Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU
About Us  

"Bagaimana hari pertama kamu di sekolah?"
Kinara tersenyum saat menyalami wanita cantik -yang tak lain adalah bundanya, Kirana- saat Kinara tiba di rumah megah bertingkat itu.
"Baik, bunda."
"Bagaimana dengan teman-teman sekelasmu, mereka baik, bukan?" Tanya Kirana lagi.
"Iya" jawab Kinara. "Tadi di sekolah aku bertemu dengan salah satu teman sekelasku, namanya Lilian. Dia itu orangnya.. unik."
Kinara mulai menceritakan kisahnya di hari pertama sekolah di tempat baru dan juga menceritakan tentang Lilian, teman pertamanya itu pada Kirana. Sementara di belakangnya, Danu memperhatikan raut wajah putrinya, putri kesayangannya, Kinara. Satu hal yang Danu tahu, putrinya itu merasa bahagia. Dan hal tersebut membuat senyum di wajah Danu mengembang.
Danu teringat kenangan akan masa lalu Kinara. Sungguh, hanya dengan mengingatnya saja sudah dapat membuat hati Danu teriris.
"Ayah?" Danu tersadar saat Kirana menegurnya.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Kinara di mana?" Tanya Danu.
"Kinara sudah pergi ke kamarnya."
Melihat raut sedih di wajah Danu membuat Kirana penasaran. Kirana berdiri di belakang Danu dan menaruh dagunya di bahu Danu, sementara kedua tangannya masing-masing menggenggam tangan Danu.
"Kenapa? Kok ayah kelihatan sedih? Bukankah Kinara sudah baik-baik saja?"
"Aku hanya sedikit.. takut." Terdengar helaan napas Kirana.
"Kenapa? Bukankah dokter Anggi bilang kalau Kinara sudah baik-baik saja? Lalu apa yang ayah takutkan?"
"Entahlah.. aku hanya berharap, agar Kinara selalu bahagia."
"Amiin"
**
Keesokan paginya, Kinara sudah siap dengan seragam sekolahnya. Rambut lurusnya kembali Kinara ikat seperti ekor kuda. Dan setelah semuanya siap, Kinara keluar dari kamarnya lalu menuju ke ruang makan.
"Selamat pagi Kinara sayang" sapa Kirana. "Cantiknya anak bunda."
"Selamat pagi bunda."
Pagi ini berjalan seperti biasanya. Kinara memakan sarapannya bersama Kirana, sementara Danu sudah lebih dulu keluar untuk memanaskan mobil.
"Ini bunda buatkan kamu dua bekal. Yang satu untuk kamu, dan yang satu lagi untuk teman kamu, Lian." Kirana memberikan dua kotak bekal kepada Kinara seusai dia sarapan.
"Terima kasih bunda"
**
"Hati-hati ya sayang." Danu mencium kening Kinara sebelum dia kembali masuk ke dalam mobil.
"Iya ayah"
Selepas mobil yang dikendarai Danu pergi dari pelataran sekolah, Kinara memulai langkahnya untuk pergi ke kelas.
Suasana pagi ini sekolah sudah cukup ramai, sudah banyak siswa yang datang silih berganti. Banyak orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dan seperti biasa, Kinara hanya berjalan melewati kerumunan orang tersebut sambil menundukkan kepala.
Kinara terus saja berjalan, mengabaikan kebisingan yang ada di sekitarnya. Satu tujuannya, Kinara hanya ingin cepat sampai di kelasnya.
"Kalau jalan tuh liatnya ke depan, jangan ke bawah. Nanti nabrak."
Refleks Kinara menghentikan langkahnya, kemudian melihat ke samping kiri dan kanannya. Tidak ada siapapun. Namun saat Kinara melihat ke arah depan, Kinara melihat orang asing yang kemarin Kinara temui di kelas. Orang itu hanya menatapnya datar, sebentar, lalu dia pergi. Hal itu membuat Kinara lagi-lagi merasa sedikit takut. Mengingat kemarin Kinara bertemu dengannya dan dia sedang dalam keadaan kacau. Hari ini pun Kinara melihatnya sama, namun yang membedakan hanya bekas luka yang sudah mengering. Satu hal yang ada di pikiran Kinara saat ini, Kinara harus menghindari orang itu.
"Hoyy!!"
