Pagi ini seperti anugerah buat Gilang. Pasalnya ini merupakan weekend terlebih lagi cuacanya cerah. Pagi ini juga merupakan awal bagi mereka liburan akhir semester.
Gilang segera membersihkan dirinya dan menggunakan pakaian santainya dengan celana jins selutut berpadukan atasan kaus putih polos dan kemeja dengan membuka semua kancingnya seolah menggunkan kemeja itu sebagai rompi dan hiasan semata.
Setelah semua siap. Gilang segera beranjak dari kamarnya menuju kamar Krystal. Yang malangnya malah bertemu dengan Kharis yang menghadangnya di awal tangga.
"mau kemana rapi gini?"
"mau kencanlah, weekend gini ngapain lagi kalau nggak kencan" jawab Gilang santai.
"siapa yang ngijinin?"
"om sama tante. Udah ah, aku mau ke atas" kata Gilang lagi sembari berusaha melewati Kharis, namun nihil.
"ish... kakak kenapa sih?! Bukannya kemarin udah ketemu sama si do'i" kata Gilang lagi frustasi.
"hahaha... santai dude. Kau tak perlu cemas, aku hanya ingin menanyakan, kemana kalian akan pergi?"
"kenapa harus aku jawab. Ini adalah quality time buat aku sama Krystal jadi jangan harap bisa mengganggu kami hari ini" jawab Gilang dan langsung berlalu melewati Kharis yang terbengong dengan perkataan Gilang.
Sedangkan Gilang berlalu menuju kamar Krystal dengan hati dongkol. Bagaimana tidak, bisa saja nanti ia dan Krystal akan diganggu oleh kakaknya itu.
Baru saja ia akan mengetuk pintu kamar sang kekasih, tetapi sudah terlebih dahulu terbuka oleh orang yang ditunggunya.
"Gilang, ngapain ke sini?"
"mau jemput tunangan" jawab Gilang eteng smbari tersenyum manis.
"astaga Gilang... kita bahkan satu atap, ngapain jemput segala" jawab Krystal sembari menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"udah ah, ayo berangkat" jawab Gilang enteng sembari menggandeng tangan Krystal.
Merekapun segera beranjak menuruni tangga untuk melanjutkan rencana mereka yang sudah dengan matang mereka siapkan sejak semalam sehabis makan malam.
"kak, kita jalan dulu ya! Kalau kakak keluar jangan lupa kunci semuanya" kata Krystal agak keras karena tak menemuan kakaknya di lantai dasar.
"ya!" balas Kharis tak kalah keras.
*****
"Krys, kita jalan jalan di taman kota dulu ya, masih pagi juga" tawar Gilang yang masih dengan fokusnya ke arah jalan.
"hmmm... boleh"
Gilangpun melajukan mobilnya ke arah taman kota di mana tempat yang mereka kunjungi ke dua kalinya sekarang ini, namun mereka bahkan belum merasakan apa-apa yang ada di sana secara intens dan santai karena hal yang terjadi kemarin.
Dilain sisi...
"hallo" sahut suara di seberang sana dengan nada santainya.
"eh.. hai Ra. Ada acara nggak hari ini?" tanya Kharis harap-harap cemas.
"nggak ada sih kak. Kenapa emang?"
"mau jalan nggak?"
"kalau kakak jalan emang Krystal nggak marah?"
"dia udah pergi duluan sama tunangannya. Jadi aku sendiri di rumah"
"ooo..."
"jadi... mau nggak?"
"oke nggak masalah"
"sip. Aku jemput setengah jam lagi"
"iya"
"kalau gitu aku tutup dulu ya. Bye"
"bye"
Setelah mendapatkan jawaban itu Kharis segera menutup telponnya dan beranjak mengacak acak walk in closetnya mencari baju yang sekiranya cocok untuk ia kenakan nanti. Namun ia bertambah gila dengan mengacak-acak rambutnya kesal saat tak menemukan baju santainya yang layak karena semuanya penuh dengan baju formal dan juga baju kantornya.
"aish... kenapa nggak ada baju yang cocok sih" kesalnya dengan berkacak pinggang.
"apa pinjam punya Gilang ya?" gumamnya lagi sembari berjalan mondar-mandir tak jelas.
"kalau ketahuan mau ditaruh mana mukaku?" guamamnya lagi yang malah membuatnya bertambah gila.
Tanpa pikir panjang lagi ia segera beranjak dari kamarnya menuju lantai dasar.
*****
Mentari mulai menanjak, semakin menampakkan kegagahannya yang membuat manusia merasakan sengatan pada kulit mereka. Itu membuat dua orang manusia yang sedang duduk berdampingan disebuah kursi panjang beratapkan pohon beringin yang rindang menghadap danau yang begitu luas dengan beberapa perahu yang berlayar menikmati pemandangan danau yang ditumpangi oleh sepasang kekasih ataupun keluarga kecil yang terlihat bahagia, mulai beranjak dari duduknya.
