Sumin terbangun di sore hari. Berkas-berkas cahaya senja menari menembus gorden putih.
Dia jadi penasaran, apakah ia akan terbakar jika terkena sinar matahari, mengingat bahwa dirinya sekarang adalah separuh vampir.
Maka iapun turun lantas membuka gorden dan jendela. Kemudian keluar ke balkon kamar.
Sumin terbelalak kagum. Kamarnya berada di lantai 2, dengan pemandangan kebun bunga menghampar di bawahnya.
Di sebelah kanan jauh terdapat kolam ikan dan sebuah gazebo putih. Sebaliknya, ada hutan cemara lebat di sebelah kiri.
Dimana sebenarnya mansion ini dibangun? Mungkinkah ada tempat seperti ini di Korea?
Berkas cahaya matahari menyorot mata Sumin. Mata gadis itu terasa semakin sakit. Suminpun segera menaungi matanya. Setelah menggosok mata, yeoja Baek itu menatap kedua tangannya.
Sekarang ia baru menyadari bahwa kulitnya terlihat lebih pucat dari biasanya. Tapi selain itu dia baik-baik saja.
Kulitnya tidak terbakar maupun melepuh. Padahal ia sudah disini paling tidak selama 5 menit. Apakah ini karena ia belum menjadi vampir seutuhnya? Sumin akan menanyakannya pada Yoongi nanti.
Gadis bersurai coklat panjang itu berbalik memasuki kamarnya. Kamar yang ia tempati ini jauh lebih luas daripada kamarnya sendiri di lantai 2 toko bunga.
Ranjang bertiangnya identik dengan milik Jimin. Bedanya, sprei dan tirai disini berwarna putih bersih.
Ada 1 set sofa berwarna coklat susu di dekat perapian. Ada pula televisi, kulkas 2 pintu, dan lemari besar penuh buku tua.
Dan tentu saja lilin aroma terapi berbagai warna disetiap sudut. Bahkan walking closetnya juga hanya diterangi lilin-lilin. Sepertinya mansion ini benar-benar tidak memiliki lampu.
???? Black Roses ????
Sumin keluar kamar dan menyusuri lorong menuju kamar Jimin.
Gadis itu sudah selesai mandi tapi tidak mengganti pakaiannya. Bagaimana dia berganti baju jika seluruh pakaiannya berada di rumah sedangkan semua penghuni mansion ini adalah namja?
Sebenarnya ia sempat mempertimbangkan untuk berteleportasi pulang ke rumahnya. Tapi bagaimana jika organisasi itu telah mengepung rumahnya?
Apakah resiko itu layak diambil hanya untuk mengambil pakaian ganti?
Sepertinya tidak, meskipun ia merasa tidak nyaman memakai pakaian yang sama seperti ini.
Lalu bagaimana caranya ia mendapat pakaian ganti? Ia akan memasukkan itu dalam daftar panjang pertanyaannya pada Yoongi.
Sumin membuka pintu kamar Jimin perlahan. Oh tentu saja ia ingat jalan menuju kamar ini meskipun mansion itu sangat luas dan dipenuhi lorong-lorong gelap.
Gadis separuh vampir itu mendekati ranjang bertiang dan duduk di kursi yang ditempati Namjoon semalam.
Sumin menatap lekat wajah Jimin. Kulitnya semakin pucat, bibirnya membiru, dan pembuluh darahnya terlihat lebih menonjol.
Padahal ini masih 1 hari sejak namja Park itu memakan bunga dari Sumin. Tapi ia sudah terlihat semengerikan ini.
Sumin tidak bisa membayangkan jika sudah sebulan. Apakah Jimin akan semakin terlihat seperti mayat?
Memikirkan hal itu malah membuat Sumin semakin menangis. Apakah ia benar-benar bisa menyelamatkan kekasihnya itu?
Bagaimana jika tidak?
Apakah Jimin akan berubah menjadi debu lantas menghilang dari bumi selamanya?
"Sudah kuduga kau ada disini" suara datar nan cuek itu mengagetkan Sumin.
