Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

Setelah berpamitan, mereka segera berjalan menjauh dari mansions dengan kecepatan rata-rata. Gilang sangat ingin mengabadikan momen ini dan ditunjukkkan ke mamanya, sebagai bukti bahwa Krystal akan menerimanya dengan sepenuh hati.

"kita kemana dulu Krys?"

"kita ke timezone aja, udah lama aku nggak ke sana"

"baiklah"

Sesampainya di mall, mereka berjalan dengan santainya ke arah time zone. Gilang yang sudah merasa gatal di tangannya langsung menggandeng tangan Krystal mesra. Menautkan jari-jari mereka yang begitu pas. Ia bahkan lupa jika saja Krystal bisa marah dengannya.

"bolehkan Krys?" tanya Gilang saat menyadari kekagetan Krystal dengan menengok ke arahnya.

Dan tanpa diduganya, Krystal dengan senang hati menganggukkan kepalanya seolah ia tak keberatan sama sekali, ya... meskipun tak disertai senyum indahnya. Krystal juga membalas menautkan jari-jarinya dan menggenggamnya erat. Gilang yang mendapat respond seperti itu hanya bisa tersenyum senang dan juga lega.

Sebuah kemajuan besar. Nggak ada salahnya juga mimpi sialan tadi malam hehehe... batin Gilang bersuara.

Tak berselang lama kemudian mereka sudah sampai di area time zone. Krystal yang melihat banyak sekali hal yang sudah lama ia tak lihat, sontak langsung tersnyum bahagia. Ia bahkan tanpa sadar menggenggam tangan Gilang semakin erat.

"Kamu mau masuk atau diem di sini mandangin semua ini sampai nanti?" Krystal sontak memutar kepalanya menghadap Gilang.

"masuklah" jawaabnya dengan senyum bahagianya.

"ya udah kalau gitu ayo! Keburu sore"

"sore apaan, orang masih jam sembilan pagi juga"

"hahaha... kan kalau kamu diem disini terus keburu sore sayang"

Mereka akhirnya menikmati hampir semua permainan yang berada di situ. Seperti, the big one crane, golden gun, mario kart, aikatsu. Dan di situ pula Gilang dapat melihat Krystal tersenyum dan tertawa lepas, seolah ia melepaskan semua bebannya di setiap permainan.

Karena waktu sudah menunjukkan waktunya makan siang, mereka memutuskan untuk mencari restoran dengan senyum yang masih mengembang di bibir keduanya juga tangan mereka yang semakin mantap dan erat menautkan jari-jari mereka.

"hon, di sini aja ya, kita udah muter dari tadi loh, emangnya kamu nggak capek?"

"hmmm? Masa sih, aku nggak ngrasa capek sama sekali. Ya udah deh di sini aja. Aku juga haus" jawab Krystal lembut.

Setelah memesan makanan, mereka duduk dengan damai. Karena keheningan yang tercipta terlalu lama dan membosankan, akhirnya Gilang yang mengalah dan memulai percakapan diantara mereka.

"Krys,.."

"hmm" jawab Krystal sembari mendongakkan kepalanya ke arah Gilang.

"kenapa hari ini kamu tak seperti biasanya? Kenapa kamu tiba-tiba berlaku baik dan lembut kepadaku? Apa ada sesuatu yang terjadi sebelumnya?" tanya Gilang beruntun. Sedangkan Krystal hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Gilang. Jujur ini juga hal baru baginya.

"mmm, ya memang ada kejadian kemarin. Kau ingin aku cerita?" Gilang hanya mengangguki pertanyaan Krystal.

"yaah... sejujurnya ini agak tak masuk akal. Masa iya, Semalam aku mimpi kamu meninggal karena kelakuan dingin aku" Gilang melongo mendengar jawaban Krystal.

"m-meninggal?" mendengar nada Gilang yang gemetaran, Krystal terbahak mendengar dan melihat raut wajah ketakutan Gilang.

"kok malah ketawa. Emang ada yang lucu?" tanya Gilang kesal.

