Beberapa tahun setelah adegan lamaran itu nara dandani akhirnya melangsungkan pernikahan setelah dani lulus menjadi sarjana kedokteran, dan bahkan dengan kesuksesan menara sebagai penulis ia terus menekuni hobi nya itu dan pada saat ia menikah dengan dani ya sudah menerbitkan banyak sekali buku baik novel cerpen dan juga autobiografi miliknya.
Dan sekarang mereka berada di depan lapas sedang menunggu seseorang yang akan keluar dari gedung tersebut.
Tak menunggu waktu lama akhirnya orang yang ditunggu oleh mereka berdua datang juga, "selamat ya atas bebasnya kalian berdua. Jaga baik-baik diri kalian dan jangan masuk lagi."
"Kak Zayn! Rafi!"teriak Danny.
Ternyata yang keluar dari lapas adalah Zayn dan juga Rafi karena mereka berdua telah menyelesaikan masa penahanan mereka yaitu selama 5 tahun, sekarang Zayn sudah berkepala tiga terlihat raut wajahnya yang sudah mulai seperti bapak-bapak, begitupun Rafi yang memang sekarang sudah mulai dewasa karena pada saat masa penahanan dia masih duduk di bangku SMA.
"Danny, Nara!" panggil mereka.
Mereka berempat saling melepas rindu bahkan memeluk satu sama lain tidak ada rasa cemburu diantara mereka semua karena sudah dianggap keluarga satu sama lain dan apalagi sekarang keluarga Danny dan juga Nara tidak lagi berdua karena mereka sudah mempunyai 5 anak.
"Ternyata kalian udah punya anak ya?" tanya Zayn.
Zain dan juga Rafi sudah tahu bahwa Danny dan juga Nara sudah menikah dan mereka tidak tahu bahwa mereka sudah mempunyai anak.
"Ya walaupun kita adopsi anak. Karena gue gak mau terjadi apa-apa sama Nara." Dan begitupun juga dengan arah yang masih terus melakukan cuci darah.
"Kalo boleh tahu namanya siapa saja?" tanya Rafi.
"Yang paling besar namanya Mikhail, lalu Fairuz, Mikha, Bumi dan si bungsu Lionil. Nama mereka sengaja aku ambil dari nama nama panjang kalian maaf ya nggak sempat minta izin sama kalian," jawab Nara.
"Gapapa. Kami senang kok," balas Zayn.
"Ya udah sekarang kita ke makam Adnan dan Ariel," ajak Danny.
Dengan menggunakan mobil milik Danny mereka sekarang menuju ke tempat pemakaman umum di mana almarhum kedua sahabat mereka sudah pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu, dan di sana Zayn yang merasa terpukul karena kehilangan sosok Ariel dan Zayn juga meminta maaf di kuburannya Adnan karena sempat cekcok di beberapa tahun yang lalu.
Setelah mereka ziarah di tempat pemakaman umum tersebut tiba-tiba di seberang sana sudah ada dua orang paruhbaya yang tengah menunggu seseorang.
"Kak Zayn, kak Danny dan Kak Nara, gue sepertinya harus pergi," ungkap Rafi.
Mereka bertiga sontak kaget karena benar ada yang sudah menunggu Rafi, "baiklah, lo akan pergi ke kota rantau lagi ya?"
"Iya kak. Gue titip kak Zayn ya kak Danny, kak Nara," pinta Rafi.
Mereka berdua hanya mengangguk lalu setelah itu Rafi mulai menatap Zayn lalu memeluknya sebagai pelukan terakhir karena memang Rafi tidak akan pernah kembali lagi walaupun begitu mereka akan tetap berkomunikasi secara virtual karena terpisah jarak dan waktu.
Lalu setelah itu Rafi mulai meninggalkan mereka bertiga dan mulai mendekati kedua orang tua untuk acara pergi dari tempat ini bukan bukan hanya tempat ini melainkan kota ini.
Dan tinggallah mereka bertiga sekarang di depan tempat pemakaman umum.
"Kak Zayn mulai sekarang kakak kerjasama aku ya di toko bunga milik alm kak Adnan karena gue sekarang sudah kerja di rumah sakit jadi gue nggak bisa ada di toko bunga seharian sekalian bantu-bantu nara ya," pinta Danny.
Mendengar permintaan Danny, Zayn akhirnya menggangguk setuju karena ia tahu tidak semua orang akan menerima narapidana seperti dirinya dan hanya Danny yang bisa membantu sekarang.
"Baiklah. Makasih ya Danny."
TAMAT!!!