Read More >>"> Satu Koma Satu (Finding You) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Satu Koma Satu
MENU
About Us  

Jakarta,Desember 2016

Titik-titik air menempel di jendela, membulat lalu memanjang membentuk garis tipis. Angin berhembus kencang diluar sana, membuat orang-orang berlarian mencari tempat perlindungan. Banyu banyak termenung akhir-akhir ini, menyesalkan ia tidak pernah bersikap baik pada Jessica layaknya seorang sahabat. Saling memaki dan mengacuhkan adalah cara mereka dalam menjalin relasi. Kini satu petunjuk terbuka, sekalipun ia yakin bahwa akun itu milik wanita yang didambanya namun ia tak punya keberanian untuk menghubunginya. Sedangkan Jessica sama sekali tidak mau membantu, ia terikat janji pada Millia. Yang mungkin jika ia ingkari bisa membuat ia kehilangan sahabatnya untuk kedua kalinya.

Sejauh ini yang ia tahu kemungkinan Millia di Bali, terlihat dari gambar tempat-tempat yang ia kunjungi. Sepertinya ia memang tinggal disana bukan hanya sekedar liburan dilihat dari jenjang waktu yang lama dari history instagramnya. Semua pikiran tentangnya membuat ia tidak focus pada apapun yang dikerjakannya. Ia sampai berada disinipun karena Managernya mengusir kehadirannya di kantornya sendiri.

“Cari dan kejar cinta pertama lo itu, Bro. Sekalipun dia diujung dunia lo punya banyak uang buat terbang kesana. Sekalipun dihatinya ada orang lain elo punya kemampuan dan daya tarik buat dapetinnya lagi.”Ucap Salman sambil membukakan pintu mobil, ia terus meyakinkan perusahaan bisa berjalan dengan baik selama ia tinggalkan.

Dan disinilah ia, satu-satunya yang bisa ia lakukan hanya menginterogasi Jessica. Sudah sejak siang ia berada disini, namun Jessica belum juga muncul. Tentu saja si Jalang itu punya banyak kesibukan, ia tidak menyangka gadis manja dan gila itu bisa menjadi CEO sebuah perusahaan besar. Ayah bulenya tentu berperan besar dengan kesuksesannya ini.

“Terlihat sekali kalau tentang Millia masih bisa membuat elo cukup terpuruk.” Jessica berkata dengan angkuh.

“Elo tau gue enggak akan pergi sebelum dapet informasi.” ia berkata dengan dingin.

“Cari mati nih anak…” Jessica mengangkat map yang dipegangnya bersiap untuk memukul.

“Oh come on, Jess! Kita terlalu tua bertingkah laku seperti itu, lagipula…” Ia berhenti dan menelan ludahnya seakan sulit mengucapkannya.

“Tidak ada Millia yang akan melerai disini.” Lanjutnya.

“Gue udah janji sama dia Ban”Jessica berkata lirih.

“Elo udah langgar janji lo lewat bocoran akunnya kemaren, Jess” ia berkata sinis.

“Ya… seperti yang elo tau… kalau mabuk gue banyak bertingkah bodoh” Ia tertawa malu mengakuinya.

“So, dimana bar yang buka jam segini? Lets make you drunk …”

“Gila, enggak usah repot-repot deh. Gue lagi banyak kerjaan juga sebenernya, sebelum gue cerita gue mau tanya satu hal sama lo. Apa bener-bener lo masih cinta sama dia?” Jessica bertanya dengan serius.

“Ya.” Ia menjawab singkat.

“Oke, I see. Semua jawaban singkat elo cuma berlaku tentang Millia.” Jessica mengejeknya.

Banyu tersenyum, mengingat Jessica sebenarnya dulu banyak membantu dengan segala siasatnya. Dia memang pandai membodohi dan menjebak Millia.

“Alasan ia menghilang adalah karena keadaan keluarganya saat itu sangat kacau.”

“Apa benar ia tinggal di Bali?”

“Saat pertama kali dan terakhir kali gue ketemu dia lagi, ya dia ada di Bali”

“Elo udah ketemu sama dia? Kapan?” Tanyanya penasaran.

“Three years ago”

“What? Gila seharusnya gue udah curiga lo berhenti neror gue tentang dia sejak 3 tahun lalu. Gimana bisa, elo ga kasih tau gue?”