"ya... ekspresi kamu sampai segitunya, bercanda aku"

"issh... bercandanya nggak lucu tau nggak"

"idih... ngambek"

"biarin"

"iya.. iya... nggak bercanda lagi. Sebenarnya, semalam itu aku mimpi ka-" ucapan Krystal terpotong karena makanan yang mereka pessan datang.

"nanti aja ya ceritanya, kita makan dulu. Aku udah lapar soalnya. Hehe..."

"dasar"

Merekapun memakan makanan mereka dengan sesekali diselangi candaan dari Gilang yang garing habis. Dalam sekejap, piring di depan mereka sudah bersih dari apapun.

"nah selesai, jadi ayo lanjut ceritanya"

"huuuft... dasar"

"kamu tahu? Semalam aku bermimpi kau menghianatiku dan berpaling dariku dengan mencumbu Lascrea di depan mataku sendiri. Kalian bahkan hampir melakukan kegiatan intim yang membuatku jijik sekaligus kesal"

"kesal?"

"ya jelas kesal lah... siapa yang tak kesal melihat pria yang telah melamar wanitanya tetapi dia malah ingin bercinta dengan wanita lain di depan calon istrinya sendiri?"

"melamar? Calon istri?"

"yaaaah.... memang tak masuk akal. Tapi sungguh mimpi itu membuatku kesal sekaligus takut. Aku takut kamu bakalan ninggalin aku gitu aja karena bosan atau segala macam hal yang pernah aku perbuat ke kamu." Jelas Krystal dengan mantapnya. Tak ada nada ragu di perkataannya.

"kau tau Krys, aku nggak akan ninggalin kamu apapun yang terjadi kecuali maut yang menjemputku lebih dulu dari kamu" jelas Gilang kembali dengan menggenggam tangan Krystal erat. Seolah memberikan kepercayaan kepadanya.

"dan anehnya, mimpi kita sama tadi malam. Bedanya kamu sama Kelvin" tambahnya lagi yang di akhiri dengan kekehan.

"oh ya? Kenapa aneh gitu ya?"

"nggak tau. Dan kamu tau? Kelvin dan Lascrea sudah menjalin hubungan beberapa minggu lalu"

"benarkah? Aku baru mengetahuinya. Bagaimana bisa dia de-"

Ucapan Krystal terpotong karena tepukan pelan di bahu kirinya.

"Krystal?" tanya orang tersebut dengan tak percaya.

"S-Sei-Seira?" jawab Krystal tak kalah terkejut dan tak percayanya.

"iya ini gue! Gimana kabar lo?" tanya wanita bernama Seira tersebut dengan antusias.

"g-gue baik. Lo?"

"gue juga baik. Gimana kabar Lascrea?"

Gilang yang mendengar nama Lascrea di sebut hanya mengerutkan keningnya bingung.

"kapan lo balik ke sini? Setau gue lo ke Amrik beberapa tahun lalu"

"gue baru balik seminggu lalu. Siapa tuh?" tanyanya dengan jahil ke arah Gilang.

"ah... kenalin dia Gilang"

"Gilang, dia Seira sahabat lama gue"

"hai salam kenal" sapa Seira dengan senyum khasnya sambil menjulurkan tangannya. Sedangkan Gilang hanya menanggapinya dengan semum manisnya dan membalas juluran tangan Seira.

"Ry, Gimana kabar Lascrea?"

"hmmm? Dia baik kok" jawab Krystal dengan senyum terpaksanya.

"hahaha... lo tau Ry, lo masih sama seperti dulu. Nggak bisa berbohong"

"ekhem. Maaf nih sebelumnya ganggu reuni dadakan kalian, tapi apakah gue boleh gabung sama percakapan kalian. Gue ngerasa kacang di sini diem aja"

"ahahaha... sory-sory. Lo boleh gabung kok santai aja. Itu juga kalau lo ngerti dan tahu apa yang kita omongin, ya nggak Ry?"

"Ry?"

"iya Ry. Itu panggilan sayang gue sama Lascrea ke Krystal. Emang lo ngak tau?"

Gilang hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban yang terlontar dengan mulus tanpa penghalang dari mulut Seira.