Gadis itu menengok ke asal suara dan mendapati Yoongi tengah berjalan kearahnya. Sumin segera menghapus air matanya dan berdiri.
"Sebanyak apapun kau menangisinya, air matamu itu tidak akan pernah bisa membuatnya bangun" ucap vampir kelewat putih itu sambil mengambil tempat di seberang Sumin.
Sumin tidak memiliki balasan atas perkataan Yoongi itu. Karena bagaimanapun juga kalimat Yoongi barusan sangatlah benar.
Mengalihkan pandangan pada Jimin, Yoongi meletakkan tangan kanannya di jantung Jimin. Sepertinya ia memeriksa lagi organ dalam namja sekarat itu.
Setelah beberapa saat, Yoongi menengadahkan tangannya pada Sumin. "Tangan kiri" dan gadis itupun menurut.
Tiba-tiba kuku tangan kanan Yoongi memanjang. Kemudian ia menggoreskannya pada pergelangan tangan bagian dalam milik Sumin.
"Akh!" bersamaan dengan pekikan gadis itu, darahnya mengucur deras.
Yoongi segera membuka bibir Jimin dan mengarahkan tangan Sumin keatasnya agar darah sang belahan hati menetes masuk ke mulut Jimin.
Semakin lama, luka Sumin mengecil. Dan darah yang menetespun semakin sedikit hingga kemudian tidak ada lagi.
Yoongi melepas cengkramannya pada tangan Sumin, kemudian sedikit mendongakkan kepala Jimin agar darah Sumin masuk melewati kerongkongan namja itu.
Lalu Min Yoongi kembali mengecek jantung Jimin. "Jangan khawatir. Dia akan baik-baik saja"
Sumin menghela nafas yang entah sejak kapan ia tahan.
Vampir berwajah imut sekaligus cuek itu mulai beranjak pergi. "Ikut aku"
Gadis itu mengekorinya.
"Aku akan melakukan pemeriksaan pada tubuhmu" lanjutnya sambil keluar dari kamar Jimin.
Mereka berduapun menyusuri lorong dalam keheningan. Mansion itu sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Jungkook maupun Namjoon.
Mungkin mereka masih tidur?
Tidak tahan dengan keheningan yang terus menggantung, akhirnya Sumin membuka suara. "Yoongi-ssi" panggilnya.
"Oppa saja" sela namja vampir itu tanpa menoleh.
"Oke. Oppa, bagaimana caranya aku mendapatkan pakaian ganti?"
Yoongi tiba-tiba berhenti dan memutar kepala. Ia mengamati pakaian Sumin seolah ia lupa bahwa Sumin adalah yeoja yang baru saja kabur dari rumah. "Kookie akan mengantarmu berbelanja di pasar vampir"
Sumin masih mengerjap kaget saat Yoongi telah kembali melanjutkan langkahnya. Gadis itu segera menyusul.
Sumin baru tahu bahwa ada yang namanya pasar vampir. Tapi tentu saja tempat seperti itu ada. Memangnya bagaimana lagi para vampir mendapatkan darah babi? Tidak mungkin dengan langsung menancapkan taring pada hewan itu kan?!
Yoongi memasuki satu-satunya pintu diujung lorong. Sumin masih senantiasa mengekorinya.
Ruangan itu adaah laboratorium yang luas dengan banyak sekali benda-benda medis dan penelitian.
Sementara Sumin masih mengamati ruangan itu, Yoongi sudah duduk di kursi beroda. Namja itu menuliskan sesuatu disebuah buku, kemudian sibuk menyiapkan alat-alat yang entah untuk apa. "Duduklah di ranjang"
Sumin menurutinya. Kemudian Yoongi memeriksa mata gadis itu. "Sejak kapan matamu terasa sakit?"
"Kurang lebih seminggu yang lalu"
"Apa kau selalu merasa haus dan lapar?"