Banyu mulai meninggikan nada bicaranya.

“Dia yang mohon-mohon buat nutupin semuanya dari elo, sorry Ban…”

“Ya gue ngerti kenapa dia enggak mau ketemu gue” Ia menunduk sedih.

“Ban, Millia yang sekarang berbeda dengan Millia yang dulu.” Jessica mencoba menjelaskan.

“Kita juga berbeda, kita juga berubah. Gue lebih komunikatif, elo lebih dewasa dan bertanggung jawab sekarang.”

“Ya benar, satu yang enggak berubah. Dia benar-benar selalu menjadi bagian dari diri dan hati kita…”

“Itulah kenapa kita merasa benar-benar kehilangan dan menggila saat ia pergi.” Banyu menambahkan dengan lirih.

“Ban, please ngerti,  gue enggak mungkin tiba-tiba mempertemukan kalian, dia bukan puppy gue lagi. Kali ini dia cepat sadar kalau gue bersiasat, bahkan untuk membuat keadaan finansialnya lebih baik, lingkungannya aman selama 3 tahun ini gue harus pakai jasa orang lain. Dia nolak mentah-mentah semua bantuan gue”

“Ya gue ngerti, thanks Jess. Seengganya gue lega lo jagain dia. Gue pamit sekarang.” Banyu mengulurkan tangan dan Jessica menggenggamnya dengan hangat.

“Percaya sama gue, dari setahun lalu gue udah atur situasi, tinggal bersabar sedikit lagi sampai dia sendiri yang mau nemuin lo. Kalau enggak ada kemajuan baru gue turun tangan.” Jessica tersenyum meyakinkan.

                                                                                                                     ***

Banyu terus memandangi layar notebooknya, tak puas-puasnya ia mengamati instagram Millia menantikan postingan baru yang mungkin saja jadi petunjuk selanjutnya. Bahkan ia menstalking beberapa akun instagram yang mengomentari postingan gadis itu, berharap ada postingan lain yang menyebutkan keberadaan dirinya atau mungkin memuat gambar wajahnya. Hatinya jadi makin tidak sabar, banyak tanya terlintas dipikirannya. Bagaimana kabarnya sekarang? Apakah rambutnya masih sama? Apakah dia lebih tinggi? Apakah ia masih menyukai bunga? Ah semakin dipikirkan semakin dia merindukannya. Jika dia mengambil keputusan untuk meninggalkan pesan di instagramnya sekarang, apakah Millia akan melarikan diri lagi menjauhinya sebelum sempat bertemu kembali?

 

“Astaga, enggak dikantor, di kosan, di tempat meeting, sampai mau makan aja masih di kepoin aja tuh instagram. Apa susahnya sih tinggal direct message aja,”Hai,mantan apakabar?”gitu aja repot.” Salman mengejeknya.

“Dia bukan mantan.” Banyu menjelaskan.

“Astaga part dua. Turut berduka bro, jadi ini bukan tentang “Mantan Terindah” tapi tentang “Kasih tak sampai”?” Salman bertanya dengan penasaran.

Banyu tidak memperdulikan apa yang dikatakan Salman, ia kembali terhanyut dengan lamunannya. Salman terus mengomentari kelakuan temannya yang satu ini, sementara Banyu melemparkan pandangannya keluar kafe. Hujan mulai turun diluar sana, Salman mengucapkan syukur karena hari bukan jadwal mencuci hingga ia tidak perlu mengkhawatirkan jemurannya dan harus berlarian ke kosan.

Banyu berlari keluar kafe merasa melihat sosok yang ia kenali di seberang jalan. Ia tak peduli temannya meneriakinya, tak peduli hujan menerpa tubuhnya, tak peduli lampu mulai berganti hijau. Ia tetap mengejarnya, sampai diseberang jalan ia kebingungan gadis yang dicarinya tidak ada disana. Ia kembali dengan pakaian basah kuyup, Salman sudah berdiri di depan kafe membawakan barang-barang mereka.

“Bro, itu bukan dia. Lo sendiri yang cerita dia ada di Bali, elo Cuma salah lihat. Siapapun cewek itu, gue salut sama dia udah bisa bikin lo menunggu bertahun-tahun. Bikin lo kurang tidur, kurang makan dan sekarang kurang waras.”

