanya Djorgi menghampiri Reina.

Cewek itu berdiri mengeluarkan kakinya dari kolam air hangat. “Suka om, di sini adem. Tenang. Gak kayak di Jakarta, panas.”

“Kalau kamu mau, kamu bisa datang ke sini kapan aja.”

“Seriusan om?”

“Tentu.”

Reina tersenyum kemudian berlari menghampiri Alexa yang sedang menyiapkan beberapa bahan masakan untuk makan siang dibantu oleh bi Ina. “Aku bantuin ya, bi.”

“Nih, potong-potong paprikanya aja.”

“Potong dadu?”

“Betul.”

Ketiga perempuan beda genarasi itu sibuk menyiapkan makan siang di halaman belakang villa. Sementara itu Riga masih asyik menggerakan tubuhnya di dalam air dan Djorgi duduk di bangku taman sambil berbicara lewat ponsel pintarnya.

Riga keluar dari dalam air, cowok itu mengambil handuk yang sudah di siapkan terletak di atas kursi santai. Tangannya bergerak mengeringkan rambutnya yang basah kemudian cowok itu mendekati ayahnya, duduk di samping Djorgi.

“Dari siapa, Pah?” tanyanya kemudian.

“Investor yang ingin bergabung dengan perusahaan papa,” Djorgi  menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku kemejanya. “Kalau cinta itu diungkapkan, bukan dilihatin aja.” celetuk Djorgi yang menyadari putranya itu tengah memperhatikan Reina yang sedang tertawa sambil memegang tusuk sate.

“Aneh,” ujar Riga. “Baru kenal beberapa hari, tapi rasanya aneh.”

“Tidak ada kata terlalu cepat atau terlambat dalam cinta. Kalau suka ya langsung ungkapkan, tunjukan bahwa kamu benar-benar mencintainya.”

“Papa dulu gitu?”

“Ya begitu.”

“Terus?”

“Papa baru sadar kalau papa mencintai mama mu di saat papa hampir kehilangan,” Djorgi kembali menerawang kisah cintanya dulu dengan Alexa. Bagaimana dulu dirinya hampir kehilangan Alexa karena sebuah kecelakaan. “Sekarang ya seperti yang kamu lihat, papa masih sama mama kamu.”

Kedua laki-laki itu saling diam memperhatikan wanita yang berada tak jauh dari keduanya.  Djorgi memperhatikan Alexa dan Riga memperhatikan Reina. Ayah dan anak itu setipe dalam menghargai dan menyayangi wanita, meski Riga tak sehangat Djorgi dalam bersikap.

***

Matahari semakin menyingsing ke arah barat. Suhu udara di daerah puncak mulai turun membuat Reina merapatkan sweeter abu-abunya. Cewek itu tengah berjalan-jalan di temani Riga. Sedangkan Arman dan Alexa memilih untuk tetap berada di villa.

Villa tempat mereka berada tak jauh dari kebun raya Cipanas, namun mereka tak masuk ke dalam kawasan wisata itu. Keduanya hanya berjalan-jalan di sepanjang jalan, melihat-lihat penjual yang berjajar di sisi kanan dan kiri jalan. Juga ada penjual yang  menjual dagangannya dengan menghampiri para pengunjung.

Kang syalnya, buat si enengnya.” tawar si penjual seraya menyodorkan dagangannya berupa syar rajut dengan aneka warna.

“Makasih, mas. Saya gak kedinginan kok.” timpal Reina menolak secara halus penjual tersebut.

“Ya gak di usah dipakai sekarang, pakai kapan-kapan aja pas kedinginan,” penjual bertubuh kurus itu masih mencoba peruntungannya. “Murah kok, cuma tiga puluh ribu aja.”

“Mau?” tanya Riga menatap Reina. Cewek itu menggeleng tanda tak ingin. Penjual itu nampak kecewa apalagi ketika melihat Reina yang berjalan menjauh. “Saya beli satu, kang.” ucap Riga pada penjual itu dan membiarkan Reina menjauh.

