Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bittersweet My Betty La Fea
MENU
About Us  

"High school in Jakarta, sorta modern Sparta

            Had no chance against the teenage suburban armadas

            We were a sonata, thanks to tight-lipped fathers

            Yeah, livin' under that was hard, but I loved you harder

            High school in Jakarta, an elaborate saga

            I still hate you for makin' me wish I came out smarter,"  seruku berdendang mengikuti lagu yang kini dinyanyikan oleh anak-anak kelas 3 IPA A di panggung aula sekolah.

            Lagu High School in Jakarta dari NIKI ini sedikit membantuku diriku lebih tenang. Aku sangat gugup di menit-menit menjelang drama yang akan aku lakoni.

            Band amatir dari 3 IPA A berhasil membawakan lagu ini dengan sangat baik hingga membuat penonton ikut berjoget. Penampilannya disambut tepuk tangan riuh siapapun yang melihatnya.

            Setelah beberapa menit, tibalah kelompokku untuk melakukan drama di atas panggung. Kami kebagian menjadi penampil ketiga dalam pentas seni ini.

Sebelum pentas, aku sudah meminta bantuan beberapa anak di kelasku agar memastikan bahwa Mika akan menonton drama ini. Aku berharap banyak, ia akan menyukainya.

Ya Mika berada di sana, di sebelah kanan panggung tengah tertawa riang bersama teman-temannya di kelasnya yang lama.

“Abis kita capek joget-joget ria, nih kita kasih penampilan buat kalian healing,” kata Dimas pembawa acara pentas.

“Iya healing di puncak capek kan, healing di sini saja sambil nonton drama,” kata Mega pasangan Dimas dalam membawakan acara ini.

“Oh ya langsung saja ya, kita sambut drama berjudul “Born to be Perfect,” ujar Dimas agak berteriak.

            Drama ini dimulai dari Bella yang merasa kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Kemudian diceritakan Bobby dan Sean sebagai  teman-teman sekelas Bela yang suka membullynya.

            Namun, guru Bela yang diperankan olehku biasanya diam saja dan merasa itu hal biasa bagi anak-anak.  Bela yang terus mendapat bullyan mencoba membalas.

            Lantaran Bela tidak bisa membalas Bobby dan Sean, dirinya lantas melampiaskan kemarahannya pada adiknya di rumah. Adik Bela diperankan oleh Dodit. Omong-omong Dodit sangat terlihat lucu menggunakan baju anak-anak.

Sementara itu, Bela menjadi sosok yang kasar akibat dibully. Suatu ketika adiknya dipukulnya hingga terluka.

Akibatnya, orang tua Bela yang diperankan oleh Dodit dan Fatia memarahinya. Mereka sibuk bekerja tanpa memperdulikan apa yang sebenarnya terjadi pada anak mereka.

            Hari demi hari, Bela menjadi depresi. Ia tidak mendapat dukungan dari siapapun dan tidak ada orang yang mencoba memahaminya. Hingga Bela ditemukan bunuh diri di sekolah dengan meninggalkan catatan.

Kami sengaja membuat catatan itu layaknya puisi agar lebih mendramatisir. Kemudian, orang tua dan guru Bela menyesal atas tewasnya gadis malang tersebut.

Aku adalah lukisan dinding yang tak terlihat

Aku diciptakan untuk mendapatkan perhatian dari kalian

Tapi berakhir menjadi penutup lubang tembok

Apakah aku kurang menarik

Jika aku bisa aku ingin mengadu ke pelukisku

Sayang aku belum terlalu mengenalnya

 

Jika aku bisa aku akan turun dari gantungan bingkai sial ini

Akan kutarik mata kalian demi melihatku

Sialnya sudah kucoba dan aku gagal

Kembali ke ideku untuk bertemu pelukisku

Akan kupinta dia untuk memperbaikiku

Semoga di tembok lain, aku tak gagal lagi

            Meski drama ini hanya berdurasi 30 menit saja, anak-anak di sekolah kami terlihat terhibur. Setelah drama selesai, kami mendapat tepuk tangan yang meriah dari penonton.

            "Mungkin karena kami sudah giat berlatih dalam dua minggu ini," pikirku.

            Sebelum kami turun dari panggung, aku menyampaikan epilog singkat terlebih dahulu. Aku ingin memberikan pesan yang lebih jelas mengendai drama ini.

            "Kita sering tidak memperdulikan konsekuensi atas apa yang kita ucapkan atau lakukan pada seseorang.Kita sering tidak sadar bahwa perundungan secara tidak langsung membunuh seseorang."

