Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Audry terus tak bisa dihubungi, handphone-nya mati. Leo, Willy dan Andrea pun memutuskan tidak ikut latihan terlepas dari pertandingan yang tinggal 3 hari lagi. Sudah pergi berganti pakaian dari seragam basket menjadi seragam sekolah, ketiga lelaki bersahabat itu terlihat meninggalkan sekolah, mengendarai motor sport masing-masing.

Kinanti melangkah masuk ke dalam Kelas, mendudukkan diri di kursinya. Menghadap ke arah Mireya yang sedang membaca buku pelajaran. "Kamu tahu gak habis dari Toilet apa yang aku lihat?"

"Memang apa?" Tanpa menatap Kinanti.

"Leo, Willy, Andrea yang pergi naik motor bawa tas. Menurut kamu, mereka ke mana?"

"Gak tahu," jawab singkat Mireya yang terlihat tidak tertarik. Kinanti pun memasang wajah malas karena respon datar itu. Memutuskan berhenti untuk berbicara.

Ketiga motor sport terlihat berhenti di salah satu Rumah yang berada di kawasan komplek. Leo buka pagar, melangkah masuk ke dalam diikuti Willy dan Andrea. Saat sedikit lagi sampai pintu Rumah, pintu terbuka. Terlihat seorang wanita paruh baya dengan rambut setengah memutih. "Bi, Audry ada?" tanya Leo yang mengenal wanita paruh baya itu di mana asisten rumah tangga di Rumah Audry.

"Non Audry bukannya ke Sekolah? Bibi lihat pagi-pagi sekali dia sudah pergi pakai seragam sekolah."

Willy dan Andrea saling melempar pandang, bertanya-tanya di mana Audry dan apa yang dilakukannya.

"Gitu ya, Bi. Kalau gitu, saya balik saja."

"Iya, den Leo."

Sampainya di depan motor, mereka berdiri sejenak, tidak langsung pergi. "Setelah ini ke mana? Gue benar-benar gak ada ide Audry pergi ke mana," kata Willy yang terlihat khawatir namun bingung.

"Kita harus menemukan Audry hari ini!" ucap Andrea yang terlihat tidak ingin sesuatu terjadi pada Audry.

"Ada satu tempat yang terpikiran gue karena sebelumnya Audry pernah cerita kalau Pantai mengingatkannya dengan Mama-nya, makanya jadi tempat kesukaannya. Di sana dia kayak bersama Mama-nya," jelas Leo.

"Pantai kan banyak, Le," ucap Willy seperti akan frustasi.

"Gue tahu lokasi Pantainya!" Dengan wajah sangat yakin.

Seorang gadis berseragam Sekolah yang tak lain adalah Audry terlihat sedang berdiri di tepi Pantai saat suhu udara mulai terasa hangat. Menatap jauh ke depan sana dengan kenang-kenangan yang memenuhi kepala. Tempat itu pernah menjadi tempat terindah sekaligus tempat terpahit yang pernah Audry rasakan. Semua orang hanya mencoba mengerti luka yang ada pada dirinya namun tidak ada yang benar-benar mengerti, seperti itulah yang ada dalam pikiran Audry saat ini.

Audry pun mulai berharap bisa menghilang seperti bayangannya di permukaan air.

"Apa orang-orang yang aku cinta dalam hidupku hanya untuk pergi pada akhirnya ...." gumam Audry dengan tatapan menyedihkan.

Apa Audry dilahirkan hanya untuk merasakan sakit? Kenapa hidupnya penuh dengan luka? Memang bukan Audry satu-satunya yang hidupnya tak mudah, yang lebih sering tak sesuai yang diharapkan, namun tidak bisa kah hidupnya jauh lebih baik dari sebelumnya? Bahwa apa yang ia harapkan bisa ia gapai.

Hidup memang tidak ideal untuk semua orang, namun dengan banyak luka hanya akan membuat hidup terasa sangat berat untuk dijalani. Audry sedikit mengangkat tangan kanan-nya, membalikan, melihat bekas luka yang sudah lama sembuh. Di mana beberapa tahun lalu ia sering melukai dirinya sendiri karena tak tahan dengan keadaan.

"Bertahan sesulit itu ya Ma, sampai Mama memilih untuk pergi," gumam Audry dengan mata mulai berkaca-kaca.

Audry buka sepatu serta kaos kakinya, meninggalkan tas di sana, melangkah dengan pasti, masuk ke dalam air. Audry terus berjalan sampai air telah sepinggangnya. Audry hanya tahu satu cara untuk menghilangkan luka saat ini, luka yang akan datang, dan bekas luka, yaitu dengan... mengakhiri hidupnya.

Tak ada yang perlu dipertahankan, tak ada hal yang membuat Audry ingin tetap tinggal, yang tersisa hanya bagaimana ia tidak lagi merasa sakit.

Melihat seseorang di depan sana yang sebentar lagi tubuhnya sepenuhnya akan ditelan air, Leo dengan cepat berlari tanpa melepas sepatunya lebih dahulu. Willy dan Andrea yang melihat itu pun ikut panik. Lalu, Willy menemukan sepatu dan tas yang sangat ia kenal.

"Ini bukannya sepatu sama tasnya Audry?" tanya Willy sembari mengambil sepatu dan tas itu.

"Jangan-jangan orang itu ...." sontak Andrea menoleh ke arah orang itu yang sudah tidak ada di mana berarti telah tenggelam!

"Gak mungkin," kata Willy sembari menatap cemas Leo yang masuk ke dalam air untuk menolong orang itu.