Berjalan meninggalkan pemandangan danau itu untuk mencari tempat teduh dan melanjutkan rencana mereka dengan saling menautkan jari mereka erat seakan tak ada hari esok untuk mereka nikmati.
"kita makan dulu ya Krys habis itu baru nonton" yang ditana hanya mengangguk patuh.
Dan kini, di sinilah mereka berada. Di sebuah restoran yang tak begitu besar tetapi cukup ramai. Menghadap ke arah jalan yang berbataskan kaca di pojok resto. Gilangpun mengangkat tagannya, tak lama kemudian seorang waiter menghampiri meja mereka dengan ramah.
"silahkan nona" kata waiter tadi sembari menyerahkan buku menu ke Krystal dengan senyum sok tampannya, sedangkan saat menyerahkannya ke Gilang hanya dengan wajah datarnya.
Bukannya Gilang mengharapkan senyum waiter tadi, hanya saja kenapa ia jadi sok manis di hadapan tunangannya.
Terlebih lagi Gilang melihat waiter itu memandang lekat Krystal dengan senyum penuh minat. Gilang hanya bisa mengumpat dalam hati saat waiter tadi menatap datar ke arahnya. Sungguh tak bisa dibiarkan.
"ekhem.... apakah sebegitu menariknya TUNANGAN saya sampai kau menatapnya tanpa berkedip?" kata Gilang sarkas karena sudah tak tahan dengan pemandangan di hadapannya.
Sedangkan Krystal yang mendengar perkataan Gilang langsung mendongak menatapnya bergantian dengan waiter tadi.
"apakah benar apa yang dia katakan?" tanya Krystal akhirnya kepada waiter tadi yang membuat Gilang tersenyum kemenangan.
"eh, i-itu..."
"kalau memang benar, itu adalah hakmu, jadi tak masalah" jawab Krystal dengan senyum manisnya.
Sedangkan Gilang yang melihat itu langsung mecebik kesal sembari menatap kesal ke arah waiter tadi yang sedang tersenyum senang.
"baiklah, saya pesan spaghetti tomato sauce" kata Krystal sembari menyeraahkan kembali buku menu tadi.
"saya samain dia aja" jawab Gilang acuh.
"baiklah, kalau begitu saya permisi dulu nona" kata waiter tadi sembari membungkuk hormat.
"hei, apakah hanya dia yang kau beri hormat?" kata Gilang tak terima yang mencegah waiter tadi melangkahkan kakinya.
"oh? Maaf. Kalau begitu saya juga permisi tuan. Semoga hari anda menyenangkan" balas waiter tadi dengan senyumnya.
"telat! Sudah sana pergi!" waiter itu hanya mengernyitkan dahinya saat melihat reaksi Gilang. Tapi tak lama kemudian, ia pergi sembari meggelengkan kepalanya, tak habis fikir dengan pasangan tadi.
"kau tak pe-"
"kau?!" kata Gilang keras plus kesal memotong omongan Krystal. Sedangkan Krystal hanya bisa menghembuskan nafas kesalnya.
"baiklah... baiklah... KAMU tak perlu bersikap seperti itu Gilang. KAMU terlalu berlebihan tau nggak?" kata Krystal sembari menekan kata KAMU.
"itu tak brlebihan Krystal, siapa yang tak kesal jika kekasihnya dipandang seprti itu sama orang lain? Dan aku hanya bisa menegurnya. Adai aku yang punya resto, udah aku buang dia!"
"Tapi tetap saja kamu berlebihan"
"terserahlah, aku bilang ini itu juga kamu bakalan menyanggahnya" sekali lagi Krystal hanya bisa menghembuskan nafasnya, berharap ia tak meledak di sini.
"baiklah... aku minta maaf hmmm...?" kata Krystal dengan senyum andalannya.
"nggak pakai baiklah" Jawab Gilang masih dengan nada kesalnya.
Ini sebenarnya yang laki mana yang perempuan mana sih?
"aku minta maaf"
"pakai honey" kali ini Krystal benar-benar kesal dengan tingkah laku childis Gilang, namun tak mungkin juga ia meledak, bukannya Gilang berhenti kesal, yang ada malah menyahutinyadengan meledak juga bahkan menangis mungkin? Kekeke...
"aku minta maaf honey. Udah ya... keselnya" kata Krystal akhirnya. Gilang yang mendengar itu langsung tersenyum cerah layaknya anak kecil yang diberi lolipop.
"iyha, Gilang nggak marah lagi"
Kadang-kadang menanggapi sikap Gilang yang seperti ini membuat Krystal naik darah tetapi juga rasanya ingin tersenyum melihat wajah imutnya. Entah kenapa rasanya dia ingin terus melihat dan merasakan sikap Gilang yang seperti ini. Namun itu tak mungkin bukan? Karena manusia pasti berubah dalam setiap detiknya.