            "Bisa membunuh jiwa seseorang atapun membunuh semangat dan masa depannya. Orang sering kali mem-bully agar mereka terlihat kuat di hadapan orang lain."  

            "Padahal yang  sebenarnya terjadi mereka sedang mempertontonkan kelemahan mereka sendiri. Maka semuanya terutama orang tua dan guru bertanggung jawab dan berperan besar dalam memerangi tindakan perundungan bagi anak-anak."

            "Orang-orang dewasa tidak bisa menormalisasi perundungan sebagai perilaku yang biasa terjadi, khususnya di sekolah, Terima Kasih" ujarku disambut tepuk tangan lagi.

            Aku cukup senang, latihan keras kami berbuah manis dan mendapat apresiasi yang baik dari penonton. Bahkan kepala sekolah sempat mengacungkan jempol pada kami dari kejauhan.

            "Oh iya sebelum saya benar-benar turun dari panggung, izinkan saya mengucapkan permintaan maaf setulus-tulusnya pada Mika," kataku.

"Mika, aku harap kamu menerima permohonan maafku ini, karya ini kami persembahkan spesial untukmu, Sahabatku," ucapku.

Saat aku berbicara demikian, penonton lantas mencari-cari sosok Mika. Mereka akhirnya menemukan sosok Mika setelah aku dengan jelas memandang ke arah sahabatku itu.

             

            Tak disangka, Mika yang berada di pojok kanan aula terlihat menyungingkan senyumnya. Ia kemudian memberikan tepuk tangan untuk kami.

Ia lantas melambaikan tangannya padaku. Aku sangat senang, akhirnya Mika sudah mulai luluh.

            "Selain Mika, kami persembahkan karya ini untuk semua anak-anak di sekolah, sekali lagi terima kasih guys!," seruku keras penuh percaya diri. 

            Saat aku hendak turun dari panggung, Bobby merebut mik yang aku pegang secara tiba-tiba. Aku penasaran dengan tingkah apa lagi yang akan dilakukannya.

            “Aku sebagai perwakilan kelas II Bahasa A, ataupun seluruh siswa yang pernah membullimu atau menghinamu juga meminta permohonan maaf padamu Erin Kinanti,” kata Bobby sambil menyerahkan mik pada Sean.

            “Kami memang seharusnya tak pernah melakukan itu padamu, semoga kamu memaafkan kami dan melupakan segala bullyan yang pernah kami lakukan,” lanjut Sean.

            Setelah Bobby dan Sean mengucapkan itu, sejumlah anak-anak yang ikut drama yang kini masih berada di atas panggung maupun anak-anak yang menonton saja memberikan gestur maaf.

            Aku cukup terharu dengan momen ini, tak terasa air mataku menetes tanda bahagia, gugup, sedikit tersipu malu, semuanya menjadi satu.

            Setelah dirasa cukup, aku langsung turun panggung dan menghampiri Mika. Melihat senyum manis Mika, aku tak kuasa untuk tidak memeluknya.

            Aku tidak peduli dengan tatapan anak-anak lain.

            "Maafin aku juga ya Rin," ujar Mika.

            "Ku rasa aku seharusnya tidak perlu marah terlalu lama denganmu," lanjut Mika.

            Dari kejauhan Bobby, ku lihat ia mengacungkan jempol padaku. Ikut bahagia misiku berhasil.

            Setelah aku mengucapkan terima kasih pada kelompok dramaku, aku langsung mengajak Mika untuk bicara empat mata di luar aula.

            Aku ingin mengatakan sejujur-jujurnya apa yang terjadi padanya.

            "Mik, maafin aku.. Aku dulu tidak bermaksud mempermalukanmu, atau mungkin ada maksud, tapi aku menyesal, benar-benar menyesal."

            "Aku sudah bertindak keterlaluan," kataku pada Mika.

            "Ya sudah yang sudah biarlah berlalu," ujar Mika dengan senyum termanisnya.

            "Aku hanya iri padamu saat itu Mika, kamu terlihat sangat sempurna."

            "Selain itu.....," mengabaikan ungkapan Mika untuk tidak mengungkit masalah yang lalu itu. 

            "Selain itu apa? Bobby ya?." tebak Mika disusul anggukanku tak mampu menjawab.

            Aku merasa benar-benar malu dan terlihat konyol.

            "Aku awalnya juga tidak terlalu paham kamu suka dengan Bobby, karena sebelum ini kamu selalu memperlihatkan ketidaksukaanmu padanya," jawab Mika.