Kinara terkejut saat seseorang mengagetkannya dari arah belakang. Lilian. Wajah Kinara sangat mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang benar-benar kaget. Hal itu membuat tawa dari mulut Lilian terhenti.
"Eh sori sori, lo beneran kaget ya? Aduh sori banget, Ki." Ucap Lilian merasa bersalah.
"Gapapa" hanya kata itu yang keluar dari mulut Kinara.
Kemudian Kinara melanjutkan langkahnya, sementara Lilian masih diam di tempatnya sambil menatap punggung Kinara yang menjauh.
"Gue yakin ada sesuatu dalam diri dia yang belum gue ketahui."
**
Lagi dan lagi Kinara harus terkejut saat memasuki kelasnya. Terutama saat kakinya menuju tempat duduknya. Sebab seseorang sudah duduk di kursi kosong di samping tempat duduknya. Orang yang sama dengan yang kemarin Kinara temui di tempat yang sama pula. Orang yang sama dengan orang yang tadi menegurnya di koridor.
"Kenapa lo liat gue kayak yang lagi liat setan?" Tanya orang itu cuek, sedangkan Kinara saat ini sedang merasa gugup, oh atau lebih tepatnya takut?
"Kinara? Lo kenapa?" Dia Lilian.
"Wah gue tau, ini pasti gara-gara lo kan?! Hayo ngaku?! Lo apain temen gue?!" Ucap Lilian pada seseorang yang duduk di samping tempat duduk Kinara. Sementara orang itu hanya memutar bola mata malas lalu membuang pandangannya ke arah lain. Dan seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Kinara, Lilian menggeser tubuh Kinara lalu mendudukkannya di tempatnya.
"Lebih baik lo duduk di sini aja, ga baik duduk sama cowok rese kayak dia." Setidaknya Kinara merasa sedikit lega karena tidak harus duduk berdampingan dengan orang itu.
Teman sebangku Lilian pun mengerti apa yang diisyaratkan oleh Lilian, sehingga dia langsung pindah ke tempat duduk dua baris dari tempat duduk awalnya. Tempat duduk Arul.
"Eiiitttsss siapa yang nyuruh lo duduk di tempat gue?!" Teriak Arul yang baru saja tiba.
"Gue yang nyuruh, kenapa?! Masalah?!" Ucap Lilian dengan kesal.
Jangan salahkan Lilian yang selalu berkata kasar pada Arul, tapi salahkan Arul yang mempunyai wajah menyebalkan yang setiap kali melihatnya Lilian selalu merasa kesal.
"Dasar Liliput!! Terus gue duduk di mana njir?!"
"Tuh di belakang! Lo sama dia kan satu spesies, jadi ga masalah kalau kalian sebangku."
"Satu spesies cogan mah iya."
"Spesies cowok rese, aneh dan juga pembuat onar!"
Kinara hanya diam tertunduk di tempat duduk yang tadinya milik Lilian, sedangkan Arul dan Lilian masih saja meneruskan pertengkaran mereka. Sementara orang yang menurut Lilian cowok rese itu sedari tadi mata tajamnya tak berkedip menatap Kinara.
Dasar cewek aneh. Batinnya.
Bel masuk berbunyi. Suara langkah kaki terdengar memasuki kelas XI Ipa 1, bu Indah. Sebab sekarang adalah pelajaran matematika. Kinara ingin menghentikan Lilian agar berhenti bertengkar sebab bu Indah sudah memasuki kelas, namun Kinara tidak berani saat mata milik bu Indah menatapnya seakan mengisyaratkan 'Jangan'. Dalam hati Kinara hanya berharap, semoga Lilian tidak kena masalah.
"Harus berapa kali sih gue bilang sama lo, kalo lo itu cuma cowok rese yang bisanya bikin gue darah tinggi!"
"Harus berapa kali juga gue bilang, kalo lo tuh ga usah kegeeran?! Siapa juga yang cari gara-gara sama lo? Yang ada juga lo yang selalu cari gara-gara sama gue?! Dasar Liliput!!"
"Dan harus berapa kali saya bilang, kalau kalian jangan sampai bertengkar lagi?"
Kinara lagi-lagi hanya menunduk, sementara teman-teman kelas yang lainnya sedang susah payah menahan tawa mereka.
Seakan emosi mereka -Lilian dan Arul- menghilang seketika, dan seakan kesadarannya baru saja dikembalikan setelah mendengar suara lembut namun penuh tekanan dibaliknya. Baik Lilian atau pun Arul, keduanya hanya saling menatap dan meneguk ludahnya masing-masing.
