Shevana merasa risih dengan tatapan para karyawan yang terang-terangan memandang nya. Ini semua karna tingkah pria brengsek itu yang seenak jidat nya mencuri kecupan di pipi kirinya sebelum berlalu ke ruang Direktur.
Mereka yang menyaksikan itu mulai menerka dan bergosip tentang adanya hubungan tersembunyi antara Shevana dengan sang direktur. Hmmm..pantas saja shevana tidak begitu tertarik dengan pria yang selama ini mendekati nya. ternyata karna shevana sudah memiliki pria hebat di sampingnya'.pikir mereka.
Menghela nafas. Shevana berbalik berlalu..dia tidak memedulikan tanggapan serta presepsi orang-orang terhadapnya. Dia sudah teramat pusing memikirkan bagaimana kelanjutan kedamaian selama dirinya menghabiskan sisa kontrak kerjanya. 'hahh..menyebalkan!ini semua karna pria sinting itu!! Dan sialnya.. mengapa harus dia yang menjadi Bosku!' gerutu shevana dalam hati.
Langkah nya terhenti saat seseorang menarik tangan nya." Masih tidak ada yang ingin kau ceritakan padaku Sheva? Atau kau sudah tidak lagi menganggap ku huh?!" kata flo meminta penjelasan mengenai hal tadi.
"Jangan sekarang flo.. Berikan aku waktu untuk istirahat sebentar oke. Aku sangat lelah kau tau." jawab Shevana memohon.
"Baiklah..aku akan memberimu waktu. Tapi setelah itu, pastikan kau menceritakan semuanya Sheva..aku menunggumu." balas flo menyerah melihat raut kelelahan di wajah sahabatnya itu. shevana hanya mengangguk, kemudian berlalu.
Shevana menelungkup kan wajahnya pada lipatan tangannya. Rasa kantuk nya tadi berubah menjadi kebingungan. Dia tidak bisa berfikir jernih. Dia benar-benar membutuhkan istirahat.
"Sheva..kau di pangil pak Dino keruangannya." shevana yang baru hendak memejamkan matanya mendonggak mendengar suara laras.
"Aku? Ada apa memangnya?"
Laras mengendikkan bahu. "Entah ..mungkin tentang proyek desain promo bulan depan, itu kau yang menangani bukan?"
"Ah..iya itu aku. Baiklah terima kasih laras." balasnya sembari mencari dokumen, kemudian berlalu ke ruangan managernya. Laras mengganguk kembali ke mejanya.
flo yang melihat Shevana menenteng dokumen bertanya." kau mau kemana Sheva?"
"Pak dino memanggil ku. Mungkin ingin membahas desain promo bulan depan. Sudah ya aku pergi dulu." flo hanya mengangguk. "Jangan ceroboh Sheva. " balasnya memperingati. Shevana hanya balas berdehem.
***
Setelah sampai. Shevana langsung di sambut sekertaris managernya, dan mengatakan bahwa managernya sudah menunggunya di dalam. Shevana mengetuk pintu, setelah mendapat jawaban dia lalu membukanya.
"Anda memanggil saya Sir?"
"Ah..ya sheva silahkan duduk." ucap Dino mempersilakan.
Shevana melirik tidak suka melihat seseorang yang duduk menopang kaki nya dengan senyum miring yang tercetak di wajah tampan itu. Dia memutar bola mata jengah. "hahh..dia lagi. Sepertinya aku harus membiasakan diri melihat nya mulai sekarang." kata batinnya.
"Begini sheva..mengenai proyek desain yang kau kerjakan saya sudah membaca dan menelitinya. Dan saya suka dengan pekerjaanmu." shevana merasakan keganjalan ucapan pak dino.
"Terimakasih Sir."
"Oleh karna itu..pak Direktur ingin menaikkan posisimu."
"Maksud anda Sir?" tanya shevana bingung.
"Beliau meminta kau untuk di pindah tugaskan ke perusahaan pusat. Dan beliau ingin kau menjadi sekretarisnya disana." kata Dino menjelaskan. Shevana membolakan mata terkejut.
