Hujan berguyur tiada henti dari pukul delapan sampai tiga sore masih belum menunjukkan tanda-tanda bahwa hujan akan redah. Azra yang sudah berada di lokasi lomba dan sudah memenangkan babak penyisihan dan perempat final masih menunggu Zakky datang karena dia sudah berjanji untuk menjadi supporternya. "Hmmm.... Kak Zakky lama banget yak! Apa dia lupa kalau hari ini adalah hari perlombaanku," ujar Azra risau.
"Ra, sepuluh menit lagi final!" Ujar Bu Reyn "Ayo masuk!" Ajak Bu Reyn seraya berjalan meninggalkan Azra.
"Iya Bu," jawab Azra seraya berjalan mengiringi Bu Reyn dengan rasa kecewa karena Zakky tidak menepati janjinya.
Azra duduk di kursi dimana peserta lomba duduk, beberapa jurus kemudian timmya di panggil oleh moderator acara. "Selanjutnya adalah pertandingan antara TIM 1 SMK Negeri 1, SMK Negeri 2, dan TIM 2 SMK Negeri 1."
Azra berjalan lemas menuju panggung, kemudian duduk di kursi yang telah disediakan oleh panitia. Ia melihat di sekelilingnya tidak ada sedikit pun tanda-tanda kedatangan Zakky. "Ahh.... Kak Zakky udah lupa dengan janjinya," lirih Azra seraya menunduk lemah.
Zakky memasuki ruangan lomba cerdas cermat akuntansi dengan membawa rangkaian bunga mencari dimana tim dari sekolahnya berada, matanya tertangkap dengan sosok Bu Reyn, hingga membuatnya langsung menuju kearah guru Akuntansi di sekolahnya itu. "Assalamualaikum Bu," sapa Zakky.
"Wa'alaikumussalam, Eh Zakky," ujar Bu Reyn.
"Mana Azra Bu?" tanya Zakky.
"Itu!" ujar Bu Reyn seraya menunjukkan telujukknya ke arah Azra.
Zakky langsung memanggilnya "Azra!" panggil Zakky.
Azra yang sudah benar-benar kenal suara itu segera menoleh ke arah sumber suara, ia tersenyum bahagia melihat Zakky menepati janjinya.
Beberapa jurus kemudian lomba dimulai. Poin demi poin didapatkan oleh tim Azra, semua soal wajib dijawab benar oleh tim mereka hingga skor menunjukkan TIM 1 SMK Negeri 1: 100 poin, SMK Negeri 2: 70 poin dan TIM 2 SMK Negeri 1: 100 poin.
Skor sementara memenangkan tim Azra dan teman-temannya. "Siiipp Azra.... Lakukan yang terbaik!" Ujar Zakky seraya mengacungkan dua jempolnya.
"Waaahhh.... Angka yang sempurna diciptakan oleh TIM 1 dan TIM 2 SMK Negeri 1 , semua soal dijawab dengan benar, sungguh prestasi yang hebat," puji moderator acara.
"Baiklah sesi soal wajib telah selesai, selanjutnya adalah sesi soal rebutan, setiap jawaban yang benar akan mendapatkan 40 poin dan setiap jawaban yang salah minus 10 poin, di sesi ini ada 10 pertanyaan yang akan disampaikan langsung oleh juri," papar moderator itu memulai sesi ke 2.
"Pertanyaan pertama dijawab benar oleh tim Azra, selanjutnya pertanyaan kedua, ketiga dan seterusnya dijawab silih berganti oleh masing-masing tim. Skor saling timpang tindih. Hingga akhirnya tinggal tersisa satu pertanyaan lagi. Skor menunjukkan TIM 1 SMK Negeri 1: 300 poin, SMK Negeri 2: 110 poin , TIM 2 SMK Negeri 1: 220 poin.
Pertanyaannya "Akuntansi memiliki prinsip Accountability, apakah makna dari accountability tersebut?"
Azra ingin memencet tombol di mejanya tapi tangannya dihentikan oleh Ryadi, nggak perlu dijawab karena kita menjawab atau tidakpun masih kitalah pemenangnya," ujar Ryadi.
Azra akhirnya menuruti apa kata Ryadi.
"Tett...." TIM 2 SMK Negeri 1 memencet tombol mereka.
"Baik TIM 2 SMK Negeri 1," ujar moderator mempersilahkan.
"Accountability adalah prinsip bahwa pencatatan dalam akuntansi dapat dipertanggungjawabkan oleh akuntan," jawab Silvi.
"Benar. 40 poin untuk TIM 2 SMK Negeri 1." Gemuruh tepuk tangan memenuhi rungan itu.
Azra benar-benar terharu karena dirinya bisa membawa timnya menuju kemenangan.
"Wahhh.... Sungguh perjuangan yang luar biasa dari semua peserta lomba, juara umum lagi-lagi didapatkan oleh SMK Negeri1. 3 tahun berturut-turut dan kali ini berarti piala bergilir lomba cerdas cermat akuntansi ini resmi menjadi hak milik SMK Negeri 1. Selamat untuk SMK Negeri 1 atas prestasinya yang gemilang," ujar moderator.
"Juara ketiga diraih oleh SMK Negeri 2, Juara kedua diraih oleh TIM 2 SMK Negeri 1, dan juara pertama diraih oleh TIM 1 SMK Negeri 1. Kepada Bapak wali kota dipersilahkan untuk menyerahkan penghargaan kepada ketiga pemenang kita pada hari ini," ujar moderator mempersilahkan.
Senyum bahagia terpancar di mata Azra, saat wali kota menyerahkan piala bergilir kepadanya ia tersenyum begitu manisnya. Ia mengangkat piala itu dengan kedua tangannya mengisyaratkan kemenangan yang nyata.
