Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lantunan Ayat Cinta Azra
MENU
About Us  

Arunika begitu indah menyambut pagi Azra, kicauan burung bernyanyi ria bersahut-sahutan. Jalanan penuh dengan runtuhan dedaunan, bunga-bunga bermekaran, begitu indah. Azra membuka jendela kamarnya menghirup udara pagi yang begitu segar. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap-siap ke sekolah. Hari ini adalah hari dimana dirinya harus berduet dengan Azmi. Bagaimana tidak dirinya masih mengingat kejadian kemarin sehingga dia merasa masih segan untuk melihat Azmi. "Ya... Allah.... Apa yang harus ku perbuat?" batin Azra.

Azra keluar kamarnya menuju ruang makan, sudah ada Abi dan Uminya disana. "Selamat pagi Umi Abi," sapa Azra seraya duduk di kursi biasanya dia sarapan.

"Loh, kenapa muka anak Abi cemberut gitu? Ada masalah apa sayang?" tanya Abinya.

Azra yang menyadari bahwa Abinya melihat kegalauan di hatinya berusaha pura-pura tidak terjadi apa-apa dan tersenyum dibuat-buat. "Nggak ada apa-apa kok Bi, Azra baik-baik aja. Hanya saja tadi gigi Azra ngilu," ujarnya berbohong.

"Oalah... Begitu toh. Abi kira Azra lagi ada masalah," ujar Abi.

"Nggak kok Bi."

Umi melirik ke arah Azra, Ia tidak percaya dengan apa yang Azra bilang tadi. "Hmmm.... Sepertinya Azra sedang berbohong, aku tahu itu. Dia pasti sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi apa?" ujar Umi dalam hati. "Udah-udah gih makan! Nanti supnya dingin," nasihat Umi.

"Iya Mi," jawab Azra.

"Oh iya Ra, hari ini kamu jadi tampil duet bareng Azmi yang kamu bilang kemarin?" tanya Umi.

"Iya Mi," jawab Azra datar.

"Tampilkan yang terbaik," pesan Umi.

"Siap Umi!" ujar Azra menyanggupi.

Azra memakan sup domba itu dengan lahap seperti sudah tiga hari tidak makan hanya dengan waktu lima menit satu mangkuk sup domba itu habis dilahap olehnya, membuat pipi chubby nya tambah terlihat chubby.

Azra menyelesaikan makannya dengan minum satu gelas susu putih. "Alhamdulillah," ujarnya bersyukur.

Azra langsung mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan meja makan. "Umi Azra berangkat ya!" pamit Azra seraya mencium punggung telapak tangan Uminya kemudian Abinya juga. "Assalamualaikum." 

"Wa'alaikumussalam."

"Eh Ra, kamu berangkat sekolah bareng Zakky lagi ya!" tanya Umi.

"Iya Mi, soalnya kak Zakky kemarin bilang mau jemput Azra pagi ini," jawabnya.

"Pake motor?" tanya Umi.

"Katanya sih mau bawa mobil Mi, soalnya bahaya kalo pake motor kan Azra pake gamis lebar," jawab Azra.

"Baguslah kalau begitu, karena Umi khawatir kalo kalian berangkat pake motor," ujar Umi.

"Nggak kok Mi, Kak Zakky bawa mobil, udah Azra berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Azra.

"Wa'alaikumussalam," jawab Umi.

Azra berjalan meninggalkan uminya menuju pintu depan rumahnya, dia duduk di kursi di depan teras rumahnya. Beberapa jurus kemudian Zakky datang "Tet... tet...." Suara klakson mobilnya menyadarkan Azra dari lamunannya.

Zakky membuka kaca mobilnya "Heii.... Putri nan jelita sedang ngelamunin apa sih?" ledek Zakky.

"Ngelamunin Rasulullah." 

"Oalah... Yaudah yuk berangkat! Nanti kita terlambat," ujar Zakky.

Azra membuka pintu mobil itu kemudian duduk di kursi depan di samping Zakky. "Ihhh.... Kak Zakky ikut-ikutan Azra pake baju baby pink," celetuk Azra.

"Ehhh... Aku juga nggak tau kalo kamu mau pake baju itu," ujar Zakky membela diri. "Lagian nih ya, kalo aku tahu ogah banget aku peke baju warna yang sama dengan yang kamu pake," ujar Zakky.

"Oaza ya kan!" 

"Hadehhh."

