Loading...
Logo TinLit
Story Info - Senja di Balik Jendela Berembun
MENU
About Us  
Senja di Balik Jendela Berembun
Title : Senja di Balik Jendela Berembun
Category : Inspirational
Language : Bahasa Indonesia
Published : Jun 2025
Total Hits : 36
Total Readers : 34
Total Likes : 0
Status : On-Going
Total Pages : 4
Rating : -
Written by : kandel
Descriptions

Senja di Balik Jendela Berembun

Mentari merayap perlahan di balik awan kelabu, meninggalkan jejak jingga yang memudar di cakrawala. Hujan turun rintik-rintik sejak sore, membasahi kaca jendela kamar yang berembun. Di baliknya, Arya duduk termangu, secangkir teh chamomile di tangannya yang mulai mendingin. Usianya baru dua puluh lima, namun beban di pundaknya terasa seperti telah menempuh perjalanan ribuan tahun.
Sejak lulus kuliah dengan predikat cum laude, Arya selalu mengikuti jalur yang dianggap "benar" oleh lingkungannya. Ia bekerja di sebuah firma arsitektur bergengsi, merancang gedung-gedung pencakar langit yang megah. Gaji yang fantastis, rekan kerja yang profesional, dan apartemen di pusat kota—semuanya tampak sempurna di mata orang lain. Namun, di dalam dirinya, ada kekosongan yang menganga. Setiap goresan pensil di atas kertas blueprint, setiap rapat dengan klien, terasa hampa. Ia merasa seperti robot, menjalankan perintah tanpa gairah, tanpa jiwa.
Malam itu, tetesan hujan di jendela seolah mencerminkan air matanya yang tertahan. Ia lelah dengan rutinitas, lelah dengan ekspektasi, lelah dengan dirinya yang kehilangan arah. Ia tidak tahu apa yang ia inginkan, siapa dirinya sebenarnya di luar gelar dan pekerjaannya. Pertanyaan "untuk apa semua ini?" terus bergaung di benaknya.

Sebuah Keputusan Tak Terduga

Keesokan harinya, di tengah hiruk pikuk kantor yang sibuk, Arya membuat keputusan yang mengejutkan. Ia mengajukan surat pengunduran diri. Atasannya terkejut, rekan kerjanya tak habis pikir. Mereka mencoba membujuknya, mengingatkannya akan "kesempatan emas" yang ia sia-siakan. Namun, tekad Arya sudah bulat. Ia butuh jeda, butuh ruang untuk bernapas, untuk menemukan kembali dirinya.
Penolakan dari orang tua datang tak terhindarkan. Ayahnya yang seorang akademisi terkemuka dan ibunya yang pengusaha sukses tidak bisa memahami keputusannya. "Kamu menyia-nyiakan bakatmu, Arya!" teriak ayahnya. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Menggelandang?"
Arya hanya bisa menunduk. Ia tidak tahu jawabannya. Yang ia tahu, ia tidak bisa melanjutkan hidup dalam kepalsuan. Dengan sedikit tabungan dan ransel berisi beberapa pakaian, ia meninggalkan apartemennya yang mewah dan gemerlap kota yang sesak.

Perjalanan Dimulai

Tujuan pertama Arya adalah sebuah desa kecil di lereng gunung, jauh dari hiruk pikuk modernitas. Ia mendengar tentang sebuah rumah singgah yang dikelola oleh sepasang suami istri paruh baya, yang menerima sukarelawan dengan tangan terbuka. Di sana, ia memulai hidup barunya, jauh dari desain arsitektur dan rapat-rapat membosankan.
Hari-hari Arya kini diisi dengan pekerjaan fisik: bercocok tanam di kebun sayur, membantu merawat hewan ternak, dan sesekali memperbaiki atap rumah yang bocor. Tangannya yang biasa memegang pensil kini terbiasa dengan cangkul dan palu. Awalnya, ia canggung dan sering melakukan kesalahan. Namun, lambat laun, ia mulai menikmati prosesnya. Bau tanah yang basah, suara ayam berkokok di pagi hari, dan hembusan angin pegunungan yang sejuk—semuanya terasa otentik, berbeda dengan kehidupan lamanya yang serba artifisial.
Di desa itu, ia bertemu dengan Kakek Arifin, seorang petani tua yang bijaksana. Kakek Arifin sering duduk di beranda rumahnya sambil memandangi sawah yang terhampar luas. Suatu sore, saat Arya membantunya memanen jagung, Kakek Arifin berkata, "Hidup ini seperti menanam. Kita harus memahami tanahnya, tahu kapan menabur benih, kapan menyiram, dan kapan memanen. Terkadang, kita harus membiarkan tanah itu beristirahat, untuk mengumpulkan kembali kekuatannya."
Kata-kata Kakek Arifin seperti oase di padang gurun hati Arya. Ia mulai merenungkan makna di balik pekerjaan tangannya. Ia belajar tentang kesabaran, tentang proses, dan tentang menerima apa adanya.

