Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hello Goodbye, Mr. Tsundere
MENU
About Us  

Sudah dua malam ini Ulya gelisah mendekati pukul 11. Ia belum bisa tidur juga. Posisi badan sudah berubah-ubah sejak dua jam lalu. Ia masih saja memikirkan Natan yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Ini belum waktunya. Ia pikir. Ulya ingin Natan melihat dia sukses dulu baru ia punya muka untuk bertemu. Bagaimanapun Ulya tahu harus kemana untuk mencari Natan. Ia masih menyimpan kartu nama yang Frida berikan saat bertemu di SMU Hibaraki tiga tahun silam.
"Ulya, ini kartu nama tante."
Ulya menerima kartu nama dari Frida. Ia sendiri bingung tiba-tiba ibu anggun dan ceria ini memberikannya di tengah obrolan seru tentang kehidupan sekolah.
"Kalau kamu berkesempatan ke Jakarta, kamu bisa temui tante di alamat ini. Ini alamat butik tante. Nanti kita bisa sama-sama hang out."
Ulya mengerjapkan mata. "Pasti tante. Tapi aku belum tau kapan kembali ke Jakarta."
"Pokoknya kamu kabarin aja tante di nomor itu. Nah sekarang tante mau ke gurunya Hide dulu. Mau pamitan karena kan Hide dan tante sudah harus berangkat lusa."
"Tante dan Hide? Berarti Hide izin nggak sekolah dulu ya tan selama beberapa hari?"
"Oh, Hide akan pindah sekolah sayang. Agak mendadak sih tapi sudah keputusan ayahnya. Hide memang sedikit kurang setuju dengan rencana ini tapi apa boleh buat. Tante juga nggak bisa nahan dia lebih lama di sekolah ini."
Saat itu Ulya tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia juga tak punya kuasa menahan Natan. Tapi ada secercah harapan yang berkobar di dadanya. Ia punya tiket untuk bisa bertemu kembali dengan Mr Tsundere kesukaannya. Ini bahkan sudah setengah perjalanan karena ibu kandungnya langsung yang memberi jalan.
Suara baki alumunium yang terjatuh di dapur membuyarkan lamunan Ulya. "Haiiish itu pasti si Neo. Awas aja ya kalo ketangkap kamu..."
Ulya melangkah keluar kamar menuju dapur untuk mencari kucing kampung peliharaan keluarganya. Kucing yang ia pungut di belakang sekolah di Jepang dulu itu hanya satu-satunya yang bisa menghiburnya saat sedang rindu Jepang dan pastinya Natan. Dia pun menyematkan tiga huruf terakhir nama Natan pada kucing itu.
"Neo...Ne to the Ouw...dimana kamu, naaak??" Ulya terus melangkah dan mendapati beberapa pinggan alumunium terjatuh di atas lantai dapur depan kulkas. Neo rupanya bersembunyi di dalam kulkas. Yama tidak rapat menutup kulkas usai memgambil beberapa blok keju. Neo jadi bisa masuk ke dalam kulkas untuk mencari tuna yang kalengnya terbuka.
"Yaa ampun Neooooo...ngapain kamu di situ?? Untung aja pintunya belum rapat."
Usai mengambil Neo dan menutup pintu kulkas, Ulya menoleh ke samping ke arah tembusan toko kue. Lampu toko masih menyala. Pintu dapur juga masih terbuka lebar. Ulya melangkah keluar dapur menuju ke toko.
"Bu....bu...ya ampun ibu pake ketiduran di sini..."
Yama merebahkan kepalanya di atas meja kerja tempat ia biasa membuat sketsa kue pesanan pelanggan. Suara dengkurannya seolah mampu memecah keheningan malam. Ulya membereskan kertas-kertas dan buku sketsa yang tercecer di dekat kepala ibunya. Pada saat menarik bagian buku yang tertindih kepala Yama, Ulya melihat sebuah coretan kecil yang cukup mengusiknya.
