Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm not the main character afterall!
MENU
About Us  

##START##

Anna. Itulah nama gadis berambut pendek coklat. Setiap hari pasti Anna mengenakan baju yang sama yaitu dress berwarna biru dengan apron berwarna putih. Hari ini pun ketika matahari menyapa kota Fuerst, Anna membuka kedai makanannya. Penampilan kedai makanannya cukup sederhana, dinding tokonya terbuat dari kayu.

Kedai Anna tidak melayani pelanggan makan di dalam tokonya sehingga pelanggan harus duduk di bar kedainya di luar ruangan. Dari bar tersebut pelanggan bisa melihat bagian dalam dapur Anna karena Anna melayani pelanggan melalui jendela besar, jendelanya sudah dibuka Anna ke atas dan ditahan dengan kayu, jendela kayu itu juga digunakan sebagai tempat teduh bagi para pelanggan.

Makanannya terkenal enak, bahkan pernah suatu hari orang-orang berebut untuk duduk di kedai Anna karena kedainya hanya menyediakan lima kursi.

Hari ini kedai Anna kedatangan lima pelanggan pertama. Di bagian kiri terdapat lelaki berbaju besi, sering disebut kesatria. Disampingnya terdapat sekumpulan lelaki berderet dengan penampilan yang menakutkan, siapapun bisa melihat luka di badan mereka. Mereka juga memakai eye patch, bandana berwarna merah, dan kaos ugal-ugalan ala bandit.

Anna sempat khawatir dengan kombinasi pelanggan ini karena tugas kesatria adalah menangkap bandit. Kekhawatiran itu tumbang setelah kesatria itu mulai berbicara.

“Anna! satu porsi chicken katsu lagi!” perintah kesatria itu dengan wajah seperti orang mabuk. Anna mengambil mangkuk kesatria itu lalu menaruh nasi dan ayam ke dalam mangkuknya, setelah itu, Anna menaruhnya kembali ke depan kesatria itu.

“Hey, Nona, aku juga mau satu porsi lagi,” ucap bandit itu dengan wajah yang sama, orang mabuk. Anna menyengir kecil sambil menaruh nasi dan ayam ke dalam mangkuknya lalu menghidangkannya lagi ke bandit disebelah kesatria itu.

Anna memang gadis yang tidak banyak bicara, sepertinya sifat itulah yang membuat banyak pelanggan suka makan di kedainya. Pelanggan silih berganti datang dan pergi sampai matahari berganti tempat dengan bulan, Anna melayani pelanggan terakhir lalu segera menutup tokonya. Bukan karena Anna mau cepat beristirahat dan menikmati langit malam kota Fuerst yang terkenal dengan keindahannya, tetapi karena hanya di waktu seperti inilah orang yang ditunggu Anna mau berbicara dengan Anna.

“Hey, Yinni, kau mendengarku?” tanya Anna sambil menatap bintang di langit. Dari keranjang buah Anna terdengar suara kesrek menandakan seseorang berada disana. Anna melihat ke dalam keranjang buah itu dan betul saja buah tomatnya memiliki wajah dan bisa berbicara.

“Hahaha, hari ini jadi tomat ya?” tawa Anna melihat tomat berbicara itu. Tomat itu adalah Yinni, asisten pribadi dewa Hades untuk menjaga Anna. Wujud asli dari Yinni adalah bintang. Jika ingin memanggil Yinni, Anna harus melihat bintang manapun di langit dan memanggil nama Yinni.

Tidak semua orang di kota Fuerst didampingi dewa. Cara membedakan orang yang didampingi dewa, orang biasa, dan orang jahat sangat mudah bagi Anna. Siapapun yang tidak makan masakan Anna berarti dia didampingi dewa. Untuk kasus orang biasa, mereka hanya akan makan satu porsi saja, jika lebih dari satu porsi berarti mereka terkena iblis hawa nafsu dan tugas Anna adalah mengambil iblis tersebut. Efek samping dari iblis itu diambil bukan negatif melainkan positif, salah satu contohnya seperti bandit nakal menjadi orang baik. Itulah kekuatan spesial Anna yang hanya diketahui dewa dan Anna.

