Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Saat aku tiba di depan kantor Prof. Lee, pintu nya terbuka. Aku langsung melihat Prof. Lee duduk di hadapan meja kerjanya, memperhatikan selembar kertas. Aku terdiam sesaat, ragu-ragu harus berbuat apa. Apakah aku harus memanggilnya atau mengetuk daun pintunya yang terbuka? Dan aku memutuskan untuk menunggu sejenak lagi supaya aku dapat melihatnya sedikit lebih lama. Ia masih belum melihatku. Ia mengusap rambutnya dengan jemarinya. Rambutnya sedikit lebih panjang sekarang tapi belum perlu dipotong. Bahkan sebenarnya ia akan terlihat pantas juga dengan rambut yang sedikit lebih gondrong. Aku menggelengkan kepala untuk mengingatkan diriku sendiri bahwa aku datang bukan untuk mengomentari gaya rambut Prof. Lee. Aku sudah hampir mengangkat tangan untuk mengetuk pintu tapi ia mengangkat wajahnya dan melihatku. Ia tidak langsung berdiri tapi senyumnya mengembang lengkap dengan lesung pipitnya. Ia lalu melipat kedua tangannya di hadapannya dan terus duduk sambil memandangiku. Aku tidak dapat bergerak dan tidak dapat mengatakan sepatah katapun sampai-sampai itu membuatku merasa seperti sebuah lukisan atau tanaman dalam pot dan bukan seorang manusia hidup. Aku bahkan tidak bernapas. Kaki-kakiku seolah melekat pada lantai dan pandanganku tertanam pada wajahnya. Aku hanya diam. Tapi yang sesungguhnya, hatiku membuat lompatan-lompatan di dalam sana. Pernahkah kau melihat sebuah film di mana karakternya berdiri di depan sebuah portal yang akan membawanya ke dimensi lain dan si karakter berhenti sejenak di depan portal itu untuk membuat keputusan akhir apakah ia akan masuk atau tidak karena begitu banyak ketidakpastian di sisi lain sana dan juga ada kemungkinan ia tidak akan pernah bisa kembali lagi? Tentu saja aneh bahwa bingkai pintu standar ini mengingatkanku pada adegan seperti itu. Bukankah aku hanya hendak masuk ke sebuah ruang kantor biasa dan akan keluar dari sana tak lama lagi?

              “Apakah kau hanya akan berdiri di sana seperti patung atau akan masuk?” tanyanya. Aku berhasil membuat sebuah senyuman kecil dan melangkah masuk ke dalam kantornya. Prof. Lee berdiri dan dengan gerakan tangannya ia menyuruhku duduk di kursi di hadapan mejanya. Aku mendekat dan baru setelah aku duduk, ia duduk kembali pada kursinya. Ia mengambil secarik kertas selebaran dan meletakkannya di hadapanku. “Baca ini dan beritahu aku apa pendapatmu,” katanya.

              Aku memegang kertas itu di tanganku tapi kata-kata yang tercetak di atasnya berenang-renang di depan mataku seperti ikan-ikan yang mabuk. Aku begitu gugup seolah aku harus mengerjakan sebuah ujian dan hanya punya waktu satu menit untuk belajar. Aku menarik napas panjang dan memaksa diriku untuk berkonsentrasi.  Sulit untuk menenangkan diri saat dipandangi seperti itu tapi akhirnya aku paling tidak bisa menangkap isi selebaran itu.

              “Jadi? Apa pendapatmu?” tanyanya. “Kupikir kau harus ikut,”lanjutnya tanpa membiarkanku menjawab seolah dia sudah memutuskannya untukku.

              “Aku tak tahu. Ini baru semester keduaku jadi aku belum mengambil banyak kelas-kelas bisnis,” kataku.

              “Di sana tertulis bahwa lomba ini untuk mahasiswa tahun pertama dan tidak ada persyaratan pengambilan kelas tertentu jadi harusnya tidak masalah buatmu. Setahuku bentuknya adalah sebuah studi kasus. Kurasa sebaiknya kau mendaftar saja pada situsnya. Setelah bisa log in dan dapat melihat deskripsi projeknya, datanglah lagi supaya kita bisa mendiskusikannya. Begitu, ya?” tanyanya.

              “Akan kupikirkan terlebih dulu,” kataku.

              “Juara pertamanya akan mendapatkan hadiah $2,500, loh!” katanya. Aku hampir saja menjawab bahwa aku tidak butuh uangnya tapi itu akan terdengar sombong atau tidak sopan. Jadi aku hanya mengangguk.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
KEPINGAN KATA
536      342     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Te Amo
458      313     4     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
My Perfect Stranger
9174      3394     2     
Romance
Eleanor dan Cedric terpaksa menjalin hubungan kontrak selama dua bulan dikarenakan skandal aneh mengenai hubungan satu malam mereka di hari Valentine. Mereka mencurigai pelaku yang menyebarkan gosip itu adalah penguntit yang mengincar mereka semenjak masih remaja, meski mereka tidak memiliki hubungan apa pun sejak dulu. Sebelum insiden itu terjadi, Eleanor mengunjungi sebuah toko buku misteri...
Cinta Butuh Jera
1842      1126     1     
Romance
Jika kau mencintai seseorang, pastikan tidak ada orang lain yang mencintainya selain dirimu. Karena bisa saja itu membuat malapetaka bagi hidupmu. Hal tersebut yang dialami oleh Anissa dan Galih. Undangan sudah tersebar, WO sudah di booking, namun seketika berubah menjadi situasi tak terkendali. Anissa terpaksa menghapus cita-citanya menjadi pengantin dan menghilang dari kehidupan Galih. Sementa...
Blue Island
153      128     1     
Fantasy
Sebuah pulau yang menyimpan banyak rahasia hanya diketahui oleh beberapa kalangan, termasuk ras langka yang bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu. Pulau itu disebut Blue Island, pulau yang sangat asri karena lautan dan tumbuhan yang hidup di sana. Rahasia pulau itu akan bisa diungkapkan oleh dua manusia Bumi yang sudah diramalkan sejak 200 tahun silam dengan cara mengumpulkan tujuh stoples...
Meta(for)Mosis
11329      2361     4     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...
Unlosing You
484      337     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
Ikhlas Berbuah Cinta
1423      910     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Gray November
3841      1319     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Syahadat & Seoul
345      239     2     
Romance
Lee Jeno, mencintaimu adalah larangan bagiku, dan aku sudah melanggar larangan itu, patut semesta menghukumku ... Diantara banyak hati yang ia ciptakan kenapa ada namamu diantara butiran tasbihku, dirimu yang tak seiman denganku ...