"Ra kita lanjutin nanti di chat aja ya, ini kontak gue. Ntar lo hubungin aja. Tapi jangan lupa kasih tanda pengenal. Gue mau pulang dulu takut kesorean"

"tapi Ry-" kata Seira terpotong karena tatapan sendu Krystal. Kini ia tahu Bahwa sahabtnya itu belum melupakan kejadiannya dulu.

"ya udah kalau gitu. Lang tolong jagain sahabat gue ya. Jangan sampai ada lecet sekecilpun di tubuhnya" tambahnya.

Gilang hanya menanggapinya dengan anggukan serta senyum tulusnya. Iapun segera mengaitkan jari-jarinya dengan jari Krystal. Seira yang melihat kejadian langka itu melotot tak percaya.

"kalian pacaran?" Gilangpun menghentikan langkahnya yang akan berbalik.

"gue tunangannya" jawab Gilang santai dengan senyum bahagianya.

"t-tunangan?!" tanya Seira tak percaya.

"yup. Ya udah kita pulang dulu. Bye" jawab Gilang mengakhiri percakapan mereka dan berlalu begitu saja, meghirauan wajah cengo Seira yang tak sadar-sadar.

Saat sampai di depan pintu utama mansions Krystal, Gilang menarik tangan Krystal pelan. Sedangkan Krystal hanya mendongakkan kepalanya sembari tersenyum lembut kearah Gilang, dan itu membuat Gilang tertegun beberapa detik sebelum Krystal melambaikan kelima jarinya di depan wajah Krystal.

"hei"

"eh, iya"

"kenapa bengong?"

"enggak kok, Cuma mau bilang langsung istirahat aja karena besok kita udah balik ke asrama" katanya sambil mengusap lembut puncak kepala Krystal.

"besok? Tapikan baru dua hari"

"liburannya dikuragin karena jadwal lomba juga di majuin, tadi aku buka chat grup. Dan satu lagi, aku tau kamu punya masalah sama Lascrea. Dan aku nggak akan maksa kamu buat cerita ke aku. Aku bakalan nunggu sampai kamu siap ceritain semuanya ke aku. Dan sekali lagi aku harap supaya kamu segera menceritakan masalah kamu ke aku, biar semua masalah ini selesai. Hmm?" Krystal hanya menggangguk sembari tersenyum lembut melihat ketulusan yang besar di mata Gilang.

"aku janji nggak bakalan bikin kamu kecewa kaya kemarin-kemarin lagi. Tapi aku juga butuh waktu untuk masalah aku yang satu ini. Kamu tau? Masalahnya tak segampang yang kamu pikirkan"

"aku tau itu bukan masalah kecil. Kalau memang itu masalah kecil, persahabatan kamu nggak bakalan hancur seperti itu. Ya udah aku balik dulu, maaf nggak bisa mampir, sampaiin salam aku ke mom, dad, dan kakak kamu. Bye aku mencintaimu Krys" jawab Gilang yang diakhiri dengan kecupan lembut di dahi Krystal.

Setelah kepergian Gilag Krystal langsung kembali ke kamarnya karena momynya sedang di butik, dady dan kakaknya berada di kantor. Sehingga mansions terlihat seperti kuburan. Terkadang ia berpikir untuk tinggal di penthousnya. Tapi apa boleh buat, mom dan dadynya memaksanya untuk tetap tinggal di mansions dengan dalih menemani mereka. Sedangkan sekarang? Justru ia yang butuh ditemani.

Disaat-saat seperti ini ia merindukan asrama yang ia tempati sebulan lalu, dan itu hanya bisa membuatnya menghembuskan nafas pasrah dan lelahnya. Lagi pula, ia juga harus paking untuk besok.

Krystal segera merebahkan tubuhnya ke kasur king sizenya, ia mencoba meresapi sikapnya hari ini. Sangat berbeda jauh dengan biasanya. Apa benar ia telah kembali? Dan juga Seira! Ia lupa kalau tadi dia memberikan kontaknya kepada Seira. Apa tak apa jika Seira kembali? Dan apa Kakaknya akan menerimanya? Entahlah.