"Jadi maksudnya saya akan pindah ke perusahaan pusat, untuk menjadi sekertaris Direktur begitu?"
"Ya seperti itu sheva..saya yakin kau mampu. Besok kau sudah bisa bekerja disana. Jadi sekarang kau bisa mengemasi barang-barang mu."
"Tapi..mengapa harus saya Sir? Saya tidak memiliki keahlian dalam pekerjaan sekertaris Sir." balas shevana berusaha menolak.
Leon yang mendengar itu menyahut. "Aku sendiri yang akan membimbingmu, jangan khawatirkan itu nona." shevana mendelik sebal mendengar ungkapan sok baik hatinya pria arogan itu.
"Tetap saya tidak ada kemampuan untuk itu Sir." jawab shevana tetap pada pendirianya.
Sang manager yang tidak mengerti situasi antara shevana dengan sang direktur tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya menjalani perintah, dengan berusaha menjelaskan peraturan kantor.
"Begini sheva..untuk kali ini kami dari perusahaan cabang tidak memiliki hak untuk tetap menahanmu disini, maka dari itu ketetapan kau untuk pindah adalah final. Jadi maaf, dan Saya sangat berterima kasih atas kerja kerasmu selama ini." katanya final.
Shevana hanya bisa tertunduk menghela nafas.
"Baiklah Sir, saya tidak ada kuasa untuk menolak itu. Saya juga berterima kasih untuk bimbingan nya selama saya disini." ucap shevana pasrah. Leon yang melihat itu tersenyum miring.
"I got you.. Dear.'' ucap batin leon menyeringai.
Shevana yang melihat seringaian itu mencebik bibirnya kesal. kemudian beranjak keluar.
Shevana terlihat menggerutu. Dia sangat kesal dengan keputusan seenaknya bajingan itu. Hingga tidak sadar Jika leon mengikutinya saat ia berjalan keluar.
"Apa begini reaksimu mendengar kau naik jabatan?" seketika shevana menoleh ke belakang dan menemukan lelaki itu tidak jauh dari nya.
"Memang nya apa yang kau harapkan saat tau aku harus menjadi sekertaris mu?" ketusnya.
Menyeringai, leon berkata." Memberiku satu ciuman sepertinya akan terdengar lebih bagus."
"Dalam mimpimu jerk!" mengehentakan kaki, shevana berjalan cepat meninggalkan leon yang terkekeh pelan di belakang sana.
***
Flo yang melihat perubahan raut muka shevana menghampirinya. "Apa yang terjadi sheva?"
"Aku merasa seperti kehilangan jiwaku flo.."katanya lesu.
"Bicara yang benar. Apa maksudmu?"
"Ahh.. ingin rasanya aku mencekiknya!" shevana meracau tidak jelas.
"hey! Sadarlah bodoh! Jelaskan ada apa?" ucap flo kesal mencubit pelan pipinya.
"Auh..sakit flo.." balas Shevana memanyunkan bibir.
"Mangkanya bicara yang benar! Kau membuatku penasaran saja!"
Menghembuskan nafas lelah."Mulai besok aku sudah tidak bekerja disini flo."
Flora nampak terkejut. "Apa kau dipecat? Tapi kenapa? bukankah kau Mengerjakan pekerjaan mu dengan benar?"cercanya.
"Tidak flo. Dengarkan aku dulu oke. Janji jangan memotong ataupun berteriak. mengerti?!" flo menganguk paham.
"Jadi begini..pertama aku tidak dipecat. kedua.. Aku tidak bekerja disini lagi besok, melainkan di pindah tugaskan ke perusahaan pusat.._"flo yang hendak mengajukan pertanyaan kembali bungkam saat melihat pelototan mata shevana.
"Dan yang lebih parah nya...disana aku akan bekerja menjadi skertaris pria arogan itu. Flo..aku tidak mau..lalu aku harus bagaimana.." kata shevana panjang lebar.