Yamato's ❎️
Yama Cake ✅️
Ulya berusaha menarik perlahan buku itu agar bisa melihat kelanjutan coretan lainnya. Tapi Yama tiba-tiba terbangun. Ibu beranak satu ini beringsut sambil mengelap pinggiran bibirnya kalau-kalau ada cairan bening memalukan.
"Lho belum tidur, Ul?" Yama mendongak ke atas tepat ke mata Ulya.
"Belum, bu. Susah banget meremnya. Ibu lagi lembur apa?"
Yama menyadari sesuatu. Sesaat sebelum jatuh tertidur tadi, ia habis menulis sedikit di atas buku sketsanya. Ia pun segera menutup buku sketsanya. Ulya tak boleh tahu jika ia sedang merasakan sesuatu yang tidak enak pada diri suaminya.
"Ehh...iya...ini ada pesanan kue untuk peresmian bisnis skincare."
"Mau Ulya bantu, bu?"
"Udah kok tinggal dibungkus aja terus besok biar ayah yang anter."
Ulya melihat sekilas ke kue bersusun tingkat tiga dengan bentuk siluet wajah seorang pria dan wanita. Siluet itu tidak asing. "Bukannya itu..."
***
"Ayah jangan sampai salah alamat ya. Ini buat ke DrewHide Co. Posisinya persis di sebelah butik Friday Evenue. Yang itu buat ke ..."
Ulya mendengarkan ucapan ibunya yang mengecek kembali semua pesanan untuk ayah antarkan. DrewHide Co itu perusahaan yang membuat sunscreen Morning Dew. Pemiliknya Monica Drew dan Hide Nataneo. Sementara, Friday Evenue itu butik milik Tante Frida. Ibu Hide yang rencananya akan Ulya temui jika sudah siap untuk bertemu kembali dengan Mr Tsundere kesayangannya. Ulya tak percaya dengan kebetulan demi kebetulan seperti ini. Rupanya ibu dan anak itu tetap memesan kue dari toko kue kecil seperti Yamato's.
"Tumben kamu mau ikut ayah anter pesanan, Ul. Biasanya kalau lagi off kuliah kamu maunya di toko aja jaga soalnya banyak yang bisa kamu icip." Ucap ayah sesaat setelah memarkirkan mobil di depan butik. Parkiran depan DrewHide Co sudah full. Mereka terpaksa memarkir di sana. Ulya juga senang akhirnya bisa bertemu dengan Tante Frida lagi. Satu-satunya orang yang akan bisa membantu dia dekat dengan Hide lagi.
"Iya, yah. Ulya iseng aja nggak ada kerjaan di rumah. Lagian bosan juga kalau seharian jaga toko. Ibu juga kan dah punya lima pegawai entar aku bengong doang lagi di sana."
"Hahaha bisa aja kamu. Ya udah sekarang bantu ayah ang..."
Ulya sudah turun dari kursi penumpang dan mulai membongkar muatan di bagasi. "Yaah...cepetan keburu banyak tamu datang..."
Ulya dan ayah masuk melalui pintu belakang DrewHide Co diantar petugas security. Keduanya diberi kartu pass untuk memasuki aula dan diperiksa secara mendetil agar semuanya aman terkendali.
***
Aula tempat peluncuran skincare terbaru itu sangat luas dengan tatanan dekorasi yang super mewah. Foto raksasa Hide dan Monica terpampang di atas podium. Hati Ulya mencelos. Ia tak percaya itu Natan yang ia tangisi kepergiannya. Dan Mr Tsundere yang sama dengan tatapan hangat namun amnesia terhadap dirinya.