"Kry... Krystal!" kata Gilang dengan melambaikan tangannya di depan muka Krystal. Mendengar itu Krystal segera keluar dari lamunannya.
"eh... kenapa?"
"kamu yan kenapa?"
"aku? Aku nggak kenapa-kenapa"
"sudahlah, lebih baik kita makan dulu" jawab Gilang yang lebih memilih menyelesaikan percakapan mereka.
"eh... iya"
"lain kali kalau ngelamunin aku di rumah aja, saat aku nggak di sisi kamu" kata Gilang dengan cengiranya.
"Ge-R" jawab Krystal sebelum memasukkan sesendok pasta ke dalam mulutnya.
"ahahaha..." tawa Gilang pecah saat mendengar jawaban Krystal dan terhenti ketika ia mengambil tissu di depannya, dan,-
"Krys..."
"hmmm..."
"kamu makannya kaya anak kecil. Bulepotan" kata Gilang lagi sembari membersihkan saus yang tertinggal di sudut bibir Krystal dengan terkekeh geli akan ucapanya.
"kamu tuh yang kaya anak kacil. Belepotan aja ngomongnya bulepotan" kemudian tawa mereka meledak menyadari tingkah mereka. Hingga sebuah suara mengintrupsi mereka.
"ekhem!!" sontak mereka berdua menoleh kearah suara tersebut.
"kalian kelihatannya asik banget. Boleh ganggu nggak?"
"ih... kok ganggu sih kak. Gabung kali" jawab perempuan di sampingnya.
"yeee... kan ujung ujungnya ganggu juga Ra"
"kenapa kakak ganggu sih, kan tadi udah aku bilang jangan ganggu waktu kami!" seru Gilang kesal. Kenapa hari ini ia mudah sekali kesal ya?
"ih... Pe-De-nya. Siapa juga yang ganggu orang kita nggak sengaja" jawab Kharis santai.
"boleh gabung nggak Ry? Soalnya udah penuh" mendengar perkataan itu Krystal sontak mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru resto. Dan memang benar sudah penuh, hanya menjanya saja yang dapat menampung orang.
Jujur saja ia juga nggak mau harinya dengan Gilang hari ini diganggu, karena ia belum puas dengan kebersamaannya dengan Gilang hari ini. Bayangkan selama tiga minggu ia tak pernah berhubungan dengan laki-laki yang menyandang status calon tunangannya itu. Siapa yang tak kangen coba? Tapi bagaimana lagi, ia tak mungkin mengusir kakaknya. Yang ada bukannya pergi cari resto lain, malah dirinya yang harus angkat kaki dari mansion.
"hmmm... oke, duduk aja" jawab Krystal santai yang langsung mendapat tatapan tak terima dari Gilang. Sementara Seira yang mendengar itu langsung tersenyum senang.
Sedangkan Kharis tersenyum mengejek ke arah Gilang sembari duduk di sebelah Krystal. Tentu saja itu langsung membuat Gilang mencak-mencak.
"e.. e.. ehh... nggak ada.. nggak ada! Kakak pindah sini, Seira sebelah Krystal. Enak aja mau duduk samping Krystal" protes Gilang yang langsung mendapat delikan dari Kharis.
"emang kenapa? Orang Krystal aja nggak bawel, ngapain kamu bawel. Lagian Krystal itu adik aku jadi nggak masalah, ya kan Krys?" Krystal hanya mengangguk sebagai jawaban dan langsung melanjutkan makanannya. Menghiraukan kedua orang tersebut.
"enak aja! Udah gangguin kita, numpang tempat duduk, dan sekarang duduk sebelah Krystal?! Ngggak bisa! Emang nggak malu apa sama gebetan"
"ish... dasar bawel, iya-iya aku pindah. Seira kamu sama Krystal ya. Dia orangnya gila, jangan deket-deket, takut digigit ntar rabies lagi" jawab Kharis yang mendapatkan tatapan tak percaya sekaligus kesal dari Gilang. Sedangkan Seira hanya terkekeh mendengar itu.
"kalau kalian ribut terus mending bubar aja deh, cari resto lain. Malu tau nggak diliatin se-isi resto" kata Krystal mengintrupsi perdebatan kakaknya dengan Gilang. Sontak Kharis mengedarkan pandangannya, dan memang benar mereka jadi tontonan gratis di sini. Namun itu tak lama, karena Kharis langsung mendinginkan tatapannya seakan berbicara "apa lihat-lihat!"
"awas aja kalau sampai besok beredar kabar skandal dari kakak. Dady yang bakalan pertama kali bunuh kakak!"
