Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asoy Geboy
MENU
About Us  

Hari berganti minggu, belum ada kabar baru dari Geboy. Anak-anak Geng Senter masih bergantian jaga, termasuk Komal yang enggak pernah absen sama sekali. Tapi, khusus hari ini, mereka semua kompak pamit ke sang ketua untuk mengantar Randu, sesama anggota yang kini mewakili sekolahnya ke Lomba Kompetensi Siswa Kategori Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor.

Seharusnya, Geboy juga ikut bersaing.

Komal pun mendengkus. Ia lalu tersenyum tipis pada jagoan baru Pak Bonang yang izin masuk dan meminta dukungan. Mungkin pikirnya ia sedang ikhlas meluangkan waktu untuk menyoraki haha-hihi dari luar. Padahal, Komal hanya mau menghantui Randu yang sudah lama kabur sejak di rumah sakit saat itu.

"Lo lihat tampangnya tadi, nggak? Kayak zombie."

"Iya. Susah tidur kali. Mikirin ini."

"Positif thinking amat lo. Suuzon dong sekali-sekali. Dia pasti parno karena Boy belum sadar sampai sekarang, apalagi kemarin sempet kritis lagi. Bisa-bisa Randu dipenjarain atas percobaan pembunuhan. Untung Om Abi nggak memperpanjang masalah."

"Lagian emang belum tentu dia pelakunya, kan."

"Siapa lagi? Emang lo pernah lihat Boy punya musuh selain Randu? Anak geng sebelah aja segan."

"Iya, sih. Tapi buktinya nggak cukup."

"Itu dia sayangnya."

Komal mendengarkan percakapan kedua kawannya sambil menopang dagu. Musibah ini sudah menjadi rahasia umum. Sesuai saran Aco, ia enggak menutupi kemungkinan apa pun pada para anggota, baik maupun buruk. Komal menceritakan segala hal dan membiarkan berbagai macam spekulasi tumbuh berkembang. Teori yang paling diyakini jelas tentang kecemburuan Randu dan obsesinya dalam menjegal Geboy. Itulah alasan meski Randu nanti bisa memenangkan ajang ini dan menjadi ketua Geng Senter, anak-anak tetap bodo amat dan let it flow saja. Mau menjabat ya terserah, enggak ya syukurlah. Mereka kehilangan sisi respect yang semestinya menjadi basic manner sebelum dipimpin.

"Bang Aco nggak ke sini, Mal?"

"Ke sini, kok." Komal refleks melongok ke area parkir gedung--mereka sedang nongkrong di warung pecel seberang jalan. "Motornya belum ada. Paling bentar lagi."

"Tapi pasti ke sini?"

"Iya, lah. Gitu-gitu Randu tetap murid-nya."

"Dia nggak cerita apa-apa, Mal?"

"Tentang?"

"Sikap Randu, mungkin."

Komal mengingat-ingat. Ia mengambil tempe mendoan lalu mengunyahnya, sambil merangkai spill-an Aco di chat setiap pulang latihan--selama seminggu terakhir. Ia juga membuka galeri, mencari bukti screenshot yang masih disimpan.

"Kata Bang Aco, Randu udah jago banget. Hampir semua case dia kuasai secara matang. Detail dan kecepatannya juga aman. Cuma …."

"Apa?" Lima orang yang duduk mengelilingi meja antusias menunggu.

"Nggak tahu. Bang Aco nggak bilang."

"Lah?" Gubrak! Semua orang kecewa.

Komal memutar bola matanya. "Bang Aco cuma bilang ada yang aneh, tapi nggak bisa dijelasin lewat kata-kata."

"Itu perasaan dia aja kali."

"Duh, Yon!" Si rambut kribo geregetan sampai menoyor kepala kawan di kirinya. "Dibilang coba suuzon dikit gitu, lho. Jangan lurus-lurus jadi orang."

"Ya kan gue mengimbangi kalian."

