Read More >>"> PENYIHIR DARI KUBURAN KARANG ANYAR (KARANGAN KINARA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - PENYIHIR DARI KUBURAN KARANG ANYAR
MENU
About Us  

Di Pemakaman Karang Anyar.

Beberapa orang tampak sedang menangisi pemakaman Kinara Sastroredjo. Foto Kinara yang berkacamata nerdy dan t-shirt berwarna kuning ditaruh di pusara. Acara do’a yang khusyuk, tiba-tiba terusik oleh suara anak kecil dengan nada mirip Alexa. 

“Zip! Zip! Zip! Zip Da Zap! Zip Da Zap!”

Itu adalah suara si Zippy. 

Zippy yang berhasil melompat ke masa lalu, terjebak dalam tubuh yang sekarang tak bernyawa dari bao-nya itu. Di wajahnya, menempel kacamata laser, mirip tukang las, tapi canggih, yang bisa menembus pandang melalui tanah kuburan yang menimbuni tubuh Kinara dan tubuhnya sendiri. 

Sesaat, suasana kembali hening.

“Zip Da Zap!” seru si Zippy dengan nada geram. 

Semua orang celingukan ke tas-tas ibu-ibu dan anak-anak. Mengira, kali-kali ada gadget yang masih nyala.

Dalam lubang itu, Zippy membujur kaku, berusaha menggerakkan tongkat sihirnya dan terus membacakan mantranya.

“Zip Da Zap! Two in one... Zip Da Zap! Two in one... Zip Da Zap!”

Beberapa saat lamanya, Zippy berpikir keras. “Shoot! How am I gonna get outta here? Gue nggak bisa terkurung lama-lama di sini! Sekarang aja udah bau apek, tiga malam lagi, nih mayat bakal bau busuk! Owek! Owek...!” Ia sudah mulai mual-mual.

Oh, jangan, jangan muntah. Entar kemakan muntah sendiri, mati gue…, pikirnya panik.

Di balik kacamata lasernya, terlihat para pelawat sudah mulai meninggalkan kuburan Kinara.

Pelawat itu sudah pergi jauh. Tapi, suara Zippy masih terdengar, seperti mengambang di kabut. “Zip! Zip Da Zap! Zip! Zip Da Zap! Zip! Zip Da Zap!”

Mereka menengok ke makam Kinara di belakang, terutama anak-anak kecil, dengan wajah bingung. 

~~~&&&~~~

Zippy menggerak-gerakkan tongkat sihirnya lagi.

“Two in one! Zip Da Zap! Pisahkan raga! Zip Da Zap! Ergh... Get me out of here! Zip Da Zap! Mampus gue! Zip-zip-zip! De Zap! Jump me out of this grave! Heuh… Gimana gue bisa keluar dari raga nenek moyang gue, kalau doski mati terbunuh sama gue sendiri?!” Zippy menggeram. “Ini gara-gara Mahaguru dengan idenya “menengok ke masa lalu”, gue jadi terjebak dalam lubang mayat bao gue sendiri!”

Tiba-tiba, terdengar suara enigmatik seorang laki-laki tua yang nanti akan dikenal sebagai Mahaguru.

“I hear what you say... But, I have seen you get out of this hole... If you want my advice, you can have only one soul for one life. But, now you have two, so why don’t you wish for the best life? “

Tiba-tiba muncul lampu terang nemplok di kepala Zippy.

“Oke... Oke... Gue janji, kalau gue bisa keluar dari tempat ini, gue akan bayar hutang nyawa nenek moyang gue itu! So... One in two! Zip Da Zap!”

Terdengar bunyi DENYITAN keras “ZIPPP! D-ZAPPP!”

Plotsss! Zippy loncat keluar dari lubang kuburan lewat pusara Kinara. Dia berdiri agak limbung, membenahi pakaiannya yang kotor, memasukkan tongkat sihirnya ke saku di rok kirinya, lalu pergi melenggang dari tempat itu. Topi runcingnya mencuat miring. Train gaunnya menyapu jalanan yang becek. 

 

Suasana pengajian di rumah keluarga Sastroredjo diwarnai tangisan Bunda Ratri, ibunya Kinara. Acara pengajian selesai. Yunira, kakak perempuannya Kinara menyerahkan secangkir teh untuk ibunya, lalu duduk di samping ibunya, sementara Nurizal, kakak laki-laki Kinara masih duduk bersila di atas tikar. Supradin muncul dengan cepuk cerutu.

“Sabar, ya Bun…”

“Dia masih begitu muda... Belum tahu apa-apa... Sangat tertutup, kecuali pada buku diarynya saja. Bunda takut, dia terjebak dalam kegelapan di alam sana,” kata Bunda Ratri.

“Bunda jangan ngomong kayak gitu... Kasih sayang Allah lebih besar daripada kasih sayang seorang ibu. Kekhawatiran Bunda beralasan, tapi Kinara itu anak yang cerdas, dia pasti selalu punya lampu terang sendiri.” 

“Iya, Bun... Kinara itu kecil-kecil udah nulis banyak novel di platform menulis online. Karangannya sudah banyak sampai puluhan ribu reads. Tulisannya bernas dan dalam, religius tapi dikemas secara ilmiah. Itu, kan juga bisa jadi ladang pahala buat Kinara.”

Bunda Ratri menepuk dadanya lega.

Aamiin ya rabbal alamin…”

Bayangan Zippy samar-samar tampak di luar jendela yang terbuka, di bawah angin yang meliuk-liuk menerbangkan dedaunan. 

Lalu mantra Zippy terdengar lagi, lemah saja, tapi cukup membuat semua orang menoleh ke arah jendela.

“Zip…”

Zippy menghilang.