Leo berhasil menemukan orang itu yang membuat Leo terkejut bahwa orang yang seperti akan bunuh diri itu Audry. Leo bawa Audry ke tepi dengan Audry yang batuk-batuk. Ketika sudah sampai di tepi, Audry langsung menjauhkan dirinya dari Leo.

"Kamu apa-apaan sih, Le!" bentak Audry yang terlihat tak suka Leo menolongnya.

"Tenang, Dry," ucap Andrea dengan dengan nada lembut.

"Aku gak minta kamu tolongin aku!"

"Terus kamu berharap aku membiarkan saja kamu mati?!" bentak Leo yang merasa sedih sekaligus marah dengan sikap Audry.

"Gak ada alasan buat aku tetap hidup!" Matanya mulai berkaca-kaca.

"Gimana sama ucapan kamu waktu kita SMP? Kamu bilang kalau kamu menemukan hal yang membuat kamu ingin terus hidup," ucap Leo yang mencoba mengingatkan Audry.

"Hal itu sudah gak ada, Le. Dia akan segera pergi sama kayak Mama, Papa dan Nenek." Setetes air mata pun jatuh membasahi pipinya.

"Kalau gitu, hidup lah untuk diri kamu sendiri!"

"Aku gak bisa ... luka ini masih sesakit itu rasanya, dan bahkan akhir-akhir semakin sakit."

"Ada aku, Willy sama Andrea. Kita akan bantu kamu buat menanangi rasa sakit itu." Leo mencoba membuat Audry tidak berpikiran buruk lagi.

Audry menggelengkan kepala. "Suatu hari kalian akan pergi, dan saat itu aku akan sendirian."

Andrea yang berada di dekat Audry, tiba-tiba memeluk Audry yang meronta minta dilepaskan. "Kamu gak akan sendiri. Aku janji gak akan buat kamu merasa sendiri!" kata Andrea yang terdengar yakin.

"Jangan pernah berjanji, An! Pada akhirnya kamu akan seperti Leo yang akan melupakan aku setelah menemukan perempuan yang kamu cinta." Sembari menatap dalam Leo yang berada di depan sana, dengan air mata yang terus mengalir.

"Aku gak pernah meninggalkan kamu, aku janji!"

Leo memang tidak bisa menjanjikan apa-apa, namun ia tidak ingin Audry menghilang dari hidupnya. Audry adalah orang pertama yang bisa menerimanya apa adanya, tanpa mengharapkan apa-apa.
.
.

Ketika Mireya hendak melangkah keluar Kantin, langkahnya terhenti lantaran ada Leo yang hendak masuk ke Kantin. Manik mata itu saling menatap cukup lama.

"Kalau gitu, aku akan ke kiri, Kak Leo ke kanan," ucap Mireya.

Leo hanya diam dengan sebuah pemikiran. Aku gak akan membiarkan Mireya menyerah dengan hidupnya!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Matahari untuk Kita
1090      553     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
My Private Driver Is My Ex
447      294     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...
Unframed
732      482     4     
Inspirational
Abimanyu dan teman-temannya menggabungkan Tugas Akhir mereka ke dalam sebuah dokumenter. Namun, semakin lama, dokumenter yang mereka kerjakan justru menyorot kehidupan pribadi masing-masing, hingga mereka bertemu di satu persimpangan yang sama; tidak ada satu orang pun yang benar-benar baik-baik saja. Andin: Gue percaya kalau cinta bisa nyembuhin luka lama. Tapi, gue juga menyadari kalau cinta...
No Longer the Same
432      316     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Rumah Tanpa Dede
162      107     1     
Inspirational
Kata teteh, Bapak dan Mama bertengkar karena Dede, padahal Dede cuman bilang: "Kata Bapak, kalau Bi Hesti jadi Mama kedua, biaya pengobatan Dede ditanggung Bi Hesti sampai sembuh, Mah." Esya---penyintas penyakit langka Spina Bifida hanya ingin bisa berjalan tanpa bantuan kruk, tapi ekonomi yang miskin membuat mimpi itu terasa mustahil. Saat harapan berwujud 'Bi Hesti' datang, justru ban...
HABLUR
1052      482     6     
Romance
Keinginan Ruby sederhana. Sesederhana bisa belajar dengan tenang tanpa pikiran yang mendadak berbisik atau sekitar yang berisik agar tidak ada pelajaran yang remedial. Papanya tidak pernah menuntut itu, tetapi Ruby ingin menunjukkan kalau dirinya bisa fokus belajar walaupun masih bersedih karena kehilangan mama. Namun, di tengah usaha itu, Ruby malah harus berurusan dengan Rimba dan menjadi bu...
Bisikan yang Hilang
71      64     2     
Romance
Di sebuah sudut Malioboro yang ramai tapi hangat, Bentala Niyala penulis yang lebih suka bersembunyi di balik nama pena tak sengaja bertemu lagi dengan Radinka, sosok asing yang belakangan justru terasa akrab. Dari obrolan ringan yang berlanjut ke diskusi tentang trauma, buku, dan teknologi, muncul benang-benang halus yang mulai menyulam hubungan di antara mereka. Ditemani Arka, teman Radinka yan...
A Sky Between Us
47      42     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...
Sebelah Hati
1063      664     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
Yang Tertinggal dari Rika
2352      1103     11     
Mystery
YANG TERTINGGAL DARI RIKA Dulu, Rika tahu caranya bersuara. Ia tahu bagaimana menyampaikan isi hatinya. Tapi semuanya perlahan pudar sejak kehilangan sosok paling penting dalam hidupnya. Dalam waktu singkat, rumah yang dulu terasa hangat berubah jadi tempat yang membuatnya mengecil, diam, dan terlalu banyak mengalah. Kini, di usianya yang seharusnya menjadi masa pencarian jati diri, Rika ju...