Ting tung...Ting tung. Suara bel yang terdengar keras di rumah kediaman Antoni. Antoni saat itu sedang duduk di sofanya seperti biasa mengetik mengerjakan novelnya di laptop. Akibat bunyi bel tersebut, ia langsung beranjak dari sofanya dan berjalan menuju pintu rumah. Setelah ia membuka pintu tersebut, terlihat seorang perempuan yang telah memakai pakaian casual tetapi tetap rapih. Rambut hitamnya cukup panjang tergelar dari kepala hingga punggungnya. Perempuan itu tampak memandang lantai saja. Tangannya tampak bergetar dengan kencang.
"Ha...Halo, Kak ! Sayakanya ada ?" Ucapnya gelagapan.
"Oh, Melinda. Sayakanya masih siap-siap, nih ! Masuk aja dulu, ya !" Ucap Antoni yang kemedian mempersilahkan perempuan itu untuk masuk.
"Oke...Maaf mengganggu." Ucap perempuan tersebut pelan. Ia kemudian masuk ke dalam rumah Antoni setelah membuka sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu yang telah disediakan di dalam rumah.
Melinda ialah teman dekat Sayaka di sekolah. Mereka sudah berteman sejak SD dan selalu satu sekolahan terus. Selain sebagai teman, ia juga tetangga dari Antoni karena rumahnya yang hampir bersebelahan. Tidak heran jika Antoni telah mengenal baik Melinda dan sebaliknya. Ia sudah bisa dikatakan sebagai adik angkat Antoni mengingat hubungan mereka yang sudah cukup dekat.
"Kamu duduk aja dulu di sofa, Mel ! Aku panggilkan Sayaka dulu, ya ! Ngomong-ngomong, kamu mau minum, gak ?"
"Oh, enggak. Gak usah, Kak !" Balas Melinda.
"Oh, tunggu sebentar ya !" Ucap Antoni yang kemudian ia langsung berlari menaiki tangga menuju kamar Sayaka. Tak lama, bisa terdengar suara teriakkan dari Antoni memanggil Sayaka untuk cepat turun karena temannya telah menunggu. Ya, hari ini Sayaka dan Melinda akan pergi karyawisata dengan satu sekolahan. Mereka akan menginap 3 hari 2 malam lamanya di Cisarua. Menurut pengakuan Sayaka, sekolah mereka menyewa suatu villa yang besar sekali di sana walaupun katanya ada gosip bahwa villa tersebut berhantu. Tetapi, Antoni paling tidak percaya yang namanya hantu sehingga ia tetap memprebolehkan Sayaka untuk pergi.
15 menit kemudian, Antoni terlihat turun dari tangga. Antoni membawakan koper Sayaka yang bisa dibilang cukup besar untuk gadis seumurannya itu. Kemudian, di belakang Antoni terlihat seorang gadis yang telah memakai kaus seragam dengan yang Melinda kenakan. Mungkin, kaos tersebut ialah atribut yang wajib dipakai saat mereka karyawisata.
"Maaf lama, Mel ! Aku masih benerin rambut dulu tadi hehehe..." Ucap Sayaka.
"Oh tidak apa-apa. Ini juga belom telat, kok ! Malah kayaknya aku yang kepagian."
Antoni lalu meletakkan koper tersebut di lantai. Ia lalu berkata,"Udah lengkap semua barangnya ? Tidak ada yang ketinggalan ?".
"Udah, kok ! Udah aku cek tadi." Balas Sayaka.
Antoni lalu mengangguk setelah mendengar jawaban itu. Ia lalu berkata lagi,"Jangan lupa buat kabarin kalo udah sampe ! Kalo ada apa-apa, telpon aja, ya !".
"Iya, Kak ! Entar aku telepon kalo perlu sampe 10 kali biar puas." Balas Sayaka sambil mengambil dan ingin mendorong kopernya.
"Bener, ya ! Kakak tunggu, loh ! Melinda juga. Kamu tau nomerku, kan ?"
Melinda terlihat mengangguk kemudian ia berpamitan pada Antoni. Sayaka juga tampak melakukan hal yang sama sebelum akhirnya mereka keluar dari rumah Antoni. Setelah itu, Antoni kemudian duduk kembali di sofanya dan mulai mengetik lagi.
2 hari ini, rumah bakalan sepi, deh ! Gua harus manfaatin waktu ini buat nulis novel gua ! Gumamnya dalam hati.
