Read More >>"> About us (Part 27) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

Hari ini merupakan hari kepulangan anak-anak ELLATIS ke rumah mereka masing-masing setelah tiga minggu mereka berjuang keras dan membuahkan hasil yang tak sia-sia.

"Mom, Dad! Krys pulang" teriak Krystal dengan bahagianya saat berada di ruang tengah.

"kenapa nama kakak nggak dipanggil juga?"

"kalau itu kelupaan hehehe, kan kakak jarang di rumah"

"apa?! Jarang? Hei, sekarag lihat yang baru memasuki rumah. Kakak di sini semenjak kamu di asrama ya"

"hahaha... iya-iya. Sorry kalau gitu. Dimana Mommy sama Dady?"

"kencan mungkin" jawab Kharis acuh dengan mengendikkan bahunya. Sedangkan Krystal yang mendengar jawaban itu hanya bisa menatap datar kearah Kharis.

"aku sedang tidak dalam mode bercanda"

"kau tau Krys? Kau terlalu kaku. Bersantailah sedikit, kita duduk dulu, apa kamu tak lelah berdiri terus dari tadi" Krystalpun berjalan ke arah sofa di depan Kharis.

"oke. Sekarang mana mom and dad?"

"kenapa kamu tak bicara jika Seira sudah kembali?"

"itu bukan jawaban dari pertanyaanku"

"aku tau"

"lalu kenapa tak mejawabnya?!" balas Krystal kesal.

"jawab dulu pertanyaan kakak!"

"issshh... dasar"

"cepet!"

"iya-iya. Aku juga nggak tau kalau dia bakalan balik lagi kesini, lagi pula saat itu aku tak punya waktu untuk menceritakannya. Aku sibuk dengan olimpiadeku"

"setidaknya kamu kabari kakak walau hanya dengan satu kalimat"

"iya-iya aku salah. Kalau memang kakak pengen ketemu banget sama Seira, kenapa nggak langsung samperin aja!"

"nggak segampang itu Krys"

"apa harus aku lagi yang mempertemukan kalian heemm?"
"kalian sudah dewasa bukan, kenapa harus aku lagi yang berjuang. Kisah-kisah kalian, kenapa aku yang harus susah payah"

"Gilang!!!" panggil Kharis menggelegar.

"eh, bentar! Lagi masak!" jawab Gilang berteriak.

"Gilang di sini?" tanya Krystal tak percaya.

"iya, kenapa?"

"ya nggak kenapa-kenapa sih, heran aja ngapain pagi-pagi udah di sini"

"pagi dari mananya? Ini udah jam sepuluh. Dasar!"

"kak, udah matang nih" teriak Gilang lagi setelah menyusun masakannya di meja makan.

"bentar"

Kharispun segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja makan, sedangkan Krystal memilih untuk melanjutkan jalannya ke arah kamarnya, ia juga ingin membersihkan diri terlebih dahulu.

Tak lama kemudian, Krystal turun dengan pakaian santainya, ia juga membawa tas kecilnya.

"hai Krys"

"hai, masak apaan?"

"Cuma mie instan, hehehe... soalnya nggak tau cara nanak nasi" jawab Gilang dengan cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lang, mau temenin aku nggak?"

"kemana? Emang kamu nggak capek apa, kamu baru pulang loh"

"kamu nggak kangen sama aku? Padahal aku nggak pernah bales chat atau angkat telephone dari kamu loh..." kata Krystal sedikit tak percaya.

"oooo... soal itu aku udah tau. Kakak kamu yang ngasih tau aku"

Krystal yang mendengar jawaban santai dari mulut Gilang hanya melongo tak percaya. Bagaimana bisa anak kemarin sore yang masih ngejar-ngejar dia jadi bisa menanggapinya sesantai itu. Waaaah... sungguh diluar ekspetasi.

"meskipun begitu, aku pengen keluar sama kamu. Mau ya?" kata Krystal mulai meluak, dan tak sesantai tadi. Sementara Gilang masih menatap Krystal dengan intensnya.

