Sabtu pagi,
Meeting dimajukan harusnya Minggu depan berubah jadi Sabtu ini . Wajib cek persiapan, berangkat kantor pagi-pagi. Tapi perjalanan arah Cafe Pojok macet. “Ada apa ya ?” tanya dalam hati. Police line terpasang di Cafe Pojok, perasaan semalam baik-baik saja dan rapi tidak menunjukkan ada gelagat aneh di lokasi Cafe Pojok.
Tampak Bang Dago sibuk ditanya beberapa polisi, aku Cuma sekilas lewat tapi buru-buru masuk ruangan kantor.
Aku lihat Saoci dah tampil fresh
“eeh Ci, di Cafe Pojok rame banget,” sapaku.
“Eeh iya mau tau ceritanya? kasihan juga Bang Dago sementara ditutup Cafenya. Ada seorang pegawai bang Dago semalam tewas di depan jalan. Entahlah di begal atau dibunuh orang tak dikenal. Infonya seperti ada yg menusuk dari dekat tapi kejadian begitu rapi sampai CCTV pun tak bisa membaca gerak gerik si pembunuh. Aneh loh Dens,
tapi kok kamu cuek sih aku cerita seru loh ini, “ tegas Saoci.
“Eeh ..eeh sorry aku fokus meeting pagi ini bos ntar marah lagi, “ seraya kutinggalkan Saoci dan berusaha tak mau tau kejadian semalam di Cafe Pojok.
Syifa berjalan agak cepat menyusul ku ,karena dia sekretaris bos jadi semua perlengkapan kebutuhan meeting pagi ini sudah beres ditangan dia.
“Ci .. mana si cupu Rudi kok nggak keliatan," sambil mencari sosok si Cupu yang aku butuhkan data pagi ini.
“Ada kok tadi ... Tuh tuh dia” jawab Saoci
Meeting pun digelar, lumayan lama dan bikin penat otak . Bos minta angka penjualan dinaikkan dan omset harus bagus. Data di buat selengkap dan seakurat mungkin supaya tim marketing mudah membaca peluang pasar melalui data yang sudah dikelola . Well, bos memang orang cerdas, semua tips tipsnya jitu, anak buah siap menjalankan.
“Ci, Kasian ya Bang Dago sementara Cafe Pojok tutup infonya Senin baru bisa beroperasi lagi,” ucap Syifa saat jam istirahat kantor tiba.
“Iya Fa, siapa ya pembunuh pegawai Cafe Pojok itu. Aku jadi penasaran ? Lihai betul dia sampai CCTV pun tak bisa menangkap dengan jelas. Tampak dari belakang seorang wanita infonya. Tapi pas di CCTV pintu Cafe Pojok kata Bang Dago lelaki. Trus motifnya apa? Apa pesaing bisnis bang Dago?” ucap Saoci penasaran.
Aku hanya diam ,Cuma jadi pendengar maklum nggak antusias dengan hal-hal yang berbau kekerasan,pembunuhan dan sejenisnya. Trauma yang mendalam.
“Menurutku sepertinya pesaing bang Dago Ci, tapi kalau salah tuduh kita bisa fitnah nih, " tambah Syifa menyetujui pendapat Saoci.
“Dens, kalau menurutmu kejadian ini ada sangkut pautnya dengan bisnis Cafe Pojok bang Dago yang semakin sukses?” tanya Saoci lagi
“ Sorry Ci, aku tidak bisa berpendapat atas kasus ini. Memangnya kita detektif harus mengungkap kejadian pembunuhan pegawai Bang Dago ? Sudah lah ada pihak kepolisian yang lebih paham. Toh kita nggak ada sangkut pautnya kan. Bahas lain aja , “ jelasku sedikit tegas.