###Bab 2 ( START) ###
Baru kali ini Anna bertemu pelanggan seperti ini. Terlepas dari Christopher adalah satu-satunya anggota kerajaan yang pertama kali datang ke kedai Anna, dia adalah pelangan yang mampu menghasilkan bintang, yaitu roh kudus tertinggi.
“Yinni tidak menjelaskan bahwa aku juga bisa menarik roh kudus, sebenarnya ada apa ini, aku harus berbicara dengan Yinni secepat mungkin!” teriak Anna di dalam hati sambil melototi Christopher dengan serius
“Nona, jangan terlalu menatapku serius. Bola matamu akan terjatuh kalau Nona seperti itu terus,” ucap Christopher sambil menata kepala sendok-garpunya ke arah timur dan bawahnya ke arah barat, ini adalah etika meja khas kerajaan yang menandakan masakan yang dimakan mereka itu sempurna.
Anna sempat tersenyum melihat masakannya dipuji melalui tata krama yang indah tetapi Anna tetap tidak suka dengan kedatangan Christopher.
“Jika tuan sudah menyelesaikan makanan tuan, silahkan lekas pergi dari tempat ini,” ucap Anna sambil mengambil piring Christopher. Anna berusaha untuk menghindari tatapan Christopher yang seakan mengawasi Anna.
“Nona, mengapa engkau menghindar?” tanya Christopher yang masih duduk di bangkunya.
“Tuan, tidak ada gunanya bagi saya untuk terlibat dengan politik kerajaan, tolong mengertilah dan cepatlah pergi karena sepertinya saya akan menutup kedai ini lebih awal berkat seseorang,” ucap Anna ketus sambil menyuci peralatan dapurnya dengan badan membelakangi Christopher.
“Saya senang bisa menjadi berkat bagimu, Nona,” ucap Christopher dengan nada yang lembut.
Ucapan itu membuat Anna semakin kesal hingga dia membalikan badannya, “Ini bukan pujian, Tuan!”
Christopher tertawa melihat tingkah Anna yang mengemaskan. Melihat senyum indah itu tentu mata Anna terpikat seakan mencatat lalu mengirimnya ke otak. Rambut kuning itu sangat cocok disinari cahaya oranye. Perasaan ingin memiliki senyum itu pun muncul. Anna pun ikut tertawa dengan Christopher.
“Akhirnya Nona bisa tersenyum seperti itu,” ucap Christopher tersenyum.
“Terima kasih atas pujiannya, Tuan. Silahkan pergi,” ucap Anna dengan wajah lembut meskipun perkataanya cukup kasar.
Christopher berdiri dari kursinya, “Kalau begitu, aku akan kembali lagi besok. Jaga dirimu, Nona,” ucap Christopher lalu dia membalikan badannya dan menghilang dari pandangan Anna.
Anna membalikkan badannya lalu segera menutup kedainya, dia membalikan kursi-kursi ke dalam, menyusun peralatan dapurnya. Setelah dapurnya bersih, dia mengunci kedainya dari luar.
Anna bergegas ke ke kuil dewa. Disitu dia mlihat berbagai macam makluk sedang berdoa melalui patung dewa, ada pria kaum iblis, ada kesatria, ada bandit, dan masih banyak lagi.
Anna melihat ke arah wajah patung dewa tersebut. Sesungguhnya ada satu cara lagi untuk berbicara dengan Yinni yaitu dengan berdoa melalui patung dewa. Hal ini belum pernah dicoba oleh Anna tetapi akhirnya tiba harinya dia harus mencoba ritual ini karena Anna tidak sabar menunggu bulan.
“Yinni, ini aku Anna,” ucap Anna dalam hati sambil membayangkan bintang, wujud asli dari Yinni. Akhirnya Yinni mau berbicara dengan Anna melalui bayangan tersebut.
“Ada apa, Anna?”
“Bukankah aku butuh penjelasan mengenai siapa sebenarnya pangeran Fuerst itu?”
“Ah dia…akhirnya datang ya,” ucap Yinni dengan nada penuh keresahan sambil memalingkan wajahnya dari Anna.
“Yinni…katakan yang sebenarnya padaku! Aku tidak bisa terus-terusan menghindar seperti ini, siapa dia?” tanya Anna dengan wajah tidak keruan.
“Anna, tugasmu menangkap iblis sudah selesai. Tugasmu sekarang adalah menyatukan tokoh utama cerita ini”.