Zakky membawa laju mobilnya pelan, sepanjang perjalanan mereka diam nggak ada satu kata pun yang keluar. Zakky yang tak suka dengan suasana seperti itu akhirnya angkat bicara "Ra....., kok dari tadi diem aja? Tumben, biasanya mulutnya nggak bisa berhenti ngoceh," ujar Zakky.

Azra yang masih sibuk dengan lamunannya tidak sadar kalau Zakky sedang bicara dengan dirinya.

"Eh, Ra!" pekik Zakky.

"Oh eh iya kak ada apa?" tanya Azra yang baru sadar dari lamunannya.

"Lagi mikirin apa sih? Dari tadi ngelamun aja!" tanya Zakky penasaran.

"Kagak ada apa-apa kok kak, Azra Cuma gugup aja, karena ini pertama kalinya bagi Azra harus tampil duet dengan ikhwan," ujar Azra berbohong.

"Ohhh.... Seperti itu toh," ujar Zakky. "Yaudah gimana kalo sekarang kita latihan biar Azra nggak gugup lagi," tawar Zakky.

"Boleh juga kak." 

"Udah siapa yang mau mulai? Azra atau kakak?" tanya Zakky.

"Kakak aja dulu," jawab Azra.

"Surah Al-Isra' kan!" tanya Zakky.

"Iya kak."

Zakky memulai bacaannya dengan melafadzkan lafadz ta'awuz begitu merdu dan menyentuh membuat Azra terkesima mendengarnya. "Subhanallah... Bacaan kak Zakky makin lama makin bagus yakkk," lirih Azra dalam hati.

Azra mendengarkan bacaan Zakky kemudian menyambungkan bacaannya dengan lantunan yang tak kalah merdunya, begitu lembut dan menyayat hati siapa pun yang mendengarkannya. "Rahmaan.... Apakah ini suara dari syurga-Mu, begitu lembut dan indah," batin Zakky, kemudian bacaan dilanjutkan kembali oleh Zakky, dan begitu seterusnya bergantian sahut-menyahut hingga ayat terakhir. 

***

Gedung serba guna sekolah itu telah ramai diisi oleh para siswa-siswi dan beberapa guru-guru dan staf sekolah. Ruangannya tertata dengan rapi dengan dekorasi yang bernuansa islami, dominan berwarna hijau begitu menyejukkan mata yang melihatnya. Azra memasuki ruangan itu kemudian langsung masuk ruangan di belakang panggung mencari Bu Shalihah.

Berbeda dengan Zakky, ia langsung duduk di atas karpet yang telah disediakan bersama siswa-siswi lainnya.

Tak lama kemudian acara dimulai. MC telah di atas panggung menyapa para hadirin. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapa MC. 

"Wa'alaikumussalam."

Azra kebingungan karena tidak melihat Azmi di rungan itu. Matanya melirik ke segala arah mencari Azmi atau setidaknya bertemu dengan Bu Shalihah. Seketika matanya menemukan Sandy. "Sandy!" pekik Azra.

Sandy menoleh ke arahnya seraya berkata "Iya Ra! Ada apa?" tanya Sandy.

"Kamu ada liat Azmi nggak?" tanya Azra

"Nggak ada Ra, dari tadi aku belum liat batang hidungnya tuh anak," ujar Sandy.

"Hmm... Okaylah San. Terima kasih," ucap Azra.

"Iya sama-sama."

Azra kembali duduk di ruang belakang panggung menunggu Bu Shalihah. Dan pucuk cinta ulampun tiba Bu Shalihah datang menuju ruangan. Azra langsung bergegas ke arah Bu Shalihah. "Assalamualaikum Bu," sapa Azra meraya mencium punggung telapak tangan gurunya itu.

"Wa'alaikumussalam," jawab Bu Shalihah "Gimana udah siap kan tampil hari ini?" tanya Bu Shalihah.

"In Syaa allah sudah siap Bu," jawab Azra.

"Alhamdulillah kalo begitu, oh iya Azmi mana?" tanya Bu Shalihah.

"Itulah yang sedang Azra bingungkan Bu, Azmi belum datang dan sampai sekarang masih belum ada kabarnya," ujar Azra.

"Hmmm.... Bagaimana ini? Padahal sebentar lagi penampilan kalian," ujar Bu Shalihah cemas.

"Iya Bu, Azra juga bingung," ujar Azra.

