Monik adalah seorang penasihat pacaran dan pernikahan. Namun, di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia belum menikah karena trauma yang dideritanya sejak kecil, yaitu sang ayah meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan.

Cerita yang diterimanya sejak kecil dari sang ibu membuatnya jijik dan sangat benci terhadap sang ayah sehingga ketika sang ayah datang untuk menemuinya, dia menolak. Masalah tak berhenti sampai di situ, penolakan terhadap sebuah hubungan juga terjadi di dalam dirinya. Namun, di satu sisi, dia juga tidak memungkiri bahwa dia ingin menjalin sebuah hubungan.

Awalnya, Monik tidak begitu peduli dengan omongan-omongan tetangga yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan anak-anak mereka karena belum menikah meski hatinya juga merasa sesak, tetapi semuanya berbeda ketika Rina, sang ibu meninggal dunia secara tiba-tiba. Perkataan-perkataan dari para tetangga itu membuat mentalnya semakin terpuruk. Apalagi ketika dia mendapati bahwa sang ibu meninggal dengan kondisi tidak wajar. Monik diperhadapkan dengan pilihan apakah harus melakukan autopsi atau tidak.