Loading...
Logo TinLit
Read Story - GEMINI
MENU
About Us  

Tetesan darah segar mengikuti langkah kaki seorang pemuda yang menapaki jalan keluar hutan. Ikat kepala warna biru menutupi rambutnya. Pakaiannya yang berwarna senada menunjukkan bahwa dia hanyalah seorang pemuda biasa. Tidak akan ada yang dapat membedakan status aslinya kalau hanya dilihat dari pakaian yang dikenakannya. Kecuali karena seseorang di sampingnya yang terus memanggilnya Putra Mahkota. 

"Putra Mahkota, anda tidak boleh membawa bangkai itu masuk ke kerajaan." Ucapan khawatir dari seorang pengawal yang terus menerus diabaikan oleh pemuda itu. 

"Kenapa? Ini hasil perburuanku tanpa menggunakan senjata." Pemuda itu membusungkan dadanya sembari membetulkan posisi hewan buruan yang dia panggul di bahunya. Sebagian darah menempel di pakaiannya akibat gerakannya itu. 

Hewan malang itu berhasil dia tangkap sebagai hasil dari latihannya mengendalikan air tingkat dua. Pengendalian air merupakan bakat alami yang diturunkan dari ibunya yang berasal dari Klan Ju, klan penguasa sihir pengendali air terhebat di Miryven. 

Boleh dikatakan bahwa kemampuannya itu adalah suatu anugerah. Karena keluarga kerajaan jarang yang bisa terlahir dengan bakat alami seperti itu. Mereka hanya mewarisi sihir alami yang diturunkan dari Sang Ayah. 

Pemuda itu berhasil menyayat leher seekor rusa betina dengan memanfaatkan kelembaban udara dan memadatkannya menjadi sebuah belati es. Dia berlatih selama seminggu tanpa istirahat hanya untuk menguasai itu. 

Beberapa kali sempat tak berbentuk yang membuatnya frustasi. Namun, tekad pemuda itu patut diacungi jempol. Hingga pada akhirnya dia berhasil menguasai tingkat kedua dari pengendalian elemennya. Walaupun sudah bisa menguasai jurusnya, masalah kembali muncul karena akurasi tembakannya tidak tepat sasaran. Beberapa buruan yang sebenarnya sangat mudah menjadi hilang dalam sekejap mata.

Namun, setelah mencoba berkali-kali dan akhirnya mengenai seekor rusa besar, pemuda itu berniat memamerkannya ke seluruh orang dengan memanggulnya di bahu. Pemuda itu patut berbangga diri dengan hasil buruan pertamanya itu. 

"Aduh, lihat itu lihat! Pakaian anda jadi kotor!" Pengawalnya yang cerewet itu membuatnya sedikit jengah. 

"Tidak apa-apa. Dengan begitu orang-orang akan tahu kalau aku sendiri yang membunuh hewan ini," ucapnya sambil tertawa. 

Pengawalnya sampai tidak bisa mengatakan apapun. Dia menggeleng pelan sembari terus mengikuti langkah tuannya dan membiarkannya tertawa-tawa sendiri. 

Tiba-tiba langkah pemuda itu terhenti. Mata hitam pekatnya mengawasi sekitar. Pengawalnya mendekat. "Ada apa, putra mahkota?"

"Berhenti memanggilku begitu saat aku memakai pakaian ini! Kau dengar suara indah itu?"

Pengawalnya mengangguk lalu menggeleng sebagai respon atas ucapan pemuda itu. 

"Apa maksudnya begitu? Dengar atau tidak?" Pemuda itu berkacak pinggang dengan satu tangan sementara tangan lainnya memegangi rusa mati di bahunya. 

Pengawal itu mengangguk, "Ini sebagai jawaban untuk tidak memanggil putra mahkota dengan sebutan putra mahkota, lalu ...," pengawal itu menggeleng, "Ini untuk jawaban, saya tidak mendengar apapun."

