Read More >>"> Pojok Asrama (Bab 5) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pojok Asrama
MENU
About Us  

Selesai makan malam, Isaura dan Aldi kembali ke kantor Miss Irene. Miss Irene memberi mereka waktu tiga hari untuk beradaptasi dengan lingkungan asrama, juga teman sekamar di asrama mereka nanti. Setelah itu, baru mereka diizinkan untuk mengikuti pelajaran.

Isaura mendapat kamar nomor 61. Sementara Aldi mendapat kamar nomor 49. 

Seorang gadis berkacamata dan berambut panjang, serta seorang pemuda tinggi masuk ke dalam ruangan, memenuhi panggilan Miss Irene. 

"Gadis yang berkacamata itu Penny, ketua asrama putri. Yang laki-laki itu Rudy, ketua asrama putra," Miss Irene memperkenalkan kedua orang itu. "Penny, tolong kamu antar Isaura ke kamarnya, ya. Rudy juga, tolong antarkan Aldi ke kamarnya,"

"Siap, Miss," balas lelaki bernama Rudy itu. Sementara Penny mengangguk dengan patuh. Ia tersenyum pada Isaura.

Aldi dan Isaura berpamitan pada Miss Irene, kemudian keluar sambil membawa barang-barang mereka. Dua bersaudara itu berpisah di persimpangan koridor yang menghubungkan asrama putra dan putri. Aldi dibawa oleh Rudy menuju arah barat, tempat asrama putra berada, sementara Isaura dan Penny ke arah timur. Aldi menoleh ke belakang sambil melambaikan tangan, yang dibalas oleh Isaura dengan lambaian tangan juga.

Penny dan Isaura berjalan melewati lorong-lorong asrama dan menaiki anak tangga menuju lantai atas.

"Laki-laki tadi itu saudaramu, ya?" tanya Penny.

"Iya," jawab Isaura.

"Oh, tapi kelihatannya kalian tidak mirip, ya,"

"Sebenarnya aku anak adopsi,"

"Ah," Penny manggut-manggut. "Maaf,sepertinya aku...terlalu kepo, ya?"

Isaura menggeleng. 

"Orangtua kandungmu ke mana?" 

"Sudah meninggal,"

"Ah...aku turut berduka, ya," ujar Penny. Wajahnya terlihat bersimpati. "Banyak kok, anak-anak di asrama ini yang sudah tidak punya keluarga, atau dititipkan di asrama ini oleh keluarga mereka. Ada juga yang ditinggalkan di sini begitu saja sejak lahir. Semoga kamu betah di sini,ya,"

Isaura membalas dengan anggukan kepala.

Mereka sampai di lantai 3, tempat di mana kamar 61 berada. Penny mengetuk pintunya. Sesaat kemudian pintu terbuka, dari dalam muncul seorang gadis berwajah oriental.

"Malam, Mei," sapa Penny pada gadis itu. "Malam ini, kamu dan teman-temanmu dapat teman sekamar baru,"

Teman-teman. Berarti di dalam kamar itu ada orang lain selain Mei.

Kedua mata sipit Mei kemudian memandang Isaura. Isaura hanya tersenyum canggung.

"Kalau ada apa-apa, kamu bisa meminta bantuanku," kata Penny. "Tanya saja pada mereka nomor WA ketua asrama. Dari sini kamu bisa kutinggal, ya,"

"Terima kasih sudah mengantar," ucap Isaura. Penny mengangguk, lalu berjalan meninggalkannya. Mei pun mengajak Isaura masuk ke dalam kamar dan membantu membawakan barangnya.

"Aku Ameilia Kusuma, panggil saja Mei," Mei memperkenalkan diri. Di dalam kamar ternyata ada dua orang gadis lainnya. 

"Aku Prishilla Floriana, kamu bisa panggil aku Shilla," Gadis yang rambutnya dikepang dua ikut memperkenalkan diri.

"Aku Ayu," Gadis lainnya yang berambut sebahu menjadi orang yang terakhir memperkenalkan diri. 

"Aku Isaura, senang bertemu kalian," balas Isaura sambil menyebutkan namanya. Nama Isaura memiliki arti "udara lembut", nama pemberian kedua orangtua angkatnya yang selain berfungsi sebagai identitas baru juga mengandung harapan agar Isaura dapat memulai hidup baru.