"Nde. Dan langsung hilang saat aku meminum darah semalam"
Setiap jawaban Sumin akan Yoongi tuliskan di papan catatannya. Namja vampir berkekuatan healing itu terus bertanya tentang perubahan diri Sumin. Dan diakhiri dengan pengambilan sampel darah Sumin.
Namja bersurai baby blue itupun membawa setetes darah Sumin ke microskop dan mengamatinya.
"Oppa, kenapa aku tidak terbakar saat terkena matahari?"
Yoongi tertegun lantas menatap Sumin dengan mata terbelalak. "Kapan kau terkena matahari?"
"Saat awal perubahan diriku dan sore tadi" jawab Sumin dengan polos.
Namja kelewat putih itu segera menghampiri Sumin yang masih duduk diatas ranjang, lalu mengamati kulit pucat Sumin. "Apa yang kau rasakan saat kulitmu terkena sinar matahari?"
"Tidak ada. Kulitku tidak terasa perih atau apapun"
"Daebak" kagum Yoongi yang masih meneliti kulit Sumin.
"Apakah aku akan baik-baik saja?" tanya Sumin khawatir.
"Ya. Itu bukan hal buruk. Malah mungkin kau satu-satunya vampir yang bisa berjalan dibawah terik matahari" Yoongi tersenyum manis seperti gula.
"Apakah itu karena aku masih separuh vampir?"
"Mungkin" jawab Yoongi singkat sambil berjalan kembali ke microskopnya. "Kau bisa mencari Jungkook dan pergi ke pasar sekarang. Kulihat kau sudah tidak nyaman dengan pakaianmu itu"
???? Black Roses ????
Sumin dan Jungkook menyusuri jalanan pasar dengan tangan si namja yang terus menggenggam erat tangan kanan si yeoja.
Mereka sudah membeli banyak sekali pakaian untuk Sumin disebuah butik wanita yang sangat lengkap. Jangan tanyakan darimana uang untuk membayar itu semua, karena Jungkook tidak mau menjawab saat Sumin menanyainya.
Sejujurnya, Sumin tidak tahu dimana persisnya pasar ini berada. Sama seperti ia tidak tahu dimana tepatnya mansion Namjoon dibangun. Karena ia datang dengan cara hanya menjadi penumpang teleportasi Jungkook.
Pasar itu adalah jajaran butik, kedai, dan toko-toko yang menjual berbagai macam hal. Darah babi dan manusia dalam kemasan plastik siap minum, bunga mawar berbagai warna beserta bibitnya, pakaian yang selalu berwarna gelap, senjata berbagai bentuk, hewan, dan bahkan makanan manusia.
"Apa lagi yang ingin kau beli, noona?" tanya Jungkook masih sambil berjalan.
"Tidak ada, Kookie" jawab gadis separuh vampir itu dengan mata masih memandang kesana-kemari.
Sumin tidak mungkin membeli apapun lagi mengingat uang yang digunakan tidaklah jelas siapa pemiliknya.
"Sungguh?" tapi belum sempat Sumin menjawab, Jungkook sudah menegang.
Kemudian namja itu segera menarik Sumin masuk ke sebuah kedai yang menjual daging babi.
Sumin baru akan bertanya saat tiba-tiba suara Jungkook memasuki pikirannya. "Ada seorang Dewan Vampir disini. Ia mencium darah manusia dan sepertinya itu baumu, noona. Lebih baik kita pulang sekarang"
Sumin segera mengangguk paham. Dia lupa bahwa ia masih berbau seperti manusia.
Namja Jeon itu segera memeluk Sumin dan berteleportasi ke mansion.
Merekapun sudah berdiri didepan pintu kamar Sumin. "Terima kasih, Kookie"
Namja vampir itu hanya mengangguk. "Sebaiknya kau jangan keluar dari mansion ini lagi, noona. Dewan Vampir itu pasti sudah menandai baumu"
"Aku mengerti" ucap Sumin.
"Baiklah aku harus menceritakan hal ini pada Yoongie hyung" Jungkook tersenyum menampakkan gigi kelincinya. Setelah mengusak rambut Sumin, namja itupun menghilang.