"Ah, sudahlah. Ambil ini! Jaga sebentar! Aku akan ke arah sana mengecek sesuatu. Sepertinya aku mendengar suara indah yang menggetarkan hati." Pemuda itu menjatuhkan bangkai rusa ke tanah tepat di depan kaki pengawalnya, lalu berlari ke suatu arah. 

"Putra mahkota, ah tidak, Tuan muda Jinu, anda mau pergi ke mana?" Pengawalnya berteriak heboh. Pemuda itu tidak boleh berkeliaran sendirian di dalam hutan. 

Pemuda itu berhenti sejenak dan berbalik badan. "Jaga baik-baik buruanku! Akan kutebas lehermu kalau kau menghilangkannya!!" Dia mengancam pengawalnya sebelum akhirnya kembali berlari. Pengawalnya itu menelan ludah sambil memegangi lehernya.

Suara gemericik air membuat senyum pemuda itu merekah. Dia sudah dapat membayangkan ada sesuatu yang indah di sana. Sesuatu yang menjadi kegemarannya tiap kali mengunjungi hutan untuk berlatih. 

Pemuda itu melompat di balik bebatuan yang terletak di pinggir sungai. Suara derai tawa dari sekumpulan pemudi yang tengah mandi di seberang sungai membuat senyumnya semakin lebar. Dia merangsek perlahan ke bebatuan yang letaknya paling depan dan mengintip dari celahnya. Dari sana dia bisa mengawasi seluruh pemandangan itu tanpa halangan. 

"Nikmat mana yang kau dustakan," gumamnya pelan sembari menelan ludahnya. 

Debaran jantungnya semakin terasa tatkala salah seorang pemudi berdiri sambil berkacak pinggang ke arah temannya yang sedang berendam. Mata pemuda itu tak berkedip menatap tubuh mulus nan ramping milik pemudi itu. Dia merasa berterima kasih dengan siapa pun yang membuat pemudi itu berdiri. 

Matanya sangat termanjakan dengan panorama indah itu. Pemuda itu menelan ludahnya, sesuatu sedang bekerja di bawah sana. Kemudian pandangannya menaik dan menatap sesuatu yang menggantung di dada pemudi itu. Seketika pemuda itu membuang wajahnya. 

"Astaga, aku harus berhenti, tetapi ... pemandangan indah itu tidak boleh disia-siakan." Dia terkekeh lalu kembali menatap ke seberang sungai. 

Pemuda itu begitu asyik mengamati sekumpulan pemudi itu tanpa menyadari bahwa pengawalnya sudah berdiri di atas bebatuan di belakangnya sambil memanggul bangkai rusa. 

"Wah, lihat! Ternyata ada sesuatu yang menarik di sini." Pengawal itu berteriak lantang. Sekumpulan pemudi itu menjadi terkejut melihat seorang pria tua berdiri di atas bebatuan memperhatikan mereka. Seketika saja mereka berteriak dan berhamburan keluar dari air sambil mengumpat. 

Pemuda itu menoleh menatap pengawalnya dengan wajah tak percaya. Kesenangannya hilang dalam sekejap. 

"Astaga, Tuan muda Jinu! Anda ini seorang putra mahkota! Bisakah anda tidak begitu?" Pengawalnya mendesah kesal. Tuannya itu sangat bebal. Sudah berkali-kali dia menasehati pemuda itu, tetapi berkali-kali juga dia tidak mendengarkannya. Hanya sebuah seringaian tanpa penyesalan yang terpampang di wajah Jinu. 

-------

Jinu memanggul bangkai rusa buruannya memasuki kerajaan. Beberapa dayang yang ditemuinya merasa terkejut dengan itu, tetapi pemuda itu malah semakin menyombongkan kehebatannya dalam memburu hewan mati itu. 

Pengawal menyarankannya untuk menaruh bangkai itu ke dapur agar segera dimasak sebagai makan malam. Pemuda itu mengangguk senang. Namun, langkahnya terhenti karena melihat sesuatu di tengah halaman istana. Seorang pria berambut putih panjang duduk di kursi hukuman. Jinu hanya dapat melihat bagian belakang pria yang mengenakan jubah putih khas tahanan itu. 