Dengan senang hati penjual itu mengambil syal yang Riga pilih. Syal yang hanya tingga satu warna, yaitu abu-abu. Warna kesukaanya. Setelah mendapatkan syalnya, Riga menghampiri Reina yang berhenti di penjual bunga. Cewek itu terlihat tengah memilih bunga Lily yang paling segar.

“Aku mau yang ini.” ucap Reina pada penjual bunga yang terlihat masih belia itu. Mungkin lebih muda darinya.

“Buat siapa?” tanya Riga.

“Tante cantik.”

“Mama?”

“Hmmm,”

Riga tersenyum melihat perhatian yang Reina tunjukan pada ibunya. Reina menyerahkan uang seratus ribuan pada gadis belia itu. Dengan seratus ribu Reina bisa mendapatkan enam tangkai bung Lili segar.

“Terimakasih.” Reina keluar lebih dulu dari tempat itu. Dia menikmati aroma yang menguar dari bunga Lili dalam genggaman tangannya.

Setelah cukup puas berjalan-jalan di tempat wisata itu, Reina kembali ke villa. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika dia menyadari ada yang kurang. Ya.. sesuatu yang sedari tadi bersamanya kini tak terlihat. Riga, cowok itu tak nampak dalam pandangannya.

“Eh? Kemana tuh cowok?” mata Reina mencari ke sana kemari. “Ah, gak mungkin nyasar. Dia pasti udah hafal daerah sini, mendingan gue balik aja ke villa dari pada mati kedinginan di sini.”

Kembali melangkahkan kakinya menuju Villa, Reina bersenandung riang. Reina tersenyum senang sambil memandangi bunga Lili dalam genggamannya. Begitu sampai di villa Reina langsung masuk mencari keberadaan Alexa, tapi dia tak mendapati siapun di sana. Villa itu terlihat sangat sepi.

“Kemana orang-orang?” tanya Reina pada dirinya sendiri. Reina meletakan bunga itu di atas meja makan. Dia mengambil kertas dari atas meja kecil di samping telepon rumah. Cewek itu menuliskan sesuatu di atas kertas putih itu.

Bunga yang cantik untuk tante cantik.

Setelahnya Reina masuk ke dalam kamarnya. Awalnya dia tidak menyadari ada sesuatu di sana sampai akhirnya matanya melihat buket bunga Lili berukuran besar di atas tempat tidurnya dan juga syal rajut berwarna abu-abu. Reina mengangkat buket bunga yang nyaris menutupi wajahnya. Dia mengambil secarik kertas yang tersemat di sana.

“Untuk kekasihku, semoga suka.” ujar Reina membaca tulisan dalam kertas itu. Keningnya berkerut mengingat sesuatu. “Kekasih? Siapa?” kini terlihat bukan bagaimana daya ingat Reina. Pantas saja cewek itu selalu mendapatkan nilai rendah dihampir semua mata pelajaran.

“Oh ya, sekarang kan gue pacarnya Riga. Ahaha, bego banget gue,” Reina mendudukkan bokongnya di atas tempat tidur yang empuk, cewek itu memotret bunga itu lalu mengunggahnya ke akan Instagram miliknya. “Riga punya Ig, gak ya? Cowok itu kan rada anti sosial, kayaknya gak mungkin deh punya Ig.”

“Rein, ini bunga di meja dari kamu?” tanya Alexa dari ambang pintu.

“Iya, tadi aku lihat ada yang jual bunga jadi aku beli deh, terus aku dapet bunga ini dari Riga.” Reina menunjukan buket bunga itu pada Alexa.

“Hmmm, ternyata anak tante bisa romantis juga ya. Gak nyangka.”

“Tapi, aku bingung kapan Riga belinya, kan dari pagi dia sama aku.”

“Gimana sih kamu, sekarang itukan jamannya online. Riga pasti pesan bunga itu dari toko online terdekat.”

“Iya juga ya, hehehe.”