Hal ini tidak semena-mena diketahui Anna dengan sendirinya, Yinni yang memandu Anna dalam mengerjakan tugasnya selama ini. Tentang hal yang harus dilakukannya dan tidak dilakukannya. Yinni juga yang menjelaskan bahwa tugas Anna adalah menangkap iblis.

“Mumpung besok menu utamamu akan memakai tomat lebih banyak, aku menyindirmu dengan ini, wahai koki cilik!” ejek Yinni terhadap tawa Anna yang sebenarnya bermaksud baik.

Anna tertawa melihat sifat Yinni yang mampu membalas ejekannya. Yinni masih melihat Anna dengan tatapan serius seolah ingin mengatakan sesuatu.

“Ada apa, Yinni? Apakah dewa sedang punya masalah hari ini?” tanya Anna dengan wajah kebingungan melihat tatapan Yinni.

Dari awal pertemuan mereka, Yinni selalu memiliki wajah yang penuh kekhawatiran kepada Anna. Wajah itu seakan ingin meledakan sesuatu yang disembunyikan tetapi Anna berpura-pura bodoh melihat wajah itu. Kali ini Yinni cukup lama memasang wajah itu.

“Hah….sudahlah, sepertinya belum saatnya,” keluh Yinni sambil memalingkan wajahnya. Anna yang awalnya kebingungan semakin kebingungan tetapi Anna juga hanya bisa menghela nafas, selama ini Anna hanya berpura-pura bodoh tetapi akhirnya Anna berani menanyakan maksud dari wajah Yinni itu.

“Apa hanya itu yang ingin kau katakan?” tanya Anna sambil kembali menyusun peralatan dapur dan membersihkan kedainya.

“Anna, berhati-hatilah dengan pria yang didampingi dewa,” ucap Yinni sambil ikut menyusun buah-buahan ke lemari Anna. Nada bicara Yinni daritadi sangat tidak menyenangkan, ini sangat berbeda dari Yinni biasanya yang menahan dirinya.

Anna mulai terusik dengan perkataan Yinni. Anna tetap bersikap seolah acuh akan sikap Yinni dengan tetap menyapu lantai kedainya sambil mengajukan pertanyaan, “Bukankah orang yang didampingi dewa sungkan untuk makan di kedaiku? Kalau begitu, apa yang harus aku khawatirkan?”.

Yinni mulai berkeringat dingin mendengar pertanyaan Anna, dia juga tetap menjaga sikapnya agar tidak terlihat menyembunyikan sesuatu tetapi orang yang dibicarakannya ini sama spesialnya seperti Anna sehingga masalah ini mau tidak mau harus dihindari, “Besok kamu jangan menambah porsi ke siapapun”.

Anna sangat kebingungan dengan perkataan Yinni itu karena tugasnya selama ini untuk menangkap iblis. Jika tidak ada yang menambah porsi makanannya, maka Anna tidak bisa menangkap iblis tersebut, “Kenapa? Coba kamu jelaskan pelan-pelan. Selama ini aku melakukan pekerjaan ini dengan baik lalu dimana masalahnya?”.

Yinni mengernyitkan dahinya, dia menduga Anna akan mempertanyakan perintahnya tetapi Yinni sendiripun tidak berdaya menjelaskannya, “Dia itu masalahnya”.

Anna menatap mata Yinni dengn wajah cemas. Anna betul-betul tidak bisa menahan pertanyaanya kali ini karena sudah dua bulan lamanya dia menahan dirinya, “Apa maksudnya itu?!”.

Yinni lansung menghilang sekejap, dia bahkan tidak mengucapkan permisi sebelum pergi. Hal ini membuat Anna murka, Anna melempar tomat ke bawah lantai lalu menginjak-nginjaknya. Dia kesal melihat Yinni yang pergi sesuka hati terutama tidak menjawab pertanyaanya.

Kemurkaanya tidak lama, hanya sekitar sepuluh menit lamanya lalu Anna naik ke lantai dua kedainya lalu tertidur setelah terlalu lama memusingkan dirinya dengan masalah tadi.