“Apa maksudnya itu? Siapa tokoh utama? Apa cerita ini?” Anna bertanya secara berturut-turut dengan nada panik.
“Dengar baik-baik Anna. Ini adalah dunia novel Fanatizing You, kau bukanlah tokoh utamanya di cerita itu melainkan hanya tukang masak”.
"Dunia novel? Apakah kau mendengar dirimu sendiri saat ini? kau terdengar aneh, Yinni".
"Tidak, Anna. Ini semua memang takdir dari dunia ini, kau hanyalah seorang tukang masak".
Anna terdiam memproses perkataan Yinni. Sungguh tidak masuk akal Yinni baru mengatakan itu setelah Anna menjalani kehidupannya dua bulan.
"Tunggu...jika dipikir-pikir kenapa memoriku hanya tentang dua bulan ini ya?" ucap Anna kaget, Anna melihat Yinni dengan ketakutan.
"Ada apa denganmu? Sudah kubilang semua ini adalah dunia novel," ucap Yinni sambil melipat tangannya.
"Mengapa aku ada di dunia novel? mengapa memoriku tentang dunia di luar novel sama sekali tidak ada?" tanya Anna.
"Tentu saja karena kau terlahir kembali, kau sudah mati di dunia lain, Anna. Soal mengapa harus novel ini, aku tidak bisa menjawabnya tetapi Orang yang terlahir kembali hampir tidak bisa mengingat memori masa lalunya".
Anna kembali memproses informasi itu, dia masih kebingungan apakah dia harus percaya dengan perkataan Yinni karena semuanya terasa seperti diprogram. Jika dia menerima informasi ini dia akan dibodohi lagi dan melakukan hal yang sia-sia. Semua pikiran itu akhirnya menuju suatu kesimpulan.
Dewa tidak bisa mengendalikan Anna sepenuhnya seperti robot. Dewa memberikan kebebasan.
Hal itu disimpan Anna dengan baik tanpa memberitahu Yinni bahwa dia sekarang tau cara menghadapi dewa. Anna kembali bersikap tenang.
“Ok, katakanlah Lalu siapa tokoh utama itu?” ucap Anna dengan wajah yang tenang.
“Kau telah bertemu dengannya hari ini. Christopher Fuerst, matahari muda kota Fuerst sebagai pemeran utama laki-lakinya, tokoh utama perempuannya adalah Vanniette Avicenna, perempuan suci yang terkenal akan kecantikannya di Avicenna”.
“Apa? Bukannya Avicenna sudah menjalani pernikahan politik dengan keluarga Fuerst?”
“Justru karena itu,” Yinni menggeleng-geleng kepalanya.
“Cepat katakan!”
“Meskipun dia suci tetapi Vanni memiliki obsesi terhadap Christopher. Pernikahan Avicenna dengan keluarga Fuerst sudah terjadi 10 tahun yang lalu tetapi tidak ada larangan bahwa itu bisa terjadi untuk kedua kalinya. Tidak ada yang bisa mencegah cinta jika sudah sering bertemu, apalagi mereka teman sejak kecil”
“Hah...aku tidak peduli bagaimana nona Avicenna itu menyukai pangeran sombong itu. Katakan saja bagaimana caraku menyatukan mereka kalau aku hanya tukang masak?!”
“Soal itu…itu juga misimu, aku sudahi ya,” bayangan Yinni menghilang, Anna bangun dan segera keluar dari kuil dewa tersebut dengan wajah penuh kemurkaan.
"Sudah gila ya?! Ughh! semuanya jadi berantakan begini karena pangeran sombong itu! lihat saja nanti!" ucap Anna dalam hati. Anna berjalan ke pintu kuil dewa tetapi Anna tersandung oleh bebatuan di kuil tersebut. Ketika hendak berdiri, Anna melihat wanita berambut orange kembang seperti putri duyung, bermata biru, wajah yang kemerahan yang memancarkan keimutan seorang gadis.
“Nona, kau tidak apa-apa?” tanya wanita itu dengan suara selembut harpa.
Anna mencoba bangun, semakin dilihat wanita itu semakin cantik, tanpa di observasi pun semua orang tau kalau gadis ini adalah gadis suci. Pakaiannya memang mewah tetapi sangat tertutup, warnanya putih.
