Loading...
Logo TinLit
Read Story - Temu Yang Di Tunggu (up)
MENU
About Us  

Aku tak pernah menyangka jika definisi bahagia benar-benar bisa sesederhana ini. Melihatnya tersenyum dengan binar terang di matanya ketika bercerita kepadaku, merasakan hangat dan lembutnya genggaman tangannya di tanganku, serta menerima perlakuan-perlakuan spesial yang begitu memanjakanku. Aku menyukainya, semuanya membuatku merasa bahwa aku adalah salah satu wanita paling beruntung di dunia ini.

“Kamu mau kemana lagi yang?” pertanyaan Kenzo sukses mengembalikan fokusku yang sempat teralihkan.

“Terserah kakak” ucapku tanpa menoleh ke arahnya yang sedang berjalan di sampingku.

Kenzo menghentikan langkahnya lalu menatapku “Sebagai warga spesialnya Kenzo Kalandra, kamu kan punya hak untuk menyampaikan pendapat. Kenapa harus bilang terserah mulu” gerutu Kenzo.

Aku terkekeh melihat bibir Kenzo yang mencebik seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk.

“Tata ngga tahu harus kemana kak. Selama ini kan Tata di rumah mulu” ucapku sedikit memelas, karena aku ingin Kenzo tahu seberapa anak rumahannya diriku ini.

“Betah yah di rumah mulu sama Devan”

Aku membelalakan mataku, terkejut akan pemikiran Kenzo “Ih ngga, bukan gitu. Maksud Tata kak Devan itu ngga pernah ajak Tata jalan-jalan”.

Kenzo tersenyum sembari mengelus kepalaku “Iya sayang, aku ngerti kok. Ngga usah ngejelasin gitu lagi yah, karena sekarang itu yang paling penting adalah kebahagiaan kamu. Aku percaya sama kamu, jadi jangan takut kalau aku akan berfikir yang macem-macem”

Kenzo Kalandra, sepertinya nama itu akan selalu hidup dalam kenangku sebagai yang terindah, juga sebagai seorang penyembuh bagi semua lukaku.

Setelah menyelesaikan perbincangan itu, kami lanjut berjalan lagi menyusuri jalan raya yang mulai sepi karena sudah cukup malam. Tujuan kami saat itu cuma satu, yaitu berjalan menuju ke mobil Kenzo yang berada di parkiran taman.

“Besok aku mau ngeband bareng squad, kamu mau ikut?” Tanya Kenzo tiba-tiba.

Aku berfikir sejenak “Emang boleh?”

Kenzo tersenyum manis, lalu dia mempererat genggaman tangan kami “Ya boleh dong, apa sih yang ngga untuk kamu. Tapi...”

“Tapi kenapa?” tanyaku penasaran.

Kudengar Kenzo menghembuskan nafas cukup berat “Ada Luna, dia yang megang piano soalnya”

Kali ini aku yang menghentikan langkahku, lalu menahan tangan Kenzo agar dia juga berhenti sejenak. Kuciptakan sebuah suasana agar Kenzo mengerti bahwa aku tengah serius kali ini. Kutatap matanya dalam, sebelum menyampaikan kalimat yang sesungguhnya aku sendiri masih meragukannya “Tata ngga pernah ngerasa ada masalah sama kak Luna. Jadi kenapa harus di fikirin?”

Bohong! Jelas saja saat ini hatiku tengah berperang dengan fikiranku yang membuatku enggan untuk datang ke ruang musik itu. Dimana ada Luna, di situ pasti ada Devan kan? Apa aku sudah benar-benar sanggup melihat kemesraan mereka berdua?.

Kenzo menatap mataku lamat-lamat, kurasa dia tengah mengamati dan sedang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya ada dalam benakku.

“Ngga usah kalau gitu. Aku ngga mau kamu sampai terluka nantinya” itulah penilaian Kenzo. Bagaimana bisa dia benar-benar mengerti isi hatiku hanya dengan memandang mataku? Bukankah itu berarti dia benar-benar sudah mengerti aku?.

“Ngga kak. Tata mau semangatin presidennya Tata yang ngeband masa ngga boleh. Lagipula kalau di hindarin terus, kapan Tata bisa sembuhin luka itu” kilahku. Padahal aku hanya ingin menguji apakah aku masih memiliki perasaan pada Devan atau tidak.