Besok paginya ketika jam menyentuh angka empat, Anna berbelanja bumbu masakan yang terletak di sebelah kedainya. Sesampainya di kedai, Anna meletakkan bumbunya di meja dapur lalu pergi ke perkarangan kedainya di belakang karena disitulah tempat sayuran dan bebuahannya tumbuh. Mereka tumbuh dengan sendirinya tanpa dirawat, Anna yakin hal ini terjadi karena dewa mendampinginya. Anna memetik sayuran dan bebuahan tersebut lalu bersiap untuk membuka tokonya lagi.

Setelah menyiapkan kursi, Anna memotong-motong buah-buahan tersebut sambil menunggu pelanggan berdatangan ke kedainya.

Seorang pria berambut kuning dengan pakaian mewah bak kerajaan menghampiri kedainya, “Apa betul ini kedai Anna yang terkenal?”

Anna tidak pernah dengar suara pria ini, suaranya merdu bagaikan nyanyian surgawi. Anna masih belum selesai dengan potongan buahnya tetapi suara pria itu mampu memancing rasa penasaran Anna. Ketika Anna menatap ke arah bar tokonya, dia menemui lelaki indah. Keindahannya tidak bisa dibandingkan dengan patung dewa manapun seakan dia adalah dewa itu sendiri.

“Apa yang dilakukan lelaki seperti ini di kedaiku” tanya Anna di dalam hati, tetapi Anna tetap bersikap ramah sambil tersenyum, Anna bertanya, “Apa yang engkau inginkan, tuan?”.

“Kau pasti bertanya apa yang dilakukan lelaki tampan sepertiku lakukan di kedai kecil ini,” ucap lelaki tampan itu sambil menyengir kecil.

Anna syok mendengar ucapan lelaki itu, “Ok, stop tentang keindahannya, sepertinya iblis kali ini harus aku tangkap dengan baik,” katanya dalam hati.

Sambil tetap tersenyum, Anna melayani lelaki itu sambil berkata, “Menu utama saya hari ini adalah salad buah,” di saat yang bersamaan Anna berkata dalam hatinya, “Buah-buahan terlalu pantas untuk menangkap iblis bodoh ini”.

“Ok, salad buah kalau begitu,” ucap lelaki itu terhadap Anna dengan mata yang menantang.

“Baik, Tuan. Harap menunggu,” Anna menyediakan piringnya lalu menyusun buah-buahan ke piring tersebut dengan rapi.

“Salad buah anda sudah jadi, Tuan,” ucap Anna dengan wajah senyum yang terpaksa sambil meletakkan piring tersebut ke hadapan pria itu.

“Sepertinya kau tidak tau siapa aku makanya kau daritadi seperti menahan amarahmu,” ucap pria tersebut dengan wajah lembut seakan menyiratkan sindiran sambil menancapkan garpu yang sudah tersedia ke salah buah tersebut.

Dengan wajah menahan amarah, Anna bertanya dengan senyum, “Memangnya anda siap—“.

Sekumpulan kesatria berdatangan. Ketika mereka melihat pria tersebut, semuanya menunduk dan berseru, “Salam kepada matahari muda kota Fuerst”.

Melihat para kesatria itu, Anna terkejut dan berkata dalam hatinya, “Matahari kota Fuerst? Apa jangan-jangan pangeran Christopher Fuerst, anak tunggal dari kerajaan Fuerst yang menguasai kota ini?!”

Kota Fuerst. Nama kota ini diciptakan oleh leluhur keluarga Fuerst. Pada zaman dahulu hanya kota Avicenna yang mendominasi seluruh wilayah, wilayah terkenal akan kemiskinannya. Seorang pria berambut kuning dengan marga Fuerst dari kaum bangsawan berbelas kasih kepada wilayah itu sehingga dia meminta kepada raja Avicenna untuk menugaskan dirinya ke kota terpencil ini. Lama kelamaan kota ini mampu bertumbuh dengan hasil pertaniannya yang bagus, tanahnya juga semakin bagus, dan bahkan sepertinya didampingi dewa langit karena memiliki langit malam yang sangat indah hingga raja Avicenna mengapresiasi pria Fuerst itu dengan menjadikannya raja dan memberi nama wilayah itu dengan kota Fuerst.