~~~&&&~~~

Zippy cemberut di Pos Sekuriti. Untuk yang ke sekian kalinya, dia menoleh lagi ke Kaca Baca berbentuk mirip cermin bulat dengan 60 buah lampu kecil mengelilingi seperti detik jam di tangannya. 

Sebuah platform menulis online bernama Kwikku menampilkan karangan novel Kinara berjudul “The Bitcoinworm”.

Sebuah motor melintas di depannya, mencipratkan air ke muka Zippy.

Zip!”

Air itu tertahan di udara. Lalu, jatuh ke jalan aspal lagi.

“Mestinya, gue bisa nginep di hotel dalam keadaan hujan begini. Tapi, sejak Bao Kinara yang nggak sengaja gue bunuh itu tidak jadi menurunkan ilmunya pada Novella, bitcoin di akun Three-Sure Buyut Novella masih berupa cacing! Otomatis, gue belum dapat batu karang, warisan satu-satunya dari sekian triliunan rupiah yang diperoleh Oma Dyonisa! Gue nggak bisa balik ke zaman gue, karena batu karang itu sekarang bener-bener nggak berguna! Hah, Zippy!! Elo bener-bener smart emang!” kata Zippy kesal, menoyor kepalanya sendiri. Tiba-tiba lampu terang Zippy menyala. Nemplok di kepalanya. “Hey!!? Tapi, gue emang smart!?! Sekarang gue tahu, kenapa nenek-nenek moyang gue itu hanya menurunkan batu karang laut itu! Itu, karena bitcoin-nya dimakan cacingnya Dyonisa nenek gue yang liberal dan suka berpesta pora itu! Jadi, sekarang masalah gue nambah lagi, gue harus menemukan jawaban apakah batu karang yang bikin gue bisa menerobos ke masa lalu ini a blessing or a curse buat gue? Mampus, nih gue... Gue bahkan nggak tahu, ini lampu terangnya Bao Kinara apa lampu terang gue?” 

Zippy bingung, meneleng ke lampu di atas kepalanya.

“Zip!”

Zippy mematikan lampu terang yang nemplok di kepalanya. 

Tiba-tiba, seorang anak remaja berusia 17 tahun telah berdiri menyakukan kedua tangannya dalam jaket kuning. Zippy berkedip-kedip seperti orang kelilipan.

Zac tertawa

“Mata elo kenapa?” tanya anak remaja yang nama resminya Zaky tersebut.

“Errrgh… Kelamaan pake kacamata tembus pandang kayanya,” kata Zippy ngeles.