J
Sayaka dan Melinda saat ini sedang duduk bersebelahan dengan santai di dalam bis. Mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat karyawisata mereka di Cisarua. Terdapat total 3 bis dengan muatan 50 orang yang berangkat sehingga suasana pastinya akan ramai di sana. Ditambah lagi ada rombongan guru yang telah berangkat sendiri sehari sebelumnya untuk menyiapkan segala kegiatan yang akan mereka lakukan di sana.
"Mel, aku mau cerita sesuatu !" Ucap Sayaka membuka percakapam.
"Kenapa, Say ?" Balas Melinda.
"Jadi, kemaren aku ama Kak Antoni pergi beli perlengkapan buat karyawisata. Yang hebatnya tau, gak ?" Sayaka berhenti untuk mendengar respon dari Melinda sejenak.
"Apa ?" Balas Melinda yang berhasil dibuat kepo oleh Sayaka.
"Dia ngajak model buat temenin aku beli barang-barang ! Ternyata, dia punya teman model di kampusnya. Udah gitu, cantik banget pula ! Hebat banget Kak Antoni bisa nemu berlian kayak gitu." Ucap Sayaka menceritakan dengan riang.
Berbeda dengan Sayaka, ternyata Melinda tampak tidak terlalu senang. Itu tampak dari senyuman wajahnya yang sekarang memudar setelah mendengar cerita Sayaka barusan. Ia lalu bertanya,"Jadi mereka dekat ?".
Sayaka lalu teridam sejenak dan berpikir. Tak lama, ia mengangguk dan Melinda spontan bersuara pelan,"Kak Antoni bodoh !".
"Hah ? Apa ? Kamu kenapa ?" Tanya Sayaka yang tak mendengar ucapan Melinda barusan.
Melinda hanya diam saja dan tak mengindahkan ucapan Sayaka itu. Ia sedang merenung dan meratapi nasib dimama jalan yang ia harus tempuh ternyata sekarang kian berbatu. Gak ada saingan aja udah sulit apalagi kalo ada ! Model pula. Gumamnya dalam hati.
J
Siang hari masih di hari yang sama, Antoni saat ini sedang berjalan sendiri menelusuri lorong. Ia baru saja selesai dari diskusi kelompok (PBL = Problem Based Learning dimana 8-10 mahasiswa diminta untuk masuk ke dalam kelompok kemudian diberikan 3-5 kasus per kelompok untuk didiskusikan). Saat ini, ia ingin pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yang dapat dipinjam sebagai referensi kasusnya.
Hmmm...Gua dapet proses pembuatan urin dari filtrasi hingga reabsorbsi. Kayaknya, gua mesti ambil Sherwood atau Ganong, nih di perpus. Gumam Antoni sembari berjalan.
Tiba-tiba, Antoni menghentikan langkahnya di suatu pojokkan lorong. Ia melakukannya karena melihat tiga orang cewek yang tengah menghadangnya sekarang. Ia menyipitkan matanya kemudian menggaruk-garuk rambutnya.
Apalagi sekarang ini ? Mau ngapain 3 mahluk ini menghadang gua ? Jangan-jangan tentang Saika ? Kenapa sih cewek selalu ada masalah ? Pikir Antoni dengan cepat sebelum ia bertanya,"Kenapa ?" dengan nada sinisnya.
Mereka bertiga tampak agak marah. Itu juga yang membuat Antoni bingung. Perasaan, dia tak pernah berbuat salah ke mereka atau Saika baru-baru ini pikirnya. Anna kemudian langsung menyerang,"Kita gak usah basa-basi lagi ! Gua tau kalo lu selingkuh !".
"HAH ? Maksud ?" Tanya Antoni bingung.
Mendengar itu, Anna langsung menunjukkan foto Antoni dan Clarissa yang sedang makan di restoran sushi terbuka di hpnya kemudian berkata,"Nih, buktinya ! Lu selingkuh ! Padahal udah punya Saika ! Siapa cewek ini, hah sampe lu tega menduakan super model macam Saika ?".
Antoni melihat foto tersebut dengan saksama. Ia langsung mengerti kemana arah pembicaraan ini. Tanpa banyak pikir, ia langsung berkata,"Itu temennya Saika. Model juga kayak dia. Orangnya menyebalkan, cerewet, dan paling parah dia ngatain gua jelek.".
"Kalo itu, gua bisa mengerti. Soalnya lu memang jelek." Balas Mila dengan cepat yang berhasil membuat Antoni memelototinya untuk beberapa saat.
"Pokoknya, dia itu cuma temen Saika ! Udah, kan ? Beres ? Sekarang siu siu...Kalian menghalangi jalan calon dekan UDI tahun 2030 !" Ucap Antoni sembari menggerakkan tangannya memberikan kode agar mereka minggir supaya Antoni bisa lewat.
