Saat musim semi sudah dimulai, ketika kelulusan akan berjalan, Yukari sebagai seorang guru pun memberikan selamat kepada para siswa kelas 3 yang akan diwisuda tanpa pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
"Selamat atas kelulusan kalian!"
6 hari kemudian, Daisuke yang sudah pulih bersama Hifumi pun akhirnya diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit ketika pemulihannya telah usai.
"Kalian berdua sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit ketika dinyatakan sudah pulih dari luka yang cukup parah."
"Baik."
Sementara itu, mengetahui kampus akan menyelenggarakan wisuda di Tokyo Big Sight akan berlangsung bulan berikutnya, sejumlah unit kapal polisi mulai melakukan sterilisasi area tersebut untuk antisipasi akan adanya ancaman teroris tersebut.
"Jalanan ditutup untuk sementara waktu, ada sterilisasi untuk persiapan acara wisuda kampus yang akan mengundang Perdana Menteri."
Daisuke yang sudah kembali ke apartemennya itupun tahu kalau dia kehilangan ingatan ketika diperlakukan secara kasar oleh pelaku yang menyerangnya secara brutal. Tapi istri tercintanya masih menyayanginya hingga sudah memiliki seorang putra yang mirip seperti dirinya.
"Sayang, lebih baik istirahat dulu, aku sudah minta cuti untuk sementara waktu menemani kamu sampai ingatannya pulih lagi," kata Luvita pada Daisuke untuk menyegarkan ingatannya saat mengalami kejadian yang lalu.
Sementara itu di markas pusat, Luvita yang sedang cuti menemani suaminya itupun digantikan sementara oleh Nishijima sebagai forensik ketika melakukan analisis olah TKP kasus pemerasan layaknya video game Sleeping Dogs.
"Coba lihat rekaman ini!"
Nishijima Yukari yang menjadi seorang polisi tersebut pada bidang Public Security Bureau ditunjuk sementara untuk menggantikan Luvita yang cuti menemani suaminya yang sedang beristirahat untuk menyegarkan pikirannya mulai memanggil Aizawa untuk melihat rekaman mengenai Hayashibara dan Imagawa yang ditetapkan sebagai tersangka atas preparator dan eksekutor kekerasan terhadap gamer dalam bentuk penyiksaan.
"Tapi rekamannya benar tidak, kalau Imagawa dan Hayashibara yang sudah kita tetapkan sebagai tersangka sewaktu mengepung gedungnya di Roppongi?" tanyanya pada Nishijima mengenai rekaman tersebut.
"Kalo dilihat dari rekamannya sih benar saja, pelakunya sudah kita tahan dan satunya sudah dibunuh."
Sementara itu di perguruan tinggi yang ada di Surakarta, Stephanie Karyadi yang sudah lulus dengan ilmunya sebagai seorang dokter seperti kakaknya yang sekarang menjadi forensik.
"Ma, Pa, aku lulus!" Sahut Stephanie.
"Anakku sayang, akhirnya lulus juga!"
"Ngomong-ngomong, kakakmu Luvita kemana sampai dia belum nongol sama sekali?"
"Kakak sekarang sudah menikah dan tinggal di Jepang bersama suaminya."
Mendengar bahwa adiknya sudah lulus dari kuliah dengan gelarnya sebagai seorang dokter, Luvita pun mendapatkan balasan dari adiknya mengenai kelulusannya.
Stephanie : Kak, aku udah lulus.
Luvita : Puji Tuhan, adikku sayang! Sekarang aku harus jaga suami dan anakku yang masih kecil sama mertuaku.
Pada sisi yang lain, Sisca pun mulai mengganti model rambutnya dengan tampilan rambut pendeknya seperti vlogger Catherine Sze dan aktris Jepang pada umumnya dengan berkaca pada sebuah cermin.
"Rambutnya aku rapiin aja biar tidak terlalu kepanjangan!" seru Sisca ketika bercermin di depan cermin.
