“mak-maksudmu?” gagap Jin Young menatap Taehyung.
“entahlah. Yang kulakukan bukan membuat keadaan lebih baik, malah semakin buruk. Kita akhiri sebelum terlambat Jin Young.” Keluh Taehyung.
Matanya mulai memerah. Dadanya sesak lagi. Keputusannya benar-benar gila. Mengakhiri hubungan dengan Hyun Jin yang baru berusia 2 hari adalah keputusan gila. Bahkan jika Taehyung meneruskan hubungannya dengan Hyun Jin adalah hal gila.
“lucu sekali kalau kau mengakhiri semuanya. Bahkan baru 2 hari? Kau akan menyakitinya Tae.” timpal Jin Young merasa kesal.
“entahlah, setiap menatap matanya aku merasa sakit.” Taehyung terkekeh palsu.
“yang kau lakukan itu benar Tae. Kau harus melindunginya. Dia anak baik. Atau, kau masih menyukai Hana?” emosi Jin Young menggebu-gebu. Siapa yang tidak marah melihat sahabatnya yang labil begitu?
“a-aniya. Aku sudah menjauhinya lama. Jangan membawa namanya lagi. Aku akan menjaganya mulai sekarang.” Taehyung acuh berjalan menuju kasur empuk Jin Young berniat tidur.
“aku mengerti perasaanmu Tae. Maafkan ide gilaku ini. Cuma ini yang bisa kita lakukan, bukan?”
“tidurlah. Aku sedang tidak ingin diajak bicara” Taehyung mulai membawa masuk dirinya ke alam mimpi.
@@@
“Masih ingat pulang?” sarkatis Yoongi ketika Hyun Jin melangkahkan kaki ke lantai atas.
“apa maksudmu? Ini masih pukul 9 malam, oppa.”Hyun Jin tak berniat menoleh pada kakaknya tetap berjalan menaiki tangga.
“isshh.. kau!” teriak Yoongi, kakak yang terkenal kaku dan tak banyak bicara.
“apa lagi? Kau sering pulang malam bahkan sampai tengah malam.” Bela Hyun Jin untuk dirinya sendiri. Ia tak mau kalah jika berdebat dengan kakak satu-satunya itu. Tapi Hyun Jin akan kalah akhirnya karena appanya selalu membela yoongi daripada Hyun Jin.
“kau ini perempuan!” teriak Yoongi lagi tak ingin kalah.
“siapa yang bilang aku waria? Aku perempuan tulen tau!” Hyun Jin tak tahan ikut berteriak.
“pergi dengan siapa, hah?”perlahan suara yoongi mengecil.
Mungkin dia tersadar, tumben sekali ikut campur dengan urusan adiknya. Itu memang kewajibannya, apalagi mendiang ibunya sempat berwasiat yoongi harus menjaga Hyun Jin.
“dengan kekasih pastinya” pamer Hyun Jin dengan sombongnya. Bangga sekali, apalagi kekasihnya sangat tampan dan perhatian.
Yoongi terkekeh. Merasa tak percaya.
“ka-kau.. punya kekasih? Siapa yang mau denganmu. Otakmu kan tinggal separuh” ejek Yoongi kembali fokus pada layar Televisi lagi.
“sudahlah. Lelah bicara denganmu” Hyun Jin bergegas masuk dalam kamarnya. Tidak enaknya punya kakak laki-laki menurut Hyun Jin. Tidak bisa diajak curhat malah balasannya mengejek bikin sakit hati.
Hyun Jin membaringkan tubuh kurusnya ke ranjang. Membuka smartphone canggih dari dalam tas, berharap ada seseorang yang memberinya kabar. Entah hanya sekadar kabar telah sampai rumah.
Wahh.. kosong!
Kerja lembur bagai quda!
Sampai lupa mau nge-chat!
Hyun Jin bernyanyi tidak jelas seraya mengetikkan sesuatu dalam smartphonenya.
Min Hyun Jin
Taehyung ah.. kau sudah sampai rumah?
Kau sampai dengan selamat, kan?
Jangan lupa untuk makan, saat tidur kau butuh banyak energi.
5 menit....
10 menit...
15 menit...
Tak kunjung ada balasan dari Taehyung.
Min Hyun Jin
Jaljja.. mimpi indah J
“selamat tidur Taehyung ah.. waktunya tidur!” Hyun Jin langsung menarik selimutnya menuju alam bawah sadar. Tanpa mandi. Dasar gadis jorok!