Akhirnya mereka mau membukakan jalan untuk Antoni. Antoni lalu lewat diantara mereka tapi sebelum ia jalan jauh, Anna berkata lagi,"Gua bilangin Saika, loh ! Kalo lu selingkuh !".
"Bilang aja ! Siapa takut ?" Balas Antoni tanpa menengok dan dia masuk ke dalam perpustakaan.
"Sial... Gagal rencana kita untuk memeloroti Antoni." Ucap Anna kesal.
"Ngapain juga, sih ! Gak baik, loh gosipin orang apalagi ngancem orang !" Kata Lisa yang masih memegang sifat kebijakkannya yang tak tertandingi di UDI. Mungkin, itulah mengapa ia selalu menjadi ketua kelas selama 3 semester ini.
"Ck...Sekali-sekali nakal dikit boleh, lah ! Kamu juga mesti dikit-dikit nakal, Lis ! Kalo kagak, gak bakal ada cowok yang mau ama kamu !" Saran Anna pada Lisa yang berhasil memperoleh pukulan pelan oleh Lisa.
J
Jam pelajaran telah selesai dan ppt terima kasih telah ditayangkan sehingga sekarang adalah saatnya dimana mahasiswa dapat pulang serta beristirahat di kosan atau rumahnya masing-masing.
"Saika !"
Saika menengok ke orang yang memanggilnya. Di sana, terlihat Antoni sedang berdiri di hadapannya. Ia berdiri dengan tegap sambil menggendong tas punggungnya.
"Kenapa ?" Tanyanya pada Antoni masih sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
Mendengar Antoni memanggil Saika, ketiga teman Saika (Mila, Anna, dan Lisa) berhasil ditarik perhatiannya. Mereka langsung fokus mata dan telinga mendengarkan apa yang akan Antoni dan Saika bicarakan.
"Terima kasih, ya buat kemaren. Sayaka terlihat senang banget bahkan sampe pulang." Sambil menatap ke tempat lain, Antoni mengatakan hal ini.
"Udah seharusnya ! Yang nemenin aja model terkenal, kok ! Harusnya adeklu bangga !" Balas Saika cepat yang sukses memperoleh sipitan mata Antoni.
"Antoniii ! Dokter Dihan nyari lu, tuh !" Ucap seorang cowok temen Antoni di pintu kelas yang membuat Antoni langsung berjalan keluar kelas mengikuti cowok tersebut.
Cuma gitu ? Dia cuma bilang terima kasih ke gua ? Kerasukkan apa dia semalem ? Tapi, dia sibuk juga, ya ! Padahal dia gak masuk anggota organisasi manapun. Terus, kenapa dia dicari ama dokter Dihan, ya ? Pikir Saika.
Setelah Antoni keluar dari kelas, tak jauh dari sana terlihat dosen Antoni sedang berdiri memainkan telepon genggamnya. Teman Antoni lalu memberitahu dokternya kalo diriya telah membawakan orang yang ia minta dan dia kemudian pergi setelah mengucapkan salam. Akibat kepergiannya, tersisalah dua mahluk ini berudaan di lorong dengan situasi awkwardnya.
"Jadi, Antoni. Alasan saya memanggilmu itu karena RMO IMO (Lomba kedokteran tingkat regional dan nasional) yang akan diadakan sebentar lagi terutama RMO. Nah, saya mau kamu masuk ke dalam tim yang saya bentuk." Ucap dokter Dihan menjelaskan.
"Maaf, Dok. Kayaknya saya gak bisa ikut, deh ! Soalnya selain kuliah saya juga sibuk kerja juga. Saya penulis soalnya, Dok." Balas Antoni menjelaskan kalau dirinya tidak bisa ikut RMO IMO itu.
"Waduh ! Masa kamu juga gak mau. Angkatan kalian siapa, dong yang mau hahaha..." Ucap dokter Dihan.
Mendengar kalimat itu, Antoni langsung menjadi kepo. Ia lalu berkata,"Juga, Dok ? Memangnya dokter sudah mengajak siapa aja di angkatan saya ?".
"Ada Wiliam, Diana, sama Saika. Cuma mereka semua gak mau ikut. Makanya, kamu ikut, dong ! Kekurangan orang, nih !" Ucapnya.
Antoni hanya menggaruk-garuk kepalanya. Ia juga pengen sekali ikut kalau dirinya gak harus kejar deadline novelnya. Cuma, deadlinenya itu tinggal 2 bulan lagi dan itu kurang lebih bertepatan dengan hari pelaksanaan RMO. Makanya, pasti ia gak bakal sanggup jadi agen ganda kalo kayak gitu jadinya.
