Loading...
Logo TinLit
Story Info - Senja di Balik Jendela Berembun
MENU
About Us  
Senja di Balik Jendela Berembun
Title : Senja di Balik Jendela Berembun
Category : Inspirational
Language : Bahasa Indonesia
Published : Jun 2025
Total Hits : 15
Total Readers : 15
Total Likes : 0
Status : On-Going
Total Pages : 4
Rating : -
Written by : kandel
Descriptions

Senja di Balik Jendela Berembun

Mentari merayap perlahan di balik awan kelabu, meninggalkan jejak jingga yang memudar di cakrawala. Hujan turun rintik-rintik sejak sore, membasahi kaca jendela kamar yang berembun. Di baliknya, Arya duduk termangu, secangkir teh chamomile di tangannya yang mulai mendingin. Usianya baru dua puluh lima, namun beban di pundaknya terasa seperti telah menempuh perjalanan ribuan tahun.
Sejak lulus kuliah dengan predikat cum laude, Arya selalu mengikuti jalur yang dianggap "benar" oleh lingkungannya. Ia bekerja di sebuah firma arsitektur bergengsi, merancang gedung-gedung pencakar langit yang megah. Gaji yang fantastis, rekan kerja yang profesional, dan apartemen di pusat kota—semuanya tampak sempurna di mata orang lain. Namun, di dalam dirinya, ada kekosongan yang menganga. Setiap goresan pensil di atas kertas blueprint, setiap rapat dengan klien, terasa hampa. Ia merasa seperti robot, menjalankan perintah tanpa gairah, tanpa jiwa.
Malam itu, tetesan hujan di jendela seolah mencerminkan air matanya yang tertahan. Ia lelah dengan rutinitas, lelah dengan ekspektasi, lelah dengan dirinya yang kehilangan arah. Ia tidak tahu apa yang ia inginkan, siapa dirinya sebenarnya di luar gelar dan pekerjaannya. Pertanyaan "untuk apa semua ini?" terus bergaung di benaknya.

Sebuah Keputusan Tak Terduga

Keesokan harinya, di tengah hiruk pikuk kantor yang sibuk, Arya membuat keputusan yang mengejutkan. Ia mengajukan surat pengunduran diri. Atasannya terkejut, rekan kerjanya tak habis pikir. Mereka mencoba membujuknya, mengingatkannya akan "kesempatan emas" yang ia sia-siakan. Namun, tekad Arya sudah bulat. Ia butuh jeda, butuh ruang untuk bernapas, untuk menemukan kembali dirinya.
Penolakan dari orang tua datang tak terhindarkan. Ayahnya yang seorang akademisi terkemuka dan ibunya yang pengusaha sukses tidak bisa memahami keputusannya. "Kamu menyia-nyiakan bakatmu, Arya!" teriak ayahnya. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Menggelandang?"
Arya hanya bisa menunduk. Ia tidak tahu jawabannya. Yang ia tahu, ia tidak bisa melanjutkan hidup dalam kepalsuan. Dengan sedikit tabungan dan ransel berisi beberapa pakaian, ia meninggalkan apartemennya yang mewah dan gemerlap kota yang sesak.

Perjalanan Dimulai

Tujuan pertama Arya adalah sebuah desa kecil di lereng gunung, jauh dari hiruk pikuk modernitas. Ia mendengar tentang sebuah rumah singgah yang dikelola oleh sepasang suami istri paruh baya, yang menerima sukarelawan dengan tangan terbuka. Di sana, ia memulai hidup barunya, jauh dari desain arsitektur dan rapat-rapat membosankan.
Hari-hari Arya kini diisi dengan pekerjaan fisik: bercocok tanam di kebun sayur, membantu merawat hewan ternak, dan sesekali memperbaiki atap rumah yang bocor. Tangannya yang biasa memegang pensil kini terbiasa dengan cangkul dan palu. Awalnya, ia canggung dan sering melakukan kesalahan. Namun, lambat laun, ia mulai menikmati prosesnya. Bau tanah yang basah, suara ayam berkokok di pagi hari, dan hembusan angin pegunungan yang sejuk—semuanya terasa otentik, berbeda dengan kehidupan lamanya yang serba artifisial.
Di desa itu, ia bertemu dengan Kakek Arifin, seorang petani tua yang bijaksana. Kakek Arifin sering duduk di beranda rumahnya sambil memandangi sawah yang terhampar luas. Suatu sore, saat Arya membantunya memanen jagung, Kakek Arifin berkata, "Hidup ini seperti menanam. Kita harus memahami tanahnya, tahu kapan menabur benih, kapan menyiram, dan kapan memanen. Terkadang, kita harus membiarkan tanah itu beristirahat, untuk mengumpulkan kembali kekuatannya."
Kata-kata Kakek Arifin seperti oase di padang gurun hati Arya. Ia mulai merenungkan makna di balik pekerjaan tangannya. Ia belajar tentang kesabaran, tentang proses, dan tentang menerima apa adanya.

