Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Xiumin POV

 

Hatiku makin gelisah karena tidak mendapat balasan pesan dari seseorang yang sangat aku harapkan. Segala pikiran buruk berhamburan memasuki otakku. Mempengaruhiku dengan segala macam prasangka.

 

Kemarin gadis itu pergi dengan wajahnya yang terlihat murung, sekarang ku kirim pesan dia tak juga membalas. Padahal aku ingin sekali dia ikut menjemputku dari rumah sakit.

 

"Ayo Xiumin kita pergi sekarang" itu suara Rye Hyun, gadis itu sudah ada disini pagi sekali. Apa mungkin karena ini seseorang itu tak ingin menemuiku?

 

Aku pun mengangguk dan segera berdiri meninggalkan kamar rumah sakit.

 

"Kau tidak ikut mengantar Baekhyun?" aku bertanya pada Rye Hyun dengan hati-hati takut terkesan sedang menggodanya.

 

Ia tersenyum memandangku sambil memainkan tali tasnya.
"Aku membuat kesepakatan dengan Chen. Dia bilang biar aku yang mengantarmu. Dia yang mengantar Baekhyun"

 

Kami memasuki lift dan segera menekan tombol satu. Tak beberapa lama pintu lift kembali terbuka dan kamipun keluar.

 

"Kita masuk sekolah lagi kapan, Rye Hyun?"

 

Kami berjalan keluar rumah sakit.

 

"Lusa" jawab Rye Hyun.
"Hmm...Xiumin, Appa mu masih dijalan. Kita tunggu saja disini ya?"

 

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Rye Hyun. Kami duduk dihalte menunggu Appa datang.

 

"Xiumin. Sebenarnya kejadian itu gimana sih?"

 

Aku masih ingat betul kejadian 'itu'. Membuat aku merasa sedikit trauma mengingatnya.

 

"Seperti sebelum-sebelumnya. Kejadian itu juga seperti disengaja"

 

Rye Hyun membulatkan matanya. Ia terlihat sangat terkejut mendengar perkataanku.

 

"Jinjja? Berarti sekolah kita menakutkan ya?" katanya setengah bergidik.

 

"Kau benar. Menakutkan heheh..."

 

Tin.tin.

 

Pembicaraan kami terhenti saat mendengar suara klakson mobil. Ternyata itu Appa, aku lega Appa ternyata datang sendiri. Aku dan Rye Hyun segera masuk kedalam mobil.

 

"Sudah siap?" Tanya Appa memandang Rye Hyun.

 

"Ne. Ahjussi" jawab gadis itu.

 

Appa melajukan mobilnya pelan tak seperti biasanya. Mungkin karena membawa orang sakit sepertiku.

 

Sepanjang perjalanan aku hanya memandang ponselku. Aku terus saja men-scrol layarnya keatas kebawah atau memandang pesan yang belum juga ada balasan.

 

Aku menghembuskan napas, berfikir untuk mengirimi gadis itu pesan lagi.

 

Kau marah??

 

Ku tekan tombol sent dan pesan pun terkirim. Benar-benar membuatku tak bisa tenang.

 

"Rye Hyun ikut ke rumah?" tanya Appa dengan pandangan lurus kedepan. Namun, masih dengan seulas senyum meski tidak menatap Rye Hyun langsung.

 

"Hmm...anni. Tidak perlu ahjussi . Xiumin butuh istirahat. Turunkan saja aku di rumahku" jawab Rye Hyun. Gadis yang baik, pikirku.

 

Rye Hyun benar aku memang butuh istirahat. Memulihkan hatiku juga. Ku lihat disebelahku, appa juga mengangguk. Sudah lama Appa tidak mengobrol dengan Rye Hyun. Pantas sangat peduli seperti itu.

 

"Baiklah kalo kamu mau turun di rumahmu. Gomawo Rye Hyun, sudah mau menjemput Xiumin" Appa tersenyum tulus mengungkapkan terima kasihnya.

 

"Sama-sama Ahjussi" kata Rye Hyun.

 

Appa kembali fokus menyetir mobilnya. Beberapa lama kemudian sampai didepan rumah Rye Hyun. Gadis itu berpamitan kepadaku dan Appa sebelum keluar dari mobil.

 

Aku melambaikan tangan saat mobil Appa kembali melaju.

 

***

 

Author POV

 

Dirumah yang sangat Besar, namun bagaikan hidup sendiri merupakan mimpi buruk bagi Rye Hyun. Ia sungguh merindukan kebersamaan keluarga seperti waktu ia masih kecil. Menghabiskan waktu bersama ayahnya, ibunya dan juga kakaknya.

