Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Finds
MENU
About Us  

Devlin sengaja berhenti dua senti sebelum ia melakukannya, mencium Jean. Pikiran sehatnya masih ada ketika ia melihat Jean keluar dari kamar mandinya, namun hasrat untuk memiliki Jean sudah membunuhnya. Devlin tidak lagi berpikir, instingnya mengambil alih tubuhnya.

Devlin bergerak menghampiri Jean yang sedang memunggunginya, melihat kebingungan pada mesin pengeringnya yang tidak mau menyala. Ia ingin menerkam Jean, membopong wanita itu dan melemparkannya ke ranjangnya. Mengikatnya disana, menguasainya sampai Jean berteriak puas. Dengan susah payah ia menguasai sisi liarnya sampai buku-buku jarinya memutih.

Namun ketika ia sampai di belakang Jean, wangi tubuh Jean membuat binatang buas itu lepas lagi. Dan Devlin hampir menyerah. Ia memberikan Jean satu kesempatan dengan berhenti beberapa senti sebelum ia kehilangan kendali dirinya. Sepotong dirinya berharap Jean menolaknya, menghindarinya atau bahkan berteriak histeris. Ketika Jean tidak menghindar, Devlin akhirnya menyerah pada hasratnya--binatang buas yang selalu menginginkan Jean.

Bibir Devlin menghujam bibir Jean dengan intensitas tinggi. Bibir dan bibir, lidah dan lidah, gigi dan gigi, dan kombinasi semuanya yang kompleks. Devlin mengecupnya, menjilatnya, menggigitnya, menikmati setiap desahan nafas, erangan dan teriakan kecil yang keluar dari Jean.

Jean tidak bisa berpikir, otak dan tubuhnya terasa kesemutan. Ketika ia mencoba membuka mata, dunia seakan berputar, jadi dipejamkannya lagi matanya. Kakinya seakan tidak sanggup menahan berat tubuhnya. Ia meraih leher Devlin dan berpegangan dengan kuat, mencengkramnya agar tidak jatuh.

Devlin melingkarkan satu tangannya ke pinggang Jean, menahan posisi mereka. Tangannya yang lain menahan leher Jean sementara hujaman bibirnya semakin liar. Devlin mendorong Jean ke dinding, menindihnya dengan tubuhnya yang keras dan menciuminya lagi, dan lagi. Menggigit daun telinganya dan Jean merespon dengan erangan keras yang hanya membuat Devlin semakin liar bak kuda yang dipecut. Ia tidak mau berhenti, ia telah membayangkan, memimpikan ini sejak bertemu Jean. Sekarang ketika Jean berada dalam pelukannya dan ia benar-benar menciumnya, mencumbunya ia menolak untuk berhenti, menolak untuk membuka matanya karena ia takut semuanya ternyata hanya mimpi.

Dan jika ini mimpi, Tuhan ... biarkan dia bermimpi panjang.

Akal sehatnya ternyata belum mati dan mengetuk kesadarannya tiba-tiba akan Jean yang sudah bertunangan dengan James, dan Devlin memutuskan ciumannya dari bibir Jean dengan kasar, membuat bibir yang indah itu memerah dan sedikit bengkak.

Jean masih memejamkan matanya, masih merasa pusing akibat kenikmatan yang barusan dirasakannya. Nafasnya memburu, jemari tangannya masih mencengkram dada Devlin. Jean mencoba membuka matanya perlahan. Devlin disana, memandangnya dengan tatapan yang keras.

"Aku minta maaf," kata Devlin dengan frustasi. "Aku khilaf."

Jean masih belum dapat mencerna kata-kata Devlin dan hanya menganggukkan kepalanya. Dilepaskannya cengkramannya dan bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi. Mesin pengering berbunyi keras dan Devlin meninggalkan Jean untuk berganti pakaian lagi.

Tigapuluh menit kemudian mereka sudah dalam mobil Devlin melesat menuju apartment Jean. Selama perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam, tidak ada dari mereka yang bersuara. Masing-masing sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Apartment Jean terletak di lantai 10 dari 15 lantai gedung itu. Pemilik apartment mengatakan semakin tinggi apartment semakin murah biaya sewa karena pompa air yang sudah berumur itu terkadang tidak sanggup menjalankan tugasnya sehingga Jean mau tak mau mandi dan berbersih di rumah sakit pada paginya atau sebelum pulang.