Kenzo mengelus kepalaku “Yaudah, terserah kamu aja. Kalau ngga kuat, nanti aku usir dia”

Aku terkekeh sembari mengangguk menyetujui. Kemudian kami memutuskan untuk melanjutkan langkah kami lagi yang hanya tersisa sekitar 10 meter dari mobil Kenzo.

Namun, lagi-lagi Kenzo menghentikan langkahnya saat dia merasakan ada getaran dari saku celananya. Perjalanan kami memang menjadi sangat panjang karena langkah kaki yang terus saja terinterupsi.

“Bentar yah, ada yang telfon” ijinnya.

Aku mengangguk menyetujui, dan membiarkan Kenzo berbicara dengan seseorang di sebrang sana. Ini satu hal lagi yang membuatku kagum pada diri Kenzo. Dia tak menyembunyikan apapun dariku. Tanpa kuminta, dia justru membiarkan aku mendengarkan percakapannya.

“Aku harus pulang ke rumah dulu buat unjuk gigi. Dewa bilang mama sakit karena mikirin aku yang...” Kenzo terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

“Yang apa?”

“Ngga pulang selama 2 bulan” ucap Kenzo sembari sesekali tersenyum malu.

Aku terkekeh "Tuh kan ketahuan. Pasti karena galauin Tata yah?” tebakku dengan percaya diri.

Kenzo terkekeh geli “Ngga kok. Orang aku lagi semedi, mengosongkan fikiran supaya bisa upgrade memori yang kapasitasnya mulai penuh”

Aku mengabaikan alibi tidak masuk akal yang Kenzo sampaikan, sebab pipiku sudah mulai terasa sakit karena terlalu sering tertawa “Yaudah sana pulang, nanti Tata minta jemput Eca aja”

Kenzo mengernyitkan dahinya "Lah kok Eca? Ngga Devan aja? Ini belum lewat jam malem kok”

Memang bisa di bilang saat ini belum terlalu malam, tapi aku justru memutuskan untuk menginap di rumah Eca. Bukan karena aku takut di marahi oleh Devan karena pulang malam, tapi karena perasaanku menjadi terasa aneh saat harus bertemu dengan Devan, padahal baru saja bermesraan dengan Kenzo.

Aku menggeleng pasti “Ngga mau. Tata mau nginep di rumah Eca aja”

Lagi-lagi Kenzo menerbitkan senyumnya yang sangat manis “Oh yaudah. Eh, tapi untung kamu ajak aku ke barber shop yah”

Aku mengernyit bingung “Lah kenapa?”

“Ya kalau tadi aku ngga ke barber shop, dan aku pulang dalam keadaan lusuh kayak tadi. Bisa langsung hilang ingatan mamaku. Manusia purba darimana katanya”

Aku hanya terkekeh menanggapi. Fakta tentangnya membuat aku bertambah kagum dan kagum lagi padanya. Bagaimana tidak? Meskipun dalam keadaan mendesak seperti ini, Kenzo masih saja memilih untuk menemaniku terlebih dahulu sampai Eca menjemputku.
Semakin aku mengenal Kenzo, semakin banyak kejutan yang aku peroleh darinya. Dan semuanya tentang hal baik dan manis, tanpa diselipkan selaksa duka.


°°°°°


Setelah sampai di rumah Eca yang tidak jauh dari taman kota, aku membersihkan diriku dan mengganti pakaianku dengan meminjam pakaian Eca. Karena aku berniat memakai baju yang tadi di belikan oleh Kenzo untuk kuliah besok.

“Kamu kok malem-malem bisa sama kak Kenzo sih?” tanya Eca yang sudah menaiki kasurnya, dan ikut berbaring di sebelahku.

Aku bingung bagaimana caraku menjelaskannya pada Eca, tentang hubunganku dan Kenzo yang terbilang cukup rumit.

“Saya warga spesialnya Kenzo” ucapku pada akhirnya.

Eca mengerutkan dahinya, bingung “Gimana sih maksudnya?”

Aku hanya bisa tersenyum bodoh “Saya juga ngga ngerti”

“Idih. Yaudah tidur. Nanti kalau besok kesiangan baru nyaho! mana ada kelasnya bu Inggrit lagi. Kalau kamu sampai telat, bisa-bisa di suruh ngepel seluruh sekolah loh karena dendam kesumatnya sama kamu” peringat Eca. Dia memang sahabat terbaikku.