Sepersekian detik mereka berpikir keras, hingga akhirnya Azra teringat akan latihannya bersama Zakky tadi di perjalanan ke sekolah "Bu, bagaimana kalo Azmi diganti aja dengan Kak Zakky, soalnya tadi saat di jalan menuju ke sekolah Azra latihan bereng Kak Zakky. Dan suaranya Maa Syaa Allah. Azra yakin In Syaa Allah nggak kalah dari suara Azmi," ujar Azra.

"Hmmm.... Yaudah coba kamu panggilkan Zakky," pinta Bu Shalihah.

"Baik Bu," jawab Azra seraya berjalan meninggalkan ruangan itu. Mata Azra melirik menyapu segala sudut ruangan hingga akhirnya matanya menangkap Zakky. "Nah itu dia orangnya," ujar Azra.

Azra berjalan menuju arah dimana Zakky sedang duduk. Ia memanggil Zakky dengan kode-kode. Zakky yang mengerti maksud Azra segera berdiri dan keluar meninggalkan ruangan itu, menuju kea rah Azra.

"Kenapa Ra?" tanya Zakky.

"Udah ikut aku aja dulu."

"Lah kenapa Ra? Penting banget yakkk!" tanya Zakky.

"Iya Kak Urgent," jawab Azra.

Azra berjalan menuju ruangan di belakang panggung diiringi oleh Zakky. Zakky benar-benar bingung mengapa Azra tiba-tiba menariknya tidak jelas. "Kenapa Azra tiba-tiba begitu ya?" tanya Zakky dalam hati.

Hingga saat berada diruangan itu mereka menemui Bu shalihah. "Bu, ini kak Zakkynya," ujar Azra.

"Ohhh... ini toh Zakky, kalo nggak salah ketua Paskibraka bukan sih?" tanya Bu Shalihah.

"Hehe... Iya Bu," jawab Zakky.

"Begini Zak, karena sepertinya hari ini Azmi berhalangan hadir. Kamu bisa nggak gantiin dia?" tanya Bu Shalihah.

"Hmmm.... In Syaa Allah bisa Bu," jawab Zakky.

"Alhamdulillah....."

***

Dengan dresscode Baby Pink Zakky dan Azra terlihat begitu serasi, membuat orang-orang yang melihatnya iri dengan keserasian mereka. "Azra dan Kak Zakky cocok ya!" komentar salah satu siswi.

"Iya ya, mereka terlihat sangat cocok, yang satu ganteng dan shalih, yang satunya lagi cantik, anggun dan lemah lembut. Maa Syaa Allah," komentar siswa lainnya.

Dimulai dari Zakky, dia melantunkan lafadz ta'awuz dengan begitu Indah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan basmalah oleh Azra, dilanjutkan kembali oleh Zakky. Mereka begitu kompak bersahut-sahutan melantunkan Surah Al-Isra' begitu indah dan merdu, menyayat-nyayat hati siapa saja yang mendengarkannya.

Bu Shalihah sendiri pun terpukau melihat kolaborasi antara Zakky dan Azra, jauh lebih indah daripada yang ia bayangkan. "Subhanallah..... Ternyata bacaan Zakky begitu baik, bahkan mengalahkan Azra dan Azmi. Dan kolaborasi antara Azra dan Zakky ini begitu serasi. Tapi mengapa di sekolah ini tidak ada yang tahu kalau Zakky adalah seorang hafidz, padahal ia sendiri malah saat ini sudah tingkat akhir?" ujar Bu Shalihah bingung. "Ahhh... nggak penting juga dibahas yang pasti bakat Zakky harus digalih lagi."

"Sadaqallahul 'adzim." 

"Prokkkk..... Prookkk....Prokkk....." Tepuk tangan yang meriah diberikan oleh audiens kepada Azra dan Zakky. Hingga Bapak Kepala Sekolah naik ke atas panggung untuk menyampaikan sepatah kata "Subhanallah..... Luar biasa sekali bakat sahabat kalian disini. Tidak salah sekolah ini menujukmu sebagai siswi teladan Azra," puji Kepala Sekolah. "Kamu juga Zak, tidak hanya prestasi di bidang olahragamu yang gemilang ternyata kamu juga seorang hafidz Maa Syaa Allah," puji Kepala Sekolah. "Bapak bangga dengan kalian."

Azra terdiam tak mampu berkata-kata, matanya hanya bisa berkaca-kaca karena dirinya terharu dengan apa yang terjadi hari ini. 

