“Pick Me Please – Lila yang Haus Validasi”
---
RUANG LATIHAN DIALOG – SIANG
Semua aktor berkumpul untuk sesi reading script drama Vampir & Hati yang Tak Berdarah 2. Lila masuk terlambat dengan langkah kecil dan ekspresi ‘pura-pura lelah’. Rambutnya diikat asal, padahal glossy, jelas habis di-catok.
Lila (manja, ke semua orang):
“Aku telat ya? Maaf banget... Aku tuh nggak bisa tampil secantik cewek lain, jadi dandan aja butuh waktu dua jam.”
Vidi (berbisik ke Rai):
“Dua jam katanya ‘nggak bisa dandan’?”
Rai (senyum tipis):
“Katanya susah, tapi lipstick-nya transfer-proof.”
---
LOKASI SYUTING – BREAK WAKTU SIANG
Lila mendekati Rai yang sedang latihan gerakan action. Dia sengaja jalan sambil nenteng air galon—lalu jatuh dramatis.
Lila (berakting sakit):
“Aduh! Kakiku... aku kayaknya... keseleo...”
Rai (terhenti, kaku):
“Kamu kenapa angkat galon sendiri?”
Lila:
“Soalnya aku nggak seperti cewek lain yang suka minta tolong...”
Rai (dingin):
“Kalau kamu bukan cewek lain, jangan akting kayak drama Korea 2010.”
---
RUANG MAKAN – MALAM
Lila duduk di samping Vidi. Dia pasang gaya bicara setengah berbisik, penuh ‘chemistry yang dipaksakan’.
Lila:
“Kamu tuh beda, Vi. Kamu ngerti banget perasaan cewek. Aku tuh... merasa aman kalau deket kamu.”
Vidi (mengunyah, malas jawab):
“Biasa aja sih. Aku ngerti karena kerja sama dua aktris yang kuat. Bukan yang selalu bilang ‘aku tuh beda’ tiap lima menit.”
---
KORIDOR RUANG GANTI – PAGI
Shin mendekati Jenni dengan HP-nya.
Shin:
“Check this out.”
Di layar: TikTok Lila sedang lipsync lagu sendu, dengan caption: ‘Jangan judge aku kalau belum tahu kenapa aku jadi seperti ini’
Jenni:
“Fix. Dia udah masuk fase ‘aku tuh misunderstood’. Sebentar lagi pasti upload story quotes toxic.”
---
BAB LANJUTAN: "Skandal Demi Trending"
---
CAFE SAMPING LOKASI SYUTING – HARI BERIKUTNYA
Lila terlihat diam-diam merekam dirinya sendiri sedang ‘diomeli’ manajernya, tapi dari sudut yang hanya menunjukkan air matanya dan suara tinggi-tingginya.
Lila (rekaman):
“Lihat... aku disalahin terus padahal aku cuma berusaha keras... Kenapa semua orang jahat ke aku?”
Caption-nya di TikTok: “Nggak semua aktris dapat perlakuan adil. #mentalhealth #behindthescene”
---
RUANG SYUTING – MALAM
Lila tiba-tiba nangis keras saat pengambilan adegan.
Sutradara:
“Cut! Lila, kamu nangis bukan di bagian ini...”
Lila (tersedu-sedu):
“Maaf... trauma masa kecil aku terpicu. Adegan ini terlalu mirip realita aku…”
---
MEDIA ONLINE – HEADLINE PALSU
“Aktris Muda Lila Curhat Soal Penindasan di Lokasi Syuting”
Isi artikelnya penuh kutipan dramatis:
> “Aku merasa tak pernah benar di mata mereka. Aku cuma ingin didengar...”
---
KAMAR JENNI – MALAM
Jenni melihat artikel itu sambil mengusap wajahnya.
Jenni:
“Dikira kita siapa? Antagonis FTV?”
Shin (via videocall):
“Aku nyaranin kita undang dia ke podcast satire bareng aku. Judulnya: ‘Cewek Bukan Buat Dipick, Tapi Dibangun Bareng’.”
