Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Enam - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Saat aku tiba di depan kantor Prof. Lee, pintu nya terbuka. Aku langsung melihat Prof. Lee duduk di hadapan meja kerjanya, memperhatikan selembar kertas. Aku terdiam sesaat, ragu-ragu harus berbuat apa. Apakah aku harus memanggilnya atau mengetuk daun pintunya yang terbuka? Dan aku memutuskan untuk menunggu sejenak lagi supaya aku dapat melihatnya sedikit lebih lama. Ia masih belum melihatku. Ia mengusap rambutnya dengan jemarinya. Rambutnya sedikit lebih panjang sekarang tapi belum perlu dipotong. Bahkan sebenarnya ia akan terlihat pantas juga dengan rambut yang sedikit lebih gondrong. Aku menggelengkan kepala untuk mengingatkan diriku sendiri bahwa aku datang bukan untuk mengomentari gaya rambut Prof. Lee. Aku sudah hampir mengangkat tangan untuk mengetuk pintu tapi ia mengangkat wajahnya dan melihatku. Ia tidak langsung berdiri tapi senyumnya mengembang lengkap dengan lesung pipitnya. Ia lalu melipat kedua tangannya di hadapannya dan terus duduk sambil memandangiku. Aku tidak dapat bergerak dan tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai-sampai itu membuatku merasa seperti sebuah lukisan atau tanaman dalam pot dan bukan seorang manusia hidup. Aku bahkan tidak bernapas. Kaki-kakiku seolah melekat pada lantai dan pandanganku tertanam pada wajahnya. Aku hanya diam. Tapi yang sesungguhnya, hatiku membuat lompatan-lompatan di dalam sana. Pernahkah kau melihat sebuah film di mana karakternya berdiri di depan sebuah portal yang akan membawanya ke dimensi lain dan si karakter berhenti sejenak di depan portal itu untuk membuat keputusan akhir apakah ia akan masuk atau tidak karena begitu banyak ketidakpastian di sisi lain sana dan juga ada kemungkinan ia tidak akan pernah bisa kembali lagi? Tentu saja aneh bahwa bingkai pintu standar ini mengingatkanku pada adegan seperti itu. Bukankah aku hanya hendak masuk ke sebuah ruang kantor biasa dan akan keluar dari sana tak lama lagi?

              “Apakah kau hanya akan berdiri di sana seperti patung atau akan masuk?” tanyanya. Aku berhasil membuat sebuah senyuman kecil dan melangkah masuk ke dalam kantornya. Prof. Lee berdiri dan dengan gerakan tangannya ia menyuruhku duduk di kursi di hadapan mejanya. Aku mendekat dan baru setelah aku duduk, ia duduk kembali pada kursinya. Ia mengambil secarik kertas selebaran dan meletakkannya di hadapanku. “Baca ini dan beritahu aku apa pendapatmu,” katanya.

              Aku memegang kertas itu di tanganku tapi kata-kata yang tercetak di atasnya berenang-renang di depan mataku seperti ikan-ikan yang mabuk. Aku begitu gugup seolah aku harus mengerjakan sebuah ujian dan hanya punya waktu satu menit untuk belajar. Aku menarik napas panjang dan memaksa diriku untuk berkonsentrasi.  Sulit untuk menenangkan diri saat dipandangi seperti itu tapi akhirnya aku paling tidak bisa menangkap isi selebaran itu.

              “Jadi? Apa pendapatmu?” tanyanya. “Kupikir kau harus ikut,”lanjutnya tanpa membiarkanku menjawab seolah dia sudah memutuskannya untukku.

              “Aku tak tahu. Ini baru semester keduaku jadi aku belum mengambil banyak kelas-kelas bisnis,” kataku.

              “Di sana tertulis bahwa lomba ini untuk mahasiswa tahun pertama dan tidak ada persyaratan pengambilan kelas tertentu jadi harusnya tidak masalah buatmu. Setahuku bentuknya adalah sebuah studi kasus. Kurasa sebaiknya kau mendaftar saja pada situsnya. Setelah bisa log in dan dapat melihat deskripsi projeknya, datanglah lagi supaya kita bisa mendiskusikannya. Begitu, ya?” tanyanya.

              “Akan kupikirkan terlebih dulu,” kataku.

              “Juara pertamanya akan mendapatkan hadiah $2,500, loh!” katanya. Aku hampir saja menjawab bahwa aku tidak butuh uangnya tapi itu akan terdengar sombong atau tidak sopan. Jadi aku hanya mengangguk.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4026      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.