            "Bahkan aku pun sempat menyukai Bobby," jelas Mika kemudian menundukkan wajahnya.

            "Akan tetapi cepat-cepat aku alihkan perasaanku itu. Siapa yang suka dengan cowok yang baru saja menaksir berat sahabatmu," kata Mika menoleh padaku.

            "Jadi Erin, percayalah padaku aku tidak mencoba merebutnya. Aku hanya terus menjadi lebih baik untuk diriku sendiri dan orang tuaku tanpa ada niatan untuk menarik perhatian laki-laki," jelas dia.

            Mendengar penjelasan Mika, aku merasa makin malu. Aku merasa benar-benar bertingkah kekanakan beberapa waktu lalu.  

            Dia belajar dengan keras untuk dirinya sendiri dan orang tuanya, sedangkan aku belajar keras untuk melampauinya dan demi Bobby kembali padaku.

            "Oh iya soal itu, soal aku tidak mau makan, dulu aku merasa kamu memang sudah mencurigaiku. Aku merasa kecewa saat itu denganmu kenapa kamu justru memperjelasnya di depan anak-anak."

            "Tetapi kamu tidak 100 persen salah, karena aku tidak mencoba jujur dan terbuka padamu," kata Mika.

            Aku yang bingung harus menjawab apa hanya bisa mencoba menggenggam pundak Mika. Ingin kutunjukkan bahwa aku selalu mendukung dirinya.

            "Aku pernah mengalami anoreksia, dulu aku benar-benar takut aku akan di-bully teman-teman karena berat badanku."

            "Aku tak ingin langsung menuduh bahwa anak-anak di sekolah kita akan merundungku juga. Namun, mengingat apa yang mereka lakukan padamu dahulu membuatku takut."

            "Kamu yang dulu sering di-bully karena fisik membuat traumaku kembali muncul. Aku memang sudah bertekat untuk makan dua kali saja, tidak mau makan di sekolah."

            "Tapi melihatmu di-bully di sekolah, membuatku sangat takut. Aku takut mereka juga akan mem-bullyku jika aku kembali gemuk," kata Mika mulai menangis.

            Melihat Mika menangis, secara spontan aku langsung memeluk Mika. Tak terasa, pipiku juga panas karena air mata. 

            Untuk beberapa detik kami saling berpelukan menguatkan.

            "Kamu sempurna Mika, kamu cantik, penampilan seperti apapun tidak akan mengubah kenyataan bahwa kamu adalah Mika yang cantik dan hebat," kataku sambil melepaskan pelukanku.

            "Sekarang kamu enggak usah takut ya Mik, ada aku di sampingmu, aku selalu mendukung kamu," ucapku pada Mika.

            Kemudian, Mika langsung mengelap air matanya dan tersenyum padaku.

            "Setidaknya sekarang kalau aku trauma ada temennya," ucapnya kemudian tertawa.

            Aku yang bingung kenapa Mika tertawa justru membuatku ikut tertawa. Lalu kami pun tertawa keras bersama.

            Setelah kami berhenti tertawa, Mika mengucapkan sesuatu yang membuatku lagi-lagi terheran.

            "Jajan batagor yuk, tapi nanti aku dikit aja, kalau enggak abis, kamu bantuin aku ya," ujar Mika.

            "Hah?," ujarku heran.

            "Gara-gara kamu main ke rumahku itu dulu, kamu bilang ke mereka, orang tuaku manggil psikolog lagi. Psikolog itu rutin tiap minggu membantuku hingga kini aku tidak takut untuk makan."

            "Oh iya psikolognya ganteng jadi aku semangat konsul dan nurut haha," ujar Mika tertawa keras.

            Mau tak mau aku lagi-lagi ikut tertawa.

            "By the way ternyata aku punya sahabat cepu," canda Mika padaku.

            "Ya maap deh lain kali enggak," ujarku

            "Haha canda, ya udah yuk, jajan, abis nangis ketawa laper," kata Mika sambil menarik tangankku.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Story of time
2363      930     2     
Romance
kau dan semua omong kosong tentang cinta adalah alasan untuk ku bertahan. . untuk semua hal yang pernah kita lakukan bersama, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah. . .
Venus & Mars
5928      1548     2     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
6976      1607     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
From Ace Heart Soul
586      353     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Kala Saka Menyapa
12013      2850     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Secret Elegi
4302      1270     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Cinta Pertama Bikin Dilema
4987      1374     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Jelek? Siapa takut!
3422      1470     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...
Under The Moonlight
2163      1080     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Sisi Lain Tentang Cinta
782      439     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.