"oke, tapi aku habisin mienya dulu. Laper soalnya, dari tadi belum sarapan"

"entar aja diluar bareng aku, soalnya aku juga belum makan. Lagi pula, nggak baik tau makan mie kebanyakan"

"e.. eh.. terus ini siapa yang bakalan makan? Kasihan Krys" jawab Gilang terbata karena lengannya tiba-tiba diseret Krystal menjauh dari meja makan.

Kharis yang melihat perdebatan itu tak ambil pusing, toh yang ribut mereka, buat apa dia ikut protes. Ya nggak? Ya meskipun ada sedikit rasa dongkol di hatinya karena tadi ia dianggap kasat mata oleh mereka berdua.

Setelah keluar dari wilayah mansion, Krystal segera melepaskan tangannya dari lengan Gilang. Namun nihil, tangannya ditahan oleh sang empunya lengan.

"kenapa mau dilepas? Udah gini aja" kata Gilang santai.

"Lang, lo nggak bawa mobil? Kita jalan kaki gitu?"

"gampang, entar aku suruh orang aku ngantar mobilnya. Kita berhenti di kafe deket sini aja sambil nunggu mobilnya datang"

Krystal hanya membulatkan mulutnya sebagai respon.

"tapi, kenapa kamu mendadak ngajak aku pergi?"

"takut ganggu orang temu kangen"

"hah? Siapa?"

"adalah pokoknya. Kapan mobil kamu sampai? Kita nggak bakalan disini teruskan?"

"tuh udah di depan. Kita mau kemana emang?"

"kita cari restoran dulu aja ya, laper soalnya, hehehe"

"uuuhh.. dasar, kenapa sampai nggak sempet sarapan tadi pagi? Kalau kamu sakit gimana coba?"

"berlebihan" jawabnya yang langsung beranjak dari duduknya menuju mobil dengan dua orang berbadan besar di depan mobilnya.

Gilang mengintrupsi orang suruhannya untuk pergi meninggalkan mereka dengan isyarat jarinya yang langsung diangguki oleh kedua orang tersebut.

"kita ke restoran biasa aja ya Krys, takut nggak keburu"

Krystal hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Merekapun segera melajukan mobilnya menuju resto. Setelah sampai di resto, mereka segera disambut dengan hormat oleh manager resto.

"Selamat datang tuan dan nona, mari saya antar ke ruangan yang telah kami persiapkan untuk tuan dan nona" ucap menager tersebut dengan hormatnya.

"tak perlu, kali ini saya ingin merasakan tempat biasa yang digunakan oleh kebanyakan orang" jawab Krystal dengan santainya.

"jika seperti itu, mari saya antar ke tempat dengan pemandangan yang bagus"

Mereka hanya mengangguk dan mengikuti sang manager menuju tempat di sudut ruangan yang memang mengarah pada sebuah taman dengan banyak bunga dan juga air mancur di tengah taman nan hijau tersebut. Tak tertinggal dengan ayunan yang di desain se-romantis mungkin menghadap air mancur tersebut.

"semoga tuan dan nona suka dengan pemandangan tersebut. Kalau begitu saya permisi dulu"

Sekali lagi mereka hanya mengangguk dengan mengamati taman di samping mereka.

"Krys, apa nggak pa pa kita ninggalin kakak kamu sendirian di rumah? Soalnya mom sama dady kamu lagi ke Singapur" kata Gilang setelah sepeninggalan manager tadi.

"udah santai aja, lihat aja ntar kalau kita sampai mansion juga dia nangis-nangis lebay sama aku"

"kenapa gitu?"

"ntar juga kamu tahu. Tapikan, sejak kapan kamu di mansion?"

"sejak semalam aku di mansions"

"semalam?"

"iya, soalnya orang tua kamu berangkat malam hari, jadinya ya... aku ke sananya malam"

"emang orang tua kamu nggak keberatan gitu?"

"enggak, bahkan mereka nyuruh aku buat nemenin kakak kamu, lagi pula Angel udah balik ke mansion"

"oh ya? Kenapa nggak bilang?"

Sebelum Gilang menjawabnya, makanan mereka datang bersama dengan manager tadi.

"silahan dinikmati tuan, nona. Semoga kalian suka dengan masakan kami"

"ya. Terimakasih" jawab Gilang jengah karena sedari tadi manager ini seolah-olah terus saja mengganggunya dengan Krystal.