"Maaf, Dok ! Sepertinya saya tetap tak bisa. Soalnya saya mesti kejar novel saya." Ucap Antoni lagi.
"Ooh...Memangnya kamu nulis buku apa ?" Tanya dokter Dihan yang kelihatannya berhasil dibuat kepo Antoni tentang profesinya.
"Saya itu Sir E..."
Belum sempat Antoni selesai bicara, tiba-tiba ada suara yang memotong dari samping,"Ada apa dengan Sir Edward ?". Ternyata, Saika sedang berada di samping mereka dan sukses membuat jantung Antoni hampir loncat dari tempatnya. Ia benar-benar kaget. Hampir saja ia membocorkan bahwa dirinya Sir Edward ke orang yang paling tidak boleh tau tentang itu.
"Apaan, sih ! Gak sopan, dong motong orang lagi bicara gitu !" Protes Antoni pada Saika.
"Ini tentang IMO RMO, kan ? Lu ikut ajalah ! Juara kampus ini juga lu, kan ? Tunjukkan dong kalo lu hebat jangan di kampus doang !" Ucap Saika setelah dapat menebak apa yang sedang mereka bicarakan.
Antoni hanya menyipitkan matanya pada Saika. Pengen rasanya ia mencubit cewek ini tetapi tak bisa karena ada dokter Dihan di hadapan mereka. Dengan penuh kesebalan, Antoni menjawab,"Masalahnya gua sibuk, Neng ! Kalo gua bisa ya gua pasti ikut !".
"Ah, sibuk apaan sih lu ! Penulis juga masih pemula, kan ? Gak harus kejar deadline kan itu. Ada-ada aja ! Udah cepet masuk IMO RMO sana ! Jangan banyak alesan !" Ucap Saika protes ke Antoni.
Lagi-lagi ! Ini cewek bikin gua banyak kerjaan aja. Pertama novel sekarang lomba ? Gerutu Antoni dalam pikirannya sembari mengumpat kutuk-kutuk.
Antoni masih berpikir bagaimana ia keluar dari situasi tidak enak ini. Ia juga tidak mungkin mengatakan kalo dirinya itu penulis terkenal di depan Saika, kan. Makanya, ia benar-benar ada di jalan buntu. Akhirnya, ia hanya bisa mengatakan ini sembari menghela napas,"Oke ! Asal kalo gua menang, lu harus mengabulkan satu permintaan gua !".
"Gile ! Lu kira gua jinnya aladin ? Tapi, oke ! Asal lu menang dan masih ada dalam batas wajar, ye !"
"Oke !" Ucap Antoni sembari mengepalkan tangannya tanda kemenangan.
Melihat dan mendengarkan diskusi mereka, dokter Dihan sepertinya sudah tau kesimpulan bahwa Antoni bakal ikut lomba tersebut. Makanya beliau bisa langsung berkata,"Oke ! Jadinya, Antoni ikut, ya ! Nanti kamu ambil bagian kardiorespirasi. Kamu bisa belajar-belajar dulu mulai sekarang. Nanti saya akan kenalkan kamu dengan partnermu dari angkatan atas.".
Antoni hanya mengangguk saja. Ia harus bisa menerima kalo hidupnya habis ini akan super sibuk akibat cewek satu ini. Setelah itu, dokter Dihan berjalan pergi ingin menuju ruangannya.
Cowok zaman sekarang cuma takut ama ceweknya, ya ! Padahal, tadi Antoni udah gak mau ikut giliran ada ceweknya aja langsung, deh ! Pikir dokter Dihan sambil berjalan menuju ruangannya.
Antoni dan Saika masih berada di lorong tersebut. Antoni masih memberikan sipitan matanya pada Saika sehabis ia berhasil 'dikerjai' lagi olehnya. Ia masih tidak menyangka kalau ia bakal dikerjai lagi oleh cewek satu ini.
"Lu kenapa, sih ? Ada apa ? Pake lihatin gua kayak gitu ! Bikin gua merinding tau, gak ?" Ucap Saika sambil berjalan kembali masuk ke kelas.
Antoni masih mematung saja di tempat ia berdiri. Ia bergumam dalam hatinya,"Awas saja kau nenek lampir ! Akan ku balas kejahatanmu 1000 kali lipat !".
Tetsuya? Jadi inget tatsuya fujiwara. Nice story, pmilihan katanya jga menarik. Kunjungi jga storyku ya..
Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal