Read More >>"> Kisah yang Tak Patah (Mundur) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah yang Tak Patah
MENU
About Us  

Chapter XV

Mundur

(2016)

Bulan ini sudah menuju pertengahannya dimana aku berarti sudah sibuk dengan penyuluhan selama lebih dari lima bulan. Sungguh menyenangkan karena membuat pengalaman yang tidak terlupakan bagiku. Aku memutuskan untuk mengambil kuliah alih jenjang lagi di luar propinsiku yang di mulai tahun ini setelah lebaran tentunya. Meski aku tahu singkat tapi aku sangat menikamati hari-hari ku bekerja magang.

Line” bunyi dering chat pribadiku yang muncul nama Bagas. Belakangan ini aku sering chat dengan Bagas. Dia adalah teman waktu SD ku yang tiba-tiba muncul dan membuatku sedikit nostalgia masa itu dimana aku berada di kelas satu sampai dengan empat sebelum pindah ke kota tempat aku tinggal sekarang.

“Nggak di balas Nay chat nya?” teman kerjaku Ana yang sudah tahu tentang Bagas teman lama yang muncul begitu saja di saat aku benar-benar ingin sendiri. Meski kadang aku sering chat dengan Gilang tetapi menurutku itu berbeda entah mengapa, mungkin karena bagiku Gilang adalah teman yang istimewa.

“kamu nih Nay jangan tarik ulur sama anak orang”

“idih siapa yang tarik ulur An, aku block aja kali ya biar nggak bisa di chat lagi” aku bahkan sudah memblock akunnya yang lain dan membuat privasi akunku. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Bagas, hanya saja aku takut menjadi terbiasa dengan chat-chat yang ada dan aku sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun untuk saat ini.

“yaudah terserah kamu sih Nay” Ana salah satu teman baikku di tempat kerja dan dia sudah menikah maka dari itu dia mungkin kurang memahami sikap ku yang kadang kekanakan ini.

“kamu ya Nay belum apa-apa udah ngambil langkah mundur, coba deh kamu ingat dari awal masuk kuliah sampai sekarang udah berapa kali kamu nggak peduli sama orang yang coba deketin kamu. Jangan cuma karena kamu nggak bisa menggantikan posisi Dafa di hati kamu, jadi kamu selalu mengambil langkah mundur sebelum mencoba ya Nay..bla bla bla” Diandra dan Akila kompak memberi ceramah padaku setelah aku menceritakan semua pada mereka. Aku tidak mengambil langkah mundur hanya saja untuk percaya dan memulai lagi itu tidak pernah semudah keinginan ku. Aku mencoba beberapa kali untuk memulai chat dengan mereka tetapi lagi dan lagi aku berhenti di tengah jalan karena hatiku mengatakan tidak. Aku hanya merasa tidak begitu senang dengan apa yang aku lakukan maka dari itu aku selalu mundur.

“Kalian tahu alasanku, susah nemu yang klik” setelah panjang kali lebar kami curhat mereka tetap paling bisa mengejekku.

“terus ke Gilang aja yang selalu klik dari jaman dulu iya kan?” Akila dan Diandra kembali menertawakan wajahku yang berubah seketika. Gilang menjadi lebih baik daripada dia yang dulu pernah aku sukai hanya saja aku tahu kalau kami tidak pernah benar-benar saling menyukai maka dari itu berteman adalah hal yang tepat.

“di garis bawahi, Gilang itu aku anggap teman sama seperti kalian” aku menjawab sambil memandang sinis mereka.

“iya teman rasa pacar”

“teman tapi mesra boleh juga”

Mereka sahut-menyahut mengejekku dan kami tetap tertawa bersama karena ejekan tentang Gilang tidak pernah membuatku marah. Bagi mereka aku dan Gilang adalah kemungkinan yang nanti akan menjadi nyata.

“jadi kamu berangkat habis lebaran ni Nay?” Akila memulai pembicaraan tentang kuliah alih jenjangku yang membuatku merasa sedih karena nantinya tahun depan saat liburan baru bisa bertemu mereka kembali.

“iya habis lebaran, tapi kita tetap bisa kumpul lagi kok nanti kan cuma setahun” kuliah alih jenjang adalah penyetaraan dari diploma III ku untuk menjadi sarjana jadi tidak memakan waktu lama cukup satu tahun saja. Aku akan memanfaatkan waktu dengan baik selama setahun itu untuk berkeliling dan menikmati masa kuliahku yang jauh dari pulauku karena harus menaiki pesawat ini adalah rantau kedua yang lumayan jauh.

***

Menjadi mahasiswa lagi tidak serumit yang aku bayangkan karena takut akan adaptasi karena kami semua berasal dari kampus DIII yang berbeda, namun aku menemukan teman-teman yang membuat aku merasa bertemu keluarga di kota ini. Mereka berasal dari pulau-pulau yang berbeda denganku. Ada yang berasal dari lombok, sulawesi, dan kalimantan timur namun ada juga yang satu pulau dengan ku. Kami saling menyesuaikan diri dalam waktu singkat tapi bermakna. Karena kuliah hanya sebentar menjadikan jadwal sangat padat dan ujian kejar-mengejar sungguh membuat kami hampir kewalahan tapi tetap di nikmati demi gelar sarjana yang di nanti. Aku bertekad untuk kali ini aku harus mendapatkan nilai cumlaude dan belajar dengan giat.

Namun ternyata belajar dengan giat tidak lah semudah itu membentuk tekadku yang malah sibuk dengan hunting tempat-tempat bagus serta berwisata denga teman-teman baru ku. Kami bukanlah mahasiswa pemalas dan tidak pintar, tetap saja ternyata nilai ujian semester pertama di bangku kuliah ini lumayan baik. Ternyata tidak cukup dengan ujian dan praktek aku hampir melupakan kalau akan ada tuga akhir yang menanti semester kedua ini yang merupakan semester akhir bagi kami para alih jenjang. Aku dan teman-teman pun di sibukkan oleh judul skripsi dan konsul dengan doesen pembimbing di tambah lagi ujian praktek sungguh kami adalah mahasiswa tangguh.

***

Aku sudah melalui dengan begitu baik tahun ini, semua tentang dia hampir terlewati dan hanya singgah sesekali di ingatan. Tapi apa yang terjadi hari itu membuat aku terluka tanpa sengaja dengan kesalahpahaman yang konyol. Satu foto muncul di profil Dafa, iya aku berteman dengannya saat itu sebelum aku memutuskan untuk mundur dari segala hal tentang dia. Beberapa hari yang lalu muncul gambar Dafa dengan seseorang yang sangat aku kenal yang aku tahu pernah menyukainya, Rosa. Saat melihat gambar itu aku tidak berpikir panjang namun juga tidak marah dengan apa yang terjadi karena aku tahu bukan tempatku lagi untuk marah atau cemburu. Satu pesan langsung terkirim ke Dafa.

“Dafa, itu gambar beneran kalian berdua?” tidak beraturan jantungku dan tanganku ternyata tidak seirama dan pesan itu langsung terkirim beberapa menit kemudian menerima balasannya yang sempat membuatku sedikit tidak nyaman namun entah mengapa sedikit lega.

“itu di bajak sama teman Nay, sebenarnya itu gambar bersama teman yang lain juga” satu balasan yang seharusnya aku juga tidak bertanya padanya.

“oh iyalah Dafa, Nay pikir ada sesuatu” satu pesan konyol lagi terkirim sungguh memalukan.

“nggak ada apa-apa Nay” syukurlah Dafa menjawab biasa saja. Sembari mengomeli diri sendiri dan menghapus airmataku masuk satu pesan dari Rosa yang menjelaskan salah paham dari foto profil itu. Aku berusaha untuk berhenti memikirkan apa yang membuatku harus menangis padahal Dafa bukan lagi siapa-siapa. Ini bukan kali pertama dia begitu dengan gadis lain pastinya jadi dia memang sudah tidak peduli lagi denganmu Nayla. Kembali aku mengomeli diriku sendiri yang mengijinkan Dafa untuk membuatku menangis, sedih, dan kecewa lagi.

Rasanya cukup untuk semua hal yang menunjukkan dia sudah lama merubah arahnya yang bukan padaku. Sungguh sudah sangat jelas bahwa sudah tidak ada lagi posisi untukku di hatinya. Aku harus mundur, benar-benar harus membiarkan diriku bahagia meski tidak dengannya. Dia membuat aku seakan mati rasa sehingga menutup diri untuk lembaran baru yang ada. Banyak dari kekonyolan yang aku lakukan untuk dia yang menjadikan kepintaran untuknya mengambil langkah jauh dan semakin menjauh. Foto saat dia bersama Lara, mimpi burukku tentang dia yang meninggalkanku menangis sendiri dan berlalu dengan gadis lain, hingga foto bersama temanku sendiri, bahkan banyak lagi. Sungguh baru kali ini aku berusaha mengingat semua hal-hal menyakitkan itu dengan tidak begitu marah apalagi sedih. Aku tidak menyerah untuk mu Dafa hanya saja aku harus kembali mengatur arah  yang tepat kali ini, yaitu arah untuk menujumu atau melupakan dengan merelakanmu.

Tags: kisah twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • hafizanana

    terimakasih ^^

    Comment on chapter Si Biru yang Menjadi Abu
  • rezataufik_h

    Nice story.. Semangat buat authornya..

    Comment on chapter Pacar, Mana Pacar?
  • hafizanana

    semoga pembaca menikmati. terimakasih ^^

    Comment on chapter Si Biru yang Menjadi Abu
Similar Tags
The Puzzle
989      579     4     
Fantasy
Banyak orang tahu tentang puzzle, sebuah mainan bongkar-pasang untuk melatih logika. Namun berbeda dengan puzzle yang dimiliki Grace, awalnya Grace hanya menganggap puzzle yang dimilikinya sama seperti puzzle yang dimiliki orang lain. Dia sering memainkan puzzle itu sejak kecil tapi setelah dia dewasa, puzzle itu mulai memunculkan teka-teki baginya. Grace heran saat ayahnya benar-benar menjaga pu...
Garden
4424      1441     5     
Fantasy
Suatu hari dimanapun kamu berada,selama kita menatap langit yang sama. Bolehkah aku merindukanmu?
Bottle Up
2407      1074     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
My Secret Wedding
1263      534     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
Kare To Kanojo
5192      1453     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
I Fallen for Jena Henzie
6985      1599     0     
Romance
Saat pitcher melempar bola, perempuan itu berhasil memukul bola hingga jauh keluar lapangan. Para penonton SMA Campbell langsung berdiri dengan semangat dan bersorak bangga padanya. Marvel melihat perempuan itu tersenyum lebar saat mengetahui bolanya melambung jauh, lalu ia berlari sekencang mungkin melewati base pertama hingga kembali ke home. Marvel melihat keramaian anak-anak tim base...
Alya Kirana
1617      762     1     
Romance
"Soal masalah kita? Oke, aku bahas." Aldi terlihat mengambil napas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan berbicara, "Sebelumnya, aku udah kasih tau kan, kalau aku dibuat kecewa, semua perasaan aku akan hilang? Aku disini jaga perasaan kamu, gak deket sama cewek, gak ada hubungan sama cewek, tapi, kamu? Walaupun cuma diem aja, tapi teleponan, kan? Dan, aku tau? Enggak, kan? Kamu ba...
Alvira ; Kaligrafi untuk Sabrina
11886      2254     1     
Romance
Sabrina Rinjani, perempuan priyayi yang keturunan dari trah Kyai di hadapkan pada dilema ketika biduk rumah tangga buatan orangtuanya di terjang tsunami poligami. Rumah tangga yang bak kapal Nuh oleng sedemikian rupa. Sabrina harus memilih. Sabrina mempertaruhkan dirinya sebagai perempuan shalehah yang harus ikhlas sebagai perempuan yang rela di madu atau sebaliknya melakukan pemberontakan ata...
in Silence
400      276     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
5318      1215     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...