"kita makan dulu atau cerita dulu?"

"kita makan dulu aja, perut aku udah lapar pakai banget soalnya, hehehe..." jawab Gilang dengan cengiran khasnya.

Merekapun makan dengan khidmat. Tanpa candaan, tanpa tawaan, dan tanpa ucapan sepatah katapun karena saking fokusnya dengan perut mereka yang keroncongan. Hingga tak ada lagi sisa di piring-piring mereka.

"kita kemana lagi Krys?" kata Gilang setelah menyelesaikan ritual makannya.

"hmmm... entahlah, kita di sini bentar lagi aja deh"

"kalau kita di sini terus, manager tadi bakalan ganggu kita terus, dan aku nggak suka itu" jawab Gilang dengan nada kesalnya yang justru membuat tawa Krystal pecah.

"ahahaha... kenapa kesel? Terus kalau nggak, kita mau kemana lagi?"

"kita ke taman aja gimana?"

"emang kamu mau berjemur di sana? Ini udah panas banget Gilang"

"terus kalau nggak ke taman kemana lagi, kan jarang-jarang kita bisa jalan berduaan Krys"

"kita pulang aja ya, capek juga aku. Mau istirahat" jawab Krystal lembut mencoba memberi pengertian kepada Gilang.

"kata kamu, kamu nggak mau ganggu orang temu kangen" kata Gilang lagi dengan ekspresi kesalnya. Sedangkan Krystal hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah.

"huuufft... baiklah. Tapi jangan lama-lama ya..."

"nggak lama kok" jawab Gilang mantap.

Merekapun segera beranjak setelah membayar makanan mereka. Tak tertinggal dengan saling menautkan jari mereka.

"Krys, kita duduk di sana aja ya" tunjuk Gilang ke arah bangku menghadap sebuah kolam dengan pohon yang rindang sebagai peneduhnya.

Krystal mengangguk menyetujui saran dari Gilang. Lagi pula ia tak mau berdebat panjang lebar dengan Gilang yan ujung-ujungnya dia juga yang mengalah.

Merekapun akhirnya berjalan dengan santai menuju bangku tersebut. Terlihat juga ada sepasang kekasih yang sedang menikmati pemandangan kolam tersebut yang memang di desain indah layaknya taman mini yang indah dan sejuk.

Saling menautkan jari-jari mereka ditambah lagi dengan sang wanita yang menyenderkan kepalanya di pundak sang lelaki. Dan itu sukses membuat Gilang dan Krystal iri karena mereka tak bisa sedekat itu.

"aku jadi iri sama mereka" kata Gilang dengan lirih.

"hahaha... aku juga. Aku kira cuma aku yang mikir gitu" jawab Krystal dengan tawanya.

"weekend besok kita jalan ya Krys. Lagian juga sebentar lagi kita udah naik kelas dua belas, pasti sibuk sama pelajaran UN"

"apa ujian akhir semesternya udah selesai?"

"hmm? Ujian akhir semester ya? Udah selesai kok. Tepat hari kemenangan kamu adalah akhir ujian semester kami. Coba aja aku bisa masuk nasional, pasti nggak perlu susah-susah ikut ujian akhir semester itu" jelas Gilang yang disusul dengan gerutuannya.

Mendengar itu Krystal langsung terkekeh geli melihat calon tunangannya itu.

"permisi, apa boleh kita bergabung?" tanya Gilang sopan kepada pasangan yang membuatnya iri itu.

"Gilang? Ngapain ke sini? Sama siapa?" tanya Kelvin tak percaya setelah melihat orang yang meminta ijin darinya. Mengingat itu ia jadi terkekeh pelan melihat kelakuan teman satunya itu. Ngapain juga dia meminta ijin dengannya, orang ini juga tempat umumkan? Aneh-aneh saja.

"Lascrea? Lo Lascrea? Gue nggak salah lihat kan?" kata Krystal tak percaya menghentikan kekehan Kelvin.

"iya ini gue kenapa?" jawab Lascrea acuh.

"sejak kapan lo sama Kelvin?" tanya Krystal kaget.

"emang penting ya buat lo tau?"