---
RUANG TIM VAMPartis – PAGI
Rai, Vidi, dan Fajar diskusi serius.
Fajar:
“Kita mau dibiarkan terus viral karena skandal, atau kita yang kendalikan narasinya?”
Vidi:
“Kita lawan dengan profesionalitas. Dan sedikit… satire.”
Rai (datar):
“Aku ikut. Tapi kalau dia nyentuh Jenni lagi, aku yang bicara langsung.”
Skandal itu Strategi, Bukan Kecelakaan”
---
HOTEL TEMPAT CAST MENGINAP – MALAM
Lila memesan dua kamar: satu untuk dirinya, satu lagi dipesankan diam-diam atas nama Rai. Ia menyuap resepsionis agar mau memberikan keycard dan mengatur tim paparazzi bayaran menunggu di luar.
Lila (merekam suara sambil menangis):
“Kalau mereka tahu aku sering ketemu Rai diam-diam... mereka akan hancurkan karierku. Tapi aku... aku nggak bisa menyembunyikan perasaan ini terus...”
(Seolah-olah korban cinta diam-diam.)
---
KAMAR RAI – MALAM YANG SAMA
Tiba-tiba pintu terbuka—Lila masuk dengan muka ‘panik tapi manja’.
Lila:
“Maaf... aku takut sendirian... boleh nggak aku di sini sebentar?”
Rai (refleks berdiri, menatap tajam):
“Kamu salah kamar. Dan aku tahu kamu pesan dua kamar pakai nama aku.”
Lila kaget. Di pojok ruangan: Fajar dan Vidi muncul dengan kamera tersembunyi.
Fajar:
“Dapat. Sudah lengkap.”
Vidi:
“Kita nggak suka main drama, tapi kita tahu main perang image.”
---
KANTOR VAMPARTIS – PAGI
Shin (menunjuk layar berita gosip):
“Dan boom! ‘Rai Diduga Terlibat Skandal Cinta Lokasi dengan Aktris Muda’...”
Jenni (dingin):
“Aku nggak marah karena gosip. Aku marah karena dia berani setting plot murahan.”
---
RUANG STRATEGI VAMPARTIS – RAPAT TERTUTUP
Rai, Vidi, Fajar, Jenni, dan Shin kumpul untuk menyusun langkah.
Shin:
“Kita perlu balas dengan cerdas. Netizen sekarang lebih percaya footage daripada air mata.”
Vidi:
“Dan kita harus buka kalau ini bagian dari sabotase agensi sebelah: Polaris Creative.”
Jenni:
“Polaris? Yang punya rekam jejak ‘menjual trauma artis’ demi rating?”
---
LILA ADALAH BONEKA
Flashback dari Lila diam-diam bertemu orang misterius dari Polaris.
Orang Polaris:
“Kamu ingin terkenal kan? Biarin mereka benci kamu—asal nama kamu trending. Kami bantu.”
Lila (ragu-ragu tapi setuju):
“Asal... aku bisa jadi peran utama berikutnya.”
---
"Serangan Balik VampArtis"
Shin dan Jenni membuat podcast:
Judul: "Drama Bukan Bakat – Bedah Dunia Sisi Gelap Selebriti"
Isi: Parodi, satire, dan edukasi publik tentang manipulasi media, agensi kotor, dan cara mengenali gaslighting dalam dunia hiburan.
Vidi & Fajar:
Rilis vlog berjudul “Behind the Fake – Siapa di Balik Kamera Skandal Itu?” dengan footage bukti.
Rai (di akhir video):
“Aku bukan korban. Tapi aku juga bukan pelaku. Aku hanya bukti bahwa bahkan artis pun bisa dijebak.”
---
Lila disorot publik, Polaris kena boikot, dan Jenni viral karena kutipan tajamnya:
> “Kamu nggak perlu trending kalau yang naik itu harga palsumu, bukan nilaimu.”