Semua manusia rencakan semuanya kembali kepada Tuhan yang menentukan
***
Beberapa bulan setelah kejadian itu baik Nara dan juga Danny sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing di mana dani menyelesaikan tugasnya di bangku kuliah hingga selesai tanpa ada gangguan apapun sedangkan arab lebih memutuskan dirinya untuk membuat cerita yang telah ia sepakati dari awal untuk membuat kisah 5 sahabat ini menjadi sebuah buku.
Dan kebetulan akhirnya waktu yang dinantikan pun tiba di mana naskah yang ia tulis dan upload di aplikasi pembagi cerita mulai memberikan respon yang baik bahkan beberapa dari pembaca juga mulai merasa prihatin bahkan ada yang sampai menitikan air mata ketika membaca cerita itu.
Hingga akhirnya salah satu penerbit melakukan komunikasi yang baik agar cerita miliki Nara bisa diterbitkan maka dari itu dengan antusias yang sangat semangat menara menghabiskan waktu sehari-harinya hanya untuk merevisi dan mengedit naskah bahkan membuat dirinya sampai lupa untuk melakukan cuci darah bahkan hingga membuat badannya langsung drop.
Dan bahkan beritanya pun sampai ke telinga Danny.
"Ya ampun Nar," ucap Danny.
Buktinya seorang dani langsung datang ke rumah sakit karena berita itu sampai langsung di telinganya karena diberitahu oleh sama ayahanda.
"Hehehe." Nara hanya bisa cengengesan.
"Udah tahu sakit malah dipaksain untung saja masih bisa ke tolong kalau nggak buku lu nggak bisa terbit," celetuk Danny.
"Habisnya gue selalu semangat karena buku ini mau terbit jadinya gue lupa waktu deh makan lupa sama kondisi badan gue sendiri tapi makasih ya atas perhatiannya dan juga makasih udah nengokin," kata Nara.
"Iya sama-sama. Lain kali jangan begitu loh kan masih ada gue jadi lo bisa hubungin gue kapanpun," pinta Danny.
"Tapi kamu sibuk juga apa lagi lho kan kuliah jurusan kedokteran dan itu prosesnya lama banget gue nggak mau ganggu kuliah lo," ungkap Nara.
"Gapapa. Demi lo gue akan siap bantuin lo kapanpun itu. Dan sini biar gue aja yang ngedit."
Dani langsung mengambil alih laptop yang tadi dipakai oleh nara karena biar dirinya saja yang akan merevisi dan mengedit naskah milik Nara.
"Emang lo bisa?" tanya Nara.
"Ya walaupun gue gak bisa tapi setidaknya untuk ngetik hapus dan ganti itu gampang banget asal lo kasih tahu aja di mana letak yang harus gue ganti, hapus atau tambahin," jawab Danny.
"Iya iya, gue kasih tahu dan makasih yah udah bantuin gue."
Karena tidak ada jawaban lagi setelah itu akhirnya mereka berdua yang berada di rumah sakit malah sibuk merevisi dan mengedit naskah hingga mereka lupa waktu sampai larut malam bahkan Danny sampai tidak sadar bahwa Nara sudah tertidur.
***
Akhirnya naskah yang sudah diedit dan direvisi itu rampung juga dan langsung saja diserahkan kepada penerbit yang mau menerbitkan buku nya dan tidak butuh waktu lama setelah 2 minggu dari proses dimana mereka bekerja keras akhirnya datanglah hari dimana buku itu siap promosi bahkan melakukan open pre-order bagi para penikmat pembaca.
Sontak media sosial pun diperlukan dengan buku yang memang mengambil dari kisah nyata teman-temannya dani dan juga itu Nara yang di mana semua orang tahu bahwa beritanya itu hype beberapa bulan yang lalu tapi sekarang karena sudah tidak heboh lagi karena tertutup oleh berita-berita yang lain tapi sekarang berita itu kembali heboh karena Nara dan juga Danny malah menerbitkan buku tersebut dan tidak jarang menuai pro kontra yang memang sering terjadi.