"ya udah sih gampang, kakak tinggal ngumumin kalau Seira merupakan calon istri kakak" sontak pipi Seira memerah mendengar perkataan Kharis.
"dan yang pasti, kalianlah yang bakal dikejar-kejar wartawan gak jelas itu. Khekeke...." lanjutnya yang diakhiri kekehan puasnya.
"ih... mana bisa! Orang kakak yang punya skandal, kenapa kita yang kena!" kata Gilang tak terima.
"ya bisalah, kan kalian yang jadi saksi antara aku sama Sei"
"ish... dasar kakak nyebelin" kata Krystal kesal.
"biarin hahaha..."
"udah ketawanya? Kalian nggak pesen makan?" kata Gilang mengintrupsi tawa Kharis.
"kita udah pesen makan ya, emang kamu" jawab Kharis santai yang bermaksud mengejek Gilang. Dan benar saja sekarang Gilang sudah memberenggut kesal.
"kakak udah, kasihan Gilangnya" kata Seira menghentikan interaksi antara mereka berdua.
"tunangannya aja santai-santai aja. Kenapa kamu mesti belain dia"
"heh! Aku tu karena bosen sama kalian yang nggak berhenti ngocehnya" kata Krystal akhirnya.
"udah deh, mending kita makan nggak lapar apa emang?" putus Seira. Mereka akhirnya menyelesaikan acara makan mereka, setelah sekian menit tertunda karena perdebatan bodoh antara Gilang dan Kharis.
*****
"baiklah, ayo Krys kita pergi" ajak Gilang yang sudah mulai beranjak.
"kalian mau kemana emang? Inget ya... anak kecil nggak boleh berlebihan pacarannya. No kiss kiss" serobot Kharis sembari membersihkan mulutnya.
"kita mau kemana, ya terserah kita lah. Kalau aku bilang ntar kakak ganggu lagi"
"dih... sotoy. Kita juga punya rencana lagi"
"udah ah, kita pergi aja Krys. Bisa-bisa gagal lagi kencan kita" putus Gilang sembari menarik tangan Krystal bangkit. Karena apa? Ia sudah memiliki perasaan tak enak sejak kedatangan Kharis tadi.
Belum lai mereka beranjak satu langkah, Kharis sudah mencegah mereka dengan perkataan yeng menyebalkan bagi Gilang.
"double date"
"what?" kata Krystal tak percaya.
"kita double date, berani nggak? Maaf ya Krys, bukannya mau ganggu kalian, Cuma pengan suasana berbeda aja. Gimana?" jelas Kharis. Sedangkan Seira hanya bisa diam melihat itu.
"oke! Siapa takut. Ayo Krys kita buktiin kalau kita lebih baik daripada kakak kamu" jawab Gilang yang sudah kesal. Toh tak ada salahnya jugakan. Mereka bisa makan gratis, nonton gratis dengan dalih yang tua yang bayarin. Khekekke...
"oke! Dou-"
"triple mugkin" sahut suara di smping Kharis yang membuat mereka beempat serempak menoleh ke arah laki-laki dengan gadis yang tak kalah cantik dari Seira maupun Krystal.
"hamanya datang lagi, nggak bisa apa sehari aja kita berduaan" gumam Gilang yang disambut kekehan dari Krystal.
"kalau Gilang berani sih, it's oke!" jawab Kharis santai.
"kenapa aku lagi sih! Aku berani ya!" jawab Gilang yang sudah tak tahan dengan semua bully-an yang datang dari Kharis.
"kalau gitu kita nonton" usul Kelvin dengan semangatnya.
"oke. Kita nonton insidius. Berani nggak?" kata Kharis yang sekali lagi melirik ke arah Gilang
"aku berani ya!" kata Gilang yang mengerti tatapan mengejek dari Kharis.
"sebenarnya kalian itu mau jalan atau mau ngrumpi sih" kata Lascrea kesal.
"hei! Lascrea tak pernah berubah ya, kenapa nggak pernah ke mansion lagi?" kata Kharis santai yang langsung di beri tatapan sengit oleh sang adik.
"maaf ya kak, jadwal aku padat, jadi nggak ada waktu. Udah ah, ayo Vin kita pergi"
"tapi La, kita Triple date" jawab Kelvin menghentikan pergerakan Lascrea.
"kalau gitu cepetan berangkatnya. Nggak bosen apa duduk di situ terus?" jawab Lascrea sembari memutar bola matanya jengah.
"santai aja kali" jawab Krystal yang langsung berdiri dari duduknya. Entah kenapa di sini terasa panas bagi Krystal padahal pendingin ruangannya masih berfungsi.
"kalian nggak usah mulai oke? Kita pergi aja, ayo Krys" tengah Gilang yang langsung menyambar tangan Krystal berjalan keluar resto, menghiraukan ke-empat orang yang sedang memandang mereka cengo.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1