Ia merasa sedikit tertekan ketika Devlin memaksa menemaninya naik karena sudah malam dan Devlin khawatir akan lingkungan disekitar apartment itu. Liftnya yang pengap membuat kesenjangan yang jauh antara hidup Jean dan hidup Devlin.

Jean memasukkan kunci ke pintu apartmentnya, memutarnya sampai bunyi klik terdengar dan berbalik menghadap Devlin, "terima kasih banyak atas tumpangannya Dev." Jean buru-buru membuka pintu apartmentnya dan masuk ke dalam, kemudian dengan cepat-cepat menutupnya.

Kaki Devlin menahan pintu apartment Jean yang akan menutup. Didorongnya perlahan pintu Jean untuk membuka dan masuk ke dalam tanpa izin. "Dev, sudah malam. Apa yang kau lakukan?" Devlin menutup pintu di belakangnya.

"Mengecek," jawabnya ringan sambil menerobos masuk ke tengah-tengah apartment Jean tanpa halangan, mencari sesuatu. Mungkin tanda-tanda bahwa Jean telah hidup serumah dengan James, atau lelaki lain--hentikan itu!

Kamar Jean yang kecil itu rapih sekali, buku-buku berjejer berdiri di samping cabinet dekat Jendela, dapur yang dibangun sederhana oleh pemilik apartment itu bersih dari noda dan terutama ranjang single--lengkap dengan satu bantal dan satu guling. Ada sedikit kelegaan sekaligus kekecewaan di dadanya.

Devlin duduk di dapur Jean dan mengajak Jean duduk didepannya. Jean menarik nafas sebelum menuruti Devlin. "Jean, yang terjadi tadi ... ".

"Aku tau. Kau sudah meminta maaf, aku juga sama bersalahnya." Jean menegaskan bahwa dia sudah dewasa dan Devlin tidak perlu khawatir mengenai ciuman itu.

Devlin meraihnya dan membelai pipi Jean. "Bukan itu Jean, aku ingin kau tau bahwa aku benar-benar minta maaf dan aku berharap apa yang terjadi tadi tidak akan mempengaruhi hubunganmu dan James. Aku tidak akan menceritakan apapun pada siapapun. Kau berhak untuk bahagia dan James lelaki yang sempurna untukmu. Dia beruntung memilikimu." Tenggorokan Devlin tercekat dan seakan-akan ada yang meremas jantungnya ketika ia mengatakan itu.

Mata Jean berkaca-kaca mendengarnya, ia tidak tau apakah itu perasaan terharu atau sedih. Mungkin setelah ini mereka akan menghindari satu sama lainnya, saatnya Jean meminta maaf atas masa lalu mereka, "Dev, aku minta maaf atas kata-kataku dulu ... aku tidak bermaksud mengatakannya. Aku hanya ... " sebulir air matanya jatuh dan Devlin buru-buru mendekapnya.

"Tidak apa-apa Jean, aku polisi. Kami terbiasa mendengarnya." Devlin menyangkal. Sebagian dirinya senang Jean mengakui ia tidak bermaksud mengatakannya, bahwa Jean hanya emosi sesaat. Devlin merasa seakan-akan kutukan telah dicabut dari dirinya.

"Bukan begitu Dev. Aku sangat sedih waktu itu, karena kau berhenti peduli padaku."

Devlin menjauhkan Jean darinya untuk dapat melihat wajah Jean. "Jean, tataplah aku." Jean menatapnya dengan berkaca-kaca. Mata Devlin begitu lembut dan teduh, "percayalah kau orang yang paling aku pedulikan di dunia ini."

Devlin mendekapnya lagi dan menghiburnya, kemudian berbalik menuju pintu. Jean mengikutinya dari belakang. Sebelum pulang, tatapan lembutnya membelai wajah Jean dan berhenti pada bibir Jean yang lebam. Devlin berkata, "Jean, aku mungkin minta maaf atas apa yang terjadi, tapi aku tidak menyesal. Selamat malam Jean."