Oke, kali ini Komal enggak mau ikut-ikutan. Ia lebih memilih fokus ke lokasi perlombaan, menunggu Randu muncul di depan pintu. Sayangnya, sampai asar pun belum ada yang keluar. Maklum, tiap siswa bisa menghabiskan 1,5 jam atau bahkan lebih. Komal sendiri enggak tahu ada berapa sekolah yang mengirim delegasi ke sana, jadi mau sampai kapan juga ia enggak bisa mengira-ngira. Apalagi, hari ini enggak cuma jurusan TSM yang berperang. Alhasil, yang menganggur seperti mereka hanya menunggu dengan sabar.

Sementara itu, di dalam area lomba, Randu menggigiti jarinya secara konstan. Keringat dingin membasahi telapak tangan hingga lembap dan licin. Gemetar di kaki juga susah dikendalikan, padahal belum banyak yang ia lakukan. Lelaki itu bisa melihat dua pembimbingnya yang menyemangati dari samping, tapi gemuruh di dada enggak berkurang sama sekali.

Tugas Randu tinggal satu, melakukan servis pada Honda Beat di depannya. Tapi, saat ia mencoba duduk dan mengecek bagian depan, sekujur tubuh lemas seketika. Bahkan untuk memegang obeng pun terasa berat dan menyulitkan. Ia terus menatap bagian rem yang perlu diperbaiki karena tarikannya berat dan berbunyi. Sudah lima menit ia habiskan untuk menatap dan merenungi kilatan memori beberapa waktu lalu.

Sungguh, gue nggak bermaksud kayak gitu.

Randu terus bermonolog dalam hati. Ia mengaku terintimidasi dengan kemajuan sepupunya dalam segi apa pun: otomotif, support orang tua, dan percintaan. Ia memang mengelak tentang sabotase yang terjadi, meski kenyataannya memang tangannya-lah yang melakukan itu semua. Tapi, jauh di dalam benak, ia ingin jujur dan menerima konsekuensi yang ada. Sayang, setiap melihat wajah Pram dan kemungkinan 'pengakuan' yang bisa diterima, niatnya tenggelam lagi.

Waktu itu, saat Geboy sibuk mempertanyakan alasan Kira bersama Komal di bengkel, ia iseng mengotak-atik rem CB sepupunya tanpa berpikir akan berdampak sebesar ini. Randu benar-benar enggak menyangka Geboy bisa diambang maut separah itu. Ia pikir paling cuma lecet biasa dan mesti istirahat beberapa minggu. Argh, kepalanya makin pening rasanya.

"Waktu tinggal tiga puluh menit lagi."

Randu terkesiap. Ia kembali memastikan waktu yang tersisa melalui arlojinya. Sial! Ia lekas menampar diri dan segera memperbaiki bagian yang sedikit rusak. Sayang, saat tangannya bergerak, otaknya mengirim sugesti: bagaimana kalau motor yang dikerjakan justru makin parah dan mencelakai orang lain juga, seperti Geboy?

Tangan Randu bergetar hebat. Ia lantas mundur perlahan, lalu beralih ke ban belakang dan menyelesaikan keseluruhan servis, selain rem. Ia sontak mengembuskan napas panjang dan bersandar pada dinding. Perlombaan sudah selesai. Mereka hanya perlu menunggu hasil.

"Gimana? Lancar? Dari jauh nggak begitu kelihatan soalnya. Aman, kan?" tanya guru Randu setelah menghampiri lelaki itu, sedangkan Aco masih diam saja.

"Ndu?"

Sang empunya nama mengabaikan panggilan itu dan segera keluar ruangan. Aco pun mengangkat bahu, tanda enggak tahu-menahu. Mungkin jawaban juri yang bisa menjawab semua kebingungan mereka.

Randu enggak sekadar keluar area lomba, tapi juga melenggang entah ke mana--naik motor--usai berjam-jam mojok di belakang. Komal melihat itu dan turut bingung sendiri, begitu pula anak Geng Senter lain. Ia segera mengirim pesan pada Aco yang malah disambut dengan panggilan video. Dengan senang hati lekas Komal terima.

"Lo lihat Randu?"