"Apakah dia Vanniette Avicenna?" tanya Anna dalam hati sambil melihat wanita itu. Anna tidak suka bertanya-tanya dan berasumsi sendiri, maka dia lansung mengkonfirmasikannya kepada nona tersebut.
“Maaf telah membuatmu khawatir, Nona. Bisakah aku mengetahui nama Nona?” tanya Anna kepada nona tersebut.
Vanniette sempat bingung pada Anna. Anna memandangi Vanniette dengan mata berkobar seolah sebentar lagi akan ada perang, wajah bintik Anna membuat Vanniette tidak takut, dia menjawab Anna karena iba dan harus berperan sebagai wanita suci.
“Saya Vanniette Avicenna, calon ratu kota Fuerst, hehe,” jawab wanita itu dengan senyum, wanita itu menatap Anna dengan wajah penasaran.
“Oh..aku—” Ketika hendak menjawab, perkataanya dipotong oleh pelayan Vanniette.
“Nona, ayo bergegas ke kastil Fuerst. Pangeran telah menunggu kita,” ucap pelayan Vanniette itu tetapi tatapan mata pelayan tersebut sangat tidak menyenangkan seolah berkata bahwa Anna tidak selevel dengan Vanniette.
“Ok, kalau begitu, saya undur diri duluan, Nona. Sampai berjumpa lagi, ya, “ ucap Vanniette sambil membalikan badannya lalu pergi bersama pelayannya.
“Hah…sekarang aku sudah bertemu dengan karakter utamanya…,” ucap Anna di dalam hati sambil memegang kepalanya berharap ini semua hanya omong kosong.
Anna kembali melihat patung dewa. Anna bingung melaksanakan misi barunya kali ini karena Yinni hanya pergi begitu saja, dia melihat sekeliling berharap menemukan jawabannya.
“Nona, apa kau baik-baik saja? kau terlihat kebingungan,” tanya pria dengan wajah menyeramkan. Pria itu memiliki tanduk dan sayap iblis. Aneh sekali kaum iblis bisa percaya dengan dewa.
“Apa kau lapar?” tanya Anna kepada pria itu sambil menatap pria itu dengan penuh keseriusan.
“Ahh..umm..betul sih aku lapar tetapi nona sepertinya lebih butuh makanan daripada aku,” jawab pria itu dengan nada khawatir meskipun wajahnya menyeramkan. Pria itu mengulurkan tangan kepada Anna untuk membantu Anna berdiri.
Pria ini sebenarnya siapa? Iblis atau malaikat? Memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini saja sudah cukup memusingkan Anna karena sekarang pekerjaanya yang dulu menangkap iblis malah menjadi mak comblang peran utama dunia ini.
Anna mengulurkan tanganya menjawab bantuan dari pria tersebut, Anna bertanya, “Tuan iblis, bisakah aku mengetahui namamu?”
“A-aku? Umm…aku Vos Deuse” jawab pria itu kikuk. Wajah menyeramkan pria itu bila dilihat lagi sebenarnya cukup mengemaskan. Meski dia dari kaum iblis tetapi jalannya tidak tegap seperti pria, dia juga berhati malaikat. Sungguh sebenarnya apa yang terjadi di dalam dunia ini sangat tidak dimengerti.
Melihat kontrasnya penampilan dengan sifat Vos, Anna tersenyum dan berkata, “Baik, Vos. Ayo kita ke kedaiku,” Anna menarik tangan Vos, mereka berjalan hingga akhirnya sampai ke kedai Anna.
“Tunggu sebentarr! Aku bahkan tidak mengenalmu! Siapa dirimu?” tanya Vos berusaha menghentikan Anna yang menariknya ke dalam kedainya.
“Ah…maaf, aku terbawa emosi…namaku Anna Blau, aku pemilik kedai makanan ini. Mari kita berbicara di dalam, Vos” jawab Anna dengan mata penuh kerisauan.
Vos merasa tidak enak melihat mata itu sehingga dia menuruti Anna. Setelah masuk ke dalam kedai Anna, dia melihat dapur Anna yang rapi, semuanya tertata rapi, aroma kedai ini sangat khas dengan tomat.
"Dapur anda wangi sekali, Nona" puji Vos kepada Anna sambil melihat sekeliling dapur Anna.
Akhirnya mereka berdua duduk saling berhadapan dengan meja sebagai penghalangnya. Anna menyediakan 2 gelas teh ke meja mereka akan bercerita lalu dia juga mengambil botol yang hitam dan botol berisi bintang.