Seni dan Bisikan Hati

Suatu malam, saat hujan kembali turun, Arya menemukan sebuah kotak usang di gudang. Di dalamnya, ada tumpukan cat air dan beberapa kuas yang sudah mengering. Dulu, saat kecil, Arya sangat suka melukis. Ia bisa menghabiskan berjam-jam di depan kanvas, menciptakan dunia imajinasinya sendiri. Namun, hobi itu perlahan terkubur di bawah tumpukan buku pelajaran dan ambisi karier.
Dengan tangan gemetar, ia mencoba membersihkan kuas-kuas itu. Ia menemukan selembar kertas kosong dan mulai mencoret-coret. Awalnya, hanya goresan tak beraturan. Namun, seiring waktu, warna-warna mulai muncul, membentuk lanskap pegunungan yang ia lihat setiap hari, wajah Kakek Arifin yang keriput, atau tawa anak-anak desa yang polos.
Melukis terasa seperti membuka kembali sebuah pintu yang telah lama tertutup. Itu bukan tentang menciptakan karya yang sempurna, tetapi tentang menuangkan emosi, pikiran, dan pengalamannya ke dalam kanvas. Setiap sapuan kuas adalah bisikan hatinya yang selama ini terabaikan. Ia merasakan kebahagiaan yang tak pernah ia temukan dalam proyek-proyek arsitektur. Ia merasakan dirinya hidup kembali.

Kembali ke Jalan yang Benar (Versi Dirinya)

Setelah enam bulan di desa, Arya memutuskan untuk kembali ke kota. Bukan untuk kembali ke firma arsitektur, melainkan untuk memulai sesuatu yang baru. Ia membawa serta kanvas-kanvas lukisannya, dan yang lebih penting, ia membawa serta jiwa yang telah pulih.
Ia menyewa sebuah studio kecil di pinggiran kota, mengubahnya menjadi galeri sekaligus bengkel seninya. Dengan sedikit modal, ia mulai menjual lukisan-lukisannya. Awalnya, sepi. Namun, lambat laun, orang-orang mulai tertarik dengan karya Arya. Lukisannya bukan sekadar gambar, melainkan cerminan dari perjalanannya, dari ketenangan desa, dari kehangatan hati manusia.
Suatu hari, seorang kurator seni ternama mengunjungi galerinya. Kurator itu terkesan dengan kejujuran dan kedalaman emosi dalam lukisan-lukisan Arya. Ia menawarkan Arya untuk mengadakan pameran tunggal.
Pameran itu sukses besar. Orang-orang berbondong-bondong datang, terpesona oleh cerita di balik setiap kanvas. Di antara kerumunan, Arya melihat kedua orang tuanya. Ada senyum bangga di wajah mereka, senyum yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Ibunya memeluknya erat, "Mama bangga, Nak. Kamu menemukan jalanmu sendiri."
Arya tersenyum. Ia tahu bahwa perjalanan menemukan diri tidak pernah benar-benar berakhir. Itu adalah sebuah proses berkelanjutan, sebuah petualangan tanpa henti. Tapi kini, ia tahu siapa dirinya: bukan hanya seorang arsitek atau pelukis, melainkan seorang jiwa yang bebas, yang berani mengikuti bisikan hatinya, dan menemukan kebahagiaan sejati dalam setiap goresan kehidupan. Senja di balik jendela berembun kini tak lagi terasa kelabu, melainkan dipenuhi warna-warni harapan.

Ratings & Reviews

    No ratings & reviews

Submit A Review
Plot
Character
Writing Style
Grammar
Similar Tags
Loveless
5132      2525     604     
Inspirational
Menjadi anak pertama bukanlah pilihan. Namun, menjadi tulang punggung keluarga merupakan sebuah keharusan. Itulah yang terjadi pada Reinanda Wisnu Dhananjaya. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan adiknya setelah sang ayah tiada. Wisnu tidak hanya dituntut untuk menjadi laki-laki dewasa, tetapi anak yang selalu mengalah, dan kakak yang wajib mengikuti semua keinginan adiknya. Pada awalnya, ...
Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa!
504      197     11     
Humor
Didaftarkan paksa ke Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa oleh ayahnya, Kaur Majalengka--si OCD berjiwa sedikit feminim, harus rela digembleng dengan segala keanehan bin ajaib di asrama Kursus Kilat selama 30 hari! Catat, tiga.puluh.hari! Bertemu puding hidup peliharaan Inspektur Kejam, dan Wilona Kaliyara--si gadis berponi sepanjang dagu dengan boneka bermuka jelek sebagai temannya, Kaur menjalani ...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
1244      555     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
Fragmen Tanpa Titik
42      38     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...
Perjalanan Tanpa Peta
50      45     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...
Di Bawah Langit Bumi
2028      766     86     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...
Aku yang Setenang ini Riuhnya dikepala
61      53     1     
True Story
Konfigurasi Hati
415      293     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
To the Bone S2
342      239     1     
Romance
Jangan lupa baca S1 nya yah.. Udah aku upload juga .... To the Bone (untuk yang penah menjadi segalanya) > Kita tidak salah, Chris. Kita hanya salah waktu. Salah takdir. Tapi cintamu, bukan sesuatu yang ingin aku lupakan. Aku hanya ingin menyimpannya. Di tempat yang tidak mengganggu langkahku ke depan. Christian menatap mata Nafa, yang dulu selalu membuatnya merasa pulang. > Kau ...
Sebelah Hati
670      507     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?