Seni dan Bisikan Hati

Suatu malam, saat hujan kembali turun, Arya menemukan sebuah kotak usang di gudang. Di dalamnya, ada tumpukan cat air dan beberapa kuas yang sudah mengering. Dulu, saat kecil, Arya sangat suka melukis. Ia bisa menghabiskan berjam-jam di depan kanvas, menciptakan dunia imajinasinya sendiri. Namun, hobi itu perlahan terkubur di bawah tumpukan buku pelajaran dan ambisi karier.
Dengan tangan gemetar, ia mencoba membersihkan kuas-kuas itu. Ia menemukan selembar kertas kosong dan mulai mencoret-coret. Awalnya, hanya goresan tak beraturan. Namun, seiring waktu, warna-warna mulai muncul, membentuk lanskap pegunungan yang ia lihat setiap hari, wajah Kakek Arifin yang keriput, atau tawa anak-anak desa yang polos.
Melukis terasa seperti membuka kembali sebuah pintu yang telah lama tertutup. Itu bukan tentang menciptakan karya yang sempurna, tetapi tentang menuangkan emosi, pikiran, dan pengalamannya ke dalam kanvas. Setiap sapuan kuas adalah bisikan hatinya yang selama ini terabaikan. Ia merasakan kebahagiaan yang tak pernah ia temukan dalam proyek-proyek arsitektur. Ia merasakan dirinya hidup kembali.

Kembali ke Jalan yang Benar (Versi Dirinya)

Setelah enam bulan di desa, Arya memutuskan untuk kembali ke kota. Bukan untuk kembali ke firma arsitektur, melainkan untuk memulai sesuatu yang baru. Ia membawa serta kanvas-kanvas lukisannya, dan yang lebih penting, ia membawa serta jiwa yang telah pulih.
Ia menyewa sebuah studio kecil di pinggiran kota, mengubahnya menjadi galeri sekaligus bengkel seninya. Dengan sedikit modal, ia mulai menjual lukisan-lukisannya. Awalnya, sepi. Namun, lambat laun, orang-orang mulai tertarik dengan karya Arya. Lukisannya bukan sekadar gambar, melainkan cerminan dari perjalanannya, dari ketenangan desa, dari kehangatan hati manusia.
Suatu hari, seorang kurator seni ternama mengunjungi galerinya. Kurator itu terkesan dengan kejujuran dan kedalaman emosi dalam lukisan-lukisan Arya. Ia menawarkan Arya untuk mengadakan pameran tunggal.
Pameran itu sukses besar. Orang-orang berbondong-bondong datang, terpesona oleh cerita di balik setiap kanvas. Di antara kerumunan, Arya melihat kedua orang tuanya. Ada senyum bangga di wajah mereka, senyum yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Ibunya memeluknya erat, "Mama bangga, Nak. Kamu menemukan jalanmu sendiri."
Arya tersenyum. Ia tahu bahwa perjalanan menemukan diri tidak pernah benar-benar berakhir. Itu adalah sebuah proses berkelanjutan, sebuah petualangan tanpa henti. Tapi kini, ia tahu siapa dirinya: bukan hanya seorang arsitek atau pelukis, melainkan seorang jiwa yang bebas, yang berani mengikuti bisikan hatinya, dan menemukan kebahagiaan sejati dalam setiap goresan kehidupan. Senja di balik jendela berembun kini tak lagi terasa kelabu, melainkan dipenuhi warna-warni harapan.

Ratings & Reviews

    No ratings & reviews

Submit A Review
Plot
Character
Writing Style
Grammar
Similar Tags
Main Character
2302      1281     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
Fragmen Tanpa Titik
51      47     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...
Let Me be a Star for You During the Day
1235      689     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Tanpo Arang
77      66     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...
Paint of Pain
1598      1007     34     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
Di Antara Luka dan Mimpi
1112      607     68     
Inspirational
Aira tidak pernah mengira bahwa langkah kecilnya ke dalam dunia pondok akan membuka pintu menuju mimpi yang penuh luka dan luka yang menyimpan mimpi. Ia hanya ingin belajar menggapai mimpi dan tumbuh, namun di perjalanan mengejar mimpi itu ia di uji dengan rasa sakit yang perlahan merampas warna dari pandangannya dan menghapus sebagian ingatannya. Hari-harinya dilalui dengan tubuh yang lemah dan ...
Wilted Flower
411      313     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
1915      841     2     
Inspirational
Raina, si Gadis Lesung Pipi, bertahan dengan pacarnya yang manipulatif karena sang mama. Mama bilang, bersama Bagas, masa depannya akan terjamin. Belum bisa lepas dari 'belenggu' Mama, gadis itu menelan sakit hatinya bulat-bulat. Sofi, si Gadis Rambut Ombak, berparas sangat menawan. Terjerat lingkaran sandwich generation mengharuskannya menerima lamaran Ifan, pemuda kaya yang sejak awal sudah me...
Interaksi
529      395     1     
Romance
Aku adalah paradoks. Tak kumengerti dengan benar. Tak dapat kujelaskan dengan singkat. Tak dapat kujabarkan perasaan benci dalam diri sendiri. Tak dapat kukatakan bahwa aku sungguh menyukai diri sendiri dengan perasaan jujur didalamnya. Kesepian tak memiliki seorang teman menggerogoti hatiku hingga menciptakan lubang menganga di dada. Sekalipun ada seorang yang bersedia menyebutnya sebagai ...
Fusion Taste
228      198     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...