“Kaca mataan apaan, tuh?”

“Zip! Nih!” Tiba-tiba, kacamata itu nemplok di mata si Zippy.

Zac terperangah, sambil tertawa.

“Gimana, tuh caranya? Koq, tiba-tiba kamu pake kacamata laser? Kamu magician, ya? Atau ketok magic?” kata Zac dengan nada meleceh. 

“Kenapa? Terkesan?” kata Zippy balas meleceh.

“Gimana, sih caranya? Ajarin, dong!”

“Pertama, elo harus tahu dulu, bahwa ada kata dalam bahasa asing, untuk menunjuk kata “baca” yang dekat dengan kata “ngelas”.”

“Bahasa apaan, tuh?”

“Itu PR pertama kamu!”

“Kata persisnya apa?”

Lezen, las dan lezing itu bentuk kata masa kini, lampau dan benda untuk artian membaca, telah membaca dan bacaan. Kalau kamu tahu itu, kamu akan tahu apa saja materi yang ada dalam semesta dan alasan-alasan ilmiahnya sehingga bisa dijadikan buatan-buatan lanjutan. Semakin kita pandai, semakin kita bisa membengkokkan besi tanpa alat bantu sama sekali.”

“Weits! Ilmu terapan dari mana, tuh? Dari Belanda?” celetuk Zac asal, tapi mengena. Karenanya, PR pertama Zac langsung dapat nilai dari Zippy.

“Seratus buat kamu!”

“Hmmm,” Zac menggosok dagunya. “Jadi, kulit putih kamu itu dari Belanda, ya? Kirain, dari jamu watu ijo bikinan Madeincine!”

“Siapa, tuh Medinsain?” kata Zippy, mengeja nama itu dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

“Medincine itu penyihir tua penghuni Gua Elok. Masa elo nggak tahu? Ramuan jamu watu ijo itu, kan bisa bikin kulit jadi elok. Itu juga kalau dikonsumsi terus menerus, kalau nggak malah bisa jadi lebih hitam.” 

“Oh, ya?”

“Yehhh… Sesama penyihir gak saling kenal, gimana, sih? Emang belum menyentuh sosmed, ya?”

“Enak aja! Gue ini datang dari 100 tahun di masa depan! Mana gue kenal sama penyihir yang jual produk buatan Cina?”

“Koq, buatan Cina, sih?”

“Dari namanya aja udah Made In Cine,Pdia pakai produk-produk kosmetik berbahan merkuri tipikal produk Cina. Pastilah dia demen beli barang-barang dupe murah meriah dari negeri Tembok Besar itu! Pikirkan aja, kenapa kita nggak menyebutnya dengan Dinding Besar? Itu karena kita selalu harus nombok harga barang buatan mereka yang cepat rusak!”

Zac angkat bahu. “Ya, mungkin aja. Gue nggak tahu. Tapi…”

“Tapi apaan?” tanya Zippy sambil mengerutkan kening, ketus.

“Tapi, gimana caranya elo datang dari 100 tahun di masa depan? Dan apa buktinya?” 

“Sebelum gue jawab, gue minta bantuan dulu dari elo!”

Terdengar keruyukan dari perut Zippy.

“Kenapa? Elo laper?” kata Zac sambil meneleng ke perut Zippy.

“Gue udah makan bekal C-Ripic, kentang goreng yang ditaburi bubuk jagung pedas dan dicelupin ke yogurt sebenarnya. Tapi nggak tahu kenapa, perut gue keruyukan terus, perih banget rasanya, kayak punya penyakit gastric acid aja.”

“Ya, udah gue beliin makanan, deh. Mata uang penyihir pastinya beda, kan? Apalagi kalau datang dari masa depan,” kata Zac sambil mencibir. “Mau makan apa?”

“Bener, nih?” Mata Zippy berbinar-binar, penuh harap.

“Benerrr… Masa gue tega sama anak innie minnie kaya elo gini? Udah dekil, banyak cakap, eh perutnya keroncongan lagi.”