Sambil membantu memindahkan pakaian Isaura dari dalam koper ke lemari, keempat gadis itu mengobrol. Shilla, Ayu, dan Mei mengobrol tentang diri mereka. 

"Ibuku menikah dengan seorang laki-laki Jepang yang menjadi ayahku," cerita Ayu. Wajah Ayu mengingatkan Isaura pada salah satu artis yang sering ia lihat di televisi, Yuki Kato. Bahkan, gadis itu juga punya nama Jepang : Asako Saito.

Ayu melanjutkan ceritanya. "Tapi saat umurku 6 tahun, ayahku meninggal karena sakit. Aku dibawa ibuku kembali ke Indonesia. Ibuku membuka usaha restoran Padang dan toko kue. Saat aku kelas 9 SMP, ibuku meninggal. Diracuni oleh adiknya sendiri yang ingin menguasai hartanya. Tapi polisi berhasil menangkapnya...setelah itu bibiku yang lain mengambil alih usaha ibuku, dan aku dikirim kemari supaya melupakan kesedihan karena kematian ibuku,"

Isaura menelan ludah. Kisah Ayu hampir mirip dengan kisahnya. 

Sementara itu alasan Mei bisa berada di asrama karena orangtuanya yang mengirimnya. Di rumah ia mendapat perlakuan yang berbeda dengan kakak laki-lakinya. Pernah ia meminta tolong pada ibunya untuk membuatkan mie instan, namun ia malah disuruh membuatnya sendiri. Namun ketika kakaknya yang meminta, ibunya langsung membuatkannya. Sampai saat ini, orangtua Mei tak pernah sekali pun menghubunginya. Mei berpikir, kalau orangtuanya sepertinya dari awal tidak menginginkannya.

Mata Isaura berkaca-kaca. Masa lalu teman-teman barunya ternyata juga tak kalah menyedihkan dibandingkan dengan masa lalunya.

"Ngomong-ngomong, kamu bagaimana,Ra?" tanya Shilla yang membuat Isaura tersadar dari lamunannya.

Isaura menghela napas sebelum membuka mulut untuk bercerita."Aku...aku sebelumnya tinggal bersama ibuku. Sementara ayahku...sejak aku belum lahir, ia meninggalkan ibuku. Dan ibuku...beliau membenciku..." 

Ketiga gadis itu terdiam, memandang Isaura dengan prihatin. Tanpa banyak bertanya, mereka sepertinya paham maksud perkataan Isaura.

Meski wajahnya murung, Isaura tetap melanjutkan ceritanya.

"Tapi...ayah tiriku menyayangiku. Tapi sayangnya beliau dan ibu kandungku meninggal saat terjadi kebakaran di rumah kami. Aku diadopsi oleh kedua orangtua angkatku...Lalu aku dan kakakku dikirim ke sini..."

Ayu, Shilla, dan Mei tampak kaget. Mereka saling berpandangan. Ayu langsung memeluk Isaura.

"Maaf, kami tidak bermaksud membuatmu sedih," ucap Ayu.

"Hidupmu ternyata lebih rumit dari yang kami kira," kata Mei. "Jangan khawatir, kau punya teman di sini, Ra,"

"Iya," Shilla mengangguk sambil tersenyum. "Kalau ada hal yang mengganggu pikiranmu, kamu bisa cerita pada kami. Kami tidak akan menghakimimu,"

Isaura mengangkat wajahnya dan tersenyum haru. Ia senang karena kali ini ia berada di tempat dimana orang-orang menyambutnya dengan hangat dan menerima kehadirannya dengan baik.

"Terima kasih, teman-teman,"

****

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mars
899      496     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
REDAFFA (you are my new dream, my little girl)
235      191     1     
Fan Fiction
Takdir ini pasti sudah menunggu sejak lama, bahkan sebelum kita saling bertemu. Entah itu takdir baik atau buruk kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Kita saling terikat satu-sama lain. Kau adalah diriku dan lebih banyak lagi. Kau adalah mimpiku yang baru, gadis kecilku. Namaku Affa. Cita-citaku adalah menjadi seorang mahasiswa di sebuah universitas ternama. Perjalanan panjangku untuk menung...
From Ace Heart Soul
535      314     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Edelweiss: The One That Stays
1229      524     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
An Angel of Death
315      192     1     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
AVATAR
6895      1982     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2436      1238     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Asa
3860      1165     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
Temu Yang Di Tunggu (up)
15118      2398     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Secret Love
294      188     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...