Devlin pergi sebelum Jean bisa mengucapkan selamat malam dan mencerna apa yang dikatakan Devlin. Apakah kerinduan yang dirasakannya terhadap lelaki ini? Jean bertanya-tanya tanpa suara menatap punggung Devlin yang berjalan menjauh dari apartmentnya.

Malam itu, baik Jean dan Devlin berjaga di ranjangnya masing-masing, terbuai dengan apa yang sudah terjadi diantara mereka.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • dede_pratiwi

    Ceritanya keren. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    @aisalsa09 lanjut sis wkwkwk...

    Comment on chapter Bab 15
  • aisalsa09

    Aku baru baca smpe part 15, kok jadi takut James otak kematian Mike ya? Wkwk. Ya ampun otakku

    Comment on chapter Bab 15
  • YUYU

    Kang isa.. dah ak revisi elipsisnya hahaha... nuhun kang. Ada lg?

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    ???? Tq bgt diarah keun

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Oooo... Bsk ak japri y

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Paragraf 13.

    Apa yang akan terjadi pak? ....

    ( Apa yang terjadi, Pak? .... )

    Begitu pun pargraf di bawahnya.
    ---- "Jangan khawatir pak. Istri bapak ----
    ( ---- "Jangan khawatir, Pak. Istri Bapak ---- )

    Kayaknya masih ada lagi, deh. Aku baru baca sampai bab 4 dulu. Suka dari alurnya, menarik. Kalau tanda baca bisa sambil jalan, hehehe.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Di bab 1, paragraf 9.
    Di situ ada kalimat:
    ---- Devlin.....? -----
    Elipsis, atau titik tiga di apit oleh spasi. ( ... )
    Kalau ditambahi dengan tanda tanya. ( ...? )
    Begitu pun untuk tanda seru atau lainnya. ( ...! / ...?! )

    Comment on chapter Bab 1
  • YUYU

    Terima kasih @Kang_Isa bgn mana atuh kang mohon petunjuknya... ak coba cek n edit.

    Comment on chapter Bab 1
  • Kang_Isa

    Halo, Yuyu. Salam kenal, ya. Ceritanya cukup menarik, alurnya lumayan menyentuh. Segi tanda baca, sama beberapa kosakata masih ada yang kurang pas kalau menurutku. Salam semangat, ya.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
Miss Gossip
3807      1605     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...
Upnormal
8048      2025     4     
Fantasy
Selama kurang lebih lima bulan gadis delapan belas tahun ini sibuk mencari kerja untuk kelangsungan hidupnya. Sepertinya Dewi Fortuna belum memihaknya. Nyaris puluhan perusahaan yang ia lamar tak jodoh dengannya. Selalu coba lagi. Belum beruntung. Faktor penyebab atas kegagalannya ialah sang makhluk lain yang selalu menggodanya hingga membuat gadis itu naik pitam. Maklum usia segitu masih labil. ...
Sadness of the Harmony:Gloomy memories of Lolip
650      363     10     
Science Fiction
mengisahkan tentang kehidupan bangsa lolip yang berubah drastis.. setelah kedatangan bangsa lain yang mencampuri kehidupan mereka..
Gagal Menikah
4884      1640     4     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
Untuk Navi
1169      649     2     
Romance
Ada sesuatu yang tidak pernah Navi dapatkan selain dari Raga. Dan ada banyak hal yang Raga dapatkan dari Navi. Navi tidak kenal siapa Raga. Tapi, Raga tahu siapa Navi. Raga selalu bilang bahwa, "Navi menyenangkan dan menenangkan." *** Sebuah rasa yang tercipta dari raga. Kisah di mana seorang remaja menempatkan cintanya dengan tepat. Raga tidak pernah menyesal jatuh cinta den...
Mengapa Harus Mencinta ??
3647      1174     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
A Story
307      245     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
AROMA MERDU KELABU
2689      973     3     
Romance
Night Wanderers
17865      4192     45     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
Shut Up, I'm a Princess
975      565     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...