“Enak aja, bilang gue dekil! Baju gue jadi kotor karena gue terjebak di kuburan bao gue sendiri yang secara nggak sengaja terbunuh sama gue! Dan, eh! Soal gue banyak cakap, itu karena gue terlahir dari Gen Zip!”

“Gen Zip? Gen Z, kali?”

“Gen Zip itu Generasi yang lahir dari generasi liberal 91 tahun dari sekarang! Semua genetika terbaik di Indonesia ini dikempa menjadi Genetic Archive dan terkunci dengan aman oleh ramu-ramuan alami dengan formula yang lebih canggih dan mujarab.”

“Oh, jadi elo baru 9 tahun?” kata Zac kaget. “Elo anak bongsor, ya?”

“Bukan bongsor! Anak-anak Gen Zip emang pada gede-gede, karena manusia di tahun 2100 sudah menemukan teknik pengembang madu api!”

“Madu api, apaan tuh?”

“Ah, udah jangan banyak cakap! Ayo, masakin gue makanan! Nanti gua ajak ke Kota Kumbang Api, kalo elo pertahankan sikap baik elo ke gue!”

“Gue nggak bisa masak! Gue cuman mau nawarin elo bakso, sate atau Pop Mie! Malam-malam begini, toko apalagi pasar udah pada tutup, Neng!”

“Pop Mie apaan, tuh? Mie instan yang diguyur sama air panas itu, ya? Kayak di zaman hidup buyut Novella aja. Katanya, banyak orang kaya tapi makanannya cuman mie yang loncat ke atas kalau diguyur air panas.”

“Iya, itu… Enak, tauk!”

“Ya, udah. Gua mau nyobain! Cepetan, ayuk! Kita pergi!” kata Zippy sambil mendorong Zac pergi.

 

Mereka pergi menuju Indomaret yang bukan 24 jam di ujung kompleks.

Zac meminta Zippy menunggu di luar. “Gue nggak suka diliatin orang! Sebelum elo ganti penampilan elo, gue nggak akan mau jalan bareng elo di tempat umum!” kata Zac jutek.

Zippy cuwek bebek. Ia mengeluarkan Kaca Baca untuk menilai penampilannya yang dianggap buruk oleh Zac. Kaca Baca yang berfungsi sebagai vanity mirror itu menyemprotkan lotion dan air tonic ke muka Zippy. Zippy langsung membersihkan wajahnya dengan katoon, kapas yang bisa menyedot kotoran yang terkubur dalam pori-pori paling dalam sekalipun. Sekali lagi, kaca itu menyemprotkan warna-warni alami di bagian-bagian tegas wajah Zippy yang tertangkap di kaca, sehingga memoles kulit Zippy, mempertegas alis dan warna-warni di kelopak mata, pipi dan bibir.

Ketika Zac keluar dengan Pop Mie, Zippy segera memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan menuntut. “Sekarang, elo liat muka gue? Nggak dakian kayak The Killer yang elo bilang tadi itu, kan? Elo gak bakal malu lagi kalau bawa gue ke tempat umum, ya kan? Elo ngaku, kalau gue itu itu cakep, bukan banyak cakap! Tandanya, elo itu naksir ama gue, iya kan??”

“Itu kaca apaan?” tunjuk Zac cuwek, memilih diam, tak memberikan jawaban. Disodorkannya Pop Mie rasa Ayam Spesial ke Zippy. Ia sendiri mulai mengocek Pop Mie rasa Ayam Bawang.

Zippy menerimanya, lalu memeriksa kedua Pop Mie itu. “Gue lebih suka bawang! Apalagi bawang putih di spaghetti bolognaise.” Zippy menukar mangkok Pop Mie itu, tanpa menunggu Zac mengucapkan apa-apa. 

Zac menerima Pop Mie rasa Ayam Spesial dari Zippy. 

Zippy mencicipi mie itu setali demi setali. “Mayan,” katanya sambil menyuapkan sesendok mie yang lebih besar.

“Elo belum berterima kasih dan menjawab pertanyaan gue,” tagih Zac, sambil meneleng pada Zippy ia menyuapkan mie.