Aku dan Eca sama-sama tertawa, sebelum akhirnya memutuskan untuk membenarkan posisi dan mulai masuk ke alam mimpi kami masing-masing.

Tringgggggg!!!

Suara jam beker yang nyaring membuatku mau tak mau membuka mataku. Untuk sejenak aku merasa bingung. Eca tak mempunyai jam beker, tapi kenapa ada suara dering dari jam beker? Padahal biasanya dia hanya menggunakan alarm ponsel yang di beri nada Sholawat nabi. Dengan separuh sadar, aku mencoba mengamati langit-langit di atas tempatku berbaring. Masih sama. Semua berwarna putih.

Tapi perasaan apa ini? Mengapa jantungku seperti berdetak lebih cepat dari biasanya?Aku juga bingung kenapa aku bisa tertidur nyenyak semalam tanpa menghirup aroma tubuh Devan.

“Eunghhh” suara lenguhan serta pergerakan pada perutku itu membuatku tersadar sepenuhnya. Tunggu, ini bukan tangan Eca yang melingkar di perut rataku. Dengan secepat kilat aku menoleh ke arah sampingku karena rasa panik sekaligus takut.

“Kak Devan ngapain disini?!” ucapku panik, sembari menyingkirkan tangannya dari perutku.

Devan menggeliat dan perlahan membuka matanya, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
“Apa sih Ta? Pagi-pagi gini udah ribut” gumamnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Aku langsung terduduk “Tata kan lagi di rumah Eca, kenapa bisa ada kak Devan?”

Devan ikut terduduk “Tadi malem kakak yang jemput kamu. Kapan dewasanya sih Ta? Kamu udah mau 19 tahun loh. Kamu itu punya rumah tangga sendiri. Kamu juga punya kepala keluarga yang harus kamu layanin, bukannya bikin suami khawatir aja. Kalau ada masalah itu di omongin baik-baik, jangan main kabur gitu aja. Nanti kasihan ke anak kitanya kalau kebiasaan kayak gini terus berlanjut”

Duh mulai lagi dia, apa harus selalu memberikan pencerahan setiap pagi? Kenapa dia tidak ikut program mama dede saja sih. Daripada begitu di rumah, justru membuatku merasa di rukiyah setiap pagi. Kan kasihan jin nya, ongkos bolak-baliknya mahal. Kasih libur sehari kek. Harusnya dia itu satu squad sama Eca. Eh, aku berbicara apa sih. Padahal baru saja sehari bersama Kenzo, tapi sifat absurdnya sudah sedikit menular kepadaku.

Note : Belum revisi gengs, mager nulis dong :'(

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (8)
  • Madesy

    lanjut donk.. gak sabar nihhh

    Comment on chapter Sisi lain
  • Sean_Ads

    Aha! My lovely new story ^^

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • margareth_sartorius

    The best version of yours

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • minata123

    Romance komedi seleraku

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • avalolly

    Lanjutkeun!!

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • landon123

    Such an awesome work, Fighting gurll!!
    Gue harap lo ga berhenti tengah jalan cuma karena ga ada pendukung baru, cerita lo seru ko jadi harus PD dan jangan kehilangan mood'y

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • Tarikhasabis

    Suka banget sama gaya penulisan kakak, kaya semi baku gitu, jadi bikin nyaman di baca dan ceritanya juga menarik banget. Aku suka banget sama cerita yang alurnya sakit dulu baru bahagia. Pokok nya nyesek momentnya kerasa banget di cerita ini, salam hangat dari Tarikha untuk author tercinta. Ngomong-ngomong kapan update lagi kak? Trus cerita Vanilla ice cream apa nggak niat untuk di lanjut? Padahal aku penasaran loh

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • neogara

    Bagus! Enak di baca. Lanjut terosssss... Semangat nulisnya

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
Similar Tags
Rver
6876      1885     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Venus & Mars
5538      1465     2     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
Semu, Nawasena
8377      2852     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Serpihan Hati
10894      1795     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
DarkLove 2
1240      575     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Daniel : A Ruineed Soul
550      320     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
249      202     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Dua Warna
575      399     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
IMAGINE
368      259     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
Kalopsia
625      474     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...