"Tunggu..kau tidak di pecat, Melainkan kau dianggkat menjadi sekertaris direktur mulai besok. begitu maksudmu?"
"Ya.. Seperti itu. Jadi aku harus bagaimana..."katanya dengan nada merengek.
"Kau itu yang bagaimana! Bukankah seharusnya kau senang dan lagi.. ini kesempatan bagimu Sheva bekerjalah dengan benar disana jangan ceroboh seperti biasanya. Oke." Petuah flo menasehati.
"Kau tidak mengerti flo..."
"Apa nya yang tidak aku mengerti. Aku tau kau punya sedikit urusan pribadi dengan direktur kita, tapi ini bukan tentang privasi sheva..kau harus profesional. Aku tau kau pasti mampu. Jangan kecewakan aku mengerti."
"Ta__"ucap nya terpotong saat flo mengusap kepalanya lembut.
"Jangan khawatir kan apa yang belum terjadi Sheva, kau tidak akan pernah tau kejutan apa yang menantimu jika kau tidak mencoba nya." Shevana balas menatap dalam flora. Dia menghela napas pasrah.
"Baiklah..aku akan mencoba semampuku. oleh karna itu bantu aku oke. Aku tidak akan mengecewakan mu." balas shevana pasrah yang sudah menganggap flora seperti kakak perempuan nya.
"Good girl. Jadi apa yang bisa ku bantu? Katakan saja."
"Bantu aku membereskan barang-barang ku. Aku hanya akan Membawa beberapa dokumen penting, sisanya bisa kau berikan kepada penggantiku nanti.
"Baiklah..ayo cepat kerjakan agar nanti kau bisa mentraktirku sebagai kenaikan jabatanmu itu." mereka tertawa mendengar candaan flora. sepertinya..dia akan merindukan saat-saat bersama flo nantinya.
Di saat mereka tengah berjalan untuk pulang. Shevana melirik kecil kearah flo, dia terlihat ingin menceritakan kejadian sebenarnya antara dia dan CEO nya. Tapi dia bingung harus memulai dari mana.
"Katakan saja, apa yang menganggu mu sheva..aku berjanji tidak akan menceritakan pada yang lain." ucap flora jengah melihat shevana yang sedari tadi meliriknya.
"Aku tau."
Setelah dirasa shevana belum bisa bercerita, flo mengajak nya kembali berjalan pulang.
"Dia pria yang mengambil ciumanku. entah aku yang ceroboh atau memang dia yang brengsek. Intinya aku sangat membencinya." ucap shevana saat flora baru berjalan dua langkah darinya.
Flo terlihat terkejut."Dia siapa maksudmu?" tanya flora tidak paham.
"Siapa lagi kalau bukan CEO brengsek yang mencuri ciuman di pipiku tadi."
"Astaga.. Sheva, apa itu benar. Mengapa kau tidak memberitahu ku?!" balasnya sedikit terkejut bercampur kesal.
"Bukan aku tidak ingin memberitahu mu, hanya saja kejadian itu baru terjadi kemarin dan aku belum sempat bercerita."
"Apa mungkin Dia menyukaimu?"
"Aku rasa tidak mungkin flo..bahkan kita baru bertemu kemarin karna kecerobohan ku yang menabrak nya dari belakang."
"Apanya yang tidak mungkin? Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan sheva."
"Ah sudahlah. Aku tidak mau membahas pria brengsek itu."
"Apa karna itu juga.. alasan kau tidak bisa tidur semalam?"
"Sayang nya iya."
Menghela nafas. flo berkata "Aku tau kau tidak suka padanya bahkan mungkin saat ini kau membencinya..Tapi kau harus tetap profesional Sheva. Jangan buat itu menghalangi karirmu. Dan lebih berhati-hati lah saat bersamanya."
"Akan ku usahakan. Terimakasih flo..kau memang yang paling mengerti diriku" balasnya memeluk tubuh ramping flora, flo pun ikut membalas memeluknya.
@R_Quellaiya..
Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️boleh klau mau kritik ceritaku 😊. bisa lihat d profilku, kalau mau baca2