Tanpa sadar ia telah tebawa ke alam mimpinya.

*****

"Krys! Cepat turun calon kamu udah nungguin di bawah!" teriak Kharis membahana dari ruang santai keluarga di lantai satu.

Hingga tak lama kemudian, Krystal turun dengan kopernya. Gilang segera menghampiri kekasihnya tersebut dan membantu membawakan koper Krystal.

"tanks"

"tak masalah"

Setelah memasukkan koper ke dalam bagasi mobilnya, Gilang dan Krystal segera berpamitan untuk berangkat.

Hingga tak lama kemudin mereka sudah sampai di gedung asrama tempat mereka tinggal selama satu bulan ke depan.

"kalian tahu bukan, jika kalian akan bersaing dengan teman kalian sendiri di babak dan tingkat provinsi ini. Jadi berusahalah semaksimal mungkin, jangan hiraukan teman kalian karena ini bersifat individu. Dan pada lomba nanti, semua bidang akademik akan di jadikan menjadi tiga kelas setiap mapel, sehingga kalian tak akan bisa berkomunikasi dengan teman kalian sendiri"

"Sedangkan non akan di bagi menjadi dua kelas masing masing cabang. Bapak harap, kalian akan melakukan yang terbaik demi nama baik sekolah kita ini. Baiklah kalian boleh kembali ke kamar kalian masing-masing"

Setelah mendapatkan pidato dan pemberitahuan singkat dari kepala sekolah, mereka segera memasuki kamar mereka masing-masing.

*****

Satu bulan satu minggu kemudian,,,,

"baiklah hari ini kalian berusahalah semaksimal kalian. Bapak tak menuntut apapun dari perjuangan kalian hari ini, hanya saja, berusahalah yang terbaik demi nama kalian dan sekolah ini. Mengerti?!"

"ya... pak"

"kita berangkat sekarang"

Sesampainya di tempat perlombaan, mereka segera menuju ruang mereka masing-masing. Mereka tak memerlukan pembimbing untuk hal seperi ini karena mereka sudah terbiasa dengan keadaan yang serba tegang seperti ini.

Hingga kini saatnya untuk pegumuman, dimana suasananya tak se-tegang waktu babak pertama. Karena ini bersifat individu jadi tak ada beban yang terlalu berat bagi mereka.

Dan lagi lagi Krystal masuk ke babak ketiga dimana itu merupakan tingkat nasional, begitupun dengan Lascrea. Sedangkan Gilang mendapatkan juara tiga dan Kelvin di urutan ke lima. Fian? Dia mendapat nomor ke empat.

Dan pelatihan di babak ketiga ini sungguh menyiksa, karena mereka harus menjalani pelatihan hanya dalam kurun tiga minggu, sehingga tak ada kata istirahat cukup bagi mereka. Dan selama itu pula Krystal tak membalas ataupun menghubungi Seira. Ia juga tak bertemu dengan Lascrea sekalipun.

Yeah... dia ingin fokus ke kejuaraan terakhirnya ini. Meskipun sepulang dari sini dia pasti akan mendapatkan pidato panjang dari Seira, dia tak perduli. Bahkan sms dari Gilang saja tak ia balas karena saking sibuknya.

Dan hari ini mereka dapat membalaskan dendam kelelahan mereka dan keletihan mereka di dalam semua soal yang mereka hadapi. Dimana merea tak ingin menyia-nyiakan waktu tiga minggu mereka begitu saja. Karena tiga minggu itu adalah waktu yang cukup keras bagi fikiran dan tubuh mereka.

Begitupun dengan Krystal dan Lascrea, mereka tak ingin memiliki penutupan yang tak memuaskan, terlebih lagi dengan kesepakatan mereka yang mengharuskan mereka mengalahkan lawan mereka dan meraih puncak untuk memenangkan kesepakatan dan taruhan mereka. Dan itu semua menambah semangat juga tekat mereka untuk juara di tahun terakhir mereka.

"ck, gimana hasil lo?" tanya Lascrea yang terlihat meredahkan Krystal.