"kok lo nyolot sih"

"udah kalian berhenti debatnya. Kalau kalian nggak mau nyelesaiin masalah kalian baik-baik di sini, mending kalian pura-pura nggak terjadi apa-apa aja deh, aku udah bosan lihat kalian bertengkar nggak jelas. Padahal kalian diam-diam saling perduli satu sama lain" jawab Gilang jengah.

"diam!!" jawab Krystal dan Lascrea bebarengan yang langsung membuat Gilang mengulum bibirnya dalam.

"sukur. Salah sendiri ikut campur urusan cewek"

"kamu juga diam Kelvin!" kata Lascrea tajam yang langsung membungkam Kelvin. Sedangkan Gilang hanya bisa menahan senyumnya melihat Kelvin tak berkutik lagi.

"ngapain lo ke sini?" tanya Lascrea yang sudah memulai.

"menurut lo?" jawab Krystal tak kalah ketus.

"lo kenapa sih nggak mau jujur sama gue sejak dulu?" kata Lascrea yang sudah habis kesabaran.

Sedangkan para lelaki hanya menatap mereka dengan seksama sambil duduk di bangku yang di tempati Kelvin dan Lascrea tadi.

"ngak jujur? Kapan gue nggak jujur hah?! Lo yang nggak pernah jujur sama gue!!"

"lo nggak bilang kalau Seira balik Krystal!!" sahut Lascrea cepat dengan emosinya.

Padahal sejak kejuaraan kemarin, ia berniat memulai semuanya dari awal dengan Krystal. Namun mengetahui bahwa Krystal mengetahui Seira udah balik beberapa minggu lalu dan tak memberitahuinya, seketika niatan itu menguap.

"gue nggak kasih tahu lo karena waktu itu kita masih pelatihan"

"cih, alasan" sinis Lascrea.

"kalau lo nggak percaya ya udah. Lagian nggak ada untungnya gue kasih tau lo"

"Lang kita pulang aja" lanjut Krystal dengan kesal dan berlalu begitu saja meniggalkan Gilang yang masih duduk berdampingan dengan Kelvin.

"tuh di ajak balik sama tunangan lo" kata Kelvin menyadarkan Gilang.

"what?! Tunangan?!" kata Lascrea tak percaya.

"hehehe... belum tunangan sih baru calon, liburan nanti mungkin kita bakalan tunangan" jelas Gilang dengan beranjak dari duduknya.

"dasar Krystal! Nggak ada niat bilang sama gue apa?!" kata Lascrea kembali dengan kesalnya.

"ya udah gue balik dulu ya, takut Krystal marah lagi. Bye!" pamit Gilang dan langsung meninggalkan pasangan tersebut dengan terburu-buru mengejar Krystal yang sudah dekat dengan keberadaan mobilnya.

*****

"Krys, tunguin. Kita barengan masuknya" kata Gilang dengan mencekal tangan Krystal yang membuat Krystal terhenti dan menatap jengah Gilang.

"dengerin aku oke. Aku emang nggak tau permasalahan kamu sama Lascrea ataupun Seira itu, tapi kamu harus nyelesaiin ini dengan baik-baik dan kepala dingin oke" kata Gilang lirih sembari mengusap lembut pipi Krystal yang sukses membuat Krystal menghembuskan nafasnya dan tersenyum menenangkan ke arah Gilang.

"kita masuk?" kata Krystal sembari tersenyum dan mendapatkan balasan senyum dari Gilang.

Saat sudah membuka pintu utama, mereka langsung dikejutkan dengan teriakan histeris dari Kharis.

"KRYSTAL!!!" ucapnya dan langsung menghamur ke pelukan adiknya itu, sedangkan yang dipeluk memekik kaget karena serangan dari Kharis yang tiba-tiba hingga tuuhnya terhuyung ke belakang.

"kak lepasin pelukannya!" kata Gilang tak suka sembari mencoba melepaskan pelukan Kharis pada Krystal.

"hei, santai dude. Aku tak akan merebut adik tercintaku darimu"

"tapi kau tak harus memeluknya seperti itu" kata Gilang lagi dengan ksal yag masih meliputinya.

"kamu tenang saja Lang, dia hanya sedang bahagia karena pujaan hatinya kembali setelah sekian lama" jawab Krystal dengan senangnya. Ia bahkan sudah melupakan kekesalannya tadi.