“Tengkyu… Itu Kaca Baca, buat masuk jejaring dunia maya persihiran. Dari sana, gue bisa liat siapa aja yang perlu bantuan gue. Kacanya sudah terhubung peer-to-peer dengan komputer-komputer sepanjang masa sama Mahaguru. Ayo, ngaku aja... Elo demen, nggak ama gue?”

Zac meneliti penampilan Zippy yang berbaju ungu tua senada lama warna abu-abu itu dengan gelagat siap nyinyirin si Zippy.

“Ya, ya, ya... Oke, oke, oke... Gue emang lain dari temen-temen elo. Tapi, nggak ada yang salah ama penampilan gue, kan?”

“Gue nggak suka anak dekil. Apalagi The Killer.” Zac keukeuh dengan alasannya.

“Heh! Elo mestinya amazed ngeliat gue yang masih bisa hidup walaupun bao gue terbunuh sama gue sendiri! Walau bagaimana pun, gue udah janji bakal ngebayar hidup bao gue yang sekarang nasibnya terbaring di Kuburan Karang Anyar siang tadi!!”

“Bentar, bentar… Siapa nama bao elo? Kali aja gue kenal.” Zac mendongakkan dagu, siap mendengar namanya.

“Kinara Sastroredjo!”

Zac angkat bahu. “Nggak kenal.”

“Tapi, elo anak kompleks yang tadi itu, kan? Apa tuh, namanya?”

“Kompleks Cibiru.”

“Tar dulu… Ini di Kota Kembang, kan?”

“Iya… Bandung…”

“Dulunya Kerajaan Pajajaran, dan Cibiru ini batas kota dengan kota tahu yang jadi kota pengetahuan karena berjajarnya Universitas yang memberi pembelajaran, kan?”

“Iyaa… Elo dapat ngintip dari Kaca Baca, kan?”

“Hm! Berarti, silsilah gue nggak salah-salah amat! Tapi, kenapa bao gue sampe terbunuh segala ama gue, kalau secara genetik dia lebih tua dari gue?”

“Mana gue tahu? Gue juga nggak tahu apa bener elo ngebunuh bao elo atau nggak. Gue nggak kenal siapa itu Kinara dan gue nggak percaya elo datang dari masa depan. Sebab, penyihir di zaman sekarang udah pada jago. Buatan-buatan yang elo tunjukin itu masih kurang OK menurut gue. Kecuali, penampilan elo yang dark banget itu memang cringy. Dan gue tetep sama pendirian gue, kalau gue nggak suka anak dekil yang berdaki! Awas, bukan jago mendaki dalam konteks naik gunung, tapi daki di leher sendiri, itu tuh! Muka aja yang ciamik, tapi daki elo sampe karatan gitu!” Zac tertawa miris.

“Heh! Penampilan penyihir di Kota Kumbang Api memang dark kayak gue gini! Enak aja, bilang gue berdaki! Gue ini mandi air dari Telaga Kembang dengan sabun ekstrak kembang tujuh rupa tiap hari!”

“Alah, kembang apa?” Zac mencibir.

Pada saat itu, Zippy cemberut, dia mencoba mengeluarkan beberapa jenis kembang di tangannya. Kembang-kembang itu berganti rupa, sesuai dengan gerak-gerik dan ekspresi Zippy yang bingung. Awalnya kembang mawar. ZIP! 

Mawar merah! Zip!”

Tapi, Zac meledeknya.

“Rafflesia, kembang bangkai, kali?” Zac mencibir lagi.

Idih, enak aja! Kembang melati, nih. Zip!”

Zippy pun menambahkan dengan kembang melati. Tapi, Zac menebak lagi dengan asal. 

“Apa, dong? Kembang kol?”

“Sotoy, lo!” kata Zippy sambil menambah dengan kembang lilac.

“Oooh, kembang tahu?!”

Zippy mulai bingung. 

“Kembang tahu? Apaan, tuh? Kembang kota Sumedang? Nih, lavender! Zip!”

Alih-alih bunga lavender, Zippy malah menambah bunga matahari. Zac tertawa terbahak-bahak.

Baru tahu gue, ada bunga lavender warnanya kuning. Bisa dipake bikin kuaci lagi!”

Hidung Zippy mulai kembang kempis, marah.

