Freya berdiri di balik pintu kaca ruang tengah Akademi Callindra, memandang dua sosok remaja yang duduk saling berhadapan. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Freya memindahkan tubuh mereka ke tempat ini.
Di antara mereka, tampak berkilauan benang ungu samar yang melingkar halus, berdenyut seperti aliran darah. Arvin dan Kana, dua murid yang selama ini dikenal sebagai sahabat dekat, tetapi di balik itu ada ikatan yang jauh lebih erat. Ikatan darah dan keluarga yang telah mengalir sejak lama.
Freya menghela napas dalam. Ini bukan pertama kalinya dia menerima tugas memutuskan benang-benang cinta, tapi sesuatu tentang ikatan Arvin dan Kana berbeda. Biasanya, dia bisa merasakan getaran emosi cinta romantis, tapi kali ini yang dia rasakan adalah sesuatu yang lebih kuat, lebih kompleks, dan ..., hampir tak terputuskan.
Di dalam hatinya, ada suara kecil yang berkata, Apa aku benar-benar harus memutus ikatan ini?
Dia menapakkan kaki perlahan ke dalam ruangan, membawa alat pemutus benang. Namun, begitu alat itu menyentuh energi di antara Arvin dan Kana, sebuah gelombang besar mengguncang ruangan tersebut. Benang ungu itu justru memanas, memancarkan cahaya yang lebih kuat dari sebelumnya, hingga membuat Freya mundur beberapa langkah, hampir kehilangan keseimbangan.
Tiba-tiba, sosok Raka muncul di samping Freya, menatapnya dengan mata penuh ketegasan namun lembut. "Freya, berhenti," ucapnya dengan nada lembut.
Freya menoleh, wajahnya mengekspresikan campuran keheranan dan frustrasi. "Aku harus melakukannya, Raka. Ini perintah dari Raja. Ikatan ini berbahaya bagi keseimbangan dimensi."
Raka menggeleng, lalu meraih tangan Freya dengan lembut, menatap dalam matanya. "Ikatan mereka bukan sekadar cinta biasa. Ini adalah cinta keluarga, cinta darah yang tak bisa diputus begitu saja. Itu sama saja dengan menghancurkan mereka."
Freya menarik tangannya dengan sedikit ragu. "Tapi aku hanya menuruti perintah Raja, semua jenis ikatan cinta yang kuat harus diputus agar keseimbangan tetap terjaga."
Raka memandang benang ungu itu, lalu berkata dengan nada pelan, "Sistem ini dibangun dari ketakutan. Raja Vergana Armushu sempat kehilangan cinta, dan dia menciptakan aturan ini dari rasa sakitnya sendiri. Kau tahu, cinta bukan selalu sebuah dosa atau kesalahan. Kadang, cinta adalah energi terkuat yang membuat kita bertahan dan hidup."
Freya menunduk, perasaannya mulai berkecamuk. Selama ini dia mematuhi aturan, tapi kini keraguan mulai menggerogoti hatinya.
Di tengah keraguan itu, Arvin tiba-tiba berbicara dengan suara berat, "Freya, kau harus tahu. Aku dan Kana tidak seperti yang kau kira. Kami tidak berusaha menciptakan masalah. Ikatan ini adalah bagian dari kami yang paling murni."
Kana mengangguk pelan, "Kami bukan musuh, bukan juga pelanggar aturan. Kami hanya keluarga, dan ini adalah kekuatan yang kami warisi."
Freya menatap keduanya, lalu melihat ke arah Raka yang mengangguk pelan sebagai tanda dukungan. Suasana seketika berubah menjadi penuh kehangatan meski awalnya penuh ketegangan.
"Aku… aku butuh waktu untuk memahami ini semua," kata Freya akhirnya, dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya.
Raka tersenyum kecil, "Kita akan menghadapi ini bersama."
Setelah pertemuan itu, Freya berjalan sendiri menuju ruang bawah tanah Akademi, tempat arsip dan catatan sejarah Callindra disimpan. Dia duduk di meja kayu tua, membuka file-file yang berdebu, mencari jawaban dari semua keraguannya.
Salah satu dokumen yang dia baca adalah catatan awal pendirian sistem Match Breaker oleh Raja Vergana. Di sana tertulis bagaimana Raja, dulu sebagai Match Maker, mengalami patah hati yang dalam dan menciptakan sistem untuk memisahkan ikatan-ikatan cinta agar tidak ada lagi penderitaan.
Freya membaca kalimat demi kalimat dengan hati yang berat. "Sistem ini dibuat bukan untuk melindungi, tapi untuk mengendalikan rasa takut," pikirnya.
Saat itu, suara Raka terdengar dari balik pintu, "Freya, aku tahu ini sulit. Tapi kau harus memilih, apakah kau akan terus menjadi alat sistem atau menjadi seseorang yang mengerti makna cinta sebenarnya."
Freya menatap Raka dan mengangguk. "Aku… aku ..., sejujurnya aku benar-benar tak mengerti, tapi aku tak bisa terus-menerus berjalan dalam kebohongan."
Malam itu, Freya pulang dengan pikiran yang bergejolak. Dia duduk di tepi balkon kamar, memandang langit bertabur bintang. Benang-benang cinta yang selama ini dia potong dan hancurkan kini terasa seperti tali yang mengikatnya pada sesuatu yang lebih besar dan misterius. Sesuatu yang selama ini dia abaikan dan Freya sama sekali tak memahami, letak salahnya di mana.
Freya menunduk, perasaannya mulai berkecamuk dan semakin tak menentu, tatkala mengetahui kenyataan pahit yang dialami rajanya. Raja Vergana ternyata pernah menjadi Match Maker, tugasnya menghubungkan jiwa-jiwa cinta. Namun ia mengalami pengkhianatan dan kehilangan orang yang dicintainya. Dari rasa sakit itulah lahir sistem pemutusan cinta, agar tidak ada lagi penderitaan seperti yang ia alami. Selama ini dia taat pada aturan, tetapi sekarang semuanya terasa kabur. Apakah selama ini dia benar-benar memahami makna cinta?
Dalam keheningan malam, Freya berbisik pelan, "Apa benar semua cinta harus dipadamkan? Atau justru cinta yang harus kita lindungi?"
Seketika saja, gadis itu mulai merasakan getaran hangat di dadanya, sebuah perasaan baru yang mulai tumbuh, keberanian untuk mempertanyakan aturan, dan keyakinan bahwa cinta bisa menjadi kekuatan penyembuh, bukan ancaman. Dengan tekad yang mulai membara, Freya tahu langkahnya selanjutnya bukan sekadar mematuhi perintah, tapi memahami, merangkul, dan mungkin juga ..., melawan sistem yang selama ini dianggap sakral.
Menarik sekali
Comment on chapter World Building dan Penokohan