"oh ya? Siapa? Kapan?" tanya Gilang antusias.

"kamu tanyakan saja sendiri dengan kakakku ini" jawab Krystal degan nada menggoda ke arah Kharis dan berlalu pergi ke arah kamarnya di lantai dua.

"hoho... sekarang ceritalah kakak ipar" kata Gilang dengan menyenggol lengan Kharis dengan sikunya bermaksud menggodanya.

"sekarang kau pulanglah Gilang" kata Kharis dengan tatapa serta nadanya yang datar.

"oho... aku tak akan pulang sebelum mom dan dad Krystal pulang kak. Jadi sebaiknya baik-baiklah kau kepadaku. Arena aku tamu di sini. Selamat siang kakak ipar" kata Gilang dengan santainya dan juga dengan senyum meggoda yang belum hilang dari wajahnya sembari berlalu menuju kamar tamu.

Sedangkan Kharis hanya bisa berdecak sebal melihat tingkah Gilang yang sekarang sudah menghilang di balik pintu.

From : 08138149xxxx

Ry, tanks buat hari ini. Aku harap kita bisa balik seperti dulu lagi

Krystal mengerutkan dahinya bingung melihat pesan tersebut. Karena tak mau berpikir lagi ia membiarkan pesan tersebut dan memilih untuk tidur karena ia belum istirahat sama sekali hari ini. Sugguh melelahkan. Terlebih lagi ia baru datang tadi pagi.

*****

Krystal menggeliat tak nyaman saat merasakan ada yang aneh dengan bibirnya, iapun terpaksa membuka matanya. Dan apa yang ia lihat? Gilang dengan seenak jidatnya sedang mencium bibirnya lembut. Tunggu! Lembut? Dia pasti gila.

Iapun segera mendorong bahu Gilang. Dan selamat, ia bisa mendorongnya.

"apa yang kamu lakukan?!" kata Krystal kesal.

"membangunkanmu" jawab Gilang santai.

"kenapa harus dengan menciumku?!"

"karena kamu sudah aku bangunkan selama sepuluh kali tak bangun-bangun. Jadi ya... terpaksa pakai ciuman. Dan itu berhasil"

"dasar! Laga aja terpaksa, dalam hati juga seneng nggak karuan" oceh Krystal yang sukses membuat Gilang terkekeh pelan.

"hehehe... udahlah, kita turun makan malam" jawab Gilang akhirnya dengan mengacak pelan rambut Krystal.

"jangan di acak Gilang!"

"kenapa? Orng udah acak-acakan gitu"

"udah sana pergi!" usir Krystal dengan kesalnya yang malah membuat tawa Gilang semakin membahana dan beranjak pergi dari kamar sang princess karena tak mau membuatnya menjadi singa betina lagi.

"Krystal mana?" tanya Kharis saat melihat Gilang di ujung tangga.

"masih mandi" jawab Gilang santai dan langsung menuju meja makan yang sudah tertata makanan dengan rapih.

"om sama tante kapan pulang kak?" tanya Gilang saat sudah menempatkan diri di kursinya.

"hmm? Entahlah mereka ngak bisa ditebak kalau sudah menyangkut bisnis, belum lagi mommy yang mungkin ngajak keliling negara dulu"

Gilang yang mendengar penjelasan itu hanya membulatkan mulutnya sembari mengangguk paham.

"menunya apa kak?" taya Krystal saat berada di tangga akhir.

"Cuma nasi goreng sama sosis Krys. Habisnya bahan di kulkas habis. Bi Mari juga lagi pulang kampung"

"kalau bahannya habis kenapa nggak makan diluar?"

"bosen makan di luar terus" jawab Kharis enteng yang hanya diangguki Krystal.

Merekapun menjalankan ritual makan mereka dengan tenang. Hanya sesekali terdengar dentingan sendok dan piring mereka.

"kakak selesai. Kakak pamit dulu. Nanti kalian bersihin sisanya"

Mereka hanya menangguk patuh daan melanjutkan makan mereka.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Rinai Hati
488      258     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
I have a dream
270      221     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1845      838     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Kisah yang Kita Tahu
5107      1446     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...