Begitulah sejarah kota Fuerst. Seringkali kerajaan ini juga disebut matahari bagi kota Fuerst karena mereka adalah terang didalam kekelaman kota Fuerst. Jika pria berambut kuning menyebalkan ini adalah matahari muda, berarti pria ini adalah anak dari matahari.

“Sekarang kau mengenalku kan, Nona?” tanya pangeran itu kepada Anna. Seakan mencoba untuk mengendalikan Anna. Entah apa yang membawa pria ini ke kedai Anna tetapi fakta dia seorang pangeran sama sekali tidak mengubah sifat Anna.

“Hey, kalian mau terus menunduk disitu?” tanya Anna dengan wajah bengis ke para kesatria yang menunduk itu.

Kesatria paling depan menunduk sambil berkata, “Nyonya, dia adalah calon raja masa depan. Tidak sopan bagi kami untuk duduk disampingnya”.

“Oh ya? Kalau begitu minggirlah karena sepertinya pelanggan yang lain terganggu dengan kalian,” setelah Anna berkata itu, para pelanggan yang lain pun juga ragu untuk duduk.

“Hah…yang betul saja…,” keluh Anna menatap Christopher yang duduk sendirian di barnya ini yang dengan santainya tetap menyantap salad buahnya.

“Ahaha, tidak biasanya nona Anna seribut ini, biasanya kau hanya boneka yang kerjanya memasak” sindir Christopher sambil memakan salad buahnya. Memang betul. Ini tidak seperti Anna biasanya yang selalu diam dan memasak, Anna malah tidak bisa diam jika berada di sekitar pangeran ini.

“Kau tidak melihat orang terganggu karenamu? Kalau begitu cepat siapkan makananmu, wahai tuan muda,” ucap Anna tersenyum dengan nada mensiatkan sindiran.

“Bukan aku yang menganggu mereka, kenapa mereka harus terganggu. Tambahkan punyaku satu porsi lagi”, ucap Christopher dengan wajah tampannya seakan dia sombong telah terlahir dengan wajah itu.

Para kesatria berdiri lalu menundukkan badan, “Kalau begitu tuan, kami izin mengundurkan diri,” para kesatria itu pergi perlahan, begitu juga dengan para pelanggan yang mengantri di belakangnya. Sekarang hanya Christopher yang duduk di hadapan Anna.

"Nona, tolong tambahkan punya," ucap Christopher dengan senyum.

“Ohohoho, tentu saja akan kutambah,” Anna menata kembali sayuran dan buahan yang telah dipotongnya ke piring tersebut lalu menghidangkannya kembali ke hadapan pangeran itu dengan wajah senyum penuh emosi.

Christopher memakannya sampai habis, “Tambah lagi”.

“Lagi”

“Lagi!”

Anna sangat kerepotan dengan pelanggan satu ini, biasanya orang jahat pun tidak akan pesan lebih dari 3 kali tetapi pria ini seakan berkata seratus iblis berada di dalam dirinya. Tetapi Anna tidak tau bahwa dia sudah melanggar perintah dewa untuk tidak memberikan porsi tambahan ke siapapun.

Selama menunggu pangeran Christopher makan, Anna mencoba menarik iblis dari setiap piring yang dipesannya, tak disangka bukannya iblis melainkan bintang yang keluar. Anna melihat kembali ke arah Christopher karena baru kali ini dia menembukan piring berisi bintang.

“Kenapa kau menatapku, Nona? Apa aku menarik perhatianmu?” tanya Christopher dengan wajah tampannya sambil tersenyum.

“Siapa sebenarnya pangeran ini?!” tanya Anna didalam hati sambil melihat Christopher dengan keraguan.

##(Bab 1)##

Update setiap jam 9 pagi.

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Potongan kertas
923      481     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Play Me Your Love Song
4685      1617     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9521      2111     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Mr.Cool I Love You
135      119     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
7653      2529     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Listen To My HeartBeat
583      354     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Hello, Kapten!
1480      739     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Dunia Alen
5744      1681     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Jelita's Brownies
4238      1615     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Let's See!!
2274      968     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."