“Bantuin tante yuk, malam ini kita buat Barbeque.”

“Iya tante.”

Di ruang keluarga ada Riga yang tertidur di sofa. Kedua tangannya dilipat di atas dada, bantal kecil di bawah kepalanya. Sejak kapan cowok itu berada di sana? Hal yang kini Reina pikirkan. Beberapa saat yang lalu saat dia melintasi ruangan itu Riga tak ada di sana.

Mengabaikan Riga yang tengah tertidur Reina memilih untuk membantu bi Ina di dapur yang langsung terhubung dengan ruang makan dan ruang tamu, karena memang ketiga ruangan itu tak bersekat. Terlihat sangat luas dan tentu saja Reina bisa melihat Riga dari tempatnya.

Sekalipun tak tahu pasti apa yang ada di hatinya saat ini, tapi Reina cukup menikmati waktu yang dia habiskan bersama Riga. Mungkin benar kata Riga soal perasaan itu soal nanti. Biar waktu yang membuatnya mengerti tentang perasaannya pada Riga. Biarkan semuanya mengalir seperti air saja, tak perlu melawan arus.

Soal hatinya dia memang tak pernah jatuh cinta. Tak tahu bagaimana rasa menyukai lawan jenis. Tak seperti apa rasanya jantung yang berdetak di atas normal. Tak tahu bagaimana rasa gugup menyelimuti diri disetiap kali bertemu. Dia hanya mendengar semua itu dari Mia, atau dari Aresh kakanya yang dulu pernah bercerita tentang rasa ketika jatuh cinta.

Sampai sekarang Reina masih sangat penasaran siapa perempuan beruntung yang berhasil memenangkan hati Aresh. Jika dia tahu tentu akan segera mencari perempuan itu dan mengabarkan bahwa kakaknya, Aresh sangat mencintai perempuan itu. Membayangkan raut wajah Aresh yang bahagia ketika bersama perempuan yang dicintainya itu sudah berhasil membuat Reina mengembangkan senyumnya.

Dia benar-benar merindukan sosok Aresh.

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 6 0 1 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • yurriansan

    Ceritamu menarik dari awal, apalgi pggmbran tokohmu. manusiawi bget, (ada kelamahnnya) suka. tapi aku baca masih bnyak yg typo. bnyk hruf yng kurang juga.
    dan ini kan chapternya sudah ada judul, jdi di body text kya'nya gk perlu ditulis lgi judul chpternya. kalau mau di tulis enternya kurang kebawah. semangat yaaa

    Comment on chapter Pertemuan Yang Buruk
  • yellowfliesonly

    @lanacobalt tidak ada Adit di sini, adanya abdi. haha....

    Comment on chapter Takut Yang Enggan Pergi
  • lanacobalt

    Saya menebak pria berjaket merah itu bukan Aresh, tapi Adit. hahaha
    Saya suka tokoh Reina, terkadang orang yang ceria belum tentu tidak punya masalah.
    Ditunggu kelanjutannya, semangat nulisnya.
    Jangan lupa mampir ke ceritaku, ya.

    Comment on chapter Takut Yang Enggan Pergi
  • Ahnafz

    Duh Reina bikin gemes aja :)

    Comment on chapter Pertemuan Yang Buruk
  • Awaliya_rama

    Duh, Riga dipacarin doang tp, gak dicintai

    Comment on chapter Permintaan Maaf
  • Kitkat

    Next kak hehe

    Comment on chapter Riga Si Anak Rumahan
Similar Tags
CINTA DALAM DOA
2346      932     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Kala Saka Menyapa
11354      2721     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
KAU, SUAMI TERSAYANG
641      438     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
8354      2666     4     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
The Past or The Future
430      342     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Trust
1890      781     7     
Romance
Kunci dari sebuah hubungan adalah kepercayaan.
Grey
224      186     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Cinta Pertama Bikin Dilema
4334      1285     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Dia yang Terlewatkan
371      251     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Loading 98%
623      377     4     
Romance