Kukira video pendek itu bakal tenggelam seperti video-videoku yang lain. Tapi ternyata semesta memiliki cara dan rencananya sendiri.
Video pendek yang di-upload Zindy tadi malam berdurasi kurang lebih 3 menit. Video itu dibuka dengan opening suara khas Zindy. “Hallo, aku Zindy. Welcome to Zinvlog!”
Angle kamera dibuka dengan thumbnail font ceria nude dengan judul Zinvlog A Day In My Live. Nampak Zindy menata dagangannya ke dalam keranjang ketika berada di rumah. Adegan itu dipercepat dua kali lipat. Potongan frame selanjutnya mengarah saat Zindy jualan di dalam kelas. Hari ini dagangannya agak sepi. Potongan frame selanjutnya beralih ketika Zindy direkam oleh Rara berjalan menjajakan dagangan di lorong-lorong kelas.
“Temenku suka ngikut, Gaes. Modusnya bantu jualan padahal mau liat gebetan yang ganteng….” Canda Zindy sambil menenteng keranjang.
“Apaan sih. Aku tulus nemenin kamu jualan tahu.” Terdengar suara Rara yang out dari frame. “Tapi nanti kalo ada cowok ganteng ya bonus, hihihi.”
“Tuh kan. Temenku cantik lho,Gaes. Jangan lupa ya follow akun Toktok-nya @Rarara28.” Zindy mempromosikan akun Toktok Rara.
Bagian video itu menyorot dagangan Zindy yang mulai diminati kelas lain. Cukup banyak anak kelas lain yang membeli dagangannya. Wajah mereka tak ditunjukkan. Scene video itu fokus menyorot ke arah Zindy yang sibuk melayani para pembelinya. Dia melayani dengan cekatan.
Efek transisi diberikan pada video itu. Angle kamera berganti menjadi waktu sore hari. Kamera itu menyorot wajah Zindy dari samping yang sedang menata dagangan di dalam keranjang hijaunya.
“Hari ini aku coba jualan sore, Gaes. Waktu ada eskul. Ini tadi udah coba keliling ke anak-anak yang pada nonton latihan basket sekolahku.” Zindy sedikit berbicara ke arah kamera. Tangannya tepat fokus menata dagangan yang ada di keranjang. Baru saja kepalanya menunduk.
DUK!!! Sebuah bola basket mengenai kepalanya. Bola itu membuat smartphone Zindy juga terjatuh. Kamera itu jadi tak fokus.
“Eh, maaf banget! Kamu nggak papa?”
Terdengar suara Leon. Zindy sengaja memutus video itu hingga part itu. Dia menambahkan efek dari ending kartun Spons kuning yang sedang viral.
Layar hitam muncul dengan Directed by Robert muncul. Musik orkestra yang terkesan lucu juga terdengar. Menambah kesan penasaran dan kocak pada penonton video.
Zindy juga menulis caption yang menggelitik. Niat cari cuan bertumpuk malah kena timpuk. Hastag juga disertakan pada video itu : #basket #videolucu #fyp #pejuangcuan #pedagangumkm #wirausahamuda
Smartphone itu memang Zindy biarkan mati paket datanya. Dia tak pernah menyalakan data seluler kecuali saat jam istirahat. Hemat ala frugal living sudah biasa dia jalani bahkan untuk hal kecil seperti kuota internet.
Bel elektrik tanda istirahat berbunyi. Zindy lebih mementingkan berjualan dan merekam bahan konten daripada mengecek notifikasi dari akun Toktok-nya. Setelah dirasa pembeli sepi dan bahan konten mencukupi, Zindy beristirahat. Dia menyalakan data seluler pada smartphone-nya.
Notifikasi dari akun Toktok tak berhenti mengalir. Mata Zindy kaget. Jantungnya berdebar. “Apa nih?” Dia panik. Notifikasi terus masuk seperti air mengalir.
“Kenapa Zin?” Rara ikut kaget. Dia baru saja mengigit risol mayo. Risol di mulutnya belum tertelan.
“Handphone-ku kayaknya rusak, deh! Duh, gimana ya? Ada banyak notifikasi masuk nggak jelas kayak gini. Apa aku restart aja ya?” Jari Zindy hendak menekan tombol restart.
“Heh! Ini notif dari akun Toktok. Kan kamu sering matiin data seluler. Notifikasinya baru masuk sekarang. Coba deh, buka akunmu!” Rara menyahut smartphone yang sudah dilepas softcase-nya itu.
“Emang iya? Notifikasi dari akunku? Emang ada apa?” Zindy tak berani berharap banyak.
“Zin!” Teriak Rara. “Video-mu viral dan FYP!” Mata Rara terbelalak. Dia menyodorkan smartphone tepat ke depan wajah Zindy. “Sudah seratus ribu viewers!”
“HAH?” Telinga Zindy seolah berdenging. Dia tak percaya pada hal yang didengarnya. “Be…nar….” Tubuh Zindy lemas. Punggungnya menyandar ke kursi. “Begini ya rasanya bisa FYP!”
“Yang komentar banyak, Zin!” Rara membuka video Zindy dari handphone boba miliknya. “Lanjutin dong. Penasaran nih lanjutannya. Bikin part duanya dong. Cowoknya kayaknya ganteng deh, suaranya aja cool kayak gitu. Penasaran nih, lanjut part dua!” Rara membacakan sebagian komentar di video itu.
“Astaga! Yang kayak gitu bisa viral. Aku harus gimana nih? Duh, malu kalo sampe Leon lihat.” Zindy justru memikirkan reaksi Leon.
“Kok kamu malah mikirin itu sih? Ini kesempatan tahu. Kamu harus konsisten inovasi konten. Mumpung videomu ada yang FYP. Katanya view video lain bisa naik kalo ada video di suatu akun yang FYP.” Rara menasehati.
“Bagusnya bikin konten apa ya? Follower-ku naik. Jumlahnya udah ratusan.” Tangan Zindy menunjukkan jumlah pengikuti di akun Toktok itu.
“Bagus. Harus digas terus. Jangan kasih kendor. Berarti nanti videomu kasih hal-hal kocak juga. Jangan cuma jualan biasa.”
“Boleh, boleh. Ide bagus.” Mata Zindy masih fokus mengamati angka view yang tak bisa dia percaya.
Timpukan takdir. Semesta punya cara sendiri. Kok aku jadi dag dig dug ya waktu ingat wajah Leon. Nggak bisa munafik. Dia emang cakep.