“Vos, menurutmu apa ini?” tanya Anna sambil menunjukkan botol hitam dan botol berisi bintang.
“Umm…yang sebelah kiri itu iblis tingkat rendah lalu di sebelah kanan…," Vos terkejut melihat botol berisi bintang itu dan berdiri ketakutan.
"Bagaimana bisa kau memiliki roh kudus tingkat tinggi?! Siapa kau sebenarnya?! Apa kau ingin menangkapku?! Tolong maafkan aku!” sahut Vos membungkuk sampai tanah di samping Anna yang sedang terduduk.
“Hah…Vos…aku hanya gadis biasa. Iya, betul dulu aku seorang penangkap roh iblis kecil tetapi sekarang aku sudah tidak bisa lagi. Aku ingin kita bekerja sama,” ucap Anna dengan nada seperti penguasa dari Vos.
Vos melihat Anna dengan ketakutan tetapi setelah melihat botol berisi bintang itu, Vos semakin bingung dengan pernyataan Anna.
“Katamu kau penangkap roh iblis kecil tetapi kenapa kau bisa menangkap roh kudus?” tanya Vos sambil memegang botol berisikan bintang itu.
“Aku tau kau bingung. Dengar…aku sendiri tidak tau bagaimana ini bisa terjadi tetapi kau harus membantuku untuk menyatukan Vanniette dengan Christopher,” ucap Anna kepada Vos yang asyik memandangi botol berisikan bintang itu.
“Vanniette dan Christopher...?” tanya Vos kebingungan.
"Huft...Matahari muda kota Fuerst, Christopher Fuerst dengan calon pengantinnya, Vanniette Avicenna, wanita suci yang terkenal akan kecantikannya dari kota Avicenna," jawab Anna.
"HAHHHH???!!!" Vos terkejut mendengar jawaban Anna, "Bagaimana bisa aku menyatukan orang-orang yang dipenuhi berkat dewa itu?!" sahut Vos kepada Anna.
"Vos...aku juga diberkati Tuhan....," jawab Anna kepada Vos. Seharusnya orang yang diberkati dewa merasa bahagia tetapi tidak dengan Anna.
"Hmm...melihat kau bisa menangkap roh kudus, aku percaya padamu, lalu kenapa wajahmu risau begitu?" tanya Vos kepada Anna dengan wajah khawatir.
"Masalahnya dewa sendiri sepertinya tidak mau memberiku petunjuk, aku juga tidak tau harus bercerita kepada siapa dan meminta tolong kepada siapa..ksatria? tidak mungkin ini masuk akal mereka," jawab Anna dengan wajah tertunduk dan nada yang frustasi.
"Wahhhh! sekarang menjadi cupid?!" ucap Vos dengan mata berbinar-binar seakan dia takjub dengan pekerjaan Anna.
"Cupid...ya boleh dibilang begitu...harusnya dewa memberikanku panah tetapi aku harus berusaha sendiri," ucap Anna sambil menahan kepalanya dengan tangan di meja. Wajah Anna sangat menampakan pikirannya sedang kalut sekarang.
Vos bingung menghibur Anna tetapi kemudian dia bertanya, "Aku merasa mereka berdua adalah orang yang diberkati dewa, tanpa kau berbuat apapun sepertinya akan baik-baik saja".
“Kalau begitu mengapa dewa memberiku tugas ini? sepertinya aku bisa menemukan jawabannya jika aku melakukan misi kali ini” ucap Anna dengan wajah penuh frustasi.
“Kau cukup bekerja sebagai koki di kastil Fuerst, kan?” ucap Vos dengan mudah tetapi memang seharusnya itulah jawabannya.
"Iya, ya? sepertinya itu satu-satunya cara..."
Anna ingat mata pelayan Vanniette yang memandangnya rendah itu, tiba-tiba Anna teringat pada suatu memori, warnanya hitam putih dan blur tetapi yang jelas disitu adalah tatapan yang sama kepada Anna, tatapan yang memandang rendah Anna.
“Apa itu memori masa lalu?” tanya Anna dalam hati sambil memegang kepalanya karena memori itu membuat kepalanya seperti korslet.
"Anna! ini gawat!" seru suara dari botol kaca berisi bintang.
###BAB 2 (SELESAI) ###