Walaupun seperti itu Nara tetap konsisten bahwa buku ini akan tetap terbit dan dijamin buku ini akan membawa nama Nara menuju karir sebagai penulis terkenal.
Dan benar saja buku tersebut malah menaikkan status marah yang awalnya sebagai penulis amatir menjadi seorang penulis profesional yang di mana dalam open free order sudah ada 1000 orang aulia 1000 ekslempar buku Nara diterbitkan dan bahkan sekarang di undang oleh beberapa podcast penulis untuk menceritakan pengalaman menulis buku tersebut dan juga seluk beluk dari dirinya dan juga cerita isi buku ini.
"Selamat ya, atas keberhasilan lo," ucap Danny.
"Makasih ya. Ini juga berkata Danny kalau lo nggak bantuin mungkin buku ini nggak bakal terbit," kata Nara.
"Hehehe. Intinya kita saling bantu dan ternyata hasilnya juga memuaskan."
Setelah beres acara dari proses tersebut Danny dan juga nara bukannya malah pulang ke rumah masing-masing namun mereka malah menuju taman yang anehnya nara juga tidak tahu apa tujuan Danny sekarang.
"Kita mau kemana?" tanya Nara.
"Ada deh."
Dan Danny tidak memberitahu untuk apa mereka pada tempat taman ini namun anehnya taman tersebut sudah dihias dengan dua meja yang dihiasi lampu dan juga bunga-bunga di sekitarnya.
"Duduk disini," pinta Danny.
Nara akhirnya duduk di sana lalu dani juga ikut duduk dengan posisi berhadapan satu sama lain. Seolah ada yang ingin disampaikan Nara mencoba untuk tidak memberikan pertanyaan apa pun biarkan dani sendiri yang akan mengungkapkan.
"Nara Cinta, sudah lama gue ingin mengungkapkan semua ini tapi dulu ayah gue malah memberikan lo ruang bersama dengan kak Aldan. Tapi sekarang seiring kita bersama rasa itu muncul lagi dan mungkin sekarang ini sudah saatnya gue untuk mengungkapkan rasa yang telah lama gue pendam selama ini. Benar apa yang dikatakan Rafi beberapa bulan yang lalu karena yang dekat dengan gue cuma lo Nara, cuma lo."
Setelah mengatakan hal itu tiba-tiba dani mengambil sesuatu di saku bajunya yaitu sebuah kotak cincin yang ditunjukkan kepada Nara.
"Maukan lo nikah sama gue?" tanya Danny.
Benar saja apa yang ada di pikiran Nara selama ini memang selama ini Nara juga mulai suka kepada Danny pada saat pandangan pertama dimana om dokter malah mendekatkan dirinya dengan Aldan tapi karena Aldan cuek kepadanya dan itu membuat Nara lebih nyaman bersama dengan Danny walaupun hanya sebatas sahabat semata.
"Yakin lo mau nikahin gue? Kan lo tahu gue penyakitan ini bahkan Sepertinya seumur hidup gue akan selalu cuci darah," ungkap Nara.
"Gue suka sama lo itu pada saat pandangan pertama dan gue juga udah tahu lo itu sakit dan gue terima lo apa adanya, karena gue tahu lo itu baik dan penyayang tapi intinya gue emang udah suka sama lo dari dulu jadi gua harap, lo mau terima gue dan gue akan selalu ada di sisi lo kalau suka maupun duka."
Nara sedikit berpikir memang dirinya juga sudah mulai suka kepada dani tapi dia tidak mau merepotkan nya tapi rasa cinta ini dahulu besar kepada dani bahkan ia sampai tidak bisa mengungkapkan kata penolakan, mungkin ini adalah jodoh yang telah ditentukan oleh tuhan kepada dirinya karena memang selama ini dia tidak pernah merasakan cinta yang sesungguhnya.
"Baiklah Danny. Gue terima lamaran lo."
***