Dengan tertunduk lesu Banyu masuk kedalam mobilnya. Ia merenungi perkataan Salman, rasanya ia memang sudah gila. Ia yang harus lebih dulu menemuinya, bisa saja Millia jadi milik orang lain jika ia tidak segera mengambil tindakan.

Salman mengetuk pintu kamar Banyu, semangkok mie instant ada ditangan kanannya.

“Makan dulu pak boss, kita obrolin masalah inventaris buat kantor abis ini.”

Banyu langsung melahap mie buatan sohibnya itu, rasa lapar dan dingin menderanya. Hari ini ada postingan baru di instagramnya, tapi bukan hal yang bisa dijadikan petunjuk. Ia besok akan menemui Jessica lagi memaksa meminta alamat Millia bagaimanapun caranya.

Salman membawa beberapa katalog, ia mulai menyusunnya di meja bersiap menunggu boss sekaligus temannya selesai makan.

“Lo jadi ke pameran kemaren?”

“Jadi dong” Ia menjawab dengan sumringah.

“Ketemu cewek cakep lagi? Nyengir lo kaya kuda gitu” Banyu meledeknya.

“Tau aja, masih tentang anak perawan yang jadi tetangga kita nih mas bro. Pas sabtu gue datang dia jadi penyambut tamu pakai baju kimono gitu, elo inget Kaori pacarnya Kenshin di samurai x kan? Nah kaya gitu cantiknya, terus karena boss suplayer mesinnya baru datang hari minggunya. Besoknya gue datang lagi donk, nah pas hari kedua gitu dia ada di stand lain pakaiannya sih dibanding yang lain engga sexy tapi ga tau kenapa gue jadi terpesona. Berasa dihukum dengan kekuatan bulan sama Sailormoon gue, apalagi senyumnya ramah gitu gemes deh gue.” Salman menceritakan penuh gereget.

“Tugasnya sales pasti ramah lah.” Banyu menanggapinya santai.

“Ah percuma cerita ama orang yang dipenuhi bayangan masa lalu, cepet lihat-lihat deh katalognya. Gue mau standby di tukang nasi goreng depan gang nih, biar aa Salman bisa nemenin neng geulis jalan pulang”

Banyu tertawa mendengarnya. Salman memang tipe lelaki yang mudah jatuh hati tidak sepertinya hatinya yang sekali tertaut tidak bisa terlepas lagi.

***

Mentari tertutup awan kelabu pagi ini, namun tidak menyurutkan semangat Banyu mengemudi ke Jakarta menemui Jessica. Ia bergegas menyelesaikan dokumen-dokumen yang akan dibawa Salman, tidak lupa ia mengecek kembali akun instagram Millia kalau-kalau ada postingan baru.

“Bro, udah beres?” Salman muncul dari balik pintu.

Banyu memberi tanda sebentar lagi padanya, Salman penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan temannya. Setelah melihatnya ia hanya menghela nafas panjang, melihat kelakuan temannya ini. Menghadapi puluhan klien dengan pangkat tinggi percaya dirinya luar biasa, namun menghadapi seorang gadis yang satu ini dia bertindak sangat hati-hati lebih memilih mencari informasi jauh-jauh dibanding mengkontaknya langsung.

“Udah ada postingan baru?” Ia mencoba bersikap mendukung.

Banyu hanya menggelengkan kepala. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, Salman penasaran ikut menstalking akun itu.

“Sama sekali enggak ada postingan mukanya bro. Lo yakin enggak lupa dia beneran cantik atau engga?”

“Yakinlah gue”                       

“Biasanya kan kalau yang cantik suka selfie bro, gue doain sukses deh pertemuan kali ini ama informan itu.”

“Bawa tuh dokumennya.” Banyu memerintah.

“Ya siap, oh iya lupa kunci pintu gue.”

Salman berjalan kearah kamarnya, sedetik kemudian dia kembali lagi melihat layar notebook Banyu. Kemudian ia berlari lagi keberanda dan kembali lagi masuk ke kamar memperhatikan layar itu. Sebelum sempat Banyu bertanya, Salman sudah bertanya lebih dulu.

