Loading...
Logo TinLit
Read Story - Distaste
MENU
About Us  

"Sebelum kedatanganmu duniaku baik-baik saja. Setelah kau datang, kau membalikkan semuanya. Tanpa meminta izin dariku." Stella.

"Kau adalah orang teraneh yang pernah kutemui." GG.

-Distaste-


Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu tapi Stella masih setia duduk di depan ruang BEST. Padahal lima menit lagi rapat akan dimulai. Stella sebenarnya malas menghadiri rapat karena sesuai aturan artinya Stella harus menjadi ketua menggantikan Erza dan cewek itu sama sekali belum siap.

"Semua yang di luar silahkan masuk!" Seru Dyto dari dalam ruang.

Stella melangkah gontai memasuki ruangan. Di sana Gita sudah duduk manis sambil melambaikan tangan pada Stella. Ia menghampiri Gita dan duduk di sebelahnya.

Setelah semua anggota BEST dirasa lengkap. Dyto angkat bicara, "Assalamu'alikum warahmatullahi wabaratuh ... Agar tidak mengulur waktu langsung saja, disini saya sebagai ketua BEST angkatan-6 mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada angkatan-7 yang sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri rapat ini. Sebenarnya saya sangat kecewa pada kalian semua. Pada awal kalian masuk dalam organisasi ini kalian berjanji akan menjaga nama baik BEST. Tapi faktanya ada saja dari kalian yang melanggar." Dyto memberikan jeda sejenak dan memberi kode pada Stevi. Semua anggota BEST terlihat tegang.

"Stella kamu maju!" Pinta Stevi.

Stella terlonjak mendengar namanya dipanggil ke depan. Ia menoleh ke arah Gita sambil menekuk wajahnya.

"Udah maju aja!" Gita mengepalkan tangan kanannya, memberi semangat pada sahabatnya.

Stella sudah berdiri di depan menghadap ke arah anggota BEST lainnya. Ia menggigit bibirnya. Stella sangat gugup sekarang.

"Seperti yang kita tahu, Erza sudah dikeluarkan dari BEST karena sikapnya yang memalukan. Sesuai tradisi, maka-" Dyto menarik nafas dalam.

Ia menatap ke arah Stella. Cewek itu mengerutkan keningnya. Ia seperti menangkap maksud lain dari kakak kelasnya itu.

"Seharusnya Stella yang menggantikan posisi Erza, tetapi karena kami belum menemukan sekretaris yang tepat, mengingat posisi itu juga penting. Maka Stella Patricia tetap akan menjadi sekretaris BEST," sambung Dyto.

Entah Stella harus senang atau sebaliknya. Ia memang belum siap menjadi ketua tapi cewek itu bukan tidak tahu jika sejak awal angkatan-7 sedikit tidak suka pada Stella. Matanya terasa panas sekarang.

Enggak gue gak boleh nangis, batinnya.

Sekuat tenaga Stella berusaha menahan air matanya.

Tau gini ngapain coba gue dipanggil ke depan, sengaja banget apa bikin gue malu, Stella mengcengkram roknya guna melampiaskan amarahnya sekarang.

Dari sudut ruangan dua orang cowok berdiri. Mereka berdua maju ke depan setelah komando dari Dyto.

Stella sedikit terkejut melihat salah seorang diantaranya. "Rasta," gumamnya pelan.

Keduanya berdiri di samping Stella.

"Hey," sapa Rasta seraya melambaikan tangannya pada Stella.

"Gue males nih berdiri, untung ada cewek cantik sebelah gue," bisiknya pada Stella.

Stella mengucap beribu syukur. Tuhan mengirim Rasta disaat yang tepat. Setidaknya rasa malunya sedikit berkurang sekarang. Stella melirik cowok di sebelah Rasta. Sedari tadi ia hanya diam.

"Setelah pertimbangan yang cukup matang. Kami memutuskan memilih dua kandidat untuk calon ketua BEST kita. Silahkan kalian perkenalkan nama!" Pinta Dito.

Rasta maju satu langkah ke depan, "Perkenalkan nama saya Ravindra Rasta Alankara. Bisa dipanggil Rasta. Saya dari kelas X IPA 2, " ucap Rasta sambil menunjukkan senyuman khasnya.

"Manisnya."

"Iya manis banget."

Gumam beberapa anggota BEST.

Meskipun mereka hanya berbisik, bagi Stella ucapan mereka terdengar sangat jelas dan Stella hanya menghembuskan nafas, malas.

Setelah Rasta selesai sekarang giliran cowok di sebelahnya. Stella pikir cowok itu cuek atau sejenisnya, tapi dugaannya salah. Sebelum perkenalan saja cowok itu sudah senyum-senyum tidak jelas.

Dia sehat apa nggak ya, batin Stella.

"Perkenalkan nama saya Ghazi Geraldo Pratama. Biasa dipanggil Ghazi. Saya dari kelas X IPA 2."

"Ciee Stevi," sindir Mega, sahabat Stevi.

"Doi depan mata tuh samperin Stev," cibir beberapa cewek angkatan-7.