Sementara itu, Aizawa mulai melakukan inspeksi di Tokyo Big Sight dengan menggunakan anjing pelacak untuk melakukan deteksi terhadap bahan peledak yang akan digunakan Jimmy sebagai rencana untuk acara wisuda nantinya.
"Kalau ada bom yang terdeteksi akan kami tindak!"
Pada tempat yang lain, Jimmy yang menggunakan rencana jahatnya pun sudah menyiapkan kendaraannya untuk acara wisuda nanti seperti bus sekolah Toyota Coaster, mobil jenazah Toyota Crown, mobil van Toyota Hiace dan truk Isuzu Elf yang sudah dilengkapi dengan perlengkapan berbahaya untuk aksi kejahatannya. Mereka mulai mencoba memasang timer bom tersebut pada teddy bear untuk para wisudawan/wisudawati yang akan melangsungkan wisuda.
Di kantor polisi, Aizawa melaporkan inspeksi gedung yang digunakan acara wisuda dengan anjing pelacak tersebut pada pimpinannya, Chief Hino.
"Chief, saya sudah melaporkan adanya temuan bom di Tokyo Big Sight dan Tokyo International Forum dengan unit anjing pelacak!"
"Baiklah kalau begitu, laporanmu nanti akan kami tindak lanjuti untuk persiapan berikutnya."
Mengetahui laporan inspeksi gedung tersebut usai dengan unit anjing pelacak, Aizawa pun segera pergi ke apartemen Shimazu untuk menengok Daisuke yang sedang beristirahat untuk menyegarkan pikirannya.
Sampai di apartemen Shimazu, Ken'ichirou pun menekan tombol bel tersebut di depan pintu, "teett!"
Halo, siapa itu?
Ken'ichirou Aizawa.
Di depan pintu apartemen tersebut, Ken'ichirou pun langsung disambut oleh Luvita ketika bel sudah berbunyi.
"Silahkan masuk."
Ketika dipersilahkan masuk, Luvita pun mengajak Ken'ichirou untuk bertemu dengan Daisuke secara langsung.
Saat berada di apartemen tersebut, Daisuke mulai menceritakan kejadiannya pada Ken'ichirou ketika dirinya diperlakukan secara kekerasan oleh Hayashibara ketika sedang melakukan undercover di kantornya yang menjadi tempat kejahatannya.
"Aku hanya ingat ketika aku sedang undercover di tempatnya Hayashibara, aku tiba-tiba dipukul dari belakang oleh anak buahnya Hayashibara dengan SPAS 12 dan pistol. Aku tiba-tiba duduk dan diikat oleh pelaku kejahatan tersebut, aku disiksa habis-habisan dengan dipukul pakai sapu pada kepalaku lalu aku ditanyain seperti permainan terlarang layaknya kuis. Tapi karena aku tidak menjawabnya dan mengucapkan kata kasar, aku dihajar habis-habisan oleh Hayashibara yang mengenakan cosplay setelan seragam militer dan kumis palsunya beserta memakai peaked cap seperti serial lawas Hikarian. Tapi saat polisi datang, semuanya menyuruh evakuasi karyawannya dan mulai mengepung gedung tersebut untuk mencari preparator dan eksekutor kejahatan tersebut."
"Jadi kau tidak ingat apa-apa mengenai kejahatan Hayashibara sampai dia dieksekusi mati dengan dipotong tangannya dan dihajar habis-habisan dengan kepalanys dijepit pintu sampai tewas."
"Aku masih amnesia sampai aku diselamatkan istriku dan membawaku ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif."
Ketika sedang percakapan dengan Daisuke, Ken'ichirou pun menggendong Shota yang sudah besar 5 bulan lamanya.
"Anakmu sudah 5 bulan ya!"