“Kemarin waktu lo ngejar-ngejar cewe di seberang kafe, yakin banget engga kalau itu dia?”

“Engga tau lah gue”Banyu malas membahasnya.

“Ada kemungkinan kerabatnya masih ada di Bandung enggak?”

“Mungkin aja” Banyu langsung terduduk serius mendengarkan.

“Engga tau cuma perasaan gue aja atau emang bunga punya si neng geulis disamping sama kaya dipostingan terakhir cewek itu.”

“Serius?”

Mereka langsung berlari ke beranda dan kembali lagi kekamar, keduanya saling berpandangan.

Postingannya diambil kemarin, mungkin kemarin ia berkunjung kesini, mungkin gadis disebelah adalah adik sepupunya atau adik tirinya, atau temannya. Tanpa saling berbicara pun, spekulasi itu sudah mencapai kesepakatan di dalam pikiran mereka berdua.

“Oke, baiknya kita pastikan sekarang.”

Walaupun merasa ragu dan belum siap, namun Banyu langsung ikut mengangguk menyetujui.

Salman mengetuk pintu dan sudah menyiapkan alasan bahwa mereka akan menanyakan perihal pameran mesin itu jika ternyata dugaan mereka meleset. Saat pintu terbuka seorang gadis dengan tinggi kira-kira satu setengah meter membukakan pintu sambil menggosok-gosok matanya. Banyu berjalan mundur hingga mejatuhkan pot bunga yang berada dibelakangnya ke pekarangan dilantai dasar. Kemudian dia berlari kekamarnya, seperti melihat hantu.

“Astaga, kenapa sih tuh anak?” Salman keheranan sendiri.

Gadis dihadapannya kebingungan akan apa yang terjadi, karena penglihatan dan nyawanya berpadu sempurna tepat setelah Banyu berlari.

“Ada apa a?”Gadis itu bertanya dengan ramah.

“Kamu udah kenal Deska?” Tanya Salman sambil mencuri pandang kedalam kamarnya siapa tahu gadis yang dicurigai benar-benar menginap disini.

“Desta? Belum a.” jawabnya sedikit heran.

“Itu yang dikamar sebelah aa tadinya mau aa kenalin, eh malah kabur. Maklum anaknya lagi kurang sehat, kemarin abis hujan-hujanan ngejar cewek, dikira adegan film India kayaknya.”

Terdengar gadis itu tertawa kecil mendengarnya.

“Aa mau nanya-nanya masalah pameran tadinya, cuma kamunya baru bangun bobo yah? Nanti aja deh aa kesini lagi, sama maaf itu potnya nanti aa gantiin yah.”

“Ah enggak apa-apa a.”

Banyu segera keluar dari kamar, setelah menenangkan diri dan memastikan bahwa suara gadis itu sama persis dengan yang ia kenal. Ia langsung menarik pergelangan tangan gadis itu dan mengajaknya pergi. Tentu saja membuat keduanya kaget dan keheranan.

“Deska, bukan yang ini. Yang ini kemungkinan adiknya..” Ucap Salman.

“Banyu?” Gadis itu sungguh terkejut.

“Ayo pergi!” Banyu terus menariknya.

“Banyu? Ini Deska.” Salman makin bingung.

“Oh iya Banyu Deska Wiseta, kenapa gue bisa lupa?”ucapnya tertawa sambil menepuk dahinya sendiri.

“Ayo ikut!” Banyu memintanya sekali lagi.

“Bro, yang ini adiknya bro, cewek lo mungkin di dalem.” Ucap Salman.

“Ayo ikut” Banyu berkata dengan marah.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zalsa

    Comment on chapter Epilog
Similar Tags
Move On
208      174     0     
Romance
"Buat aku jatuh cinta padamu, dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas oleh seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku" Sebuah awal cerita tentang Reina yang ingin melupakan kisah masa lalu nya serta Eza yang dari dulu berjuang mendapat hati dari pujaannya itu.
Half Moon
985      529     1     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
November Night
335      234     3     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Story Of Me
3192      1148     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
You Can
994      630     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
The War Galaxy
11253      2327     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Perfect Love INTROVERT
9214      1723     2     
Fan Fiction
Kenangan Masa Muda
5727      1617     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
THE WAY FOR MY LOVE
412      317     2     
Romance