???? Black Roses ????
Setelah menyimpan belanjaannya, Sumin menyusuri lorong untuk melihat-lihat mansion itu lebih detail.
Saat akan memasuki ruang keluarga, Sumin mendengar suara percakapan beberapa orang.
Ia mengenali suara husky Namjoon. Tapi tidak mengenali suara yang lain. Itu bukan suara Yoongi maupun Jungkook. Rasa penasaran mempercepat langkahnya.
Gadis bersurai coklat panjang itu sampai di ambang lorong dan melihat ada banyak sekali tamu yang menjejali ruang keluarga.
Ada 6 orang termasuk Namjoon yang duduk di sofa merah. Dan ada setidaknya selusin orang yang berdiri diam dibelakang tamu-tamu itu.
5 orang tamu yang duduk bersama Namjoon memakai jubah hitam yang sama, tetapi memiliki guratan-guratan warna yang berbeda. Silver, merah, emas, ungu, dan biru. Sedangkan tamu yang berdiri, memakai seragam serba hitam.
Seorang yeoja berjubah hitam dengan guratan emas tiba-tiba mengendus udara, lantas menatap Sumin. "Kau menyembunyikan seorang manusia, Kim Namjoon" geramnya tanpa melepas tatapan tajam pada Sumin.
Semua orang langsung mengikuti arah pandang yeoja bersurai blonde itu.
"Bukan be-" Namjoon mulai membantah.
"Kepung dia" potong seorang namja dengan guratan ungu pada jubahnya.
Sumin masih tidak mengerti apa yang terjadi saat 5 orang berseragam hitam mengepungnya dari segala arah.
"Bungkam dia" perintah namja bersurai hitam-ungu, sama seperti warna jubahnya.
Tiba-tiba Sumin merasa tidak bisa bernafas. Otomatis gadis itu memegang lehernya. Kemudian telinganya berdenging dan ia tidak bisa mendengar suara apapun.
Pandangannya perlahan menjadi buram dan tulang-tulangnya seolah menjadi jelly. Tubuhnya jatuh ke lantai karena tak sanggup menanggung bobotnya sendiri. Sumin ingin menjerit kesakitan tapi tak ada suara yang keluar. Bahkan tenggorokannya terasa sakit saat ia berusaha mengeluarkan suaranya.
Seolah semua organnya tidak berfungsi sama sekali. Gadis bermata bulat itu seperti ikan yang menggelepar di daratan.
"Tunggu dulu" ucap seorang namja bergurat merah di jubahnya. Namja berambut merah menyala itu mendekati Sumin sambil mengendus udara. "Aku mencium bau yang sama di pasar tadi" lanjutnya.
"Dia memang pergi ke pasar dengan Jungkook" jawab Namjoon yang menatap Sumin dengan pandangan ngeri.
"Bau manusianya sangat samar" ucap seorang yeoja bersurai biru metalik, seperti guratan pada jubahnya. Yeoja itu berteleportasi ke dekat Sumin dan berjongkok. Ia masih mengendus udara dengan mata terpejam. "Dia juga berbau seperti Park Jimin"
Semua orang terbelalak kaget, termasuk juga Namjoon.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Namjoon?" tanya namja bersurai silver, sesuai dengan guratan pada jubahnya. "Siapa dia?"
Namjoon menelan ludah dengan gugup sebelum menjawab, "Jimin pernah mentransfusikan darahnya pada gadis ini. Yoongi hyung bilang, ia menjadi separuh vampir karena hal itu"
Semua orang menatap namja berdimples itu dengan pandangan tak percaya.
"Panggil Yoongi" perintah namja silver.
2 dari 7 orang berseragam yang masih berdiri di belakang sofa segera menghilang.
"Han Youngwoo, geledah pikirannya" ucap yeoja bersurai blonde. Dan seorang namja yang berdiri di belakang gadis itu segera berteleportasi ke dekat Sumin.
"Tunggu!" teriak Namjoon. "Setidaknya biarkan dia bernafas. Dia masih manusia, dia bisa mati!"