Sementara Zakky hatinya begitu berdegup kencang karena tak kuasa menahan semua rasa "Ohhh... Rahmaan.... Sang pemilik cinta ku mohon jagalah semua rasa ini" Bisik Zakky dalam doanya.

Akhirnya Azra dan Zakky berjalan meninggalkan panggung menuju ruang di belakang panggung. Air mata Azra jatuh. Zakky yang melihatnya pun bingung dan bertanya "Kamu kenapa Ra?" tanya Zakky khawatir.

"Nggak apa-apa kok kak," jawab Azra.

"Nggak apa-apa gimana? Buktinya aja kamu nangis! Udah kalo ada masalah cerita sama kakak," tawar Zakky. "Azra.... Apakah kamu menangis karena hari ini nggak jadi duet bareng Azmi. Hmmm.... Jika memang dia yang kau tuju, semoga waktu bisa membuatku lupa," batin Zakky.

"Nggak apa-apa kok kak beneran, Azra hanya terharu aja hari ini. Karena Azra nggak pernah mendengar suara kakak yang terdengar begitu bermakna, menyayat-nyayat qalbu. Aku seraya terbawa cerita perjalanan Isra' wal Mi'raj Rasulullah. Membuatku tiba-tiba merindukan beliau," ujar Azra.

"Maa Syaa Allah, Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala 'ali sayyidina Muhammad."

"Kakak pun merasakan rindu yang luar biasa terhadap beliau," ujar Zakky.

"Semoga Allah mempertemukan kita dengan Rasulullah di Syurga nanti. Aamiin," doa Azra.

Acara dilanjutkan dengan persembahan Syariful Anam dari tim Ikhwan dan ditutup dengan persembahan rabbana oleh tim akhwat. Tiara yang notabenenya suka menyanyi akhirnya mengeluarkan suara emasnya pada acara kali ini. Lagu Qamarun dibawakan olehnya dengan penuh penghayatan, suaranya begitu merdu dan indah. "Qamarun...... Qamarun......"

Di penghujung acara para panitia dan pengisi acara mengadakan sesi foto bersama. Foto bersama dewan guru dan staf pegawai, juga foto bersama penceramah.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • tiara12

    MasyaAllah, masih ada ya ternyata cowok seperti Zakky di dunia fiksi 😭 di dunia nyata masih ada nggak ya 😭😭😭

    Comment on chapter Ikhwan yang Bersuara Merdu
Similar Tags
ONE SIDED LOVE
1522      673     10     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
Man in a Green Hoodie
5036      1241     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Heartbeat
222      175     1     
Romance
Jika kau kembali bertemu dengan seseorang setelah lima tahun berpisah, bukankah itu pertanda? Bagi Jian, perjumpaan dengan Aksa setelah lima tahun adalah sebuah isyarat. Tanda bahwa gadis itu berhak memperjuangkan kembali cintanya. Meyakinkan Aksa sekali lagi, bahwa detakan manis yang selalu ia rasakan adalah benar sebuah rasa yang nyata. Lantas, berhasilkah Jian kali ini? Atau sama seper...
Sebelah Hati
951      621     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
91      84     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
SATU FRASA
15750      3312     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
MANITO
1231      858     14     
Romance
Dalam hidup, terkadang kita mempunyai rahasia yang perlu disembunyikan. Akan tetapi, kita juga butuh tempat untuk menampung serta mencurahkan hal itu. Agar, tidak terlalu menjadi beban pikiran. Hidup Libby tidaklah seindah kisah dalam dongeng. Bahkan, banyak beban yang harus dirasakan. Itu menyebabkan dirinya tidak mudah berbagi kisah dengan orang lain. Namun, ia akan berusaha untuk bertahan....
Maju Terus Pantang Kurus
1124      646     3     
Romance
Kalau bukan untuk menyelamatkan nilai mata pelajaran olahraganya yang jeblok, Griss tidak akan mau menjadi Teman Makan Juna, anak guru olahraganya yang kurus dan tidak bisa makan sendirian. Dasar bayi! Padahal Juna satu tahun lebih tua dari Griss. Sejak saat itu, kehidupan sekolah Griss berubah. Cewek pemalu, tidak punya banyak teman, dan minderan itu tiba-tiba jadi incaran penggemar-penggemar...
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Tanpo Arang
44      36     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...