 

Rye Hyun sebenarnya sangat ingin menemani dan menghabiskan waktu dengan Xiumin, tapi saat ini namja itu pasti butuh istirahat.

 

Malas rasanya berada didalam rumah. Rye Hyun meraih ponselnya dari tas dan menemukan seseorang yang pas untuk diajak jalan. Irene.

 

"Yeobeose...." Ponsel Rye Hyun langsung berpindah tangan hanya dalam hitungan beberapa detik saja.

 

Gadis itu membulatkan matanya.
"Eomma..?" katanya terkejut luar biasa.

 

Wajah ibunya sudah merah penuh amarah. Apalagi sih sebenarnya yang dimau ibunya? pasti Irene menunggunya disana.

 

"Rye Hyun sibuk" eomma berkata pada ponsel Rye Hyun lalu segera menekan tombol merah.

 

Rye Hyun mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan apa yang dilakukan ibunya itu. Bukankah harusnya ia menyayangi Rue Hyun? bukankah Rye Hyun anaknya?

 

"Eomma...Kembalikan ponselku" Rye Hyun memintanya dengan baik-baik. Namun, ibunya malah melipat lengannya dan menyimpan ponsel anaknya.

 

"Tarawa " eomma menarik paksa Rye Hyun menuju mobilnya. Seorang bodyguard telah siap membukakan pintu mobil sehingga Rye Hyun tak bisa menolak karena pintu segera ditutup. Sementara itu dari arah lain, eomma nya duduk disamping anak gadisnya. Membiarkan para bodyguard nya yang menyetir.

 

"Eomma wae? Turunkan aku eomma. Aku tidak suka" Rye Hyun membuka suaranya sedikit keras. Ia melupakan semua sopan santun pada ibunya.

 

Eomma menyunggingkan senyum sinisnya. Dengan alis terangkat perempuan paruh baya itu menangkup wajah anaknya. Dengan memainkan rambut Rye Hyun, eomma berkata dengan nada biasa.

 

"Kau tidak suka?" sindir eomma seakan memang Rye Hyun tidak pernah diberi pilihan kedua. Jika ibunya berkata A itu berarti paten Rye Hyun harus A.
"Pabo! Apa eomma menawarkan pilihan padamu? kau sudah berani menetang sekarang. Eomma benci itu dasar anak pembangkang. Eomma akan benar-benar mengirim Suho ke Amerika jika kau terus begini"

 

Ingin sekali gadis itu berlari keluar mobil mencari Suho. Ia akan merengkuh tubuh kakaknya lalu berteriak 'ayo lari Oppa'. Masih dengan senyum sinisnya eomma menjauhkan tangannya dari wajah Rye Hyun.

 

"Andai aku bukan anakmu. Andai kau bukan ibuku" kata-kata itu begitu saja keluar dari bibir Rye hyun. Namun eomma tidak memperdulikannya. Dengan mata yang berkaca-kaca gadis itu memilih memandang pemandangan lewat jendela. Setetes air mata mengalir begitu saja melewati pipinya.

 

 

***

 

Kim Sis Kae POV

 

Aku memandangi ponselku yang masih menampilkan pesan dari Xiumin. Jari-jari tanganku sudah gatal ingin membalasnya, namun hatiku masih menyimpan sedikit kekesalan padanya. Haruskah kuingat tentang persembunyian kala itu?


Aku menatap jendela kamar mengikuti jatuhnya salju-salju yang membelai manja jalanan dibawah sana. Aku bosan lama-lama berada sendirian di kamar. Segera saja ku cari Kontak Go Han Mel hendak mengajaknya jalan. Biasanya dia duluan yang mengajakku pergi jika hari libur begini. Tapi, sejak minggu kemarin, sejak gadis itu membatalkan jogging denganku dia sudah jarang mengajakku jalan.

Mungkin saja dia sibuk. Lebih baik aku berfikir positif saja. Toh, Go Han Mel adalah sahabatku.

Melmel...Jalan yuk??

Jika Han Mel tak sibuk pesanku akan dibalas kurang dari semenit. Aku menimang-nimang ponselku sambil menatap jarum jam dinding. Molla..kenyataannya Go Han Mel mengabaikan pesanku.

"Sis Kae...." suara Eomma membuatku berbalik dan menghampirinya.

"Ne Eomma waeyo?"

"Ada temenmu dibawah" Kata Eomma.