Namja dengan guratan ungu menepuk pundak salah satu vampir berseragam yang mengepung Sumin. "Turunkan"
Perlahan Sumin bisa kembali bernafas. Tapi gadis itu masih tidak bisa bersuara, tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, bahkan badannya masih lemas.
Kemudian Youngwoo berjongkok dihadapan Sumin dan mencengkram rahang gadis malang itu. Melalui kontak mata mereka, Young Woo memasuki pikiran Sumin.
Bersamaan dengan itu, kepala Sumin seperti akan pecah. Gadis separuh vampir itu membuka mulutnya untuk berteriak, tapi suaranya tidak keluar sama sekali.
"Kenapa Jungkook melakukan hal ini lagi padaku?" gadis yang dalam keadaan buta itu mengira Jungkooklah yang menggeledah pikirannya lagi.
"Hentikan!" teriak Jungkook yang baru saja datang bersama Yoongi dengan diapit oleh 2 vampir berseragam.
"Dia kesakitan!" ucap Jungkook yang mulai beranjak dengan pandangan terkunci pada Sumin.
"Tahan dia" ucap vampir bersurai merah.
Dan kedua vampir berseragam itu segera mencengkram kedua lengan Jungkook kuat-kuat.
Namja bergigi kelinci itu memberontak. "Lepaskan! Biarkan aku menunjukkan visinya pada kalian!"
Dia berusaha memasuki pikiran penahannya untuk kemudian mengendalikan mereka. Tapi kedua penjaga itu seolah tidak terpengaruh sama sekali.
Maka Jungkookpun menutup matanya dan berusaha berteleportasi ke dekat Sumin. Tapi tidak ada yang terjadi.
Pemuda itu segera membuka mata dan melihat seorang Dewan Vampir bergurat ungu di jubahnya sedang menyeringai padanya.
Pantas saja Jungkook tidak bisa menggunakan kekuatannya. Kekuatannya telah dibungkam oleh seorang vampir pembungkam itu.
"Min Yoongi" panggil Dewan Vampir bersurai silver. "Katakan apa yang kau ketahui tentang gadis itu"
Yoongi mengangguk. "Aku masih menganalisis darah gadis itu. Tapi dia memang separuh vampir karena Jimun pernah mentransfusikan darahnya. Darah Jimin dan darah gadis itu menyatu. Aku tidak tahu penyebabnya. Mungkin karena mereka belahan hati"
"Belahan hati?" pekik semua Dewan Vampir.
"Dimana Jimin sekarang?" tanya yeoja bersurai biru metalik.
"Sekarat" jawab Han Youngwoo yang sudah keluar dari otak Sumin. "Karena gadis ini telah meracuni Jimin"
"Tunggu. Apa maksudmu?" tanya yeoja berambut biru itu.
"Gadis ini berniat membunuh Jimin untuk membalas kematian eommanya yang dibunuh oleh Mrs. Park" jelas Youngwoo.
Semua orang terlihat terkejut.
"Dan 1 hal lagi" lanjut vampir yang berkekuatan seperti Jungkook itu. "Dia bersahabat dengan seorang anggota organisasi pembasmi vampir"
Semua vampir itu semakin terbelalak kaget.
"Tunggu, kalian tidak tahu cerita lengkapnya" ucap Jungkook dengan panik.
Tapi semua Dewan Vampir masih terkejut dengan berita tentang organisasi itu.
"Aku akan menunjukkan visinya" ucap Youngwoo sambil melirik Jungkook yang masih dicengkram oleh 2 temannya.
Dewan vampir bersurai silver menatap Sumin dengan tatapan bengis. "Bawa dia ke penjara"
"TIIIIDAAAAAAK" teriak Jungkook.
Tapi kelima vampir berseragam telah mengangkat tubuh gadis separuh vampir yang masih tidak bisa merasakan apa-apa itu.
Kemudian mereka menghilang membawa Sumin bersamanya.
TBC
Seru gak nih?
With love, Astralian ????