“Kenapa hidung elo kembang kempis?” tanya Zac sambil tertawa memegang perutnya, terbahak-bahak. “Elo marah? Pasti mau kembang gula!”

Tiba-tiba kembang-kembang di tangan Zippy menghilang jadi kembang gula berwarna-warni.

“Ya, udah deh ini kembang gula buat elo!” kata Zippy mengalah.

Zac sebenarnya kagum dengan aksi sihir Zippy, tapi senang karena triknya berhasil mengubah sihir Zippy, Zac mengecohnya lagi.

“Mana? Ah, itu mah kembang api!”

Tiba-tiba, kembang gula di tangan Zippy berubah cepat jadi kembang api. Zac tertawa terpingkal-pingkal. Kembang api di tangan Zippy menghilang. Zippy hendak memukul Zac, tapi Zac menangkap tangannya, dan menepuk hidungnya. Tangannya yang kotor dari kembang api bikin hidungnya jadi cemong.  

“Coba aja liat, masa yang suka mandi kembang tujuh rupa tapi mukanya cemong?”

Zippy mengeluarkan cermin ajaibnya, lalu ngaca. 

“Ergh! Zip!” katanya kesal, menghilangkan cemong itu dalam sekejap dari mukanya.

“Ngomong-ngomong, nama gue Zaky Gautama. Nama elo, Zippy, ya?”

Zippy melotot kaget. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Wire
8655      1801     3     
Fantasy
Vampire, witch, werewolf, dan guardian, keempat kaun hidup sebagai bayangan di antara manusia. Para guardian mengisi peran sebagai penjaga keseimbangan dunia. Hingga lahir anak yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup dan mati. Mereka menyebutnya-THE WIRE
3.12am
576      323     2     
Short Story
the story of a girl that has been experiencing weird things in her house and around her. she tried fixing the situation, she fixed it. but can she end it?
The pythonissam
329      250     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
The Dark Woods
829      406     2     
Fantasy
Ini adalah kisah tentang pertempuran antara kaum PENYIHIR dan kaum KESATRIA yang selalu menjadi musuh bebuyutan. Sesibuk itukah kaum Penyihir dan kaum Kesatria untuk saling memerangi sehingga tidak menyadari kembalinya kekuatan jahat yang sudah lama hilang ?
REDAFFA (you are my new dream, my little girl)
235      191     1     
Fan Fiction
Takdir ini pasti sudah menunggu sejak lama, bahkan sebelum kita saling bertemu. Entah itu takdir baik atau buruk kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Kita saling terikat satu-sama lain. Kau adalah diriku dan lebih banyak lagi. Kau adalah mimpiku yang baru, gadis kecilku. Namaku Affa. Cita-citaku adalah menjadi seorang mahasiswa di sebuah universitas ternama. Perjalanan panjangku untuk menung...
a Little Braver
215      174     0     
Romance
Ketika takdir yang datang di setiap kehidupan membawanya pada kejutan-kejutan tak terduga dari Sang Maha Penentu, Audi tidak pernah mengerti kenapa Dia memberikannya kehidupan penuh tanya seperti ini?
Rachel and The Witches
595      316     1     
Short Story
A poor girl's journey that will change your point of view.
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
6965      1974     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Suami Untuk Kayla
6951      2262     7     
Romance
Namanya Kayla, seorang gadis cantik nan mungil yang memiliki hobi futsal, berdandan seperti laki-laki dan sangat membenci dunia anak-anak. Dijodohkan dengan seorang hafidz tampan dan dewasa. Lantas bagaimana kehidupan kayla pasca menikah ? check this out !
Tyaz Gamma
802      578     1     
Fantasy
"Sekadar informasi untukmu. Kau ... tidak berada di duniamu," gadis itu berkata datar. Lelaki itu termenung sejenak, merasa kalimat itu familier di telinganya. Dia mengangkat kepala, tampak antusias setelah beberapa ide melesat di kepalanya. "Bagaimana caraku untuk kembali ke duniaku? Aku akan melakukan apa saja," ujarnya bersungguh-sungguh, tidak ada keraguan yang nampak di manik kelabunya...