Zakky tersenyum bangga kepada Azra seraya mengacungkan kedua jempolnya.
Seluruh pemenang berfoto bersama wali kota diikuti dengan Pembina dari sekolah masing-masing. Tampak wajah bahagia dari Bu Reyn, karena anak didiknya berhasil memenangkan 2 posisi sekaligus dan membawa kembali piala bergilir hingga menjadikan piala itu sebagai hak milik sekolah.
Setelah sesi foto bersama akhirnya peserta dipersilakan untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Azra berjalan ke arah Zakky. "Kak.... Aku menang!" ujar Azra bahagia.
"You are the best. Kakak bangga sama kamu Ra," puji Zakky. "Karena kamu sudah menepati janjimu sama kakak, kakak punya hadiah untuk kamu," ujar Zakky.
"Apa kak?" tanya Azra penasaran.
"Tutup mata dulu," pinta Zakky.
Azra menutup matanya, Zakky mengambil rangkaian bunga yang dibawanya tadi. "Buka matamu," pinta Zakky.
Azra membuka matanya "Tadaa....," seru Zakky.
"Wahhh.... Makasih kak Zakky," ucap Azra senang melihat rangkaian bunga yang Zakky bawa.
"Anak-anak, sini sebentar," pinta Bu Reyn.
Kami pun berjalan ke arah Bu Reyn.
"Karena kalian hari ini sudah mengukir prestasi yang sangat gemilang, hari ini kita makan di Kedai Steak Hara Ibu yang traktir," ujar Bu Reyn.
"Yeayyy...." Kami semuanya bersorak bahagia.
"Bu, Zakky boleh ikut?" tanya Zakky polos.
"Boleh dong! Walau pun bukan peserta lomba. Heheh...," ujar Bu Reyn.
"Wahhhh.... Terima kasih Ibu," ucap Zakky.
Kami semua akhirnya foto-foto bersama peserta lainnya. "Ra, Kita foto yuk!" ajak Zakky.
"Boleh."
Zakky mengeluarkan kamera fuji filmnya. Berapa pose diambilnya. Mulai dari pose bersama piala dan papan hadiah, pose muka jelek, hingga pose dirinya memeluk Azra. Ia lupa bahwa seharusnya dia tidak bisa begitu karena dia sudah mengetahui semuanya.
***
Kedai Steak Hara tujuan mereka, kira-kira sepuluh menit perjalanan menuju ke sana. Azra benar-benar sudah tidak sabar untuk menyantap makanan kesukaannya yaitu steak ayam saus jamur. Ya Kedai Steak Hara ini sendiri adalah kedai favorit keluarga mereka jadi tak heran kalau pelayan disana sudah kenal betul dengan Azra. "Eh Azra, Seperti biasa kan! Steak Ayam Saus Jamur, Banyakin saus jamurnya. Jangan lupa tambahkan kentang goreng satu porsi, sama Matcha Tea Ice dengan sedikit gula," tanya pelayan itu.
"Eh Mbak Dina. Iya Mbak seperti biasa," jawab Azra.
"Okay Azra, yang lainnya mau pesan apa?" tanya pelayan itu. Mereka semua akhirnya memesan makanan dan minuman masing-masing
Bu Reyn dan yang lainnya terkejut melihat Azra begitu akrab dengan pelayan itu. "Kamu sering makan disini Ra?" tanya Bu Reyn.
"Nggak kok Bu, kadang-kadang aja," jawab Azra berbohong karena dia tidak ingin teman-temannya tahu kalau dirinya berasal dari keluarga yang kaya.
"Hmmm.... Seperti itu toh," ujar Bu Reyn.
"Iya Bu," jawab Azra berbohong.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang, mereka mulai menyantap makanan mereka diiringi dengan candaan yang membuat suasana disana terasa begitu akrab.
Zakky mengeluarkan kamera fujifilmya menjepret beberapa pose bersama Azra, Bu Reyn dan teman-teman lainnya. Satu pose lucu yang dijepretnya saat Azra terjekut ketika di coleknya dengan saus jamur di hidung mancungnya. "Kak Zakky," teriak Azra.
Zakky tertawa lepas sambil menunjukkan hasil jepretannya. "Coba liat! Lucu banget tauk!" ujar Zakky masih tertawa.
"Ihhhh.... Kak Zakky jahat!" gerutu Azra.
"Haha.... Cup.... Cup....," ledek Zakky. "Temen-temen coba liat deh! Azra imut banget kan!" ujar Zakky.
Ryadi yang melihat foto itu tertawa "Haha... Iya Zak, Azra lucu banget, jadi tambah keliatan imutnya. Hehe....," ujar Ryadi meledek.
"Ihhh... Kak Ryadi malah ikutan ngeledekin aku," kesal Azra.
"Suer... Ra! Gemesin banget loh muka kamu disana," ujar Ryadi.
"Iya dik kamu lucu," timpal Silvi.
"Ihhh.... Kok semuanya malah ngeledek Azra sih! Sebel deh," gerutu Azra.
Mereka bercanda ria tak habis-habisnya apalagi Zakky dan Ryadi tak henti-hentinya godaain Azra, selalu mebuat Azra kesal dengan tingkah mereka. Namun terselip kebahagiaan disana.
"Azra.... Andai kau tau segalanya, ahh.... Demoga waktu cepat berlalu agar Azra segera mengetahui segalanya," lirih Zakky dalam hati.
***
MasyaAllah, masih ada ya ternyata cowok seperti Zakky di dunia fiksi π di dunia nyata masih ada nggak ya πππ
Comment on chapter Ikhwan yang Bersuara Merdu