"Kenapa? Sudah selesai?"
"Eh ada bu Indah cantik. Pagi bu." Ucap Arul sambil menyalami tangan bu Indah. Begitu juga dengan Lilian.
Akhirnya Lilian dan Arul pun duduk di tempatnya masing-masing. Sementara bu Indah masih menatap tajam ke arah mereka berdua.
"Sekali lagi saya lihat kalian berdua ribut-ribut ga jelas, saya tidak akan segan-segan untuk memberikan kalian libur selama satu bulan pada pelajaran saya."
Mendengar perkataan -oh atau lebih tepatnya ancaman dari bu Indah, baik Arul ataupun Lilian hanya bisa meneguk ludah masing-masing.
"Kalian mengerti?!" Mereka pun mengangguk.
"Bagus."
Bu Indah kembali ke tempatnya dan memulai absen. Satu per satu siswa yang disebutkan namanya pun menjawab hadir.
"Kevandra Adya?"
"Hadir" Mendengar jawaban hadir dari seorang yang namanya disebutkan, bu Indah sangat terkejut.
"Kevan hadir?" Tanya bu Indah memastikan.
Begitu juga dengan Kinara. Ia juga terkejut saat bu Indah memanggil nama Kevan. Nama itu tidak asing bagi Kinara. Seingatnya, Kinara pernah mendengar juga nama itu. Tapi kapan? Kinara lupa. Namun bayangan ketika Kinara berada di ruangan kepala sekolah pun terlintas begitu saja. Sekarang Kinara ingat.
Jadi, dia Kevan?
"Kinara Wijaya?"
Kinara tersadar saat lengannya disenggol oleh Lilian. Kinara tidak mengerti kenapa Lilian menyenggol lengannya, namun saat namanya kembali dipanggil.
"Kinara Wijaya?"
"Ha..hadir bu!" Kinara baru sadar kalau bu Indah masih mengabsen.
Kinara tidak habis pikir. Jadi, orang yang kemarin ku temui di kelas saat jam pulang sekolah dan juga orang yang menegurku di lorong, ternyata dia itu Kevan? Murid bermasalah yang sampai membuat pak Basit menyerah untuk menghadapinya?
Ternyata dia itu Kevan, orang yang tiba-tiba duduk di kursi kosong di samping tempat duduknya tadi. Tetapi sekarang Kinara mengerti, dia tidak tiba-tiba duduk di sana, melainkan itu memang tempat duduknya. Karena faktanya, dia adalah Kevan, teman sekelas Kinara.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hunch
39232      5527     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
10 Reasons Why
2497      1083     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
610      383     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
When You Reach Me
7627      1994     3     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...
Dessert
1047      551     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
When Home Become You
432      325     1     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
KAFE IN LOVE
1625      960     1     
Romance
Ini adalah cerita mengenai Aura dan segudang konfliknya bersama sahabatnya Sri. Menceritakan Kisah dan polemik masa-masa remajanya yang dia sendiri sulit mengerti. belum lagi, kronik tentang datangnya cinta yang tidak ia duga-duga. Lalu bagaimanakah Aura menyelesaikan konflik-konflik ini? Dan bagaimanakah akhir kisah dari cinta yang tak diduga?
In Love With the Librarian
15855      2964     14     
Romance
Anne-Marie adalah gadis belia dari luar kota walaupun orang tuanya kurang mampu, ia berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas favorite di Jakarta. Untuk menunjang biaya kuliahnya, Anne-Marie mendaftar sebagai pustakawati di kampusnya. Sebastian Lingga adalah anak tycoon automotive yang sombong dan memiliki semuanya. Kebiasaannya yang selalu dituruti siapapun membuatnya frustasi ketika berte...
Last Voice
1077      609     1     
Romance
Saat SD Aslan selalu membully temannya dan gadis bernama Hina yang turut menjadi korban bully aslan.akibat perbuatannya dia membully temannya diapun mulai dijauhi dan bahkan dibully oleh teman-temannya hingga SMP.dia tertekan dan menyesal apa yang telah dia perbuat. Di SMA dia berniat berubah untuk masa depannya menjadi penulis."aku akan berusaha untuk berubah untuk mengejar cita-citaku&quo...
One Step Closer
2366      990     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?