Usai dari bertamu ke apartemen Shimazu, Ken'ichirou pun pulang ke apartemennya. Tapi di apartemen tersebut, ia menemukan sepucuk surat yang ditinggalkan Sisca ketika ia akan pulang ke negaranya untuk sementara waktu karena kematian dari kedua orang tuanya karena Jimmy yang berulah untuk menculiknya sebagai jodoh.
Dear Aizawa Ken'ichirou
Aku sengaja meninggalkanmu karena aku takut aku akan dijodohkan dengan lelaki jahat seperti Jimmy yang akan menikahiku secara paksa. Aku takut akan kehilanganmu dan aku masih tetap mencintaimu.
P.S.
Fransisca Maria Stephanie Helena
Usai membaca sepucuk surat dari Sisca, ia menemukan cincin pertunangan yang ditinggalkannya ketika akan pulang ke tanah airnya untuk acara pemakaman kedua orang tuanya. Tapi Ken'ichirou pun masih menyayangi kekasih dan adiknya yang masih mengajar di kelas.
Sementara itu, ketika di Indonesia, tepatnya di Jawa Tengah, Sisca mulai menghadiri acara pemakaman kedua orang tua tersebut dengan menjatuhkan kendi dan semangka untuk mengantarkan kedua orang tua yang telah pergi ke Yang Maha Kuasa.
Ketika sedang berduka, Sisca mulai menerima sebuah chat dari kekasihnya.
Aizawa : Turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu.
Sisca : Makasih.
Ketika di kantor polisi itupun, Ken'ichirou Aizawa mulai mengganti pakaian setelan jasnya dengan seragam tactical karena akan menjadi bagian unit pemberantasan teroris dari TMPD.
"Chief, saya ganti ke seragam tactical karena saya akan ditugaskan untuk Counter Terrorism Unit!"
"Baik!"
Usai berganti dengan seragam tactical lengkap dengan perlengkapan pelindungnya seperti rompi anti peluru, pelindung siku dan lutut, sarung tangan dan helm beserta masker gas apabila kekurangan udara di dalam gedung apabila dibutuhkan.
"Semuanya sudah siap dengan perlengkapannya masing-masing!" sahut Chief Hino ketika akan memerintahkan anak buahnya.
"Siap!"
Ketika bersiap pun, Aizawa mulai bergerak ke tempat persembunyian teroris yang ada di area Prefektur Chiba, tepatnya di kota Chiba dengan menggunakan kendaraan khusus pasukan taktis yang dilapisi baja.
Sementara itu, Sisca yang berduka kehilangan kedua orang tuanya itupun membawa bingkai foto kedua orang tuanya itu di rumah pamannya dan mulai meninggalkan Indonesia dengan diantarkan oleh sepupunya ke bandara bersama pamannya.
"Sisca, jaga dirimu baik-baik ya!"
Persembunyian teroris yang ada di Chiba pun ditemukan dengan mendobrak pintu dan mulai menangkap teroris satu per satu.
Bom ditemukan! Kerahkan unit penjinak bom!
Ketika bom ditemukan, Aizawa pun menggunakan robot penjinak bom tersebut untuk menjinakkan bomnya dengan membawanya ke truk unit bahan peledak dan mulai mengerahkan pasukannya untuk menangkap teroris satu per satu.
Bomnya sudah diamankan! Sekarang kepung terorisnya!
Usai menangkap teroris tersebut, Aizawa mulai melanjutkan tugasnya seperti biasa terutama bagian Public Security Bureau untuk memastikan tersangka yang digambarnya pun sesuai dengan identitas aslinya. Kerja shiftnya mulai bergantian selama 24 jam itu membuatnya ketiduran di markas pusat ketika mata mulai mengantuk.
Ketika tertidur pun, Aizawa mulai memimpikan pernikahan impiannya dengan Sisca.
"Aizawa san!" sahut Yukari ketika datang ke kantor polisi.
Mendengar Yukari datang ke kantornya, iapun mempersilahkan masuk adiknya ke kantor untuk menemuinya.
"Silahkan masuk!"
BERSAMBUNG