Pengawalnya menyenggol lengan pemuda itu mengisyaratkan padanya untuk segera pergi, tetapi dia masih bergeming menatap ke halaman istana, tepatnya menatap orang yang duduk sambil berpanggu tangan di bawah naungan payung besar berwarna emas. 

Tatapan mata orang itu tidak lepas dari tahanan di depannya. Dialah pemimpin penghukuman itu, sang Raja dan ayah Jinu. 

Seseorang yang berdiri di sampingnya melirik ke arah si pemuda lalu berbisik sesuatu di telinga Raja. Kemudian, Sang Raja bergumam sesuatu menyuruh dua orang pengawal menekan tongkat kayu yang disilangkan di antara kaki pria tua itu. 

Suara teriakan kesakitan membahana di udara menyayat telinga. Itu adalah metode hukuman bagi seorang pengkhianat, di mana si pengkhianat akan diinterogasi sembari disiksa dengan tongkat yang bersilang di antara kakinya sementara kakinya terikat dengan kursi. 

Dua orang akan menekan tongkat itu dari kedua sisi dan menyebabkan si korban akan merasa sangat kesakitan seolah kakinya sedang dicopot paksa. Mereka tidak akan berhenti menekan tongkat sampai si pengkhianat membuka mulut. 

Pengawal pribadi Jinu menariknya untuk segera bergerak meninggalkan halaman penyiksaan. Tidak ada gunanya untuk terus menyaksikan penghukuman itu. Pemuda itu mengikuti langkah si pengawal tanpa sedikit pun menyadari tindakannya seakan pikirannya masih tertinggal di sana menyaksikan penghukuman itu. 

.
.
.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' ://tinlit.com/story_info/3644 jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1 - Penginapan Gyesi
Similar Tags
My Naughty Wolf
10285      1446     3     
Fantasy
Rencana liburan musim dingin yang akan dihabiskan Elizabeth Brown di salah satu resor di pulau tropis bersama sahabat-sahabat terbaiknya hanya menjadi rencana ketika Ayahnya, pemilik kerajaan bisnis Brown Corp. , menantang Eli untuk menaikan keuntungan salah satu bisnisnya yang mulai merugi selama musim dingin. Brown Chemical Factory adalah perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia dan ter...
LINN
13700      2059     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
CHANGE
485      347     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
Help Me to Run Away
2649      1186     12     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
Switched A Live
3511      1382     3     
Fantasy
Kehidupanku ini tidak di inginkan oleh dunia. Lalu kenapa aku harus lahir dan hidup di dunia ini? apa alasannya hingga aku yang hidup ini menjalani kehidupan yang tidak ada satu orang pun membenarkan jika aku hidup. Malam itu, dimana aku mendapatkan kekerasan fisik dari ayah kandungku dan juga mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan dari ibu tiriku. Belum lagi seluruh makhluk di dunia ini m...
Nyanyian Laut Biru
2253      830     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
Hidden Path
5935      1582     7     
Mystery
Seorang reporter berdarah campuran Korea Indonesia, bernama Lee Hana menemukan sebuah keanehan di tempat tinggal barunya. Ia yang terjebak, mau tidak mau harus melakukan sebuah misi 'gila' mengubah takdirnya melalui perjalanan waktu demi menyelamatkan dirinya dan orang yang disayanginya. Dengan dibantu Arjuna, seorang detektif muda yang kompeten, ia ternyata menemukan fakta lainnya yang berkaita...
The Eternal Love
21386      3244     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
Gloomy
608      400     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.
Tyaz Gamma
1534      949     1     
Fantasy
"Sekadar informasi untukmu. Kau ... tidak berada di duniamu," gadis itu berkata datar. Lelaki itu termenung sejenak, merasa kalimat itu familier di telinganya. Dia mengangkat kepala, tampak antusias setelah beberapa ide melesat di kepalanya. "Bagaimana caraku untuk kembali ke duniaku? Aku akan melakukan apa saja," ujarnya bersungguh-sungguh, tidak ada keraguan yang nampak di manik kelabunya...