"Iya, Bang. Keluar naik motor. Udah selesai emang acaranya?"

Aco tampak mendengkus dan manggut-manggut. "Baru aja pengumuman."

"Hasilnya?"

"Lo tau Baskara? Anak SMK negeri yang idealis nggak suka organisasi itu. Dia yang dapet."

"Hah?" Enggak hanya Randu, tapi seluruh anggota yang menyimak ikut terperanjat.

"Yang bener, Bang? Si Randu nggak menang? Randu lho ini, bukan Boy."

"Anjir, orang sakit masih aja lo roasting!" Komal berseru kesal pada lelaki gundul di depannya. "Tau kenapa nggak, Bang?"

"Nilainya kalah. Kayaknya ada yang dilewatin Randu, makanya lumayan banyak selisihnya."

"Kok bisa ya, padahal dia sebelum ini fine-fine aja."

"Entahlah, gue mau balik abis ini. Kalian juga, gih."

"Enggak, ah. Gue mau jenguk Boy aja."

"Eh iya, terus Boy gimana, Bang?" tanya si kribo.

Komal menoleh. Semula ia enggak paham arah pembicaraan kawannya itu. Tapi, lama-lama ia sadar, hari ini mereka enggak mendapat kandidat ketua baru karena pemenangnya bukan dari Geng Senter. Hanya saja bukan berarti Geboy aman dari posisi ini, sebab ia pun turut kalah bahkan sebelum memulai.

"Kita lihat nasib dia nanti."

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta Sebelum Akad Itu Palsu
138      108     1     
Inspirational
Hayy dear...menurut kalian apa sih CINTA itu?? Pasti kalian berfikir bahwasanya cinta itu indah, menyenangkan dan lainnya. Namun, tahukah kalian cinta yang terjadi sebelum adanya kata SAH itu palsu alias bohong. Jangan mudah tergiur dan baper dengan kata cinta khususnya untuk kaum hawa niii. Jangan mudah menjatuhkan perasaan kepada seseorang yang belum tentu menjadi milikmu karena hal itu akan ...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
5801      1634     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
Blue Island
153      128     1     
Fantasy
Sebuah pulau yang menyimpan banyak rahasia hanya diketahui oleh beberapa kalangan, termasuk ras langka yang bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu. Pulau itu disebut Blue Island, pulau yang sangat asri karena lautan dan tumbuhan yang hidup di sana. Rahasia pulau itu akan bisa diungkapkan oleh dua manusia Bumi yang sudah diramalkan sejak 200 tahun silam dengan cara mengumpulkan tujuh stoples...
Bee And Friends
3235      1233     1     
Fantasy
Bee, seorang cewek pendiam, cupu, dan kuper. Di kehidupannya, ia kerap diejek oleh saudara-saudaranya. Walau kerap diejek, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Di dunianya, ia suka sekali menulis. Nyatanya, dikala ia sendiri, ia mempunyai seseorang yang dianggap sebagai "Teman Khayalan". Sesosok karakter ciptaannya yang ditulisnya. Teman Khayalannya itulah ia kerap curhat dan mereka kerap meneman...
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
578      391     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
graha makna
5902      1850     0     
Romance
apa yang kau cari tidak ada di sini,kau tidak akan menemukan apapun jika mencari ekspektasimu.ini imajinasiku,kau bisa menebak beberapa hal yang ternyata ada dalam diriku saat mulai berimajinasi katakan pada adelia,kalau kau tidak berniat menghancurkanku dan yakinkan anjana kalau kau bisa jadi perisaiku
LATHI
2003      818     3     
Romance
Monik adalah seorang penasihat pacaran dan pernikahan. Namun, di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia belum menikah karena trauma yang dideritanya sejak kecil, yaitu sang ayah meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan. Cerita yang diterimanya sejak kecil dari sang ibu membuatnya jijik dan sangat benci terhadap sang ayah sehingga ketika sang ayah datang untuk menemuinya, di...
Gray November
3841      1319     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Aku Biru dan Kamu Abu
834      487     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
The Skylarked Fate
7336      2146     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.