"cih, lo liat aja nanti. Seharusnya lo yang patut dipertanyakan bukan gue"

"oh ya? Gimana kalau kali ini gue yang menang?"

"sesuai kesepakatan gue bakal turutin apa kata lo dan merendahkan harga diri gue di depan anak-anak. Tapi gue kira itu nggak bakalan terjadi"

"cih, kita lihat aja nanti. Siapa yang bakalan jadi babu"

Seperti itulah mereka, mereka seakan hanya menjadikan ajang ini sebuah taruhan dan menyepelekannya. Sangat berbanding terbalik dengan perasaan mereka sendiri.

Dibalik taruhan mereka, mereka hanya ingin menambah semangat dalam diri mereka masing-masing. Dan mencoba menghibur diri mereka.

Dan taruhan itu dimulai Krystal dengan tujuan ingin menambah semangat dalam diri Lascrea supaya tak mau kalah begitu saja. Sejujurnya Dia tak perduli jika dia yang akan menjadi babu Lascrea. Asalkan mereka dapat berinteraksi kembali, yaa... meskipun dengan cara yang tak pantas.

Begitupun Lascrea, ia menyetujui taruhan konyol itu hanya untuk membuat semangat dalam diri Krystal semakin membara tak perduli dengan dirinya yang pernah di jadikan babu olehnya. Tetapi itu tak masalah sama sekali bagi Lascrea.

Namun karena gengsi mereka yang terlalu besar, mereka menyampaikan perasaan mereka satu sama lain dengan cara berdebat, saling menghina, mengejek, dan menjahili.

Mungkin suatu saat nanti mereka dapat menyampaikan apa yang mereka rasakan dengan cara yang benar.

"baiklah kita akan menyamaikan juara terakhir sekaligus puncak dari segala bidang akademik maupun non akademik. Yaitu dalam mapel Matematika dan Senam Lantai! Wooo... tepuk tangan untuk mereka yang sudah berjuang keras mengikuti kedua lomba ini"

"dan kita akan membacakannya secara bersamaa tentunya. Jadi siapkan pendngaran kalian baik-baik oke!"

"dan sebagai peraih nomor satu di kedua bidang ini adalah...."

"Krystal dan Lascrea!!!"

Krystal yang mendengar itu tersenyum lega, karena usahanya selama ini tak sia-sia. Begitupun dengan Lascrea, ia merasa semua erja kerasnya selama ini terbayar sudah dengan gelar sang juara di tingkat nasional.

"Kali ini kita seri. Tapi lain kali nggak akan seperti ini lagi" ucap Krystal yang memiliki arti ingin mengucapkan selamat kepada Lascrea.

"dan lain kali gue yang akan jadi rajanya dan lo babunya" jawab Lascrea yang sebenarnya ingin menambah keseruan mereka.

Meskipun begitu, mereka mengkhiri obrolah mereka dengan tertawa bersama-sama. Tawa dalam bentuk kesenangan, kepuasan, dan kebahagiaan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1355      659     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
THE WAY FOR MY LOVE
470      362     2     
Romance
Our Tears
3002      1337     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Dibawah Langit Senja
1606      942     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
One-room Couples
1154      577     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Meja Makan dan Piring Kaca
57108      8407     53     
Inspirational
Keluarga adalah mereka yang selalu ada untukmu di saat suka dan duka. Sedarah atau tidak sedarah, serupa atau tidak serupa. Keluarga pasti akan melebur di satu meja makan dalam kehangatan yang disebut kebersamaan.
Popo Radio
11066      2131     20     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
Untouchable Boy
659      461     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Warna Untuk Pelangi
8341      1779     4     
Romance
Sebut saja Rain, cowok pecinta novel yang dinginnya beda dari yang lain. Ia merupakan penggemar berat Pelangi Putih, penulis best seller yang misterius. Kenyataan bahwa tidak seorang pun tahu identitas penulis tersebut, membuat Rain bahagia bukan main ketika ia bisa dekat dengan idolanya. Namun, semua ini bukan tentang cowok itu dan sang penulis, melainkan tentang Rain dan Revi. Revi tidak ...
Kumpulan Quotes Random Ruth
2040      1079     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...