Aku yakin pasti itu Han Mel. Jadi ini alasan kenapa dia tak membalas pesanku. Dia ingin langsung datang saja kerumah.

"Katakan aku akan turun lima menit lagi Eomma"

Eomma  Mengangguk lalu pergi dari kamarku. Kakiku melangkah mendekati lemari dan hendak mencari baju yang pantas kukenakan untuk pergi keluar.

Lima menit ku habis dan aku turun ke bawah. Diruang tengah ada Lay Oppa sedang asik menonton TV dengan memakan cemilannya. Aku berniat meledeknya, kuambil beberapa cemilan dari tangannya dan memakannya. Lay Oppa beringsut menghindari ku.

"Nonton apa sih? asik banget kayanya"

"Drama favorit nih. Tinggal episode terakhir" kata Lay Oppa.
"Cantik Banget. Mau jalan ya sama pacarnya. Noh nungguin dari tadi diluar" lanjut Oppa memandangiku dari atas sampai bawah. Kenapa kakaku mengira aku jalan dengan namja. Lagian kan yang datang Han Mel.

"Sotoy. Aku jalan sama Go Han Mel"

"Go Han Mel tuh namja?"

"Ish...Yeoja"
Aku sedikit menekuk wajahku naik darah rasanya bicara dengan Lay Oppa.

"Ya sudah sana pergi. Kasihan dia nunggu lama. Aku mau lanjut nonton Andante nya." Lay Oppa meraih bantal dan memeluknya.
"Oh..ya, Temenmu yang diluar itu mirip Shi Kyung tahu. Kaya member EXO" Sahut Oppa.

"Yakh! Oppa. Han Mel itu yeoja. Ah...Molla"

Aku menghentakkan kakiku beranjak keluar meninggalkan pembicaraan yang melenceng dari topik.

Aku menutup kembali pintu utama rumah. Namun, kenapa yang datang seperti bukan Han Mel. Jadi ini maksud Lay Oppa. Ternyata yang datang orang lain.

"Kau.." aku terkejut saat dia berbalik badan melihatku.
"Kenapa kau ada disini?"

Dia tersenyum padaku.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc 😍

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Too Late
8080      2093     42     
Romance
"Jika aku datang terlebih dahulu, apakah kau akan menyukaiku sama seperti ketika kau menyukainya?" -James Yang Emily Zhang Xiao adalah seorang gadis berusia 22 tahun yang bekerja sebagai fashionist di Tencent Group. Pertemuannya dengan James Yang Fei bermula ketika pria tersebut membeli saham kecil di bidang entertainment milik Tencent. Dan seketika itu juga, kehidupan Emily yang aw...
My Universe 1
4288      1375     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
The Friends of Romeo and Juliet
20544      3083     3     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...
Melody of The Dream
626      409     0     
Romance
Mungkin jika aku tidak bertemu denganmu, aku masih tidur nyenyak dan menjalani hidupku dalam mimpi setiap hari. -Rena Aneira Cerita tentang perjuangan mempertahankan sebuah perkumpulan yang tidak mudah. Menghadapi kegelisahan diri sendiri sambil menghadapi banyak kepala. Tentu tidak mudah bagi seorang Rena. Kisah memperjuangkan mimpi yang tidak bisa ia lakukan seorang diri, memperkarakan keper...
Simfoni Rindu Zindy
791      564     0     
Inspirational
Zindy, siswi SMA yang ceria dan gigih, terpaksa tumbuh lebih cepat sejak ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Di tengah kesulitan ekonomi dan luka keluarga yang belum sembuh, Zindy berjualan di sekolah demi membantu ibunya membayar SPP. Bermodal keranjang jinjing dan tekad baja, ia menjadi pusat perhatian terkadang diejek, tapi perlahan disukai. Dukungan sahabatnya, Rara, menjadi pondasi awal...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
11548      2918     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Baret,Karena Ialah Kita Bersatu
733      438     0     
Short Story
Ini adalah sebuah kisah yang menceritakan perjuangan Kartika dan Damar untuk menjadi abdi negara yang memberi mereka kesempatan untuk mengenakan baret kebanggaan dan idaman banyak orang.Setelah memutuskan untuk menjalani kehidupan masing - masing,mereka kembali di pertemukan oleh takdir melalui kesatuan yang kemudian juga menyatukan mereka kembali.Karena baret itulah,mereka bersatu.
DanuSA
32229      4929     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Pebruari Yang Dingin
500      319     2     
Short Story
September ku yang hangat berganti dengan Pebruari yang dingin. Teruntuk kamu yang telah pergi bersama hangatnya matahari.