Sudah berapa kali Ulya membuatnya kesal tanpa ia sadari. Ulya yang ceria, social butterfly dan selalu berada di dekat Hide tentu saja membuat Hide kurang nyaman. Ia harus menghadapi dunia seorang diri dan kini Ulya dengan segala tingkah polahnya. Hide pernah suatu hari membawa maket tugas Bahasa Inggris berbentuk bangunan Paris De Louvre. Rencananya dia akan menjelaskan sejarah Museum De Louvre itu dengan Bahasa Inggris. Muncullah Ulya di lorong yang melihat sosok Hide. Ulya saat itu sedang bercanda dengan teman sekelasnya sambil membawa tongkat pel, ember berisi air dan kemoceng. Ulya gugup saat hampir mendekati Hide. Namun, ia tak tega melihat Hide membawa maket yang lebih tinggi dari kepalanya itu. Teman-temannya menarik Ulya keluar dari balik punggungnya.
Terjadi aksi tarik menarik lengan Ulya saat Hide semakin dekat. "Ganbatte ne...Hide san...Ulya san.."
Ulya yang hilang keseimbangan lantas menubruk teman yang membawa ember berisi air dalam dekapannya. Ember itu terlepas dari dekapan dan mengenai Hide. Sebelah sepatu dan setengah bagian maket Hide pun kebasahan. Ulya mau tanggungjawab dengan membawakan hair dryer ke kelas Hide. Hide sekuat hati menolak karena percuma saja cardboard itu hampir kehilangan keindahan bentuknya gara-gara Ulya. Akhirnya saat giliran Hide tampil di depan kelas, ia menggunakan infocus untuk membuat siluet maket France De Louvre. Seisi kelas takjub dengan karya dan pemaparan Hidr. Ulya memperhatikannya dari balik jendela. Sesaat setelah presentasi berakhir, Hide sempat melihat sosok Ulya yang kuncir kuda di jendela. Ia lantas memelototi Ulya. Ulya pun merasakan setruman hebat dari tatapan itu. Ia suka seolah Hide memperhatikannya. Dan siang ini Hide kembali memelototinya. Tatapan hangatnya telah sirna. Mr Tsundere yang Ulya rindukan telah kembali.
Sayangnya kembalinya tatapan tajam itu karena ucapan Frida. Frida menolak apa yang Monica ucapkan di tengah acara peluncuran skincare. Frida lalu menarik lengan Ulya dan mengumumkan sesuatu.
"Gadis ini yang saya cari selama ini. Dia yang akan menjadi tunangan anak tunggal saya Hide Nataneo. Bukan Monica Drew."
Gemparlah berita peluncuran skincare Morning Dew hari itu. Nama Ulya dan Hide Nataneo masuk dalam daftar pencarian teratas mesin pencari internet.
***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love and Pain
615      378     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Dont Expect Me
522      394     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
The Rich
148      133     0     
Romance
Hanya di keluarga Andara, seorang penerus disiapkan dari jabatan terendah. Memiliki 2 penerus, membuat Tuan Andara perlu menimbang siapakah yang lebih patut diandalkannya. Bryan Andara adalah remaja berusia 18 tahun yang baru saja menyelesaikan ujian negara. Ketika anak remaja seumuran dengannya memikirkan universitas ataupun kursus bahasa untuk bekal bersekolah diluar negeri, Bryan dihadapka...
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2290      709     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
ALL MY LOVE
559      384     7     
Short Story
can a person just love, too much?
Teilzeit
1981      497     1     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Sacred Sins
1570      683     8     
Fantasy
With fragmented dreams and a wounded faith, Aria Harper is enslaved. Living as a human mortal in the kingdom of Sevardoveth is no less than an indignation. All that is humane are tormented and exploited to their maximum capacities. This is especially the case for Aria, who is born one of the very few providers of a unique type of blood essential to sustain the immortality of the royal vampires of...
THROUGH YOU
1341      852     14     
Short Story
Sometimes beautiful things are not seen; but felt.
Kisah Kasih di Sekolah
799      514     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
KILLOVE
4632      1438     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...