Stella menghadap ke arah kakak kelasnya itu. Benar saja, pipi Stevi sudah seperti kepiting rebus sekarang. Kulit Stevi yang putih sekarang terlihat merah.

"Oh jadi dia pacarnya kak Stevi," celetuk Stella.

"Emang kenapa?" Tanya Rasta tiba-tiba.

"Eh-em nggak papa sih. Cuman..."

"Apa?"

Stella menunjukkan cengirannya. "Lebih cantik Kak Stevi."

Pipi Stella yang memerah membuat Rasta gemas. Ia mendekat ke arah Stella dan berbisik tepat di telinganya. "Jangan salah sangka. Asal lo tahu Ghazi itu punya pesonanya sendiri. Buktinya, Kak Stevi sampai kepincut sama dia."

"Apa bagusnya coba, mending sih kamu," ceplos Stella tanpa sadar.

"Apa?" Tanya Rasta.

"Eh eng-gak kok." Stella tergagap.

Habislah sudah. Bagaimana bisa ia keceplosan mengatakan hal itu pada Rasta. Jika Stella terus di samping Rasta seperti sekarang, bisa habis semua rahasianya. Stella akhirnya berpindah tempat ke samping Gita.

"Baiklah sekarang mari kita lakukan voting. Yang memilih Rasta silahkan angkat tangan!" Pinta Dyto.

Stella mendengus ketika melihat hanya sedikit yang mengangkat tangan. Mungkin hanya sepertiga yang hadir di ruang ini. Bahkan sahabatnya Gita juga tidak mengangkat tangan. Padahal Stella ingin sekali Rasta yang menjadi ketua.

"Gita kok nggak angkat tangan sih," omel Stella.

"Ya ampun Stella ya jelas gue pilih Ghazi lah." Mata Gita berbinar menatap Ghazi.

"Yang memilih Ghazi silahkan angkat tangan!" Seru Dyto.

Tidak perlu ditanya, tentu saja dua pertiga anggota rapat ini memilih Ghazi.

"Berdasarkan hasil voting, maka secara otomatis Ghazi Geraldo Pratama resmi menjadi ketua BEST angkatan-7." Dyto bertepuk tangan diikuti anggota BEST lainnya.

-Distaste-


Setelah rapat usai, kini tinggal Stella, Ghazi, Dyto, Stevi, dan Mega yang ada di ruangan ini.

"Pesan kita cuman satu. Kalian berdua sekarang itu tombaknya BEST. Jangan sampai kejadian seperti Erza keulang lagi. Intinya kalian berdua harus kompak," tutur Dyto.

"Dan kamu Stella, akan lebih baik kalau kamu lebih aktif lagi di organisasi ini. Jangan karena kamu dapet recommen guru kamu bisa seenaknya," sergah Mega tiba-tiba.

Stevi terlihat menyenggol lengan temannya itu.

"Emang aku salah apa kak? Aku nggak pernah ngelanggar apapun," bantah Stella.

Tidak ada jawaban sampai beberapa menit.

Stella muak berada di situasi seperti ini. Selalu disalahkan tanpa alasan yang jelas. Stella akhirnya memutuskan untuk pulang. "Aku pulang kak. Makasih."

Cewek itu mempercepat langkah kakinya agar segera keluar dari area sekolah. Air matanya sudah hampir tumpah sekarang. Ia bahkan tidak menyadari jika ada sepasang mata yang memperhatikan kepergiannya.

-Distaste-

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 1 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nurrulfadila

    @flower_flo wkwk gapapa dong, nanti gula di rumah Stella awet

    Comment on chapter Senyuman Maut
  • flower_flo

    Awas Stella nanti diabetes lihat senyumnya yang manis itu wkwk

    Comment on chapter Senyuman Maut
Similar Tags
Shades Of Nuance
1540      816     2     
Romance
"seandainya kita diciptakan untuk menjadi satu, pasti suatu saat kita akan bertemu – Putri Zein" "aku selalu teringat tentang pertama kali aku bertemu dengan mu, kau hanya menatapku datar bukan tatapan memuja. Seorang siswi pindahan yang selalu membuatku muak, dengan kelakuan nya yang selalu ikut campur urusan orang lain. – Choi Min Ho" "mata kami saling bertemu, m...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
1549      731     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Frekuensi Cinta
275      230     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
Anderpati Tresna
2522      984     3     
Fantasy
Aku dan kamu apakah benar sudah ditakdirkan sedari dulu?
always
1132      611     6     
Romance
seorang kekasih yang harus terpisah oleh sebuah cita-cita yang berbeda,menjalani sebuah hubungan dengan rasa sakit bukan,,,bukan karena saling menyakiti dengan sengaja,bahkan rasa sakit itu akan membebani salah satunya,,,meski begitu mereka akan berada kembali pada tempat yang sama,,,hati,,,perasaan,,dan cinta,,meski hanya sebuah senyuman,,namun itu semua membuat sesuatu hal yang selalu ada dalam...
My Andrean
10557      1829     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Sanguine
5271      1624     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Reach Our Time
10220      2372     5     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Letter hopes
1025      566     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Raha & Sia
3191      1221     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...