Kami dihujani peluru dari depan!
Mendapat sergapan ini beberapa anggota kami terkena tembakan dan terjatuh bersimbah darah.
Melihat rekanku bertumbangan, aku tidak dapat berbuat banyak karna aku sendiri kini dihujani peluru.
Merangkak, aku berusaha berlindung dibalik pohon besar sisi kiri.
Tidak lama berselang, baku tembakpun terjadi.
Sial dimana mereka?
Mereka memang menembak dari depan, tapi dimana lokasi tepatnya mereka itu??
Mengintip dibalik pohon tempatku berlindung aku berusaha mencari percikan api dari lokasi menembak mereka.
*DUARRR*
"Nginggg..."
Ah apa, apa yang terjadi?? Kupingku berdengung dan aku tersungkur? Apakah aku kena bom?
"Peltu Glen woi! Bangun! Kau ingin mati?"
Aku ditarik seseorang menuju parit bekas artileri.
"T-Terima kasih Letda. Aku sempat tidak sadar."
"Tidak perlu! Cepat bangun dan bantu!"
''Laporkan situasi!" Komandan yang ikut berlindung disini memberi perintah.
" Sepertinya penyergapan kita gagal, selain itu mereka sudah menyiapkan jebakan kepada kita, Komandan!''
"Begitu! Kalau begitu minta bantuan markas pusat! Kita mundur!"
Hah? Mundur? Itu keputusan yang terlalu cepat komandan!
" Maaf, Komandan? Saya ingin melapor! Kurasa itu ide yang buruk!"
"Apa maksutmu Peltu? Jelaskan!"
" Baik! Pertama, jika kita mundur maka basis yang telah kita lakukan untuk mendorong mereka sejauh ini akan percuma! Kedua, memperhitungkan jumlah musuh yang menembak kita tadi berdasarkan pengamatan saya mungkin ada sekitar 17 titik jadi bisa disimpulkan kalau musuh hanya ada kurang dari 30. Yang paling merepotkan adalah senjata mesin diarah jam 1 dari pohon saya tadi. Dan alasan terakhir, adalah kelelahan. Saya sangat yakin mereka kini tengah kelelahan karna bombardir artileri semalam. Jadi sebelum mereka dapat mengumpulkan kekuatan lagi lebih baik dihancurkan sekarang!"
Sebelum terkena ledakan tadi aku berhasil melihat titik² dimana percikan api dimoncong senjata mereka menyala. Namun sayang, saat aku hendak menembak sudah terkena lemparan granat disisi lain pohon.
" Kemungkinan besar pun mereka tidak melihat lokasi kita dan hanya asal menyerang bayangan yang terlihat! Dengan memanfaatkan kabut dan kegelapan ini kita bisa menyerang dua sisi mereka, dari kiri dan kanan sehingga kemungkinan menang kita tinggi! Tapi sisi tengah sini harus terus memancing musuh guna mengalihkan perhatian!" Lanjutku.
Berpikir sejenak, Komandan kemudian menyaut,
" Ide yang cukup bagus! Kalau begitu, 10 orang akan disini sebagai pengalih sementara lainnya pergi ke sisi kanan dan kiri. Letda Danish kau pimpin Regu 2 & 4 menyerang sisi kiri dan Lettu Haris akan memimpin regu 5 & 1 menyerang sisi kanan. Sementara regu 3 akan disini sebagai pengalih. Laksanakan!"
"Siap! Laksanakan!" Kami serempak menjawab.
Memulai operasi kami berpencar, karna aku merupakan komandan regu 3 jadi aku tetap disini sebagai pengalih perhatian.
Sepertinya reguku sudah kehilangan 2 orang, jadi kami 9 orang termasuk komandan akan bertugas menjadi umpan.
Memulai operasi aku keluar dari parit dan merangkak ke dibalik pohon tumbang agak depan yang lumayan besar tempatku tadi, sementara pasukanku terus menerus mengeluarkan tembakan serampangan ke depan guna memancing musuh.
Aku terus berusaha mencari titik keberadaan orang-orang sialan itu.
Benar saja, disini cahaya percikan mereka lebih terlihat jelas. Dari rentetan tembakan itu, pastilah itu senapan berat.
Akupun mulai membidik ke arah titik itu, menarik pelatukku..
Dor... Dor...
Sepertinya dia berheti menembak, apakah kena?
Sebagai balasan, tembakan semakin intens diarahkan ke kami yang berarti satu hal. Kena!
Dari suara yang kudengar, itu ada sebuah jeda. Yang berarti orang yang menembak sudah berganti!
Masih diposisi sama, aku mulai membidik lagi karna mereka tidak terlalu mengarahlan tembakan ke arahku melainkan ke arah pasukan disamping kanan-belakangku. Mungkin mereka pikir tembakan itu adalah tembakan yang berasal dari belakangku.
Dor.. Dor..
Api senjata sudah tidak terlihat lagi dari titik itu. Apakah tidak ada ada lagi orang disana?
Karna dititik yang sudah ku tandai tadi sudah tidak ada lagi, maka akupun mengintip dan mencari titik lainnya.
Kini, 3 titik ku targetkan sili berganti dan sepertinya itu semua kena terbukti dengan semakin sedikit titik yang ada namun semakin banyak tindakan balasan yang kami peroleh.
•••
Gimana dengan chap terbaru ini(31)? Terlalu menyeramkan? Terlalu intens atau malah kurang intens😅? Untuk scene pertempuran memang saya buat se-nyata mungkin sehingga banyak unsur pembunuhan. Kan ngk lucu kalo pertempuran cuma babak belur dan pingsan😅 . Jangan lupa kasih 👍 dan komennya ya😉. Terima kasih🙏
Comment on chapter Amukan Orxsia